Anda di halaman 1dari 22

BAB 5

PRODUKTIVITAS USAHA & MOTIVASI


5.1. Produktivitas
Produktivitas: perbadingan hasil yang
diperoleh dengan sumber-sumber ekonomi
yang digunakan.
Productivity is defined as output per
employee-hour, quality considered
(Sutermeister, 1976:5).
Produktivitas ini dapat diukur menurut tiga
tingkatan, yaitu:
individu
kelompok
organisasi
5.2. Ukuran Produktivitas
Tiga ukuran produktivitas dalam mengelola
organisasi, yaitu:
Untuk tujuan strategi, apakah organisasi sudah
benar-benar sesuai dengan yang telah digariskan.
Efektifitas, sampai tingkat manakah tujuan itu
sudah dicapai dalam arti kuantitas dan kualitas.
Efisiensi, perbandingan output dg input, dimana
pengukuran output termasuk di dalamnya
kuantitas dan kualitas.
Tiga bentuk dasar perhitungan
produktivitas
Produktivitas Parsial, yaitu perbandingan
output dengan salah satu input tertentu,
misalnya dengan input pekerja.
Produktivitas Total-Faktor, yaitu
perbandingan output dengan sejumlah
input yang berhubungan dengan pekerja
dan modal.
Produktivitas Total, yaitu perbandingan
output dengan input.
hasil yang diperoleh
Pr oduktivitas 
input yangdiperoleh

performansyang dicapai
Pr oduktivitas 
sumber  sumber yang dikorbankan

efektivitas
Pr oduktivitas 
efisiensi
5.3. Faktor2 yang Mempengaruhi Produktivitas

Tiga kekuatan internal yang berpengaruh pada


produktivitas
Managerial processes: menyangkut perihal
merencanakan organisasi, mengintegrasikan, dan
mengawasi segala kegiatan. Jika organisasi strukturnya
tidak benar, pekerjaan semrawut, pengawasan lemah, maka
tingkat produktivitasnya akan menurun.
Managerial leadership: berhubungan dengan tujuan
perusahaan, penyediaan kondisi kerja, ruangan, ventilasi,
peralatan, yang dapat mendorong pekerja bekerja lebih giat
dan semangat.
Motivation: factor-faktor yang dapat memotivasi karyawan
untuk bekerja lebihproduktif, meningkatkan prestasi,
mengurangi kesalahan, dan meningkatkan efisiensi.
Tiga faktor kekuatan eksternal yang
mempengaruhi produktivitas
Government regulation: peraturan-peraturan
yang dibuat oleh pemerintah  dapat menurunkan
maupun meningkatkan produktivitas.
Union: organisasi karyawan or serikat pekerja 
dapat menurunkan maupun meningkatkan
produktivitas  harus dijaga hubungan harmonis
antara manajemen dengan karyawan melalui serikat
pekerjanya.
Inovation: menyangkut penemuan baru dalam
bidang teknologi menggantikan alat produksi lama
 lebih cepat menerapkan teknologi baru dapat
memenangkan persaingan yang terjadi di pasar.
5.4. Pentingnya Motivasi
Motivasi: kemauan untuk berbuat
sesuatu
Motif: kebutuhan, keinginan, dorongan
atau impuls.
Motivasi seseorang tergantung pada
kekuatan motifnya
Motif dengan kekuatan yang sangat
besar akan menentukan perilaku
seseorang.
Kekuatan motif ini dapat berubah
karena:
Terpuaskannya kebutuhan.
Bila kebutuhan telah terpuaskan maka
motif akan berkurang dan beralih kepada
kebutuhan lain dan seterusnya.
Karena adanya hambatan, maka orang
mencoba mengalihkan motifnya kea rah
lain.
1. Teori Hirarki Kebutuhan: Maslow
Maslow: bahwa hirarki kebutuhan
manusia dapat dipakai untuk
melukiskan dan meramalkan
motivasinya.
Ada lima kategori kebutuhan manusia,
yaitu: physiological needs, safety
(security), social (affiliation), esteem
(recognition), dan self actualization).
2. Teori X dan Y: Douglas Mc. Gregor
Teori X mengasumsikan
Pekerja pada hakikatnya tidak disenangi orang banyak.
Kebanyakan orang rendah tanggung jawabnya dan lebih suka
dipimpin.
Kebanyakan orang kurang kreatif.
Orang lebih suka memikirkan kebutuhan-kebutuhan yang
bersifat fisik saja, asal itu sudah dipenuhi, selesai propsalnya.
Kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat, dan sering
harus dipaksakan menerima tujuan organisasi (dipaksa
bekerja).
Manajer yang menganut teori X akan menganut system
pengawasan dan disiplin yang ketat terhadap para
pekerja.
Teori Y mengasumsikan
Pekerja itu sebetulnya sama dengan bermain, cukup
menarik dan mengasyikkan.
orang mempunyai kemampuan mengawasi diri sendiri
guna mencapai tujuan.
Setiap orang mempunyai kemampuan kreativitas.
Orang tidak hanya memiliki kebutuhan fisik saja tetapi
juga memiliki kebutuhan rasa aman, ingin bergaul, ingin
dihargai dan ingin menonjolkan dirinya.
Orang harus diberi motivasi agar dapat membangkitkan
daya inisiatif dan kreativitasnya.
Tugas manajer: membangkitkan daya kreasi para
pekerja.
3. Teori Pola A dan B: Argyris
Teori pola A beranggapan bahwa orang atau individu
tidak punya perasaan
tidak terbuka
suka menolak eksperimen
tidak mau menolong orang lain.
Pola B beranggapan bahwa setiap orang
memiliki perasaan
ada tenggang rasa
bersifat terbuka
mau melakukan eksperimen
mau menolong orang lain.
Argyris: pola A sama dengan teori X,
pola B sama dengan teori Y, meskipun
tidak selalu demikian.
Dalam keadaan tertentu pola A bisa
berhubungan dengan teori Y, pola B
bisa berhubungan dengan teori X
Dengan demikian dapat timbul manajer-
manajer yang memiliki kombinasi XA,
XB, atau YA dan YB.
4. Teori Ekspektasi: Vroom
Teori ini mendasarkan pemikirannya pada dua
asumsi
Manusia memberi nilai thd sesuatu yang diharapkan dari
hasil karyanya, oleh karena itu ia mempunyai urutan
kesenangan (preference) diantara sekian banyak hasil yang
ia harapkan.
Bahwa yang dikerjakannya itu akan memberikan sumbangan
terhadap tercapainya tujuan yang diharapkan.
Vroom mengusulkan suatu teori fungsi motivasi yang
dirumuskan sebagai berikut:
M = E (H.N)

