Anda di halaman 1dari 5

Elmer A.

Martens1

Bilangan adalah buku keempat dalam kumpulan lima buku, Pentateuch. Kitab ini dihubungkan dengan kitab
Kejadian berhubungan dengan subjek janji (Clines) dan kutukan. Kitab Bilingan mengikuti Imamat, dan
sepertinya mengandung peraturan kultis yang diberikan di Sinai. Kitab Bilangan adalah sebuah naratif yang
mencakup empat puluh tahun perjalanan Israel dari Sinai ke Moab, ambang Tanah Perjanjian. Kitab
Bilangan ini adalah sebuah "jembatan" pada kitab Ulangan, yang berisi pidato-pidato yang diberikan oleh
Musa di dataran Moab.

STRUKTUR SASTRA
Penataan buku sesuai dengan tempat-tempat geografis memberi tiga bagian: perkemahan di Sinai (1:1-
10:10), sekitar Kadesy-Barnea (10:11-20:13), dan perjalanan di daerah dataran Moab (20:14 -36:13). Bagian
pertama ditempati dengan petunjuk dari Allah tentang sebuah sensus laskar-laskar, organisasi perkemahan,
orang Lewi, dan hal-hal kultis; kedua bagian berikut, walaupun masih ada bagian peraturan-peraturan, pada
umumnya isinya terdiri dari perkara-perkara berhubungan dengan perjalanan bangsa Israel. Perjalanan ini
sebenarnya adalah sebuah kampanye militer. Kalau dilihat dari pandangan ini, bagian pertama merupakan
"persiapan," yang kedua, "pelaksanaan" (Knierim). Kalau buku ini dibagi dengan orientasi temporal atau
kronologis, struktur yang berhasil akan terdiri dari dua bagian: sensus pertama (generasi tua 1:1-25:16);
sensus kedua (generasi baru, 26:1-36:13) (Olson).

Untuk menanyakan teologi adalah untuk memperhatikan dasar-dasar teologis buku ini, dan bertanya apa
(secara teologis) yang mengatur buku ini. Kita ditolong untuk membuat pernyataan ringkasan (summary
statement) dengan mengidentifikasi genre-genre buku ini: instruksi (bagian pertama) dan laporan dari
perjalanan Israel (bagian kedua, secara khusus 33:1-49..). Dalam kedua bagian ini ada ditelusuri sesuatu dari
dinamika antara Allah dan manusia; hubungan mereka tidak statis. Ayat terakhir bukan saja merangkum
buku ini, tetapi juga memberikan dasar untuk ringkasan teologis: "Itulah perintah dan peraturan yang
diperintahkan TUHAN kepada orang Israel dengan perantaraan Musa di dataran Moab di tepi sungai
Yordan dekat Yerikho. (36:13). Sebuah teologi akan berhubungan dengan apa yang dipahami tentang
Yahweh, tentang para pemimpin, dan tentang orang-orang dalam konteks hukum-hukum dan perjalanan
menuju Tanah Perjanjian.

TEMA-TEMA TEOLOGIS BILANGAN


Allah: Pembimbing Berdaulat dan Pemberi Hukum
Tidak ada jalan dalam padang gurun, tetapi bangsa Israel tidak harus melewatinya tanpa Yang menunjuk
jalan: yaitu Yahweh. Bahwa Israel mulai dan berhenti di perjalanan ini seperti yang diperintahkan oleh
Yahweh adalah ekspresif pemahaman mendasar: Yahweh adalah raja atas bangsa ini, Allah telah mengambil
alih. Yahweh bukan Allah yang jauh, yang mengeluarkan arahan dari jarak jauh. Tabut Perjanjian adalah
bukti kehadiran-Nya (10:35-36; lih 23:21; 35:34b), bersama dengan kemuliaan (dAbk', kabod) (9:15-23; Lih
16:19). Keduanya menjadi pengingat bahwa Allah senatiasa bersama dengan umat-Nya. Buku ini dibangun
pada interaksi yang dinamis, dengan penekanan pada kesetiaan (ds,x,, hesed) Allah. Lirik menangkap rasa
keterlibatan TUHAN dengan umat-Nya, ia adalah pemimpin mereka yang tak terbantahkan dan menang:
"Bangkitlah, ya TUHAN! Biarlah musuh Anda tersebar . . . Kembali, ya TUHAN, kepada ribuan Israel!"
(10: 35-36 NIV). Apakah adalah teologi mungkin ditangkap dalam puisi?

