meliputi : - PT
- CV
- BUMN
- BUMD
- Firma
- kongsi,
- koperasi
- dana pensiun
- yayasan
- organisasi massa, sosial politik
- Bentuk Usaha Tetap (BUT)
BENTUK USAHA
TETAP
Pasal 2 ayat (5)
UNTUK MENJALANKAN
USAHA ATAU KEGIATAN
DI INDONESIA
BENTUK USAHA
TETAP
Pasal 2 ayat (5)
DAPAT BERUPA
- USAHA/KEGIATAN BUT
PENGHASILAN - HARTA YANG DIMILIKI/
DARI DIKUASAI BUT
DI INDONESIA
YG SEJENIS DGN
YG DILAKUKAN BUT
DI INDONESIA
PENGHASILAN YG
TERSEBUT DLM
PASAL 26 YG DITERIMA SEPANJANG ADA HUBUNGAN EFEKTIF
ATAU DIPEROLEH ANTARA BUT DGN HARTA/KEGIATAN
YG MEMBERIKAN PENGHASILAN
KANTOR PUSAT
Perbedaan Subjek Pajak Dalam Negeri
dengan Luar Negeri
Buku Harian /
Dokumen Sumber Buku Besar
Jurnal Harian
Neraca Saldo Setlh Ayat Jurnal Neraca Saldo Seblm
Penyesuaian Penyesuaian Penyesuaian
REKONSILIASI (Penyesuaian)
Rekonsiliasi
L/K
L/K Akuntansi Fiskal
Fiskal
Rekonsiliasi
Perkiraan Akuntansi Fiskal
Positif Negatif
Peredaran Usaha :
1
1 2
Tdk. Final ps 4 (1) = OP
Final/Bukan Objek PPh
300.000.000
100.000.000
-
-
-
100.000.000
300.000.000
-
2 Biaya Usaha sesuai Fiskal terdapat
(Sumbangan 50.000.000)
200.000.000 50.000.00
0
- 150.000.000
PH NETO 3
Bukan Objek
Objek PPh
FISKAL (Pasal 4 ayat 3)
1 2
Bukan Final Final
(Pasal 4 ayat 1) (Pasal 4 ayat 2)
Biaya
(expenses) KORE
KSI
2 Deductible 1 Non Deductible
(Pasal 6 ayat 1) (Pasal 9 ayat 1 & PP) 11
FISKA
Biaya / Beban
Beban
(cost/expense
)
over under
Sesuai Tidak
UU
Sesuai UU
over under
• Koreksi positif:
Koreksi yang mengakibatkan penghasilan fiskal bertambah,
biaya fiskal menurun
• Koreksi negatif:
Koreksi yang menyebabkan penghasilan fiskal berkurang dan
biaya fiskal bertambah
14
SKEMA PERHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN
PAJAK PENGHASILAN
PENGHASILAN BRUTO ………………………………………. XXXXXX
(tidak termasuk : - bukan obyek PPh (psl 4 ayat 3)
- obyek PPh Final (psl 4 ayat 2)
BIAYA FISKAL (deductible Expense)……………………….. XXXXXX -
(tidak termasuk : yang tidak dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto; psl 9 ayat 1)
PENGHASILAN NETTO……………………………………...... XXXXXX
PTKP (WP Orang Pribadi)……………………………………… (XXXXX)
KOMPENSASI KERUGIAN…………………………………….. (XXXXX)
PENGHASILAN KENA PAJAK………………………………… XXXXXX
15
PENGHASILAN SEBELUM PAJAK LKK
17
Contoh beda tetap
• Penghasilan:
- penghasilan dividen yang diterima PT apabila
penyertaan saham serendah-rendahnya 25% .
-penghasilan sewa tanah & bangunan, karena bersifat
final
-Biaya yang bersifat natura atau fasilitan kepada
karyawan
-Sanksi perpajakan.
18
• Beda waktu
Perbedaan ini terjadi karena mempunyai kesamaan persepsi
antara undang-undang perpajakan dengan komersial, yaitu
mengakui sebagai biaya, tetapi berbeda dalam waktu
pengakuan.
19
Contoh beda waktu
20
1
Objek PPh Bukan Final
Pasal 4 ayat (1) UU PPh
No Jenis PPh
1. Bunga Tabungan/Deposito, Jasa Giro (kecuali Bank) 20%
2. Transaksi/Penjualan saham di bursa efek 0,1%
3. Hadiah Undian 25%
4. Jasa Konstruksi (Perusahaan Kontraktor) 2% - 6%
5. Sewa tanah dan/atau bangunan (Perusahaan Mall,dll) 10%
6. Revaluasi Aktiva Tetap 10%;18%
7. Pengalihan Hak Tanah/Bangunan (Perusahaan Real Estat) 1%;5%
8. Bunga/Diskonto obligasi 15%
9. Transaksi kontrak berjangka di bursa 2,5%
10. Diskonto SBI/SUN 20%
7. HIBAH, BANTUAN, SUMBANGAN, DAN WARISAN SESUAI PSL 4 ayat (3) a & b
KECUALI SUMBANGAN DLM PSL 6 ayat (1) i s.d. m dan ZAKAT
8. PAJAK PENGHASILAN
9. BIAYA YG DIBEBANKAN/ DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WP/
TANGGUNGANNYA
10. GAJI YG DIBAYARKAN KPD ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA/PERSERO
KOMANDITER YG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM
11. SANKSI ADMINISTRASI & SANKSI PIDANA YG BERKENAAN PELAKSANAN UU
PERPAJAKAN
Pemberian
1
Natura/Kenikmatan
PMK-83/PMK.03/2009 jo PER - 51/PJ/2009
CONTOH
pemerintah yang menangani piutang negara; atau ada perjanjian tertulis dengan
debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau
khusus; atau ada pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan.
a. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada debitur kecil adalah
piutang debitur kecil yang jumlahnya tidak melebihi Rp100.000.000,00 yang
merupakan gunggungan jumlah piutang dari beberapa kredit yang
diberikan oleh suatu institusi bank/lembaga pembiayaan dalam negeri
sebagai akibat adanya pemberian Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera
(Kukesra), Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Pemilikan Rumah Sangat
Sederhana (KPRSS), Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit Usaha Rakyat (KUR),
Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia
dalam mengembangkan usaha kecil dan koperasi
b. Piutang yang nyata-nyata tidak ditagih kepada debitur kecil lainnya yang
jumlahnya tidak melebihi Rp 5.000.000,00 31
SUMBANGAN 3
PP- 93 Th 2010 (sejak Tahun Pajak 2010)
Keuntungan atau kerugian selisih kurs mata uang asing diakui sebagai penghasilan atau
biaya berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.
Pinjaman tanpa bunga dari pemegang saham yang diterima oleh Wajib Pajak
berbentuk perseroan terbatas diperkenankan apabila:
1.pinjaman tersebut berasal dari dana milik pemegang saham itu sendiri dan
bukan berasal dari pihak lain;
2.modal yang seharusnya disetor oleh pemegang saham pemberi pinjaman telah
disetor seluruhnya;
3.pemegang saham pemberi pinjaman tidak dalam keadaan merugi; dan
4.perseroan terbatas penerima pinjaman sedang mengalami kesulitan keuangan
untuk kelangsungan usahanya.
Dalam hal pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 Undang-Undang Pajak
Penghasilan atau Pasal 26 Undang-Undang Pajak Penghasilan berdasarkan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dilakukan pada tahun pajak
yang berbeda dengan tahun pajak pengakuan penghasilan, maka atas Pajak
Penghasilan yang telah dipotong tersebut dapat dikreditkan pada tahun pajak
dilakukan pemotongan.
34
PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH
DIBEBANKAN SEKALIGUS 4
Pasal 9 ayat (2)
Dibebankan
melalui
AMORTISASI PENYUSUTAN
- KELOMPOK 1 4 THN 25 % 50 %
TIDAK
2. BANGUNAN
PERMANEN 20 THN 5 %
TDK PERMANEN 10 THN 10 %
Pasal 11 ayat (11) PENENTUAN KELOMPOK HARTA BERWUJUD BUKAN BANGUNAN DITETAPKAN DENGAN
PMK No. 96/PMK.03/2009 NAMUN DAPAT SESUAI MASA MANFAAT SESUNGGUHNYA DENGAN
MENGAJUKAN PERMOHONAN KE DJP
PENENTUAN KELOMPOK HARTA TIDAK BERWUJUD DISERAHKAN KEPADA MANAJEMEN YANG KEMUDIAN
MASA MANFAATNYA DISESUAIKAN DENGAN KELOMPOK TERDEKAT PADA KELOMPOK HARTA TAK BERWUJUD
UU PPh
CONTOH
• Sebuah mesin yang dibeli dan ditempatkan pada bulan Juli 2000 dengan harga
perolehan sebesar Rp.100.000.000,00. Masa manfaat dari mesin tersebut
adalah 4 (empat) tahun. Metode penyusutannya adalah saldo menurun
sehinggga tarif penyusutannya 50% (lima puluh persen). Penghitungan
penyusutannya adalah sebagai berikut :
Fasilitas Pasal 31E ayat (1) tersebut bukan merupakan pilihan. Wajib Pajak badan
dalam negeri wajib mengikuti ketentuan fasilitas pengurangan tarif sesuai
dengan Pasal 31E ayat (1) UU PPh.. 41
TARIF WP BADAN
Rp500.000.000.
Omset
45
PENGHITUNGAN FASILITAS UMKM
46
TARIF WP PERSEROAN TERBUKA
Ketentuan UU No 17 Tahun 2000
P
A
S
A
L
A. PPh Pasal 25 utk bulan Januari s.d. Maret = Angsuran bulan Desember tahun
pajak sebelumnya (kecuali SPT Tahunan sudah dilaporkan)
D. Dalam hal terdapat penghasilan tidak teratur, angsuran PPh Pasal 25 dihitung
kembali
2
9 Perbedaan SPT Tahunan PPh Badan
Tahun Pajak 2009 dan 2010
3
5
9 Perbedaan SPT Tahunan PPh Badan
Tahun Pajak 2009 dan 2010
9
PALING PPH PPH
LAMBAT BULANAN TAHUNAN
SETOR TGL 15 BB SEBELUM LAPOR SPT
LAPOR TGL 20 BB KHUSUS NIHIL TGL 30 APRIL