Anda di halaman 1dari 17

ALL ABOUT DIARE

DELLA INTAN R.L


1610211145
B3
PENGERTIAN DIARE
• Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari
biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011).

• Diare merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan perubahan


bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang dari biasa, yaitu 3 kali
atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah dan
tinja berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita,
terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa
mengalami 1-3 episode diare berat (WHO, 2011).
ETIOLOGI
• INFEKSI
• Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus,
Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter
aeromonas
• Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus, Astrovirus
• Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium
coli, Trichuris trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides
stercoralis
• NON- INFEKSI
• Malabsorpsi (karbohidrat ( intoleransi laktosa), lemak atau protein)),
keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas, imunodefisiensi,
psikologis (rasa takut & cemas), dll.
FAKTOR RESIKO DIARE
• FAKTOR LINGKUNGAN
 sanitasi yang buruk, sarana air bersih
kurang.
• FAKTOR PERILAKU MASYARAKAT
 tidak mencuci tangan sesudah buang air
besar, serta tidak membuang tinja
dengan benar
 Penggunaan botol susu yang tidak bersih
dapat memudahkan kuman masuk ke
dalam botol pada saat susu dimasukan
ke dalam botol susu.
• MALNUTRISI
 ibu yang tidak memberi ASI secara
penuh 4-6 bulan pertama kehidupan bayi
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi diare klinis berdasarkan data Riskesdas 2007
adalah 9%

• surveimenunjukkan bahwa diare masih menjadi


penyebab kematian balita (Kemenkes, 2011).

• mortilitas karena diare balita (1–4 tahun) sebesar 25,2%


(Kemenkes, 2011).
KLASIFIKASI DIARE
• LAMA WAKTU DIARE
 Diare akut : berlangsung < 15 hari ( bersifat mendadak, berhenti secara
cepat)
 Diare akut dapat menyebabkan dehidrasi dan bila kurang megonsusmsi
makanan akan mengakibatkan kurang gizi
 Setiap diare akut yang disertai darah dan atau lendir dianggap disentri
yang disebabkan oleh shigelosis 
 Diare kronis : diare yang berlangsung > 15 hari
secara umum diikuti kehilangan berat badan secara signifikan dan malasah
nutrisi
 Diare spesifik:  diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit.
 Diare non spesifik : Diare yang disebabkan oleh makanan
 Diare persisten : berlanjut sampai 14 hari atau lebih
 Diare persisten berat :diare yang berlangsung selama ≥ 14 hari, dengan
tanda dehidrasi, sehingga anak memerlukan perawatan di rumah sakit
 Diare persisten ringan :merupakan diare yang berlangsung selama 14 hari
atau lebih yang tidak menunjukkan tanda dehidrasi
• Setiap diare akut yang disertai darah dan atau lender
dianggap disentri yang disebabkan oleh shigelosis sampai
terbukti lain. Sedangkan kolera, memiliki manifestasi klinis
antara lain diare profus seperti cucian air beras, berbau
khas seperti “bayklin/sperma”, umur anak lebih dari 3
tahun dan ada KLB dimana penyebaran pertama pada
orang dewasa kemudian baru pada anak. Sedangkan
kasus yang bukan disentri dan kolera dikelompokkan
kedalam diare akut.
KLASIFIKASI DIARE
• MEKANISME PATOFISIOLOGI
 Diare osmotik : Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
 Gangguan sekresi : Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin)
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan
elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus
PATOGENESIS
Pada diare akut, mikroorganisme masuk ke dalam
saluran cerna, kemudian mikroorganisme tersebut
berkembang biak setelah berhasil melewati asam lambung,
mikroorganisme membentuk toksin (endotoksin), lalu terjadi
rangsangan pada mukosa usus yang menyebabkan
terjadinya hiperperistaltik dan sekresi cairan tubuh yang
mengakibatkan terjadinya diare (Suraatmaja, 2007).
MANIFESTASI KLINIS *

• BAB encer, 3x/> dalam sehari


• Kram perut
• Mual muntah
• Lesu dan lemah
• Tidak mau makan
• Demam (apabila ada infeksi)
• Turgor kulit ≥ 2 detik
• Dehidrasi
Diagnosis