Allah: Penyedia Pemurah dan Pendisiplin


Dengan memberikan hukum Allah menunjukkan diriNya penolong: Israel tidak dibiarkan tanpa arah pada
masalah-masalah, termasuk organisasi perkemahan, tugas orang Lewi, dan bagaimana untuk melanjutkan
saat kenajisan terjadi. Allah bukanlah Allah yang berubah-ubah, dan Israel tidak harus berspekulasi tentang
apa standarNya. Kehendak Allah diketahui; pola perilaku yang diinginkanNya jelas. Catatan-catatan
perjalanan menggarisbawahi perawatan ilahi Allah. Dia memberikan kepemimpinan dalam diri Musa,
Harun, dan lain-lain (18:6). Secara materi, manna, burung puyuh, dan air tersedia secara ajaib (11:1-35;
20:2-13). Allah memberikan kemenangan atas musuh-musuh (21:3,21-35; 31:1-12). Berkat Harun
menunjukkan Tuhan siap memberkati (memberdayakan, membuat produktif), untuk mendukung umat-Nya
dengan kehadiran-Nya, dan memberi mereka kedamaian (6:22-27).
Tetapi perkara-perkara di perjalanan menggambarkan bahwa Yahweh bukan Allah yang hanya
mendatangkan berkat atas umatnya. KemarahanNya adalah terangsang oleh perilaku dosa rakyatNya:

1
Elmer A. Martens is Professor Emeritus of Old Testament at Menno-nite Brethren Biblical Seminary, Fresno,
California.
Teologi PL STTII Yogyakarta -2023 2

keluhan mereka (11:1, 10, 13); tantangan untuk kepemimpinan Musa (12:9); ketidaktaatan di Kadesy (14:1-
45; 32:10, 13); pemberontakan Korah, Datan , dan Abiram (16:22; lih 16:46), dan sikap mengoda Bileam
(22:22). Meskipun tidak terbilang dalam Bilangan, kunci untuk memaham tindakan Allah adalah bahwa
Tuhan mencari kebaikan, mencintai, dan berkomitmen terhadap rakyatnya, tetapi pada saat yang sama Dia
berkomitmen untuk keadilan. Dia tidak toleran terhadap kejahatan. Dia memperdulikan umatnya, tetapi juga
menjaga keadilan. Maka murka Allah bukan kebalikan dari kepedulian: kemarahannya dan kepedulian
adalah bagian dari koin yang sama, yaitu tanda cintaNya.

Kutipan dari Keluaran 34:6-7 menangkap kedua aspek, yaitu yang menarik dan yang menakutkan:
"TUHAN itu berpanjangan sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah, Ia mengampuni kesalahan dan
pelanggaran, tetapi sekali-kali tidak membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, bahkan Ia
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat" (14:18).

Allah: Perwujudan Kekudusan dan Pengampuan Dosa


Hukum-hukum terutama berasumsi bahwa Tuhan menginginkan kemurnian, kemurnian yang lebih dasar
dari pada kemurnian higienis, kemurnian "tidak berhubungan dengan diskriminasi sosial" (Douglas, 159).
Berbagai perintah tentang kenajisan batin (5:1-4,29; 6:12; 19:10-22).
Perkemahan orang Lewi yang mengelilingi Kemah Suci menjaga supaya hanya orang-orang yang disucikan
bisa memasuki tempat kudus itu (1:51;. Lih 3:10; 16:40). Tapi hukum-hukum yang menetapkan kemurnian
juga membuat jalan bagi orang yang berdosa (15:22-29). Korban penghabus dosa ditetapkan. "Korban
Penghapus Dosa" (taJ'x;, hatat) adalah ekspresi yang terjadi lebih dari 30x (lih. bab 7,. 29). Insiden di
perjalanan seperti di Meriba (20:2-13) dan Kadesy (14:1-45) memperkuat kebutuhan untuk kebenaran, yang
meliputi kepatuhan terhadap arahan Tuhan. Dalam naratif-naratif perjalanan, pengampunan dan rekonsiliasi
datang dalam cara lain dari pada korban sembelihan: kemarahan Allah adalah diredakan melalui perantaraan
Musa (14:17-20), dan hukuman dihentikan melalui tindakan Phineas yang keluar dari semangatnya bagi
kebenaran Yahweh (25:6-11). Perasaan kagum dan takut akan Allah dibangkitkan dalam dalam Bilangan.

Umat Allah: Satu dan Teratur


Struktur suku, klan, dan keluarga adalah dasar bukan saja untuk pengambilan sensus (1:2-47; 2:32-33) dan
untuk pemilihan pengintai-pengintai (13:1), tetapi juga untuk distribusi tanah, dimana kebutuhan keluarga
diperhatikan (27:1-11; 36:1-13). Orang-orang diorganisir dalam perkemahan mereka dengan suku-suku
ditempatkan dengan Kemah Suci sebagai pusat semua (2:1-31), pengaturan yang menekankan ide bahwa
mereka adalah satu umat di bawah Allah, dan juga bahwa semua suku adalah ahli waris dari perjanjian.
Ketika kesatuan ini diuji, seperti dengan permintaan Gad dan Ruben menetap di Trans-Jordan, Musa
memperlakukan peristiwa ini sebagai krisis. Solusinya adalah untuk suku-suku Trans-Yordan harus
berpartisipasi dalam penaklukan wilayah barat sungai Yordan (32:1-42).

Umat Allah: Ditetapkan untuk Pemerintaan Mesianik


Israel adalah imamat yang rajani di hadapan Allah, sebagai jumbai biru pada pakaian orang Israel
mengingatkan semua orang (15:37-41). Tujuan dan masah depan rakyat disorot dalam Siklus Bileam, blok
bahan independen terbesar dalam buku ini (ps. 22-24). Ditempatkan dalam Bilangan tak lama setelah
insiden di mana umatNya berbicara melawan Tuhan dan Musa, yang mana Allah menjawab dengan
mengirimkan "ular api" (21:4-9), seri klimaks berkat menetapkan bahwa keberdosaan orang tidak akan
menggagalkan rencana Allah. Sebaliknya, melalui peramal asing menjadi seorang nabi, pengumuman
(dalam puisi) dibuat dalam oracle ke-empat Bileam: "17 Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku
memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub . . . Dia akan meremukkan pelipis-pelipis
Moab . . . 19 dan dari Yakub akan timbul seorang penguasa, yang akan membinasakan orang-orang yang
melarikan diri dari kota" (Bil 24:17, 19). Nubuat itu digenapi dalam kerajaan Daud, dan lebih lengkap dan
akhirnya dalam Yesus Mesias.

Nasib bangsa Israel adalah tanah perjanjian; dalam perjalanan bangsa itu berinteraksi dengan masyarakat
tetangga. Mereka dikalahkan di Kadesy-Barnea oleh orang Kanaan (14:44-45), meskipun kemudian bangsa
Israel mengalahkan mereka (21:1-3). Edom menolak permohon melalui tanan mereka, meskipun permintaan
oleh Musa dibuat secara diplomatis dan sopan (20:14-21), maka Israel harus melewat rute lain. Di sisi lain,
Israel tanpa ampun menghancurkan orang: Raja Sihon (21:21-32; perhatikan puisi, ay 27-30.), Og dari
Basan (21:33-35), dan khususnya orang Midian (ps. 31) sebagai respon terhadap rayuan mereka yang tak
bermoral terhadap Israel. Alasan tambahan diberikan oleh kiasan dari buku yang sekarang sudah hilang,
Kitab Peperangan Yahweh (21:14). Yahweh adalah yang menyuruh Israel berperang, dan yang berjuang
Teologi PL STTII Yogyakarta -2023 3

untuk mereka (lih. 21:34).

Umat Allah: Taat dan Tidak Taat


Potret Israel bukan tanpa banding. Para pangeran dari suku-suku memberi dengan murah hati dalam
pesembahan dedikasi Kemah Suci (7:1-88). Israel melakukan semua perintah Tuhan (1:54; 2:34; 5:4; 9:5,
23; 10:13). Dan Musa juga mematuhi arahan Allah (lebih dari 15x: 1:17-19; 3:16, 42, 49-51; 4:37, 41, 45,
49; 7:6-8; 8:3-4, 20-22; 11:24-25; 17:7, 26:3-4, 27:22, 29:40, 31:3-24, 31)-sebuah fakta yang membuat
ketidaktaatannya (20:9-13) lebih mengejutkan.

