Anda di halaman 1dari 22

UJI AKTIVITAS DIURETIK

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II
Dosen : Nurihardiyanti, S.Farm., M.Farm

Kelompok 3 :
1. Marwansyah (181040400289)
2. Muksin Ahmad (181040400316)
3. Nia Santika (181040400300)
4. Novia Anggraini KP. (181040400296)
5. Priscilla Sinta (181040400310)
6. Siti Mutoyah (181040400273)
7. Totok Sriyanto (181040400307)
8. Yunita (181040400178)
Tujuan dan Latar Belakang

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik dan
kombinasi dosis efektif sebagai diuretik. Ekstrak dibuat
dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.

Latar Belakang Penelitian

Dalam mempertahankan homeostatis ekskesi air dan


elektolit pada asupan harus melebihi ekskresi karena
sebagian dari jumlah air dan elektrolit tersebut akan diikat
dalam tubuh. Jika asupan kurang dari ekskresi maka
jumlah zat dalam tubuh akan berkurang. Kapasitas ginjal u
ntuk mengubah ekskresi natrium sebagai respon terhadap
perubahan asupan natrium akan sangat besar.
Hal ini sesuai untuk air dan kebanyakan elektrolit lainnya
seperti klorida, kalium, kalsium, hidrogen, magnesium, dan
fosfat
TEORI

Sumber : Farmakologi dan Terapi Edisi 6, Tahun 2016 (Hlm. 396)


Penggolongan Diuretik
01 Diuretik Kuat (High-Ceiling Diuretics)
 Mekanisme Kerja : Diuretik kuat terutama bekerja dengan cara menghambat simporter Na+-K+-2Cl-
di ansa Henle asendens bagian epitel tebal sehingga diuretik ini juga disebut sebagai Loop Diuretics
 Tempat Kerja : Permukaan sel epitel bagian luminal (yang menghadap ke lumen tubuli)
 Contoh Obat : Furosemid, Bumetanida, asam etakrinat..

02 Diuretik Tiazid

 Mekanisme Kerja : Bekerja menghambat simporter Na+,Cl- di hulu tubulus distal. Sistem transpor ini
dalam keadaan normal berfungsi membawa Na+ dan Cl- dari lumen ke dalam sel epitel tubulus.
 Contoh Obat : Hidroklortiazid, triklormetiazid, Butizid, Politiazid

Sumber & Referensi : Farmakologi dan Terapi Edisi 6, Tahun 2016 (Hlm. 401, 404))
Penggolongan Diuretik
03 Diuretik Hemat Kalium

 Antagonis Aldosteron : Memperbesar reabsorpsi natrium dan klorida di tubuli distal serta
memperbesar ekskresi kalium dan H+. Contoh : Spironolakton dan eplerenon
 Triamteren & Amilorid : Memperbesar ekskresi natrium dan klorida sedangkan ekskresi kalium
berkurang dan ekskresi bikarbonat tidak mengalami perubahan

04 Diuretik Osmotik

 Mekanisme Kerja : Senyawa ini inert secara farmakologi, setelah difiltrasi di glomerulus tidak
mengalami reabsorpsi di tubulus. Sesuai dengan tekanan osmotiknya, senyawa ini akan menahan air
di lumen tubulus, sedangkan natrium akan direabsorpsi. Namun natrium yang direabsorpsi akan
menjadi lebih sedikit karena terjadi perbedaan konsentrasi natrium yang cepat yaitu konsentrasi
natrium di lumen lebih kecil dibandingkan di dalam sel, sehingga lebih banyak natrium yang tertahan.
 Contoh Obat : Manitol, Sorbitol, Gliserin, Urea, Isosorbid
Sumber & Referensi : Farmakologi dan Terapi Edisi 6, Tahun 2016 (Hlm. 400, 408)
Penggolongan Diuretik
05 Penghambat Karbonik Anhidrase

 Mekanisme Kerja : Menghambat enzim karbonik anhidrase, sehingga memperkecil reabsorbsi


tubulus dari ion natrium, karena jumlah ion H masuk ke lumen lebih sedikit. Akibatnya adalah terjadi
peningkatan ekskresi ion natrium, kalium dan hidrogen karbonat melalui ginjal dan disertai ekskresi
air. Kehilangan basa akan menyebabkan terjadinya asidosis dalam darah. Dengan ini kerja inhibitor
karboanhidratase akan berkurang dengan cepat.
 Contoh Obat : Asetazolamid, Diklorfenamid, Metazolamid

