Anda di halaman 1dari 23

BAB 6.

PENGELOLAAN AIR IRIGASI DAN DRAINASE


Kegiatan pengelolaan irigasi:

(i) pembuatan sarana dan prasarana ,


(ii) Pembagian air ke lahan/kandang/ kolam
secara teratur, efisien, efektif, dan aman, dan
(iii) Pembuangan kelebihan air.
Pengelolaan irigasi dan drainase menyangkut:
• Sumberdaya air
• Sumberdaya lahan
• Sumberdaya iklim dan akibat perubahan iklim
• Sumberdaya manusia pengelola
• Sumberdaya manusia konsumen/pemakai air
• IPTEK: riset dan transformasi
• Manajemen umum dan spesifik
PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI

Tujuan:
Menaksir setepat mungkin jumlah
kebutuhan air yang harus diberikan
untuk tanaman mulai dari tempat
pengambilan s/d hamparan lahan
dalam jumlah yang cukup.
KEBUTUHAN AIR IRIGASI

PP No. 20 Tahun 2006 tentang irigasi, Pasal 36 yaitu :


“Air irigasi ditujukan untuk mendukung produktivitas
lahan dalam rangka meningkatkan produksi pertanian yang
maksimal, diberikan dalam batas tertentu untuk pemenuhan
kebutuhan lainnya”.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, pemberian air harus
sesuai dengan jumlah dan waktu yang diperlukan tanaman

Kebutuhan air tepat


Pembangunan irigasi
Pemberian air efisien
KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan air irigasi:
1. Jenis tanaman
2. Keadaan iklim
3. Jenis dan keadaan tanah
4. Pola pertanaman
5. Cara pemberian air
6. Keadaan jaringan irigasi
7. Luas areal pertanaman
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan air
untuk tanaman:
1. Jenis dan tahap pertumbuhan
tanaman
2. Keadaan iklim
3. Jenis dan keadaan tanah
4. Pola pertanaman
5. Cara pemberian air
6. Keadaan jaringan irigasi
7. Luas areal pertanaman
Tiga macam pengertian kebutuhan air:
1. Kebutuhan air tanaman (crop water requirement):
yaitu merupakan kebutuhan air utama bagi tanaman yang
merupakan fungsi hubungan tanaman dengan
lingkungannya.

2. Kebutuhan air pada tingkat usaha tani (farm water


requirement);
yaitu jumlah air yang diperlukan untuk suatu kelompok
atau golongan atau petak tersier yang meliputi: kebutuhan
air tanaman untuk pengolahan tanah dan kehilangan air
melalui limpasan, bocor, evaporasi dsb.

3. Kebutuhan air irigasi (irrigation water requirement):


yaitu jumlah air yang harus dimasukkan ke jaringan irigasi
melalui pintu pengambilan utama dan dari sumber air
lainnya dengan memperhitungkan kehilangan air di
saluran-saluran.
1. Kebutuhan Air Tanaman (CWR):

Meliputi jumlah air yang digunakan untuk


pemakaian konsumtif (ETc) dan air yang
hilang melalui perkolasi.

CWR = ETc + Perkolasi


ETc = ETo x Kc
Contoh :
Etc = 8 mm/hari; Laju Perkolasi = 6 mm/hari
Maka CWR = 8+6 mm/hari = 14 mm/hari
ETc = ETo x KC
 Eto = Evapotranspirasi Potensial (mm/hari)
= Evapotranspirasi referensi
 Etc = Kebutuhan air tanaman (mm/hari)
 Kc = Koefisien tanaman
Ditentukan berdasarkan jenis tanaman,
Kc tingkat pertumbuhan, sistem tanam
 Contoh koefisien tanama (Kc) n padi berdasarkan
tabel FAO dan Nedeco/Prosida (Dirjen Pengairan,
Bina Program PSA 010, 1985)

Bulan Nedeco/Prosida FAO


Varietas Varietas Varietas Varietas
biasa unggul biasa unggul

0.5 1.2 1.2 1.1 1.1


1 1.2 1.27 1.1 1.1
1.5 1.32 1.33 1.1 1.05
2 1.4 1.3 1.1 1.05
2.5 1.35 1.3 1.1 0.95
3 1.24 0 1.05 0
3.5 1.12 0.95
4 0 0
2. Kebutuhan tingkat usaha tani (FWR):

Ada dua pendekatan yaitu:


(a) pendekatan agrohidrologi
(b) pendekatan agronomi.
(a) Pendekatan agrohidrologi
Perhitungan didasarkan pada data agroklimat yaitu
kebutuhan air tanaman dengan iklim dan tanah.
Satuan liter/detik/ha.