• Keadaan klinik sebagian besar tergantung dari penyebab,


lama, kehebatan rasa nyeri , serta keadaan kesehatan
secara umum dari individu tersebut
• Perjalanan penyakit diperlihatkan dari riwayat penyakit, yaitu
waktu, tempat, durasi dan kehebatan penyakit, hubungannya
dengan kesakitan perut, vomiting, terdapatnya darah pada
faeces, frekuensi dan waktu BAB, terdapatnya lemak dan
bau pada faeces, hubunganya dengan nafsu makan,
perubahan berat badan, serta terjadinya kejang pada rectum
• Pemeriksaan faeces secara makroskopis (bentuk, warna
tinja, ada/tidak darah, lendir, pus, lemak dll) maupun
mikroskopis ( Px lab darah, Px feses)
Diagnosis

• Biasanya apabila yang terkena adalah bagian atas tractus


digestivus , faeces bersifat voluminous, cair
• Pada penyakit di kolon, dapat mengandung darah, pus,
mukus dan terdapat rasa tidak enak/sakit pada abdomen
• Apabila penyakit pada mukosa rectum, diare lebih frequen,
jumlah faeces sedikit, rasa sakit pada daerah rectum
• pH dari faces mengalami penurunan yang biasanya > 6,0
akibat fermentasi bakteri
• Dapat terjadi vaskular kolaps, dehidrasi, berkurangnya
kadar elektrolit, serta anemia
• Dapat dilakukan pemeriksaan abdomen dan proktoskopi
KOMPLIKASI *
• DEHIDRASI
• DEHIDRASI RINGAN
• DEHIDRASI SEDANG
• DEHIDRASI BERAT
• HIPERNATREMIA
• HIPONATREMIA
• HIPOKALEMIA
PROGNOSIS
Apabila ditangani segera dan dengan penaganan yang
tepat serta monitoring yang baik  Dubia Ad Bonam
PEMERIKSAAN CLINITEST
• Clinitest adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan tablet clinitest yang
digunakan untuk mendeteksi adanya zat-zat dalam feses yang mereduksi
tembaga yang terdapat dalam tablet clinitest tersebut
• Zat-zat tersebut adalah monosakarida seperti glukosa, laktosa, fruktosa,
galaktosa, dan pentosa.
• (F);  untuk membedakan diare yang disebabkan oleh karena ekskresi abnormal
gula (monosakarida) dan diare yang disebabkan oleh karena kuman.
• Prinsip Clinitest Gula (monosakarida) akan mereduksi tembaga. Warna larutan
yang dihasilkan dibandingkan dengan warna baku pada color chart. 
• Bahan Pemeriksaan Feses (feses padat dan cairannya dicampur terlebih dahulu
sebelum diperiksa) Bahan pemeriksaan ini harus segera diperiksa dalam waktu 1
jam atau dapat disimpan dalam lemari es paling lama 4 jam. Alat Sentrifus,
Aquadest, Pipet, Tabung reaksi, Color chart, Faeces, container Penangas air, Rak
tabung reaksi, Tang penjepit,Reagen, Tablet clinitest
PEMERIKSAAN CLINITEST
1. Periksa apakah ada glukosa dalam urin dengan urine dipstick. Jika
terdapat glukosuria, maka hal ini dapat menyebabkan hasil false positive,
jika feses yang akan diperiksa sudah bercampur dengan urin.
2. Encerkan feses dengan aquadest dengan perbandingan 1:2.
3. Jika masih terdapat feses padat, sentrifus selama 2-6 menit.
4. Ambil dengan pipet 15 tetes supernatant, masukkan ke dalam tabung
reaksi yang bersih dan kering.
5. Masukkan tablet clinitest ke dalam tabung reaksi.
6. Panaskan dalam penangas air hingga mendidih. Selama pemanasan,
larutan tersebut jangan diaduk.
7. Setelah mendidih, ambil tabung reaksi dari penangas air dengan tang
penjepit dan tempatkan pada rak tabung reaksi.
8. Tunggu hingga sekitar 15 detik, kemudian kocok larutan perlahan-lahan.
Perhatikan perubahan warnanya.
9. Warna yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan warna pada color
chart. Kadar Normal Kadar monosakarida < ¼ %
REFERENSI
• http://
repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31092/C
hapter?sequence=4
• http://digilib.unila.ac.id/2421/9/BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai