Anda di halaman 1dari 17

PESTISIDA

PERATURAN DAN PERUNDANGAN

FIZRUL INDRA LUBIS


Deputy Head R&D
PERATURAN NASIONAL PESTISIDA

UU. No. 12 Tahun 1992


UNDANG-UNDANG System Budidaya Tanaman

UU. No. 23 Tahun 1992


Kesehatan

UU. No. 23 Tahun 1997


Pengelolaan Lingkungan Hidup

PP. No.7 Tahun 1973


PERATURAN PEMERINTAH Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan,
dan Penggunaan Pestisida

PP. No.6 Tahun 1995


Perlindungan Tanaman

PP. No.18 Tahun 1999


Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
PP. No.74 Tahun 2001
Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
KEPUTUSAN MENTERI dan KepMen.No.949/Kpts/TP.270/12/1998
PERATURAN MENTERI Pestisida Terbatas

SK. Mentan No. 473/KPTS/TP.270/6/1998


Pestisida Terlarang

Permentan No. 07/Permentan/SR.140/2/2007


Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida

Permenkes dan Kepmentan


No. 881/Menkes/SKB/VIII/1996 dan
No. 771/Kpts/TP.270/8/1996
Batas Maksimum Residu Pestisida
Pada Hasil Pertanian

Permenkes No. 1350/Menkes/SK/XII/2001


Pestisida

Permenkes No. 258/Menkes/PER/III/1992


Persyarat Kesehatan Pengelolaan Pestisida

PESTISIDA YANG TERDAFTAR


KOMISI PESTISIDA DAN DIIZINKAN
PERATURAN INTERNASIONAL PESTISIDA

The WHO Recommended Classification


FAO - WHO of Pesticides by Hazard and Guidelines to
Classification 2004

International Code of Conduct of The


Distribution and Use of Pesticide

Prosedur Kesepakan Terhadap


ROTTERDAM CONVENTION Zat-Zat Kimia dan Pestisida Berbahaya
dalam Perdagangan Internasional.

PIC : Prior Consent Procedure

Bahan Pencemar Organik yang Persisten


STOCKHOLM CONVENTION atau Persistents Organic Pollutants (POPs)
melalui sedimen, tanah dan air

(Pestsida, Industri)

PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk. © FIL 2008 : Pestisida – Peraturan dan Perundangan
ISO 14001 DAN KRITERA RSPO

Penanganan pestisida merupakan salah satu


ISO 14001 program lingkungan ISO 14001.

KRITRERIA 4.6
melakukan/mencari alternatif pengganti
pestisida tipe IA dan IB serta Stockholm
RSPO dan Rotterdam Convention,
dan harus didokumentasikan.

KRITERIA 5.3
dimana limbah harus dikurangi, didaur
ulang, digunakan kembali, dan dibuang
sesuai dengan cara-cara yang bertanggung
jawab secara lingkungan dan sosial.
Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1973
“Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan,
dan Penggunaan Pestisida”

Pasal 2 ; Ayat 1
Setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan pestisida yang tidak
didaftar dan atau memperoleh izin Menteri Pertanian.
Pasal 6
Setiap orang atau badan hukum dilarang mengedarkan, menyimpan atau
menggunakan pestisida yang telah memperoleh izin, menyimpang dari
petunjuk-petunjuk yang ditentukan pada pemberian izin.
Pasal 7
Setiap orang atau badan hukum yang mengedarkan, menyimpan atau
menggunakan pestisida wajib memberikan kesempatan dan izin,kepada setiap
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian yang diberi wewenang untuk
mengadakan pemeriksaan tentang konstruksi ruang penyimpanan, cara
penyimpanan, keselamatan dan kesehatan kerja, pembukuan pengeluaran,
mutu label, pembungkusan dan residu.
Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1995
“Perlindungan Tanaman”

Pasal 19
Penggunaan pestisida dalam rangka pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan merupakan alternatif terakhir, dan dampak negatif yang timbul
harus ditekan seminimal mungkin.

