DISEASE 2019 ON
PULMONARY FUNCTION IN
EARLY CONVALESCENCE
PHASE
dr.Yuris hikman K
Pembimbing : dr. Nurrahmah Yusuf,Sp.P(K)
2
PICO
▰P (populasi) Pasien berusia > 18 tahun yang sembuh dari COVID 19.
▰I (intervension) Pemeriksaan fungsi paru, 6WMD dan pencitraan CT scan
▰C (comparison) membandingkan kasus severe dan non-severe
▰O (outcome) Prognosis
3
CRITICAL APPRAISAL
4
CRITICAL APPRAISAL
5
CRITICAL APPRAISAL
6
CRITICAL APPRAISAL
KESIMPULAN :
▰ Studi ini tidak valid
▰ Hasil tidak bisa dijelaskan secara klinis
▰ Hasil relevan dengan praktek nyata
7
Latar Belakang
8
Metode Penelitian
9
Metode Penelitian
10
Hasil Penelitian
11
Hasil
▰ Penelitian ini mengevaluasi 102 pasien dan sebanyak 57 pasien yang ikut
berpartisipasi.
12
Hasil
13
14
15
Hasil
17
Hasil
6MWT (tabel 2)
▰ Rata-rata pada semua subjek 561,97m
▰ Kasus severe memiliki jarak yang lebih rendah dibanding non severe
(517.43m [SD, 44.55 m]; 573.52m [SD, 38.38 m], P = 0.012).
▰ Kasus severe hanya mampu menempuh 88,4% hasil prediksi
18
DISKUSI
19
• Penelitian ini menunjukkan pada fase konvalensen awal, sebanyak ¾
pasien mengalami penurunan fungsi paru, dimana terbanyak penurunan
kapasitas difusi dan penurunan FEV1/FVC
• Kelainan DLCO terjadi pada lebih dari setengah kasus mengindikasikan
terganggunya jalur intraalveolar
• Penelitian sebelumnya pada penyintas SARS juga ditemukan terbanyak
kelainan DLCO
• Autopsi pada penderita COVID 19 menunjukkan kerusakan struktur
alveolar dan didapatkan fibrosis paru
20
• Pada kasus severe lebih cenderung memiliki kelainan DLCO dibanding
non severe
• Pada sebagian kecil pasien yang memiliki kelainan DLCO namun tidak
memiliki kelainan pencitraan.
• Pada pasien SARS, follow up jangka panjang mengindikasikan bahwa
kelainan DLCO akan bertahan hingga 3 tahun setelah pemulihan.
• Pada 6 pasien (10,5%) memiliki kelainan fungsi paru obstruktif, 7 pasien
(12,3%) memiliki kelainan restriktif, dan 2 pasien memiiki kelainan
campuran.
• Hal ini konsisten jika dibandingkan penelitian pada penderita SARS
21
• Selama masa rehabilitasi awal, skor Lung Total Severity tidak memiliki
hubungan dengan FEV1, FVC atau DLCO, dimana hasil tersebut tidak
konsisten dengan pasien SARS.
• Derajat fungsi paru juga tidak sebanding dengan keparahan penyakit atau
hasil pencitraan.
• Hipotesis kami bahwa pada pasien kasus severe akan diobati dengan
glukokortikoid selama dirawat, mengindikasikan bahwa obat tersebut akan
memperbaiki prognosis pasien COVID 19
22
• Lebih dari setengah subjek mengalami penurunan kekuatan otot napas.
Namun tidak ada perbedaan signifikan pada kasus severe dan non-severe
• 6MWD pada pasien severe lebih rendah dibanding non-severe, dan lebih
buruk dalam mentoleransi olahraga
• Dibutuhkan penelitian lebih jauh mengenai fungsi kardiopulmoner pada
pasien COVID 19
23
Kelemahan
24
Kesimpulan
25
TERIMA KASIH!
26