Anda di halaman 1dari 41

INTERAKSI OBAT-OBAT

ANTIHIPERTENSI DAN
ANTIHIPERLIPIDEMIA

Here starts the


lesson!
Kelompok 1

Indriani Angraini Isra Ahliza Fauziah

Nadhila Aghis Pratiwi Alda Syafira

Nur Atika Muin Bela septiani


Definisi
1. Antihipertensi

Hipertensi berasal dari bahasa latin “Hyper” yang berarti


“super atau luar biasa”, dan “tensio” yang berati “tegangan atau
tekanan” sehingga diartikan tekanan yang luar biasa dan sekarang
terkenal dengan nama tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Menurut Sidabutar ( Soeparma, 1990 : 205), hipertensi
didefinisikan sebagai suatu tingkat tekanan darah dimana
komplikasi yang timbul menjadi nyata. Menurut WHO, hipertensi
adalah tekanan darah dimana sistolenya setinggi 165 mmHg atau
lebih sedangkan diastolenya mencapai 95 mmHg atau lebih.

You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
2. Antihiperlipidemia

Hiperlipidemia, lebih tepat disebut dislipidemia, adalah


Kelainan metabolisme lemak yang ditandai oleh peningkatan dari
salah satu atau lebih dari:kolesterol, kolesterol ester, posfolipid, dan
trigliserida. Kelainan komponen lemak yang utama meliputi
kenaikan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (disebut
hiperkolesterolemia), kenaikan kadar trigliserida (disebut
hipertrigliseridemia), serta penurunan kadar kolesterol HDL.

You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
Etiologi
1. Antihipertensi
Hipertensi merupakan suatu penyakit
dengan kondisi medis yang beragam. Pada
kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya
tidak diketahui (essensial atau hipertensi
primer). Hipertensi primer ini tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat di kontrol.
Kelompok lain dari populasi dengan
persentase rendah mempunyai penyebab yang
khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder.
Banyak penyebab hipertensi sekunder;
endogen maupun eksogen. Bila penyebab itle. P52
Book T
hipertensi sekunder dapat diidentifikasi,
hipertensi pada pasien-pasien ini dapat
disembuhkan secara potensial.
Lanjutan...
a. Hipertensi Primer (essensial)
Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial
(hipertensi primer). Hipertensi essensial merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi.
Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah
diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi
primer tersebut. Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal ini
setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting pada
patogenesis hipertensi primer.

b. Hipertensi Sekunder
Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit
komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada
kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit
renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik
secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat
hipertensi dengan menaikkan tekanan darah.
2. Anti hiperlipidemia

Secara umum penyebab hiperlipidemia adalah faktor


genetik, mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol,
konsumsi alkohol, konsumsi makanan berkalori tinggi,
penyakit lain dan pengaruh obat-obatan.
Lanjutan...
1. Hiperlipidemia Primer
Merupakan gangguan metabolisme lipid yang diakibatkan oleh faktor
genetik yaitu kelainan gen tunggal yang diwarisi (monogenik) atau kombinasi
faktor genetik dan lingkungan sehingga terjadi kelainan (poligenik) pada
komponen genetik yang mengatur transfor lipoprotein seperti reseptor,
apolipoprotein, enzim dan transpor protein.

2. Hiperlipidemia Sekunder
Merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu seperti
penyakit dan obat-obatan). Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia :
● Diabetus Melitus
● Hipotiroidisme
● Sindrom nefrotik
● Obesitas
● Gangguan hati
You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
1. Antihipertensi