M = Motivasi; E = Ekspektasi; H = Hasil; N = Nilai


5. Teori Porter dan Lawyer
6. Teori Z dari William G. Ouchi

Menurut Ouchi: issu popular bagi


Amerika bukan persoalan teknologi,
investasi, atau inflai akan tetapi
bagaimana menghadapi keunggulan
Jepang yang bekerja jauh lebih baik
dari Amerika.
Pelajaran pertama dari teori Z ini ialah
bahwa produktivitas dan kepercayaan
saling bergandengan.
Karakteristik organisasi tipe Z:
Mengharapkan karyawan bekerja seumur
hidup di perusahaan tsb.
Bekerja dg penuh rasa intim, seperti
sebuah “clan” (paguyuban)
Penuh dg system informasi serba modern
dan pembukuan mutakhir, namun secara
eksplisit tidak ada system pengawasan yg
tegas.
Keputusan diambil secara kolektif.
Perusahaan-perusanaan di barat cenderung
berpendirian: rasional adalah lebih baik dari tidak
rasional, objektif adalah lebih rasional dari subjektif,
kuantitatif adalah lebih rasional daripada kualitatif.
Dalam tipe Z, hal-hal di atas selalu ada dalam
kesinambungan, semua keputusan diambil berdasrkan
kenyataan dan juga sangat memperhatikan apakah
keputusan itu sesuai atau tidak.
Tipe Z tidak menetapkan laba sebagai tujuan terakhir,
tidak menetapkan laba sebagai ukuran, tetapi laba
adalah sebagai imbalan terhadap perusahaan yang
telah melayani konsumen secara baik dan benar, yang
telah memberi hidup yang layak pada karyawannya,
dan cukup bertanggung jawab sebagai warga Negara
Jepang.
Bersifat egalitarian: masing-masing orang dapat
membuat kebijaksanaan dan bekerja otonom, tanpa
pengawasan ketat, karena mereka dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai