PEREJONOMIAN GLOBAL
Nama Kelompok :
Sejak pasca Perang Dunia II, dunia industri internasional telah mnegalami perubahan
mendasar pada teknologi masal menjadi pendekatan produksi fleksibel. Produksi masal
dalam litaratur ekonomi pembangunan disebut fordism, yang ditambahi dengan adanya lini
produksi perakitan yang mengadung tingkat pembagian kerja demikian tinggi yang
mempermudah tugas para pekerja menjadi operasi rutin yang tidak banyak memerlukan
keahlian atau pelatihan (Jenkins, 1992 : h. 26). Dengan cara semacam ini ketepatan dan
kecepatan pekerjaan dikendalikan oleh mesin, dan bukan oeh seorang pekerja.
SPESIALISASI FLEKSIBEL (POST-FORDIAM)
Pendekatan yang kedua adalah pendekatan industri yang oleh kebanyakan industriawan sebelum
Perang Dunia II. Pendekatan ini kemudian dirasakan kurang fleksibel dalam menghadapi perkembangan
dunia perdagangan internasional yang semakin cepat. Selain itu pendekatan ini mensyaratkan
perusahaan harus memiliki sistem persediaan yang berdasar “just in case”. Perusahaan harus memiliki
persediaan input yang besar, sehingga harus memiliki persediaan input yang besar untuk menjaga
apabila ada permintaan yang besar, sehingga memerlukan modal dan biaya yang tidak sedikit.
SPESIALISASI FLEKSIBEL (POST-FORDISM)
• Pendekatan yang kedua adalah pendekatan Spesialisasi Fleksibel atau Pasca fordism.
Ciri-ciri dari pendekatan ini adalah ukuran perusahaan yang meliputi kecil ke besar,
mesin-mesin yang berteknologi umum, tenaga kerja yang berwawasan luas, pembuatan
konsep terintegrasi dengan pelaksanaannya, ketrampilan luas dan rugas yang bervariasi,
hirarki daftar dan informal, output yang besar bervariasi dan sesuai pemesanan.
Lembaga kerja yang terdesentralisasi-lokal yang mengaarah pada kopetisi kerjasama.
• Pendekatan difokuskan pada sistem “Jaoanese Kambon” atau sistem “Just in time”,
dimana persediaan dibuat seminimal mungkin dengan cara mengatur pamasok untuk
mengirim produk secara harian atau waktu yang diciptakan. Dengan sistem ini
memberikan fleksibilitas dari investasi industri yang terlalu besar dan pemborosan modal.
Pendekatan inilah yang terlalu besar dan pemborosan modal. Pendekatan inilah yang
kemudian memberkan kesempatan bagi pengembangan industri dinegara sdang
berkembang.