Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN VSD

Dosen :
Ns. Dwi Elka Fitri, S. Kep, MKM

Nama
1. Anggi Putri Kirana (18010002)
2. Qory Efendi (18010024)
Defenisi VSD

 Defek septum ventrikel atau ventricular septal defect (VSD) adalah


kelainan jantung yang ditandai dengan adanya celah atau lubang di
antara kedua bilik jantung. Pada kondisi normal, seharusnya tidak
ada lubang atau celah di antara kedua bilik jantung.
 Defek septum ventrikel merupakan salah satu jenis penyakit jantung
bawaan. Kondisi ini dapat terjadi mulai usia kehamilan 8 minggu,
yaitu ketika pembentukan jantung janin berlangsung di dalam
kandungan
ETIOLOGI
 Faktor Prenatal (faktor eksogen)
> Ibu menderita penyakit Infeksi :Rubela
> Ibu Alkoholisme
> Usia Ibu lebih dari 40 tahun
> Ibu menderita penyakit Dm yang memerlukan insulin
> Ibu meminum obat obatan penenang
 Faktor Genetik (faktor endogen)
> Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
> Ayah Ibunya menderita PJB
> Kelainan Kromosom misalnya sindrom down
> Lahir dengan bawaan yang lain.
PATOFISIOLOGI
 DSV tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peralihan aliran darah,
mengingat sirkulasi pulmoner masih memiliki tahanan yang sama dengan sirkulasi
sistemik. Pada kondisi pasca kelahiran, resistansi pulmoner akan jatuh, sehingga akan
terjadi penyesuaian tekanan di ventrikel jantung. Jika sseorang mengalami DSV dengan
ukuran lubang atau celah yang kecil, peralihan aliran tidak akan berubah secara signifikan.
Akan tetapi, celah DSV yang berukuran lebih besar akan menyebabkan terjadinya peralihan
aliran dari kiri ke kanan. Hal ini berdampak pada meningkatnya preload di ventrikel kanan,
menyebabkan terjadinya perbesaran ventrikel kanan. Dampak yang dialami ventrikel kanan
lambat laun juga akan dialami ventrikel kiri. Hal ini akan memungkinkan terjadinya gagal
jantung pada waktu yang lama.
TANDA DAN GEJALA PADA ANAK VSD
Gejala Umun VSD pada bayi dan anak-anak meliputi:
 Mudah lelah ketika sedang makan atau bermain
 Banyak mengeluarkan keringat, terutama ketika makan
 Tidak nafsu makan
 Berat badan sulit naik
 Napas cepat dan terdengat berat
 Kulit terlihat pucat
Pada VSD kecil : Biasanya Tidak ada Gejala”.
Pada VSD Sedang : Tidak begitu ada gejala”, hanya terkafang penderita mengeluh
mudah lelah,sering mendapat infeksi pada paru, Sehingga Sering menderita Batuk.
Pada VSD Besar : Sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-3
bulan, Kenaikan berat bafan lambat.
KLASIFIKASI
Berdasarkan Lokasi lubang yaitu :
> Perimembranous (Tipe paling sering), Bila lubang terletak di daerah pars
Membranaceae Septum Interventricularis
> Subarerial Doubly Commited, Bila lubanv terletak di daerah septum Infundibuler
dan sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan
katup pulmonal.
> Muskuler, Bila lubang terletak di daerah Septum muskularis interventrikularis
(PDPD,2009).
GAMBARAN KLINIS

Menurut Ukurannya, VSD dapat menjadi ;

 VSD Kecil
 VSD Sedang
 VSD Besar
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 EKG dan Foto Toraks menunjukkan Hipertropi Ventrikel Kiri


 Kateterisasi Jantung, Menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel.
 Hitung darah lengkap adalah Uji Prabedah lengkap.
 Uji masa Protobin (PT) dan masa Trombboplastin Parsial (PTT) yang dilakukan sebelum
pembedahan, dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan.
KOMPLIKASI

