I
dengan Bronkopneumonia
Oleh Kelompok 2:
CINDI AMELIA
DHEA RIYADI
EKO PRANCISKO
Point pembahasan
1 2
Konsep teori
Asuhan keperawatan pada
bronkopneumonia
An. I dengan
• Definisi
Bronkopneumonia
04
• Pengkajian
• Etiologi
• Analisa Data
• Manifestasi Klinis • Klasifikasi
• Diagnosa
• Pemeriksaan • Pathway Keperawatan
Diagnostik
• Rencana
• Penatalaksanaan Keperawatan
• Komplikasi
• Implementasi &
• Konsep Asuhan Evaluasi
Keperawatan
Definisi Etiologi
● Bronkopneumonia adalah suatu
peradangan pada parenkim paru ● Bakteri (pneumococus, diplococus
dimana peradangan tidak saja pada pneumonia, streptococcus, hemoliticus
jaringan paru tetapi juga pada bronkioli aureus, haemophilus influenza, basilus
(Ringel, 2012). friendlander (klebsial pneumoni),
mycobacterium tuberculosis
● Bronkopneumonia adalah suatu infeksi ● Virus (respiratory syntical virus, virus
akut pada paru-paru yang secara influenza dan virus sitomegalik)
anatomi mengenai bagian lobulus paru ● Jamur (citoplasma capsulatum,
mulai dari parenkim paru sampai criptococcus nepromas, blastomices
perbatasan bronkus yang dapat dermatides, aspergillus Sp, candida
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur albicans, mycoplasma pneumonia)
dan benda asing ditandai dengan trias ● Aspirasi benda asing
(sesak napas, pernapasan cuping
hidung, sianosis sekitar hidung dan
mulut (Mansjoer, 2000 dalam Dewi, 2013).
Klasifikasi
● Bronkopneumonia sangat berat: ada sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,
maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotik.
● Bronkopneumonia berat: dijumpai retraksi tanpa sianosis dan masih sanggup minum,
maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotik.
● Bukan bronkopneumonia: hanya batuk tanpa adanya gejala dan tanda seperti di atas.
Penurunan nafsu
Sakit kepala Mual dan muntah
makan
Pathway Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Kuman berlebih di Bronkus Kuman Terbawa ke Saluran Cerna Infeksi Saluran Pernafasan Bawah
2. Penatalaksanaan keperawatan
• Menjaga kelancaran pernafasan
• Penuhi Kebutuhan istirahat
• Penuhi Kebutuhan nutrisi dan cairan
• Mengontrol suhu tubuh
KOMPLIKASI Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
• Identitas klien dan keluarga
Empiema • Keluhan utama (Adanya demam, kejang, sesak
nafas, batuk produktif, tidak mau makan, anak
rewel dan gelisah, sakit kepala).
Otitis media • Keadaan kesehatan saat ini
akut • Riwayat keluarga
• Riwayat penyakit infeksi, TBC, Pneumonia, dan
penyakit- penyakit infeksi saluran nafas
Atelektasis lainnya.
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
• Riwayat social
Emfisema • Kebutuhan dasar (makan minum, eliminasi, dll)
• Pemeriksaan tingkat perkembangan (motorik
kasar & halus)
Meningitis
2. Diagnosa Keperawatan
• Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas
• Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
• Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
• Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
• Hipertermia b.d proses penyakit (infeksi)
• Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
Bersihan
Jalan napas • Tujuan: Bersihan jalan napas
tidak efektif meningkat
b.d
3. Perencanaan • Intervensi: Latihan batuk efektif
Keperawatan hipersekresi
jalan napas
Hipovolemia
b.d • Tujuan: Status cairan membaik
kekurangan
• Manajemen hipovolemia
intake
cairan
Lanjutan..
Defisit nutrisi b.d • Tujuan: Status nutrisi membaik
ketidakmampuan
• Intervensi: Manajemen nutrisi
menelan makanan
Gangguan
pertukaran gas b.d • Tujuan: Pertukaran gas meningkat
ketidakseimbangan • Intervensi: Pemantauan respirasi
ventilasi-perfusi
Hipertermia b.d • Tujuan: Termoregulasi membaik
proses penyakit
• Intervensi: Manajemen hipertermia
(infeksi)
Intoleransi aktivitas
b.d • Tujuan: Toleransi aktivitas meningkat
ketidakseimbangan
• Intervensi: Manajemen energi
antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Asuhan keperawatan pada An. I dengan Bronkopneumonia
Anak I perempuan usia 2 tahun dirawat dengan diagnose medis bronchopneumonia. Pendidikan orangtua
ayah/ibu SMP/SD, pekerjaan wiraswasta/IRT. Orangtua mengatakan anaknya batuk berdahak. Saat
pengkajian anak masih batuk berdahak, demam, sesak nafas, tidak nafsu makan, dan menangis saat melihat
perawat atau orang asing. Orang tua pasien mengatakan anaknya batuk-batuk ± 3 hari, demam dan kesulitan
bernafas kemudian anak dibawa ke klinik BOHC dan mendapatkan tindakan pemeriksaan laboratorium,
pemasangan O2, fisioterapi dada, dan terapi obat : antrain 2mg, ranitidine ¼ amp, cefotaxime 250mg,
gentamicin 20 mg, nebu combiven kemudian anak dirujuk ke RS SMC pada tanggal 8 mei sekarang. Ibu
mengatakan dirumah menggunakan obat nyamuk bakar. Anak I merupakan anak ke- 3, lahir normal BB lahir
3300 gram. Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah dirawat dirumah sakit. Pasien tidak ada riwayat
alergi, penyakit menular/ kronik, penggunaan obat, dan operasi, riwayat imunisasi tidak lengkap. Ibu pasien
mengatakan memiliki penyakit asma. BB Anak I sebelum sakit dan sesudah sakit tidak mengalami penurunan
14 Kg, TB Anak I 93 cm, LK Anak I 49 cm, LD 54 cm, LILA 16,3 cm, warna kulit kemerahan. Ibu mengatakan
anak I makan 1-2x sehari dengan jenis makanan seperti nasi, lauk pauk, sayur. Ibu mengatakan tidak ada
pantangan dan alergi makanan, anak I menyukai nugget. Untuk minuman ibu mengatakan anak I masih minum
ASI, air putih, teh.
Ibu mengatakan sejak sakit anak tidak nafsu makan hanya makan 1-2 sendok. Ibu mengatakan anak I
anak yang aktif bermain diluar rumah dan akrab bersama teman sebayanya. Ibu mengatakan anak I selama di
rumah tidur siang ± 3 jam dan tidur malam ± 8 jam, sedangkan di rumah sakit tidur siang ± 1-2 jam dan tidur
malam ± 5 jam. Anak sering terbangun di malam hari karna batuknya. Ibu mengatakan anak I belum ada mandi
dan keramas ibu pasien mengatakan takut memperparah penyakit anaknya. Tanda vital S : 38,1℃, N :
106x/menit, RR : 43x/menit, keadaan umum lemah, warna kulit kemerahan, konjunctiva tidak anemis, terdapat
pernafasan cuping hidung, Kelenjar getah bening leher teraba. Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 42
kali/menit, irama nafas tidak teratur cepat dan dangkal, terdapat cuping hidung saat bernafas, terdapat
penggunaan otot bantu nafas, anak I menggunakan nassal kanul 2 lpm. Palpasi dada : Tidak ada nyeri tekan,
getaran lemah pada kedua paru, Perkusi : Redup pada kedua paru, Auskultasi : Suara nafas ronki. CRT <2
detik, jantung normal. Peristaltic 6x/menit, pergerakan bebas, kekuatan otot 5/5/5/5, genetalia bersih.
Pemeriksaan penunjang: Leukosit 6400 103/ul; Trombosit 337.000 10’6/ul; Hemoglobin 9,0 g/dl; Hematokrit
29,1 %, foto thoraks: sinus, diagfragma dan cor normal. Pulmo : perselubungan pada para cardial perihiler,
terutama dextra. Kesan : Bronkopneumonia. Terapi: Dexametasone (IV) 3x 1 /2 ampul Paracetamol (PO) 3x 1
ctm Sanpicilin (IV) 4x 300mg Colsancetine (IV) 4x 125mg Alco DMP (PO) 3x1 /2 ctm IVFD D5 10 tpm.
Analisa Data
Data Etiologi/faktor Masalah Keperawatan
risiko
Data subjektif: Hipersekresi jalan Bersihan jalan napas
1) Orang tua pasien mengatakan anaknya batuk-batuk ± 3 hari, napas tidak efektif
dan kesulitan bernapas
2) Saat dilakukan pengkajian anak masih batuk berdahak dan
sesak napas
Data objektif:
3) Ronki (+)
4) Irama napas tidak teratur cepat dan dangkal
5) TTV: Suhu: 38,1℃, Nadi: 106x/menit, RR : 43x/menit.
6) Anak mendapat terapi oksigen nasal kanul 2lpm
Data subjektif: Proses penyakit Hipertermia
1) Saat pengkajian anak masih batuk berdahak, demam, sesak (infeksi bakteri)
napas, tidak nafsu makan, dan menangis saat melihat perawat
atau orang asing.
Data objektif:
2) TTV: Suhu: 38,1℃ (tinggi), Nadi: 106x/menit, RR: 43x/menit.
3) Kulit terasa hangat
4) Diberikan terapi Paracetamol (PO) 3x 1 ctm, Dexametasone (IV)
3x 1 /2 ampul, Sanpicilin (IV) 4x 300mg, Colsancetine (IV) 4x
125mg, Alco DMP (PO) 3x1 /2 ctm
Data subjektif: Faktor psikologis Risiko perubahan pola
1) Saat pengkajian anak masih batuk berdahak, demam, (keengganan untuk makan
sesak napas, tidak nafsu makan. makan)
2) Ibu mengatakan anak I makan 1-2x sehari dengan jenis
makanan seperti nasi, lauk pauk, sayur, tetapi sejak sakit
anak tidak nafsu makan hanya makan 1-2 sendok.
Data objektif:
3) Membran mukosa pucat
4) Keadaan umum lemah
5) TTV: Suhu: 38,1℃, Nadi: 106x/menit, RR: 43x/menit.
6) IVFD D5 10 tpm