PRINSIP PENGGUNAAN PESTISIDA DALAM PHT


• kompatibel dengan pengendalian lain
• efisien untuk mengendalikan hama tertentu
• meninggalkan residu dalam waku yang tidak diperlukan
• murah terurai (tidak persistent)
• tersedia antidote untuk pestisida tersebut
• sejauh mungkin aman bagi lingkungan
• aman bagi pemakai
PERMENTAN No: 07/Permentan/SR.140/2/2007
“Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida”

KLASIFIKASI PESTISIDA

SIFAT FISIKO KIMIA CARA PENGGUNAANNYA

Pestisida yang dapat didaftarkan Pestisida untuk penggunaan umum

pestisida yang tidak termasuk ke dalam kriteria produk pestisida yang dalam penggunaannya tidak
pestisida yang dilarang. memerlukan persyaratan dan alat-alat pengamanan
khusus di luar yang tertera pada label.

Pestisida yang dilarang


a. Formulasi pestisida tersebut termasuk ke dalam Pestisida terbatas
kelas la yang berarti sangat berbahaya sekali dan
produk pestisida yang dalam penggunaannya
kelas lb yang berarti berbahaya sekali
memerlukan persyaratan dan alat-alat khusus di luar
berdasarkan pada klasifikasi WHO.
yang tertera pada label.
b. Formulasi pestisida tersebut memiliki LC50
inhalasi formulasi lebih kecil dari 0,05 mg/l selama
4 jam periode pemaparan.
DAFTAR PESTISIDA TERLARANG (PerMenTan No:01/Permentan/OT. 140/1/2007 )
No Nama Bahan Aktif No Nama Bahan Aktif
1 2,4,5-Triklorofenol 20 Klordan
2 2,4,5 Triklorofenol   21 Klordimefon
3 Natrium 4-brom -2,5-diklorofenol   22 Leptopos
4 Aldikarb   23 Lindan
5 Aldrin   24 Metoksiklor
6 1,2-Dibromo-3-kloropropan(DBCP)   25 Mevinfos
7 Cyhexatin   26 Monosodium metan arsonat (MSMA)
8 Dikloro difenil trikloroetan (DDT)   27 Natrium klorat
9 Dieldrin   28 Natrium tribromofenol
10 2,3 Diklorofenol   29 Metil paration
11 2,4 Diklorofenol   30 Pentaklorofenol (PCP) dan garamnya
12 2,5 Diklorofenol   31 Senyawa arsen
13 Dinoseb   32 Senyawa merkuri
14 Ethyl p-nitrophenyl Benzenethiop   33 Strikhnin
15 Endrin   34 Telodrin
16 Etilen dibromida (EDB)   35 Toxaphene
17 Fosfor kuning (Yellow Phosporus)   36 Mireks
18 Heptaklor   Diklorvos dan klorpirifos
19 Kaptafol      
DAFTAR PESTISIDA TERBATAS (PerMenTan No:01/Permentan/OT. 140/1/2007 )

LAMPIRAN II Surat/Peraturan Menteri Pertanian


Nomor: No:01/Permentan/OT. 140/1/2007

BAHAN AKTIF PESTISIDA YANG DITETAPKAN SEBAGAI


PESTISIDA TERBATAS :
1. Alumunium Fosfida

2. Parakuat Diklorida

3. Seng Fosfida

4. Magnesium Fosfida

5. Metil Bromida
KepMen Pertanian No: 949/Kpts/TP.270/12/98
“Pestisida Terbatas”

PESTISIDA yang mempunyai sifat fisika kimia dan/atau karena daya racun, dinilai
sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup, namun
masih diperlukan dan belum ada alternatif penggantinya yang memadai.

• Setiap orang yang akan menggunakan pestisida terbatas wajib memiliki


sertifikat.

• Sertifikat dapat diberikan kepada orang yang telah lulus mengikuti pelatihan
penggunaan pestisida terbatas yang diselenggarakan atau dikoordinasi oleh
Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian/Ketua Komisi Pengawasan
Pestisida Tingkat I.

