No. Tahun Partus Tempat Partus Umur Jenis persalinan Penolong Persalinan Penyulit nifas BBL & JK Keadaan Anak
Kehamilan
1. Kehamilan sekarang
1. Riwayat Reproduksi
Riwayat Haid
Menarche : ± 12 Tahun
Siklus Haid : 28 Hari
Lamanya : 5-7 Hari
Banyaknya : ± 1 - 2 Pembalut / hari
Dismenorhoe : Tidak ada
2. Riwayat Genekologi
Tidak ada riwayat penyakit tumor kandungan, payudara, kanker, dan keputihan yang berbau
busuk, berwarna, dan gatal.
F. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menjadi Akseptor KB.
G. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
A. GI P0 A0
1. Ds : Ibu mengatakan ini kehamilannya yang Pertama , dan tidak pernah abortus
2. Do :Tidak Ada luka bekas operasi (SC), Tampak linea nigra.
Palpasi Leopold I : TFU : 28 cm, teraba bokong
Leopold II : Puka
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BDP
DJJ : 104x/menit
3. Analisis dan interpretasi data
Tampak Linea nigra yaitu garis pigmentasi dari simpisis pubis sampai kebagian atas
fundus di garis tengah
B. Gestasi 38 minggu
1.Ds : Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) ibu tanggal 22 September 2020.
2. Do : Tanggal pengkajian 23 Juni 2021, TP 28 Juni 2021,
3. Analisis dan interpretasi data
Berdasarkan rumus Neagle untuk menghitung usia kehamilan dari HPHT sampai tanggal pengkajian 23 Juni 2021 di
dapatkan umur kehamilan 38 minggu.
C. Punggung Kanan
1. DS : Ibu merasakan gerakan janinnya kuat pada kuadran kanan bawah perut ibu
2. DO :
Leopold II : Teraba punggung kanan
DJJ : 104 x/menit
3. Analisa dan intrepretasi data
Pada palpasi leopold II teraba bagian yang datar dan melebar pada bagian kanan perut ibu dan terabah bagian
kecil janin yaitu tangan dan kaki berada di sebelah kiri perut ibu. Ini menandakan bahwa punggung janin berada di
sebelah kanan perut ibu (manuaba 1998 : 135)
Pada waktu auskultasi Detak Jantung Janin (DJJ) terdengar jelas pada kuadran kanan perut ibu. Dimana DJJ
hanya terdengar di salah satu kuadaran saja (Obsterti Fisiologi : 170)
D. Situs Memanjang
1. DS :
Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat di sebelah kanan perut ibu
2. DO :
Palpasi leopold II teraba punggung di sebelah kanan perut ibu dan DJJ terdengar jelas pada
kuadran kiri bawah perut dengan frekuensi 104x/menit
Palpasi leopold III teraba kepala bagian bawah simpisis dan teraba bokong pada bagian atas
uterus
3. Analisa dan interpretasi data :
Pada palpasi leopold II teraba bagian janin seperti papan, keras, sebelah kanan perut ibu
yaitu punggung janin, dan sebelah kanan abdomen teraba bagian terkecil janin. Ini
menandakan bahwa janin berada pada posisi memanjang (synopsis obstetric rustam muctar).
Pada palpasi Leopold III teraba kepala di bagian bawah simpisis, ini menandakan bahwa
kepala janin berada pada posisi memanjang
(Obstetric fisiologi : 186)
F. BDP
1. DS : -
2. DO :
Pada palpasi leopold IV kedua tangan masih bertemu dipinggir atas simpisis (convergen)
3. Analisa dan interpretasi data :
Pada palpasi leopold IV kedua tangan masih bertemu (convergen) ini menandakan bahwa kepala belum
masuk dalam pintu atas panggul (Manuaba IBG 1998 : 136).
G. Janin Tunggal
1. DS : - Pergerakan janinnya hanya pada satu sisi saja
2. DO :
Pada palpasi Leopold I teraba kepala fundus
Pada palpasi Leopold II teraba punggung pada perut sebelah kanan dan pada auskultasi DJJ terdengar di satu
tempat yaitu pada kuadran kiri perut ibu
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
3. Analisa dan interpretasi data :
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, teraba satu punggung, satu bokong, satu kepala, bagian-bagian kecil
janin dan DJJ 104x/menit pada satu titik dan pergerakan janin hanya pada satu posisi perut ibu menandakan
kehamilan tunggal (Ilmu kebidanan).
H. Janin Hidup
1. DS :
Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat dan aktif bergerak
2. DO :
Pada auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat, teratur dengan frekuensi 104x/menit.
3. Analisa dan interpretasi data
Adanya suatu tanda kehamilan adalah terabanya bagian janin bergerak dan terdengarnya DJJ, gerakan janin
pada multigravida mulai di rasakan pada umur kehamilan 38 minggu (Ilmu kebidanan
Adanya pergerakan janin dan DJJ terdengar jelas,kuat, dan teratur dengan frekuensi 104x/menit ( Obstetri
Fisiologi : 170).
LANGKAH III :IDENTIFIKASI
DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
1. Masalah Potensial
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan
gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK
mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR). Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2013, sekitar 146.000 bayi usia 0 – 1 tahun dan
86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap tahun di Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 32 per
1000 Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian bayi adalah latar belakang gizi (Depkes, 2015).