Patofisiologi Tekanan arteri sistemik adalah hasil


dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan perifer.
Cardiac output (Curah jantung) diperoleh
dari perkalian antara stroke volume
dengan heart rate (denyut jantung).
Pengaturan tahanan perifer
dipertahankan oleh sistem saraf otonom
dan sirkulasi hormon.
Empat sistem kontrol yang
berperan dalam mempertahankan
tekanan darah antara lain sistem baro
reseptor arteri, pengaturan volume cairan
tubuh, sistem renin angiotensin dan
You can replace this autoregulasi vaskuler.
picture if you wish
3. Renin dan angiotensin memegang peranan dalam
pengaturan tekanan darah. Ginjal memproduksi
Lanjutan... renin yaitu suatu enzim yang bertindak sebagai
substrat protein plasma untuk memisahkan
angiotensin I, yang kemudian diubah oleh
1. Sistem baroreseptor meniadakan peningkatan converting enzym dalam paru menjadi bentuk
tekanan arteri melelui mekanisme perlambatan angiotensin II kemudian menjadi angiotensin III.
jantung oleh respon vagal (stimulasi Angiotensin II dan III mempunyai aksi
parasimpatis) dan vasodilatasi dengan vasokonstriktor yang kuat pada pembuluh darah
penurunan tonus otot simpatis. Oleh karena dan merupakan makanisme kontrol terhadap
itu, refleks kontrol sirkulasi meningkatkan pelepasan aldosteron. Aldosteron sangat
arteri sistemik bila tekanan baroreseptor turun bermakna dalam hipertensi terutama pada
dan menurunkan tekanan arteri sistemik bila aldosteronisme primer.
tekanan baroreseptor meningkat. 4. Auteregulasi vaskular merupakan mekanisme lain
lain yang terlibat dalam hipertensi. Auteregulasi
2. Perubahan volume cairan memengaruhi vaskular adalah suatu proses yang
tekanan arteri sistemik. Bila tubuh mengalami mempertahankan perfusi jaringan dalam tubuh
kelebihan garam dan air, tekanan darah relatif konstan. Jika aliran berubah, proses-proses
meningkat melalui mekanisme fisiologi autoregulasi akan menurunkan tahanan vaskular
kompleks yang mengubah aliran balik vena ke dan mengakibatkan pengurangan aliran,
jantung dan mengakibatkan peningkatan curah sebaliknya akan meningkatkan tahanan vaskular
jantung. sebagai akibat dari peningkatan aliran.
Lanjutan...
Antihiperlipidemia

Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan


gejala. Terkadang, jika kadar lemak sangat tinggi, endapan
lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang disebut
xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit.
Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dL atau
Lebih) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan
gejala-gejala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut yang
hebat). Gejala lainnya adalah polineuropati perifer, hipertensi,
Indeks massa tubuh (BMI>30 kg/M2).
2
itle. P5
Book T
Hiperlipidemia dapat diklasifikasikan dalam kategori berikut:

1. Hiperlipidemia tipe I / hiperkilomikronemia, merupakan hyperlipidemia yang


disebabkan oleh asupan lipid eksogen yang berlebihan ditandai dengan
peningkatan kilomikron yang melebihi batas normal dengan peningkatan
trigliserida dan kolesterol serum. hiperlipidemia tipe ini dapat diatasi dengan
diet rendah lipid, tidak memerlukan terapi farmakologi.
2. Hiperlipidemia tipe IIa / hiperkolesterolemia familial ditandai dengan
peningkatan LDL darah yang meningkat drastis. hiperkolesterolemia ini
dikatakan heterozigot jika lefel kolesterol totalnya berkisar antara 275- 500 mg/dl.
3. Hiperlipidemia tipe IIb / kombinasi hiperlipidemia yang ditandai dengan
peningkatan LDL dan VLDL melebihi batas normal dengan peningkatan kadar
kolesterol dan trigliserida (TG). Hiperlipidemia ini umumnya bersifat
asimptomatis sampai terjadi perkembangan penyakit Faskuler.
Lanjutan..
4. Hiperlipidemia tipe III/ disbetalipoproteinemia, ditandai dengan peningkatan
IDL melebihi batas normal sedangkan nilai LDL normal. juga terjadi
peningkatan TG dan kolesterol. Hiperlipidemia ini juga biasanya asimptomatis
hingga terjadi perkembangan penyakit Faskuler.
5. Hiperlipidemia Tipe IV / Hipertrigliserida familial yang ditandai dengan
peningkatan VLDL melebihi batas normal dengan peningkatan trigliserida.
6. Hiperlipidemia tipe V, yang ditandai peningkatan kadar VLDL dan kilomikron
dengan peningkatan TG dan kolesterol.
Terapi Farmakologi
1. Terapi Farmakologi Antihipertensi
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan
oleh JNC 7 adalah:
● Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosteron Antagonist
● Beta Blocker (BB)
● Calcium Chanel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)
● Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)
● Angiotensin II Receptor Blocker atau A receptor antagonist/blocker (ARB)
Sebagian besar pasien memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai
target tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan.
Kombinasi obat yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah:
● CCB dan BB
● CCB dan ACEI atau AR
● CCB dan diuretika
● AB dan BB
● Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat
2. Terapi Farmakologi Antihiperlipidemia
Berdasarkan jenis lipid yang diturunkan kadar plasmanya, obat
antihiperlipidemia dapat digolongkan menjadi :
• Antihiperkolesterolemia : Resin (kolestiramin, kolestipol), Niacin,
Neomisin sulfat, Probukol, Fibrat, Lovastatin, Dekstrotiroksin.
• Antihipertrigliserida : Fibrat (Klofibrat, Gemfibrozil, Fenofibrat,
Bezafibrat), Niacin, Fish Oil.
Interaksi obat

Interaksi Obat-Obat Antihipertensi


LANJUTAN
TERAPI /
PENGOBATAN  Pada pasien diberikan obat risperidone tablet 2x0,5
Terapi untuk demensia vaskular mg dan tablet amlodipin tab 1x10 mg.
 Risperidone merupakan obat golongan antipsikotik
ditujukan kepada penyebabnya, mengendalikan
generasi 2. Risperidone memiliki mekanisme kerja
faktor risiko (pencegahan sekunder) serta terapi melalui blokade reseptor dopamin post sinaps dan
untuk gejala neuropsikiatrik dengan serotonin secara selektif. Sehingga memiliki risiko
memperhatikan interaksi obat. Selain itu efek samping ekstrapiramidal, memperluas aktivitas
diperlukan terapi multimodalitas sesuai terapeutik terhadap gejala negatif dan afektif, serta
gangguan kognitif dan gejala perilakunya. mengurangi gejala psikotik, seperti halusinasi dan
delusi. Pasien memiliki sifat mudah marah dan
Penatalaksanaan utamanya digunakan untuk
menunjukkan gangguan isi pikir yaitu waham
mencegah memburuknya demensia vaskular cemburu. Penggunaan antipsikotik pada demensia
dengan cara mengobati penyakit yang yang dianjurkan adalah dosis rendah. Dosis
mendasarinya seperti hipertensi, risperidone yang dianjurkan adalah 2-8 mg/hari.
hiperlipidemia, dan diabetes melitus.
LANJUTAN
● Psikoedukasi terhadap keluarga atau caregiver menjadi
bagian yang sangat penting dalam tatalaksana pasien.
Amlodipine merupakan golongan Dokter dapat membantu keluarga memahami
penghambat kanal kalsium generasi kedua dari kelas gambaran perasaan kompleks yang dikaitkan dengan
1,4 dihidropiridin (DHP). DHP bekerja dengan perasaan keluarga terhadap pasien.3,6
● Prognosis vitam pasien adalah dubia ad malam karena
mengikat situs yang dibentuk dari residu asam
didapatkan kelainan pada tanda-tanda vital pasien,
amino pada dua segmen S6 yang berdekatan dan
pasien juga tidak rutin mengecek kesehatannya ke
segmen S5 diantaranya dari kanal kalsium dokter dan hingga saat didapatkan masalah pada
bermuatan di sel otot polos dan jantung. Ikatan keadaan medis pasien. Prognosis functionam dubia ad
tersebut menyebabkan kanal kalsium termodifikasi malam karena semenjak pengobatan awal pasien belum
ke dalam kondisi inaktif tanpa mampu berkonduksi dapat melakukan fungsinya dengan baik. Prognosis
(nonconducting inactive state) sehingga kanal sanationam dubia ad malam, perjalanan klasik
kalsium di sel otot menjadi impermeabel terhadap demensia adalah perburukan bertahap selama 5 sampai
masuknya ion kalsium 10 tahun yang akhirnya menyebabkan kematian
Interaksi Obat-Obat
Antihiperlipidemia
THANKS
YOU

Anda mungkin juga menyukai