Buku harian perjalanan Israel menceritakan bangsa yang selalu siap melakukan pelanggaran dan kesalahan.
Mereka tidak puas dan mengeluh tentang perlengkapan yang disediakan Allah (insiden burung puyuh, 11:1-
34); mereka tidak percaya dan tidak taat, mereka menolak untuk memasuki tanah perjanjian (13:1-14:45),
mereka tidak sabar (21:5 -9) dan tidak mau tunduk (Korah, 16:1-40); dan mereka terang-terangan
mengabaikan perintah-perintah (misalnya, mereka masuk ke dalam hubungan seksual terlarang dengan
perempuan-perempuan Midian, 25:1-5). Musa sendiri sebagai pemimpin gagal mematuhi perinta Tuhan
ketika ia memukul batu bukannya berbicara kepadanya (20:1-13). Dosa adalah jelas multidimensi.

Jelas ada hubungan antara dosa dan konsekuensinya. Kesalahan membawa bencana--tanpa kecualian--bagi
Miryam dan Harun (12:10), bagi Korah dan pengikutnya (16:15-34), dan seluruh umat Allah (ps. 14-24;
25:5). Buku ini adalah sebuah peringatan (32:8-15, 23) serta tantangan bagi generasi baru.

Pemimpin-Pemimpin: Pengantara
Pemimpin dan pelayanan pemimpin adalah karunia (18:5-7,19). Salah satu sebabnya pemimpin-pemimpin
diperlukan adalah peran menengahi mereka. Yahweh, yang tidak pernah berbicara kepada rakyat secara
langsung, mengkomunikasikan pesannya melalui Musa. Telah ditulis 50 kali dalam Bilangan bahwa
"TUHAN berbicara kepada Musa." Para imam melaksanakan perannya sebagai pengantara dengan
persembahannya, misalnya, unkapan dalam panci Harun dalam tulah wabah (16:46-50). Pengantaraan
pemimpin termasuk doa intersesi (11:2; 12:13; 14:13-20; 16:22; 21:7). Di belakang peran pengantara adalah
kesadaran bahwa adalah jarak yang signifikan antara manusia dan Allah, tetapi juga adalah keinginan
Yahweh untuk kontak dan keterlibatan dengan manusia.

Pemimpin-Pemimpin: Pluralitas yang Melayani


Kepemimpinan dalam Bilangan terdiri dari banyak orang, walaupun Musa adalah Pemimpin (the leader),
(31:13). Miryam dan Harun merupakan bagian dari lingkaran dalam (12:1-5). Yahweh sendiri mengangkat
tujuh puluh orang untuk membantu Musa, ketika Musa mengeluh bahwa tugasnya yang terlalu berat (11:16-
29): orang yang ditandai dengan Roh Allah yang datang atas mereka dalam cara yang signifikan (16:17, 26-
29). Penganti Harun ditentukan, yaitu Eleazar (20:22-29), dan untuk Yosua ditentukan sebagai pengganti
Musa (27:12-23). Pengangkat Yosua menjelaskan bukan saja posisi istimewa kepemimpinan tetapi melalui
metafora gembala, fungsi kepemimpinan sebagai pengasuh digarisbawahi (27:12-23; lih. pentahbisan orang
Lewi, 8:5-26).