Sumber & Referensi : Farmakologi dan Terapi Edisi 6, Tahun 2016 (Hlm. 396)
METODE PENELITIAN
Alat Bahan Hewan Uji
• Kandang hewan uji • Biji salak dan biji pepaya • Tikus galur Wistar usia 4
• Sarung tangan bulan, berat 180-220
• Etanol 96%
• Tempat makan dan minum gram sebanyak 15 ekor
hewan uji
• Na.CMC
• Spuit 1,5 dan 10mL • Reagen Dragendorff
• Alat-alat gelas • Wagner
• Rotary evaporator • Mayer PowerPoint
• Oven • Lieberman Buchard Presentation
• Pipet • Furosemid
• Ayakan
• Blender
• Serbuk Mg
• Gelas kimia
• Asam klorida pekat
• Kertas saring • Asam nitrat
• Masker • Asam perkolat
• Timbangan analitik • Larutan FeCl3, LaCl3 dan
• Waterbath HCl 2N
• Wadah penampung urin
• pH meter
• Sonde oral
• Flame Fotometer
Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya
Biji pepaya diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96%, pembuatan ekstrak
dilakukan dengan metode maserasi, yaitu :

1 2 3

Semua maserat etanol


Ekstrak kemudian disaring
digabungkan (filtrat 1+filtrat
dengan menggunakan kertas
250 g serbuk biji pepaya yang 2) dan diuapkan dengan
saring sehingga didapat
diperoleh dimasukkan menggunakan Rotary
maserat (filtrat 1) dan
kedalam bejana maserasi evaporator pada temperatur
residunya diremaserasi
kemudian ditambahkan 40oC sampai volumenya
dengan etanol 96%
pelarut etanol 96%, ditutup menjadi ¼ dari volume awal
menggunakan prosedur yang
dan dibiarkan terendam dan dilanjutkan dengan
sama, maserasi dilakukan
selama 3 hari terlindung dari pemekatan menggunakan
selama 2 hari sampai
cahaya (setiap hari digojok) waterbath pada suhu 40oC
diperoleh maserat yang jernih
sehingga menghasilkan
(filtrat 2).
ekstrak kental.
Pembuatan Ekstrak Biji Salak
Biji salak diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96%, pembuatan ekstrak
dilakukan dengan metode maserasi, yaitu :

1. 300 g serbuk biji salak yang diperoleh dimasukkan kedalam bejana maserasi kemudian ditambahkan pelarut
etanol 96%.
ditutup dan dibiarkan terendam selama 3 hari terlindung dari cahaya (setiap hari digojok)

2. Ekstrak kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring sehingga didapat maserat (filtrat 1) dan
residunya diremaserasi dengan etanol 96% menggunakan prosedur yang sama, maserasi dilakukan selama 2
hari sampai diperoleh maserat yang jernih (filtrat 2)

3. Selanjutnya semua maserat etanol digabungkan (filtrat 1+filtrat 2) dan diuapkan dengan menggunakan Rotary
evaporator pada temperatur 40oC sampai volumenya menjadi ¼ dari volume awal dan dilanjutkan dengan
pemekatan menggunakan waterbath pada suhu 40oC sehingga menghasilkan ekstrak kental
Pengujian efek diuretik kombinasi biji
pepaya dan biji salak

1. Tikus 2. Dibagi
dipuasakan tidak menjadi 5 4. Kemudian dari 5. Tikus kemudian
3. Setelah 30
diberi makan ± kelompok, volume urin ditempatkan di
menit masing- kandang metabolik
18 jam dengan masing-masing kumulatif diambil
masing tikus individual dan volume
tetap diberi diberi aquadest sampel untuk urin yang
diberi perlakuan
minum ad hangat (suhu pengukuran diekskresikan dicatat
sesuai setiap 30 menit selama
libitum, 70oC) 10 ml/100 kadar natrium
kelompoknya 6 jam setelah itu
kemudian bobot g sebagai (Na), kalium (K), dilanjutkan pengukuran
badan tikus loading dose serta pH urin. volume urin kumulatif.
ditimbang secara oral.
Pembagian kelompok uji aktivitas diuretik
kombinasi ekstrak biji pepaya dan biji salak
No Kelompok Jumlah Perlakuan
Tikus (ekor)

1 Kontrol Negatif (-) 5 Diberi suspensi Na CMC 0,5%


2 Kontrol Positif (+) 5 Diberi suspensi furosemid 3,6 mg/kg BB
3 Kombinasi Dosis I 5 Diberi suspensi kombinasi ekstrak biji salak
37,5 mg/kg BB dan biji pepaya 7,5 mg/kg BB