 Gagal Jantung
 Endokarditis Infektif
 Terjadinya Insufisiensi Aorta atau Stenosis Pulmonary
 Penyakit Vaskular paru progresif
 Kerusakan sistem konduksi ventrikel.
PENATALAKSANAAN
 Pada VSD kecil : Di tunggu saja, kdang-kadang dapat menutup secara Spontan.
Diperlukan Operasi untuk mencegah Endokarditis infektif
 Pada VSD sedang : Jika tidak ada Gejala-gejala gagal jantung, Dapat ditunggu sampai
umur 4-5 tahun, Kerena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi
gagal jantung. Diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhannya Normal, Operasi dapat
dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya mencapai 12 Kg.
 Pada VSD dengan Hipertensi Pulmonal yang belum Permanen :Biasanya pada
keadaan menderita gagal jantung, Sehingga dalam pengobatannya menggunakan
digitalis. Bila ada anema diberi tranfusi eritrosit terpampat, Selanjutnya diteruskan
terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu Penutupan spontan atau bila ada
gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
PENGKAJIAN
 Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktifitas
terbatas)
 Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi
jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.
 Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing finger
 Kaji pola makan, pertambahan berat badan
DIAGNOSA
 Penurunan curah jantung b.d malformasi jantung
 Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal
 Tidak toleransi terhadap aktifitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian
oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen
dan zat nutrisi ke jaringan
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan
dan meningkatnya kebutuhan kalori.
 Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan
 Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak, kekwatiran terhadap penyakit
anak.
INTERVENSI
1. Penurunan curah jantung b.d malformasi jantung Tujuan : Pertukaran gas membaik
Tujuan : Curah jantung membaik Kriteria hasil : tidak adanya tanda-tanda resistensi
pembuluh paru
Kriteia hasil : adanya tanda-tanda membaiknya curah jantung
Intervensi :
Intervensi :
 Monitor kualitas dan irama pernafasan
 Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi
perifer, warna dan kehangatan kulit.  Atur posisi anak dengan posisi fowler
 Tegakkan derajat sianosis (membrane mukosa, clubbing)  Hindari anak dari orang yang terinfeksi
 Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachipnea,  Berikan istirahat yang cukup
sesak, lelah saat minum susu, periorbital edema, oliguria
dan hepatomegali.
 Berikan oksigen sesuai indikasi

 Kolaborasi untuk pemberian obat (diuretic, untuk


menurunkan afterload) sesuai indikasi

2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal


3. Tidak toleransi terhadap aktifitas b.d  Hindarkan hal-hal yang menyebabkan
ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh ketakutan /kecemasan anak
tubuh dan suplai oksigen ke sel.
4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d
Tujuan : Aktifitas klien terpenuhi tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat
nutrisi ke jaringan
Kriteria hasil : Anak berpartisipasi dalam aktifitas
sesuai kemampuanya Tujuan : Tidak terjadi perubahan pertumbuhan
dan perkembangan
Intervensi :
Criteria hasil : Pertumbuhan anak sesuai kurva
 Ijinkan anak sering istirahat dan hindarkan
pertumbuhan BB dan TB.
gangguan saat tidur
Intervensi :
 Anjurkan untuk melakukan permainan dan
aktifitas ringan  Sediakan didit yang seimbang, tinggi zat
nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang
 Bantu anak untuk memilih aktifitas yang sesuai
adekuat.
dengan usia, kondisi dan kemampuan anak
 Monitor TB dan BB
 Berikan periode istirahat setelah melakukan
aktifitas  Libatkan keluarga dalam pemberian nutrisi
kepada anak
 Hindarkan suhu lingkungan terlalu panas atau
dingin
5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh 6. Resiko infeksi b.d menurunnya status
b.d kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kesehatan
kebutuhan kalori.
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi
Kriteria hasil : Anak mempertahankan intake
Intervensi :
makanan dan minuman
 Monitor tanda –tanda vital
Intervensi :
 Timbang BB setiap hari dengan timbangan yang
 Hindari kontak dengan individu yang
terinfeksi
sama
 Berikan istirahat yang adekuat
 Catat intake dan out put secara benar
 Berikan kebutuhan nutrisi yang optimal
 Berikan makanan dengan porsi kecil sering
 Berikan minum yang banyaK
7. Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak, kekwatiran terhadap penyakit anak.
Tujuan : Tidak terjadi perubahan peran orang tua
Kriteria hasil ;
 – orang tua mengekspresikan perasaannya
 – Orang tua yakin memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.
Intervensi :
 Motivasi orang tua ntuk mengekspresikan perasaannya sehubungan dengan anaknya
 Diskusikan dengan orang tua tentang rencana pengobatan
 Berikan informasi yang jelas dan akurat
 Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit
 Motivasi keluarga untuk melibatkan anggota keluarga lain dalam perawatan anak.
TERIMAKASIH 😁

Anda mungkin juga menyukai