Pemimpin-Pemimpin: Keistimewaan dan Tanggung Jawab


Begitu banyak hak-hak istimewa para imam (lih. layanan di tabernakel, 3:5-8; mereka diberi empat puluh
delapan kota, 35:1-15; penerimaan perpuluhan orang, 18:8-32), bahwa mungkin tidak terlalu salah untuk
berpikir bahwa salah satu tujuan buku ini adalah untuk mengesahkan para imam, khususnya orang-orang
Lewi. Allah menegaskan, "orang Lewi itu yang menjadi milikku" (3:45; 8:14). Isu status / suksesi /
pelayanan adalah hal penting penting (Yeh. 44:15-31). Dua contoh pemberontakan terhadap kepemimpinan
Musa (yakni, Miriam / Harun, Bil 12:1-16; Korah, Datan, Abiram, 16:1-40) menegaskan bahwa para
pemimpin yang ditunjuk Allah tidak boleh dipermainkan (lih. 17:1-12). Seseorang tidak mungkin berani
bergerak melawan mereka. Tapi mereka dipilihi untuk bertanggung jawab lebih daripada untuk mendapat
hak istimewa. Hukum-hukum pada awal buku ini dengan teliti menjelaskan tugas dari berbagai kelompok
(misalnya, Kehat, Gerson, dan Merari, 4:1-49). Secara umum, para imam (anak-anak Harun)
mempersembahkan korban-korban (16:46; 25:13), memimpin dalam pemurnian (5:11-31; 19:1-10), dan
menawarkan berkat imamat (6:22-26 ). Orang-orang Lewi, yang tidak dibedakan begitu tajam dalam kitab-
kitab lain, di sini ditempatkan dalam posisi bertingkat (lebih rendah dari para imam) untuk menjadi penjaga
Kemah Suci (1:47-54; 3:5-9; 31:30, 47). Untuk suatu bangsa yang terdiri dari orang-orang budak yang baru
dibebaskan, yang tidak terbiasa dengan pemerintahan sendiri, struktur pemerintahan adalah hal yang kritis.
Teologi PL STTII Yogyakarta -2023 4

Hukum: Kode yang Memberhatikan orang Pribadi


Jumlah besar arahan, petunjuk, dan hukum menyentuh hal-hal yang lebih dari sekadar kultus (peraturan
Kemah Suci) atau etika; hukum-hukum ini mencakup hampir semua kehidupan. Ada petunjuk tentang
sensus (politik, 1:2-54; 26:2-63); tentang distribusi tanah, batas-batas, dan warisan (ekonomi, ps. 34.);
Tentang istri setia dan wanita sumpah (urusan rumah tangga, ps. 5, 30); tentang pembagian jarahan perang
(militer, ps. 31);. dan khususnya tentang kultus (persembahan, hari raya, pentahiran, ps. 7, 29; 18:9).
Petunjuk ini, semua dari mulut Yahweh, menggambarkan dinamika interaksi antara Yahweh dan orang-
orang. Instruksi-instruksi atau hukum-hukum dalam kitab Bilangan ini bukan diberi sebagai suatu kode
hukum dengan pembuat yang anonim, tetapi diberi sebagai peraturan yang menjelaskan kehendak raja yang
berdaulat, yaitu Allah. Bahwa ini tidak boleh dilihat sebagai hukum-hukum yang ditentukan tanpa
hubungan dengan sistem sosial Israel sudah jelas dari cara di mana hukum (H) dan naratif (N) bergantian: 1-
10:10 H; 10:11-14:45 N; 15 H ; 16-17 N; 18-19 H; 20-25 N; 26-27:11 H; 27:12-23 N; 28-30 H; 31-33:49
N; 33:50-56; 34 - 36 H (menurut J. Milgrom, Numbers, xv).

Hukum: Preseden
Suatu hal penting yang perlu diperhatikan dalam hukum-hukum kitab Bilangan adalah bahwa hukum-
hukum ini sering timbul dari kasus atau insiden yang luar biasa. Misalnya, suatu insiden di mana orang-
orang menjadi najis karena kontak dengan mayat menghasilkan direktif bahwa bagi mereka Paskah dapat
tertunda sampai mereka bersih (9:6-14). Masalah hukuman mana yang wajar bagi orang yang tidak
menguduskan hari Sabat diselesaikan: Orang itu harus dilempari dengan batu sampai mati (15:32-36). Kasus
seorang pria dengan anak-anak perempuan yang tidak dapat mewarisi properti diselesaikan oleh keputusan
yang dalam beberapa cara pembalikan mandat sebelumnya (27:1-11; 36:1-13). Jelas bahwa walaupu hukum
telah diberikan, masih bisa penyesuaian dengan situasi-situasi masing-masing. Pemahaman tentang keadaan
hukum dan individu tidak jauh berbeda dari yang dirumuskan oleh Yesus: "Hari Sabat diadakan untuk
manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat (Mrk 2:27). D. T. Olson (183) mungkin akan terlalu jauh
dalam mengklaim bahwa tujuan kitab Bilangan adalah untuk membantu generasi-generasi baru belajar dari
pengalaman generasi-generasi sebelumnya dan menyesuaikan hukum untuk memenuhi situasi baru, tetapi
yang benar adalah bahwa fleksibilitas tentang "arahan" ada.