2. DS :
Ibu mengeluh sering merasa pusing
3. DO :
Wajah tampak pucat
Konjungtiva pucat
HB 10,0 gram
4. Analisa dan interpretasi data :
penyebab KEK dipengaruhi kebutuhan ibu akan zat gizi tidak terpenuhi yaitu disebabkan karena
asupan makanan yang kurang dan penyakit infeksi, ibu hamil yang asupan makanannya cukup
tetapi menderita sakit maka akan mengalami gizi kurang dan ibu hamil yang asupan makanannya
kurang maka daya tahan tubuh akan melemah dan akan mudah terserang penyakit, tingkat
pendidikan yang rendah, pengetahuan ibu tentang gizi kurang, pendapatan keluarga yang tidak
memadai, usia ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun sehingga berpengaruh pada
kebutuhan gizinya, paritas ibu yang tinggi atau terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat
gizi tubuh, jarak kelahiran yang terlalu dekat menyebabkan ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuh setelah melahirkan, ibu hamil yang bekerja membutuhkan lebih banyak energi
karena cadangan energinya dibagi untuk dirinya sendiri, janin dan bekerja (Atika 2013)
Kolaborasi dengan dokter umum untuk mendapatkan terapi SF, Vitamin C, peningkatan BB, dan lila
LANGKAH V : PERENCANAAN TINDAKAN
Rasional : Dengan seyum, sapa span dan santun akan mengikat hubungan baik, antara bidan dan klien.
Rasional : Agar Ibu lebih tau dan paham dengan tindakan yang akan dilakukan.
Rasional : Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu agar ibu dan bayi sehat sampai melahirkan.
6. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering
Rasional : memenuhi kebutuhan nutrisi ibu agar ibu dan bayi sehat sampai melahirkan.
7. Mengajarkan ibu menghitung pergerakan janin
Rasional : Menghitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk merasakan tendangan atau gerakan-gerakan lainnya. Gerakan janin
disebut normal apabila ibu merasakan setidaknya 10 gerakan dalam 2 jam. Namun, ibu bisa juga merasakan 10 gerakan dalam waktu
kurang dari 2 jam.
8. Menjelaskan pada ibu pentingnya istrahat yang cukup.
Rasional : Agar ibu mengerti akan pentingnya istrahat yang cukup pada kehamilan.
9. Jelaskan kepada ibu tentang 9 tanda bahaya kehamilan.
a. Sakit kepala yang berlebihan.
b. Penglihatan kabur.
c. Mual muntah yang berlebihan.
d. Bengkak pada tangan, wajah dan tungkai (oedema).
e. Pergerakan janin berkurang.
f. Perdarahan pervaginan.
g. Demam tinggi.
h. Ketuban pecah dini.
i. Kejang
Rasional : Tanda bahaya dalam kehamilan penting untuk diberitahu pada ibu hamil agar ibu hamil mengenali tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan dan mewaspadai adanya tanda-tanda tersebut sehingga ibu dapat segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau Rumah Sakit
atau petugas kesehatan bila mengalami salah satu dari tanda bahaya kehamilan tersebut.
10. Beri konseling HE pada ibu tentang :
Gizi ibu hamil
Rasional : Agar pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dapat terpenuhi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Personal Hygiene dalam kehamilan
Rasional : Agar memberi rasa nyaman pada ibu dan dapat menghambat serta mencegah perkembangan mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit dan infeksi.
Istrahat yang cukup
Rasional : Agar ibu tidak mudah lelah.
11. Lakukan pemantauan TTV setiap kali kunjungan.
Rasional : Untuk mengetahui keadaan ibu baik melalui TD, nadi, suhu dan pernapasan.
12. Memberikan Tablet FE (zat besi), Vitamin C.
Rasional : Agar kesehatan Ibu dan janin meningkat.
13.Anjurkan melakukan olahraga ringan
Rasional : Olahraga yang teratur dapat meregangkan dan memperkuat otot-otot yang membuat tubuh toleran terhadap rasa sakit selama
kehamilan, tekanan darah stabil, terhindar dari obesita, paru-paru lebih sehat, volume sel darah meningkat, oksigen dalam darah lebih
banyak, serta kelak mempermudah proses kelahiran .
14. Menganjurkan ibu untuk memenuhi protocol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Rasonal : Agar ibu dan pasien yang lain tidak tertular virus yang di inginkan
15. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan secara teratur.
Rasional : Untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan pada kehamilan serta untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin
serta keadaan ibu.
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI TINDAKAN
Tanggal 23 Juni 2021 pukul 10.10-10.35 wita.
1. Kehamilan Pertama,Tidak pernah mengalami keguguran dan tidak pernah operasi (SC).
2. HPHT : 21-09-2020
3. Tafsiran persalinan 28 Juni 2021
4. Ibu tidak pernah minum obat-obatan tanpa resep dokter/bidan.
5. Ibu sudah pernah mendapatkan suntikan tetanus toxoid (TT2) pada tanggal 29 mei 2021
6. Ibu sudah merasakan pergerakan janin.
7. Ibu mengeluh pusing dank ram pada betis
8. Ibu tidak menderita penyakit serius.
9. Ibu mengatakan tidak pernah menjadi Akseptor KB.
10. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.
11. Biaya persalinan dan persiapan lainnya telah disiapkan.
DATA OBJEKTIF (O)
PLANNING (P)