Q1 = ((H x A) / T) x 10.000
Q1 = kebutuhan air irigasi dalam m3/hari/ha atau
liter/detik/ha.
H = ketebalan air/tinggi air genangan (m)
T = lama pemberian air dalam detik/hari.
A = luas areal (ha)
Latihan :
a. Ubah satuan mm/hari menjadi
L/dt/Ha
b. Ubah L/dt/Ha mjd m3/hari/Ha
Contoh kebutuhan menurut
agrohidrologi:
Kebutuhan untuk Jumlah (mm/hr)
ET padi 5 – 6,5
Perkolasi 1 – 10
Pengolahan tanah 4 – 30
Pertumbuhan 9 – 20
tanaman
Persemaian 3–5
Pendekatan agronomi:
Perhitungan didasarkan pada kebutuhan air pada tiap
tahap kegiatan usaha tani dan tingkat pertumbuhan
tanaman (pengolahan tanah, pembibitan dll).

Lama waktu Jumlah kebutuhan


Tahap agronomi (minggu)
l/det/ha mm/hari

Pengolahan tanah 6 1,4 12,0

Pembibitan 2 0,4 3,5

Pertumbuhan 10 1,2 10,4

Sebelum panen 2 0,2 1,7


3. Kebutuhan tingkat Irigasi (IWR):

Pengelolaan kebutuhan air irigasi


ditujukan untuk memperoleh jumlah
air yang harus dimasukkan ke daerah
irigasi melalui pintu pemasukan air.

Ada dua kebutuhan daerah irigasi:


a. Kebutuhan air untuk satu cabang
usaha tani
b. Kebutuhan air untuk beberapa
cabang usaha tani
Kebutuhan air untuk satu cabang usaha tani:
Q2 = (Q1/86400) x (1/(1-L))

Q1 = kebutuhan air di petak sawah


Q2 = kebutuhan air pada pintu pemasukan
L = kehilangan air di petak sawah dan di
saluran.

Kebutuhan air untuk beberapa cabang usaha


tani:
1. Cara agrohidrologi dan agronomi
2. Cara penjatahan air
3. Penggunaan koefisien tanaman dan luas relatif.
1. Secara agrohidrologi dan agronomi
Jumlah kebutuhan air dari masing-
masing tanaman dilakukan (dihitung
dan diprogramkan) dengan
memperhitungkan kehilangan air di
lapangan (lahan) dan di saluran.
2. Cara penjatahan.
Contoh: penjatahan air untuk tanaman tebu

q = ((0,85Q)/(P + R)) x 24/U x T; dalam


liter/detik
q = pemberian air untuk suatu kebun (liter/detik)
Q = banyaknya air yang tersedia di saluran induk pada waktu
itu (liter/detik)
P = jumlah tanaman palawija di daerah saluran irigasi itu (ha)
R = jumlah tanaman tebu di daerah saluran irigasi itu (ha)
U = Luas tanaman tebu di kebun (komplek)
3. Menggunakan koefisien tanaman dan
luas relatif.
 Koefisien tanaman merupakan angka
perbandingan kebutuhan air untuk tanaman
padi:tebu:palawija.
 Luas relatif merupakan luas sesungguhnya
yang dikonversikan ke luas aktif dengan
menggunakan angka koefisien tanaman atau
efisiensi pengaliran.
Perhitungan ini mempunyai ciri-ciri: (i) lebih
umum dipakai di Indonesia, (ii) lebih praktis,
(iii) sebagai dasar perbandingan adalah
tanaman padi, (iv) angka perbandingan yang
umum padi:tebu:palawija = 4:1,5:1.

Anda mungkin juga menyukai