4 Kombinasi Dosis 2 5 Diberi suspensi kombinasi ekstrak biji salak 70


mg/kg BB dan biji pepaya 15 mg/kg BB

5 Kombinasi Dosis 3 5 Diberi suspensi kombinasi ekstrak biji salak


140 mg/kg BB dan biji pepaya 30 mg/kg BB
Pengukuran pH (Derajat Keasaman) Penentuan Kadar Natrium dan Kalium
dengan Flame Fotometer
Penetapan pH urin menggunakan pH meter. Sebanyak 1 ml volume urin diekstraksi dengan
Untuk penetapan pH ini, urin harus benar- menambahkan asam nitrat 5 ml ditambahkan
benar segar atau diawetkan supaya jangan asam perkolat 2 ml selama 24 jam, kemudian
terjadi amonia oleh perombakan ureum. dimasukkan dalam erlenmeyer 25 ml,
selanjutnya didestruksi basah hingga
volumenya 1-2 ml dan didinginkan hingga
suhu ruang. dimasukkan kedalam labu terukur
25 ml kemudian dicukupkan dengan aquades
sampai 25 ml ditambahkan larutan baku
campuran LACl3 4,5 ml, selanjutnya diukur
menggunakan alat Flame Fotometer.
Analisis Data

Selain itu volume urin kumulatif ,


Volume urin yang diperoleh kadar natrium dan kalium yang
digunakan untuk menghitung diperoleh dianalisis dengan
indeks aktivitas diuretik (IAD) menggunakan metode ANOVA
berdasarkan persamaan. (Analysis Of Variance) pada
Persamaan tersebut diuraikan tingkat kepercayaan 95%.
sebagai berikut : Dilanjutkan dengan uji Duncan
untuk mengetahui kelompok
perlakuan yang berbeda
signifikan dibandingkan dengan
yang lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penapisan Fitokimia

Ekstrak etanol biji salak positif Ekstrak etanol biji pepaya positif
mengandung senyawa bioaktif yang mengandung senyawa bioaktif yang
berperan dalam memberikan khasiat atau berperan dalam memberikan khasiat atau
efek biologi antara lain flavonoid, alkaloid, efek biologi, antara lain flavonoid, alkaloid,
saponin, dan tanin saponin, dan tanin.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan bioaktif yang terdapat dalam ektrak biji salak yang beraktivitas
sebagai diuretik adalah flavonoid (Novita,dkk.,2014). Berdasarkan hasil
penapisan fitokimia yang diperoleh menunjukkan bahwa pada ekstrak biji
salak memberikan hasil positif terhadap golongan senyawa flavonoid,
saponin, alkaloid dan tanin (Tabel 3). Sedangkan untuk kandungan bioaktif
yang terdapat dalam ektrak biji pepaya yang beraktivitas sebagai diuretik
adalah senyawa alkaloid (Nessa, 2013). Berdasarkan hasil penapisan
fitokimia yang diperoleh menunjukkan bahwa pada ekstrak biji pepaya
memberikan hasil positif terhadap golongan senyawa flavonoid, saponin,
alkaloid dan tanin (Tabel 2). Penapisan fitokimia ini bertujuan untuk
mengetahui golongan senyawa yang terkandung didalam ekstrak bahan uji
yang digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengukuran Volume Urin Berdasarkan hasil pengukuran volume total urin tikus
pada Tabel 4 menunjukkan bahwa pada kontrol negatif
dan Indeks Aktivitas Diuretika (Na CMC) memiliki volume urin yang rendah
dibandingkan kontrol positif (Furosemid) dan kombinasi
Hasil pengukuran volume urin kumulatif dosis 1, 2 dan 3. Hal ini disebabkan karena kontrol
negatif tidak terkandung zat aktif yang dapat
dan indeks aktivitas diuretik meningkatkan volume urin sehingga menyebabkan
ekskresi urin yang keluar sedikit. Aktivitas diuretic
tertinggi ke terendah secara berurutan adalah kombinasi
dosis 3 (1,48), furosemid 1,41), kombinasi dosis 2 (1,28)
dan kombinasi dosis 1 (1,06). Peningkatan pemberian
dosis ekstrak biji papaya dan ekstrak biji salak dapat
meningkatkan pengeluaran volume urin terhadap tikus
putih jantan. Hasil uji statistic Anova terhadap volume
total urin diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p0,05).
Sedangkan efek diuretik kombinasi dosis 1 lebih kecil bila
dibandingkan dengan kombinasi dosis 2 dengan nilai
signifikansi 0,01 (p < 0,05) dan berbeda tidak signifikan
dengan kontrol negative (p=0,224, p>0,05), meskipun
volume total urin kelompok kombinasi dosis 1 terlihat
lebih banyak dibandingkan dengan control negative. Hal
ini diduga karena konsentrasi zat aktif yang masih sedikit
sehingga efek diuretik rendah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengukuran pH masing-
Hasil Pengukuran pH Urin masing kelompok menunjukkan adanya
peningkatan derajat keasaman (pH) urin. Nilai
pH urin tikus normal berkisar 7,3 sampai 8.
Hasil pengukuran pH urin dilakukan Nilai pH urin ditentukan oleh pengaturan asam
dengan menggunakan alat pH meter basa di ginjal. Apabila sejumlah HCO3 -
difiltrasi secara terus menerus ke dalam
tubulus ginjal dan dieksresikan ke dalam urin,
maka akan menyebabkan urin bersifat basa.
Sebaliknya, apabila sejumlah ion H+ difiltrasi
secara terus-menerus kedalam tubulus ginjal
dan dieksresikan ke dalam urin maka akan
menyebabkan urin bersifat asam (Brater DC,
1998). Dalam pengaturan konsentasi ion H+ ,
ginjal memiliki beberapa mekanisme yaitu
mensekresikan ion H+ ke tubulus, melakukan
reabsorbsi ion HCO3 - dan memproduksi ion
HCO3 - yang baru. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi dan menetralisir kelebihan ion H+
di dalam tubuh (Nalwaya N, dkk. 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengukuran Kadar Natrium dan Kalium

Hasil pengukuran kadar natrium dan kalium yang diperoleh dengan menggunakan alat flame
fotometer
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengukuran kadar natrium dan kadar kalium pada Tabel menunjukkan
kadar natrium urin tikus yang diberikan kombinasi dosis ekstrak biji papaya dan ekstrak biji
salak dengan tiga peringkat dosis yang digunakan cenderung meningkat seiring dengan
bertambahnya dosis. Demikian juga halnya dengan kadar kalium urin yang diekskresikan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, kombinasi dosis 1, 2 dan 3 menunjukkan efek diuretik
terhadap kadar natrium dalam urin yang berbeda tidak signifikan. Pemberian kombinasi dosis
1,2 dan 3 mempunyai efek diuretik terhadap pengeluaran natrium lebih besar dibandingkan
dengan tikus kontrol negatif tetapi tidak lebih banyak daripada kontrol positif dengan nilai
signifikansi 0,00 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa furosemid lebih kuat untuk
pengeluaran natrium dan kalium dalam urin tikus sedangkan CMC-Na 0,5% adalah sebagai
kontrol negatif dalam penelitian ini memiliki urin dengan kandungan ion natrium dan kalium
yang lebih rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan volume urin yang terlihat
selama penelitian bukan merupakan efek osmotik atau aquaretik melainkan disebabkan oleh
adanya aktivitas diuretik (Mary JM, dkk. 1995). Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin
banyak dosis ekstrak yang diberikan maka semakin banyak mempengaruhi pengeluaran
volume urin dan ekskresi natrium. Peningkatan pengeluaran natrium dalam urin
mengindikasikan adanya efek diuretik yang dihasilkan dari ekstrak biji papaya dan ekstrak biji
salak. Hasil yang sama juga diperoleh pada pengukuran kadar kalium urin tikus.
KESIMPULAN

Penggunaan kombinasi ekstrak biji pepaya dan biji salak sebagai diuretik alami
telah terbukti mampu meningkatkan volume urin, eksresi ion natrium dan kalium
melalui urin sehingga ekstrak ini memiliki potensi yang hampir sama dengan
diuretik sintetik yang banyak digunakan saat ini. Pengeluaran ion natrium dan
kalium dalam jumlah yang berlebih mengakibatkan dehidrasi, gangguan
keseimbangan ion tubuh, dan pada kondisi yang parah dapat mengganggu
fisiologis jantung. Dengan demikian, penggunaan kombinasi ekstrak biji pepaya
dan biji salak sebagai diuretikum juga harus berhati-hati, tidak boleh diberikan
secara terus menerus, dan sesuai dosis efektif sehingga meminimalisir efek negatif
yang ditimbulkan.
DAFTAR PUSTAKA

• Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2016. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hlm.396-408

• Nurihardiyanti, Yuliet dan Ihwan. 2015. AKTIVITAS DIURETIK KOMBINASI EKSTRAK BIJI


PEPAYA (Carica papaya L) DAN BIJI SALAK (Salacca zalacca varietas zalacca
(Gaert.)Voss) PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L) . Palu :
GALENIKA Journal of Pharmacy . Vol. 1,No. 2:105-112. Diambil dari: https://
bestjournal.untad.ac.id/index.php/Galenika/article/view/6241 (Diakses pada 28 Juli 2020)

Anda mungkin juga menyukai