1. Women Entrepreneur
Banyak wanita yang terjun ke dalam
bidang bisnis
Alasan:
Ingin memperlihatkan kemampuan
prestasinya
Membantu ekonomi rumah tangga
Frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya
dan sebagainya.
2. Minority Entrepreneur
Kaum minoritas kurang memiliki kesempatan
kerja dilapangan pemerintah shg mereka
berusaha menekuni kegiatan bisnis.
Para perantau dari daerah tertentu yang
menjadi kelompok minoritas pada suatu
daerah juga giat mengembangkan bisnis.
Kegiatan bisnis yang makin maju
memungkinkan membentuk organisasi
minoritas di kota-kota tertentu.
3. Immigrant Entrepreneurs
Kaum pendatang suatu daerah biasanya
sulit untuk memperoleh pekerjaan
formal.
Dimulai dari berdagang kecil-kecilan
sampai berkembang menjadi
perdagangan tingkat menengah.
4. Part Time Entrepreneurs
Bisnis mengisi waktu luang (part time)
merupakan pintu gerbang untuk
berkembang menjadi usaha besar.
Bekerja part time bias juga karena
hobi yang akhirnya mendatangkan
keuntungan yang lumayan.
Adakalanya berhenti menjadi pegawai
beralih ke bisnis yang merupakan
hobinya.
5. Home-Based Entrepreneurs
Ada pula kegiatan bisnis dimulai dari
rumah tangga
Usaha catering merupakan contoh yang
sering dijumpai.
Kemudian usaha catering ini berkembang
melayani pesanan untuk pesta.
6. Family-Owned Business
Sebuah keluarga dapat membuka berbagai
jenis dan cabang usaha.
Mungkin usaha keluarga ini dimulai lebih dulu
oleh orang tuanya, setelah maju dibuka
cabang baru.
Perusahaan ini maju dan membuka beberapa
cabang lain yang jenis usaha atau lokasinya
berbeda.
Masing-masing usahanya ini bisa
dikembangkan atau dipimpin oleh anak-anak
mereka.
4.2. Mengukur Minat Wirausaha
Sifat/Prilaku Pilihan
Yakin pada diri sendiri 5 4 3 2 1
Optimis 5 4 3 2 1
Kepemimpinan 5 4 3 2 1
Fleksibel 5 4 3 2 1
Bias mengelola uang 5 4 3 2 1
Imajinasi 5 4 3 2 1
Bias merencana 5 4 3 2 1
Sabar 5 4 3 2 1
Tegas 5 4 3 2 1
Semangat 5 4 3 2 1
Tanggung jawab 5 4 3 2 1
Kerja keras 5 4 3 2 1
Dorongan mencapai sesuatu 5 4 3 2 1
Integritas 5 4 3 2 1
Percaya diri (self-reliance) 5 4 3 2 1
Realisme 5 4 3 2 1
Organisasi 5 4 3 2 1
Ketepatan 5 4 3 2 1
Ketenangan 5 4 3 2 1
Memperhitungkan risiko 5 4 3 2 1
Kesehatan fisik 5 4 3 2 1
Komunikasi dengan orang lain 5 4 3 2 1
Kebebasan 5 4 3 2 1
Bias bergaul 5 4 3 2 1
Membuat keputusan 5 4 3 2 1
Hasil Angket Kelas
Skor 25-50 (lemah): 0 (0.0%)
Skor 51-75 (sedang): 2 orang (4.0%)
Skor 76-100 (kuat): 29 orang (59.2%)
Skor 101-125 (kuat sekali): 18 orang
(36.8%)
Pedoman Wawancara
1. Bagaimana sejarah hidup pemiliknya?
2. Apakah salah seorang famili dari pemilik mempunyai usaha?
3. Apakah pemilik ini pernah bekerja di perusahaan sebelumnya?
4. Pernahkah ia memimpin perusahaan sebelumnya?
5. Adakah dasar pengetahuan yang dimiliki yang mendorong
untuk membuka usaha?
6. Mengapa ia terdorong untuk membuka bisnis?
7. Mengapa ia memilih bisnis di bidang lain?
8. Apakah bentuk dari usaha ini?
9. Apakah ada perizinan yang perlu diurus dulu sebelum
perusahaan berjalan?
10. Berapa jumlah uang yang ia miliki pada saat membuka usaha?
11. Darimana ia mendapat uang itu?
12. Apakah jumlah uang tsb cukup ideal untuk memenuhi usaha?
13. Berapa lama ia mampu mencapai titik “break event”?
14. Bagaimanakah perencanaan yang dibuat oleh pemilik
sebelum membuka usaha?
15. Berapa lama ia menyusun perencanaan, dan apakah
selalu dikembangkan?
16. Adakah tenaga ahli yang digunakan? Dibidang apa?
17. Bagaimana dan mengapa ia memilih lokasi di tempat ini?
18. Apakah ia mempromosikan pembukaan usahanya?
19. Masalah yg dihadapi sejak membuka usaha hingga
sekarang?
20. Bagaimana mengatasi masalah itu?
21. Catatan apa saja yang ia buat dalam perusahaan?
22. Bagaimana reaksi keluarga terhadap kegiatan usahanya?
23. Bepakah keuntungan dan kerugian membuka usaha?
24. Informasi dan ketrampilan apasaja yang diperlukan untuk
membuka usaha ini?
25. Nasehat apa yang akan ia berikan, bila ada wanita lain
yang ingin membuka usaha sejenis?
26. Bagaimana masa depan dari usaha ini?
4.3. Ciri Dan Watak Wirausahawan
Ciri – ciri Watak
Percaya diri - kepercayaan (keteguhan)
- tidak tergantung, pribadi mantap
- optimisme
Berorientasi tugas & hasil - kebutuhan atau haus akan prestasi
- berorientasi laba atau hasil
- tekun dan tabah
- tekad, kerja keras, motivasi
- energik
- penuh inisiatif
Pengambilan risiko - mampu mengambil risiko
- suka pada tantangan
Kepemimpinan - mampu memimpin
- dapat bergaul dengan orang lain
- menanggapi saran dan kritik
Keorisinilan - inovatif (pembaharu)
Contoh Prilaku Positif Orang Jepang
Daya tahan dan kegigihan orang Jepang
dalam bekerja sehingga mereka mampu
berprestasi maksimal.
Tidak cepat puas dengan hasil kerjanya.
Sanggup bekerja lama dan keras
Tidak ingin cepat-cepat menduduki jabatan
empuk Ditunjang oleh teori Z dalam
menajemen gaya Jepang.
Memiliki orientasi kedepan yang kuat.
Semua pekerjaan direncanakan sejak dini,
tidak teburu-buru.
Mereka bekerja terencana, gigih, tabah, dan
percaya diri.
Yakin dapat mencapai apa yang dimaksud
“satori” (tingkat berfikir tertinggi pada
orang Jepang).
Satori (menemukan pemecahan masalah
tiba-tiba) terjadi tatkala berfikir logis,
imajinatif, dan intuitif.
Satori hanya dapat dicapai dengan bekerja
keras.
Beberapa kelemahan wirausaha Indonesia