Hukum: Kesepuluh Firman


Walaupun Kesepuluh Firman tidak disebutkan, beberapa insiden dan hukum-hukum berdasarkan Kesepuluh
Firman itu. Penyembahan berhala (lih. perintah kedua) muncul satu kali (25:2). Adalah satu contoh
perlanggaran kedudusan hari Sabat terjadi (15:32-36). Perintah kelima tentang menghormati orang tua (figur
otoritas) dapat menjelaskan tindakan keras terhadap Miriam / Harun dan Korah dan pengikut-pengikutnya
(12:1-16; 16:1-40). Hukum terhadap perzinahan adalah latar belakang perzinahan dengan orang Midian
(25:1-18) dan hukum percobaan dari istri berdosa (5:11-31). Integritas ("Jangan mengucapkan saksi dusta")
adalah masalah dalam peraturan tentang sumpah (30:1-16). Kegagalan mematuhi perintah terhadap
pembunuhan adalah subyek dari 35:16-34. Bileam tergoda untuk mengingini (Bab 22-24; lih Yudas 11 dan
Kesepuluh Firman).

Tanah: Janji dan Pemberian


Alasan perjalanan bangsa Israel adalah Perjanjian Abraham, di mana Allah memberi tanah Kanaan
kepadanya. Tanah adalah karunia (32:7, 9, 11), melainkan juga suatu janji (11:12; 14:16). Insiden Kadesy-
Barnea jelas menyatakan bahwa tanah tidak boleh direbut. Tanah harus diterima sesuai dengan peraturan
Yahweh atau sama sekali tidak bisa diterima. Sifat kasih karunia dalam pemberian tanah ini jelas dari awal
pasal 15: sementara dosa Kadesh-Barnea menutup pintu pada generasi yang untuk kepemilikan tanah (ps.
14), pasal 15 diawali dengan "Setelah Anda masuk ke tanah . . ." (15:2). Demikian pula, dosa orang Israel
di Baal-Peor (25:1-18) bukan alasan yang cukup untuk membatalkan perjanjian pada generasi kedua;
pembagian tanah segera mengikuti (26:52). Pada akhir sensus kedua, ditulis bahwa semua orang yang
dihitung dalam sensus pertama sudah mati: hukuman karena dosanya telah digenapi. dengan bukti bahwa
hukuman atas generasi pertama telah selesa (26:64-65). Tetapi janji tanah juga akan digenapi. Kata-kata
terakhir kitab ini adalah mengenai tanah perjanjian Kata tentang tanah adalah kata terakhir (Bab 34-36).

Tanah: Kelimpahan
Dalam kitab Bilangan, seperti di kitab-kitab lain, tanah perjanjian digambarkan dengan istilah yang menarik
sebagai tanah yang mengalir dengan susu dan madu (14:8). Buktinya dilihat dari laporan pengintai-pengintai
dan dari hasil tanah yang diperlihatkan kepada semua (13:26). Naratif pengintai-pengintai bukan saja
menunjuk sikap negatif umat Israel, tetapi juga menawarkan sebuah "rasa" kebaikan tanah dan kelimpahan.
Teologi PL STTII Yogyakarta -2023 5

Tanah: Etika
Asumsi dasar kitab ini adalah bahwa ketika masuk ke dalam tanah perjanjian, bangsa harus hidup secara
beretika. Pasal-pasal terakhir (ps 34-36) terutama menjelaskan pembagian yang tepat, orang-orang yang
menentukan batas-batas, dan penyelesaian kasus-kasus khusus, seperti keinginan dari bani Gad dan Ruben
(32:1-42) dan kekhawatiran orang-orang yang bersaudar dengan anak-anak perempuan Zelafehad (27:1-14).
Pembunuhan dan pertumpahan darah mencemari tanah (35:33-34). Gaya hidup orang-orang memiliki
konsekuensi ekologis.

RINGKASAN TEOLOGI BILANGAN


Dua genre utama, hukum dan laporan perjalanan (lih. 36:13), masing-masing dipakai untuk menunjukkan
hubungan yang dinamis (yang berubah) antara Allah dan manusia. Hukum dalam Bilangan (yang berbeda
dari hukum dalam Keluaran dan Imamat), bisa disesuaikan dengan situasi-situasi yang berubah. Perjalanan,
yang rencananya langsung (dari Sinai ke tanah Kanaan), menjadi berliku-liku, karena pemberontakan di
Kadesy-Barnea. Maka perjalanan juga disesuaikan. Interaksi dua arah ini, yang tergantung pada Tuhan dan
bangsaNya, sangat berbeda dari pada apa yang dilihat dalam kitab Keluaran, Imamat, atau Ulangan, di mana
semuanya jalan dari satu arah (Tuhan kepada orang-orang).

Jadi apa teologi Bilangan? Agendanya adalah tentang kultus dan pemerintahan. Oleh karena itu, teologi
berpusat pada kemurnian, otoritas dan kepemimpinannya: legitimasinya melalui pengangkatan dan
pemberdayaan, prosedur mengahlikan kepemimpinan, dan penjelasakan tanggung jawabnya. Allah adalah
Allah yang mengatur (1 Kor. 14:40). Dari struktur buku, perhatian diberi kepada Allah yang memberi
hukum, yang menuntun, dan yang memenuhi janjiNya. Tetapi perhatian juga diberi kepada umat yang tidak
setia. Maka secara singkat, teologi kitab Bilangan berpusat pada Allah yang memperdulikan dan
memelihara bangsaNya, dan yang sepenuhnya terlibat dengan umat-Nya dalam perjalaan mereka kepada
tujuan mereka, makan penolakan bangsaNya terhadap Dia tidak bisa meniadakan janjiNya kepada mereka.

KANONIS KONTEKS
Bisa dikatakan bahwa hukum-hukum dalam kitab Bilangan mengantisipasi kitab Ulangan. Dan dengan
perjalanannya ke tanah, termasuk kampanye militer, Bilangan mengantisipasi kitab Yosua juga. Beberapa
tema dari kitab Bilangan muncul kembali di tempat lain. Penyair Israel menggabungkan motif
pemberontakan (Mzm. 78:12-55 [perhatikan ay. 52]; 106:13-33). Kalau melihat kitab nabi-nabi, fokusnya
adalah pada pertobatan (jarang dibahas dalam Bilangan), dan bukan pada sistem korban, yang adalah subyek
penting dalam Bilangan,. Subjek kekudusan Yahweh (tema besar dalam kitab Imamat), juga diutamakan
dalam kitab Yehezkiel, di mana banyak tertulis menghenai "kemuliaan" dan kehadiran Yahweh (lih. 40-48).
Tema-tema padang gurung muncul dalam kitab nabi-nabi, secara positif dan negatif (Yer 2:2;. Yeh 20:10-
26).

Kalau memperhatikan hubungan kitab Bilangan dengan Perjanjian Baru, Kristus adalah "bintang" dari
Yakub dan "tongkat kerajaan" yang keluar dari Israel (Bil. 24:17). Dengan memakai penafsiran tipologi,
Kristus mewujudkan dengan cara lebih penuh yang dilambangkan oleh manna (Yoh 6:22-59) dan air dari
batu (Yoh 4:1-15; 7:37-39), dengan diriNya sendiri menjadi batu (1 Kor 10:4). Pengangkatan Anak manusia
dibandingkan dengan pengangkatan ular tembaga (Yoh 3:14; Bil 21:4-9). Dengan memperhatikan struktur
kitab-kitab Injil, W. Swartley (7, 44-94, 95-113) berpendapat bahwa seluruh cerita Israel, termasuk
perjalanan di padang gurun, tercermin dalam penataan Injil sinoptik dan dalam motif perjalanan dalam
kitab-kitab itu.

Seperti Israel, gereja adalah umat yang terpilih (1 Pet. 2:9). Pemimpin-pemimpin harus mengajarkan firman
dan menjadi contoh kekudusan (1 Tim 3;. Tit 1:5-9), mereka berhak untuk imbalan material (1 Kor 9:13-14;
1 Tim 5:17-18). Persepuluhan ditegaskan kembali (Mat. 23:23; lih. Bil 18). Peringatan kepada jemaat
Korintus tentang perilaku salah diambil dari Kitab Bilangan (1 Kor. 10:1-11). Insiden Kadesy-Barnea juga
merupakan dasar bagi peringatan dalam Ibrani 3:17-19 (lih. Yud 5). Peringatan Yudas tentang penolakan
otoritas dan tentang mengingini dua-duanya didasarkan kitab Bilangan (Yud 11).

Anda mungkin juga menyukai