• Badan hukum dapat menggunakan pestisida terbatas apabila diaplikasikan oleh


pegawainya yang telah memiliki sertifikat.
CONTOH PESTISIDA TERBATAS
Kriteria Pestisida Terbatas

Formulasi pestisida yang korosif terhadap mata (menyebabkan


kerusakan permanen pada jaringan okular) atau mengakibatkan
pengerutan kornea atau iritasi sampai 7 hari atau lebih.

Formulasi pestisida yang korosif terhadap kulit (menyebabkan


kerusakan jaringan dalam dermis dan atau menyebabkan luka yang
membekas) atau mengakibatkan iritasi berat sampai 72 jam atau
lebih.

Apabila digunakan seperti pada label, atau menurut praktek yang


biasa dilakukan, produk pestisida tersebut masih menyebabkan
keracunan yang nyata secara subkronik, kronik atau tertunda bagi
manusia sebagai akibat pemaparan secara tunggal dan mejemuk
terhadap pestisida tersebut atau residunya.
RSPO ; TERKAIT PENGGUNAAN PESTISIDA

KRITRERIA 4.6 melakukan/mencari alternatif pengganti pestisida tipe IA dan IB serta Stockholm dan Rotterdam
Convention, dan harus didokumentasikan.
• adanya justifikasi/pertimbangan dalam penggunaan pestisida
• adanya catatan penggunaan pestisida (bahan aktif yang digunakan, areal yang. diaplikasikan pestisida,
jumlah per Ha dan berapa kali aplikasinya)
• adanya dokumen yang menunjukkan bahwa penggunaan pestisida Tipe IA dan IB, dan yang terdaftar
dalam Stockholm dan Rotterdam Convention serta paraquat dikurangi dan atau dihilangkan.
• penggunaan pestisida yang sesuai dengan target hama dan penyakit dan yang menyebabkan efek
minimal bagi species lain.
• adanya training terhadap pengguna pestisida.
• adanya APD yang memadai.
• pengguna pestisida mengerti tindakan-tindakan yang harus diambil bila terjadi accident
• adanya gudang pestisida yang sesuai dengan FAO Code of Practice
• adanya pembuangan limbah pestisida yang sesuai prosedur
• adanya medical check up tahunan thd operator pestisida
• larangan bagi wanita hamil dan menyusui untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan
pestisida

KRITERIA 5.3 dimana limbah harus dikurangi, didaur ulang, digunakan kembali, dan dibuang sesuai dengan cara-
cara yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial.
• Penanganan limbah pestisida yang aman (tripple rinse, dikembalikan ke pemasok atau sesuai dengan label)
ISO 14001 dan PENANGANAN PESTISIDA

1. Prinsip dasar ISO (pemenuhan peraturan lingkungan, pencegahan pencemaran


serta perbaikan berkelanjutan), paling tidak dua diantaranya berhubungan
dengan penanganan pestisida.
 Pada pemenuhan peraturan lingkungan, terdapat beberapa peraturan yang
berhubungan dengan pestisida, (PP 18 dan 85, KepMenTan tentang pestisida
dsb).
 Pada Pencegahan pencemaran, kemasan pestisida adalah limbah yang
dihasilkan dari proses kegiatan aplikasi pestisida. Kemasan ini yang harus
ditangani secara bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial.

2. Kebijakan Lingkungan : Pemenuhan peraturan serta pencegahan pencemaran.

3. Penanganan pestisida merupakan salah satu program lingkungan ISO 14001.


KEBIJAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA

PENGGUNAAN
PESTISIDA

LEGAL BENAR / TEPAT BIJAKSANA

Tidak bertentangan dengan Pestisida yang diaplikasikan Menekan dampak negatif


peraturan perundangan yang mampu menampilkan efikasi pestisida terhadap penggunan,
berlaku di Indonesia biologisnya yang optimal konsumen dan lingkungan

Komitmen terhadap RSPO


Ekonomis dan Efisien
Dan ISO 14001
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai