Anda di halaman 1dari 7

ISI

Analisis permasalahan/brainstorming

• Penjelasan mengenai hati nurani, egoisme etis, kebebasan psikologi


• Hati nurani: Adegan Jack melihat pasien di rumah sakit yang terlihat sengsara karena
menderita dan Jack merasa iba, ingin membantunya.
• Egoisme etis: Saat merencanakan euthanasia. Jack dan adiknya berfikir bahwa praktik
euthanasia bisa menjadi praktik yang bagus (Rachel 2004: tindakan yang dilandasi oleh
kepentingan diri sendiri).
• Kebebasan psikologis: Sebelum euthanasia dijalankan, dr.Jack memberikan pilihan kepada
Janette apakah dia masih ingin melanjutkan euthanasia atau tidak.
• Teologi: dr. Jack berpikir bahwa tindakan euthanasia merupakan tindakan yang benar
(mengukur tindakan yang baik dan benar dari akibat tindakan tersebut (tindakan yang
benar dengan tujuan yang benar)).
• POV/Cara pandang: dr.Jack melakukan euthanasia sebagai tujuan menolong pasien-pasien
yang menderita, tetapi cara menolongnya tidak bisa diterima oleh masyarakat, dimana
tindakannya tersebut membuat dr. Jack di cap sebagai dr. Death. Didalam menjalankan
prakteknya.
Mengapa poin-poin yang ada di nomor 1 digolongkan sebagai isu
etik?

• Membahas isu etik harus bisa dikaitkan lagi dengan prinsip bioetik yakni Four
ethical principles, diantaranya adalah human dignity and human rights, benefit and
harm, autonomy dan tanggung jawab individu, privacy dan confidentiality. Prinsip
etik ini apabila disambungkan dengan film dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Benefit and harm
• Harm
• Autonomy
• Hati nurani
• Melanggar Non maleficience
• Sudut pandang masyarakat: Euthanasia sebagai tindakan yang melanggar hukum
alam, dimana kematian adalah kehendak Tuhan.
Sudut Pandang

• Pasien
• Keluarga
• Masyarakat
• Dr. Jack
• Kolega
• Hukum
• Agama
Legal Aspect
• Human rights yang diatur dalam pasal 28a UUD 1945: Dinyatakan bahwa setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.
• Pasal 344 KUHP: Barangsiapa yang menghilangkan jiwa dari orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang
disebutkan dengan nyata dan sungguh-sungguh akan dihukum penjara selama maksimal 12 tahun.
• Pasal 338 KUHP: Barangsiapa yang sengaja menghilangkan nyawa orang lain akan dihukum dipenjara selama 15 tahun
• Pasal 359 KUHP: Barangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya orang akan dihukum penjara selama-lamanya 5
tahun atau kurungan selama-lamanya 1 tahun
• Pasal 304 KUHP: Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan orang dalam kesengsaraan, sedang ia
wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan pada orang itu karena hukum yang berlakunya atau karena
menurut perjanjian dihukum penjara selama-lamanya 2 tahun 8 bulan
• Pasal 345 KUHP: Barangsiapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk membunuh diri, menolong dalam kegiatan itu
atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun.
• Pasal 340 KUHP: Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan dengan terlebih dahulu menghilangkan nyawa
orang lain dikenakan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tersebut, paling
lama 20 tahun.
• Kode Etik Kedokteran No. 434/MEN.KES/SK/X/1983 Pasal 10: Setiap dokter senantiasa mengingat akan kewajibannya
melindungi mahluk insani. Dijelaskan bahwa dokter harus berusaha memelihara dan mempertahankan hidup mahluk
insani. Seorang dokter dilarang menggugurkan kandungan dan mengakhiri hidup seorang pasien melalui euthanasia
SOLUSI
• Bila disetujui untuk diperbolehkannya praktek euthanasia maka peraturan tegas harus dibuat sesuai
dengan keadaan masyarakat ataupun norma negara yang melegalkannya.
• Paparkan dokter untuk tidak melakukan euthanasia sesuai dengan aspek-aspek legal diatas.
• Jika ada pasien terminal disease, lakukanlah perawatan sebaik mungkin untuk mengurangi
penderitaannya. Sarankan perawatan paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga
yang bersangkutan.
• Sering adakan forum diskusi untuk membahas euthanasia dimana melibatkan banyak ahli (hukum,
medis, agama, dll).
• Apabila hukum belum ditegakkan maka sesuaikan dengan norma-norma agama yang berlaku di
negara tersebut.
• Tingkatkan pengawasan dari lembaga-lembaga yang bersangkutan sehingga lebih efektif dan efisien
terhadap tindakan tersebut.
• Untuk pengambilan keputusan tindakan tersebut, lebih baik daripada dokter perseorangan yang
mendampingi maka penggunaan tim yang terdiri dari dokter, psikiater, maupun tenaga ahli lain harus
dilibatkan sehingga beban moral sebagai dokter yang melakukantinakan tersebut tidak terlalu berat
• Meningkatkan promosi paliative care maupun hospice pada pasien-pasien yang memiliki
kecenderungan ingin mengakhiri hidupnya
KESIMPULAN

• Kode etik harus selalu didiskusikan agar tidak stagnan dan dapat
mengkuti perubahan global maupun norma masyarakat yang dinamis
untuk mengurangi resiko penyalahgunaan/malpraktik dari tindakan
euthanasia
• Dalam menentukan pilihan, kita diberikan kebebasan untuk memilih.
Teapi kebebasan ini dibatasi oleh beberapa hal seperti norma, aturan-
aturan hukum, hukum agama, dll.
• Hak seorang individu untuk dapat menolak ataupun menerima tindakan
terhadap dirinya sendiri oleh dirinya sendiri hanya dapat berlaku selama
hak seorang individu itu tidak melanggar hak individu lain.

Anda mungkin juga menyukai