Anda di halaman 1dari 88

KEGAWATDARURATAN

NEONATUS
dr Yeni Haryani M.Kes.,SpA
outline
• Tanda kegawatdaruratan neonates
• Asfiksia neonatorum
• Respiratory Distress of Newborn
• Kejang pada neonates
• Hipoglikemia, hipotermi pada neonates
• Perdarahan pada neonatus
Kegawatdaruratan neonatus
• Kondisi yg terjadi pada bayi usia neonates, yg membutuhkan
penanganan segera dan tepat untuk mencegah mortalitas atau pun
morbiditas pada bayi
• Kondisi ini antara lain berupa kondisi : sesak, sianosis, apneu, kejang,
hipotermia, atau perdarahan pada bayi baru lahir
BATASAN

• Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah


kegagalan napas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah
lahir.

09/10/2021 4
Penyebab Asfiksia

• Faktor ibu,
• Faktor bayi
• Faktor tali pusat atau plasenta

09/10/2021 5
Resusitasi Neonatus

Definisi
• Resusitasi neonatus merupakan suatu prosedur yang
diaplikasikan untuk neonatus yang gagal bernapas
spontan dan adekuat

09/10/2021 6
Diagram Alur
Resusitasi Neonatus
AHA & AAP 2011
09/10/2021 8
•Cukup Bulan? Perawatan Rutin
•Bernapas atau menangis?
Ya, tetap
•Tonus baik? bersama •Berikan kehangatan
ibu •Bersihkan jalan napas kalau
perlu
tidak •Keringkan
•Evaluasi lanjutan
Hangat, bersihkan jalan napas
bila perlu, keringkan,
rangsang
tidak

FJ <100 dpm, tidak Sulit bernapas atau


megap-megap, atau apnu? sianosis menetap

Ya
Ya
•Bersihkan jalan napas
•VTP
•Pantau SPO2
•Pantau SPO2
•Pertimbangkan CPAP

• FJ <100 dpm

Ya

• Lakukan Langkah Koreksi • Perawatan Pasca


Ventilasi Resusitasi

tidak
• FJ <60 dpm

Ya
Ya

Pertimbangkan intubasi
Kompresi dada koordinasikan
dengan VTP
Lakukan Langkah
Koreksi Ventilasi

Intubasi bila dada tidak


mengembang
Tidak FJ <60 ?

Ya
Pertimbangkan adanya:
•Hipovolemia Epinefrin IV
•Pnemotoraks
ResusitasiAAP 2010
Lahir Lahir

Perawatan Rutin :
- Cukup bulan? Ya -Berikan kehangatan
- Bernapas/menangis? -Bersihkan/buka
- Tonus baik? jalan napas
-Keringkan
-Nilai warna
Tidak

- Berikan kehangatan
- Posisikan; bersihkan/ buka jalan
napas (kalauperlu)*
- Keringkan, stimulasi, reposisi

30detik FJ di bawah 100 dpm,


Tidak Sulit bernapas
megap-megap/apnu ? atau sianosis
menetap
Ya

VTP
60 detik
Tidak Sulit bernapas atau
FJdibawah 100 dpm, sianosis menetap
megap-megap/apnu?
Ya
Ya
Bersihkan jalan napas
VTP BeriO2 aliran bebas
O2nasal kanul
Tidak
Fjdibawah 100 dpm?

Ya
Tidak Lakukan langkah koreksi ventilasi
Perawatan Pasca
Resusitasi

Fjdibawah 60 dpm?

Ya
Pertimbangkan intubasi
Kompresi dada
Koordinasikan denganVTP

Fjdibawah 60 dpm?

Ya

EpinefrinIV
Resusitasi

Skor APGAR

Tidak untuk
Mulai
Resusitasi

09/10/2021 14
LANGKAH AWAL RESUSITASI
•CUKUP BULAN?
•BERNAPAS ATAU MENANGIS ? PERAWATAN RUTIN
YA •BERIKAN KEHANGATAN
•TONUS OTOT BAIK?
•BERSIHKAN JALAN NAPAS
•KERINGKAN
•NILAI WARNA KULIT

TIDAK

•BERIKAN KEHANGATAN
•POSISIKAN, BERSIHKAN JALAN
NAPAS* (BILA PERLU)
•KERINGKAN,RANGSANG,
POSISIKAN LAGI

09/10/2021 15
Memberi Kehangatan

09/10/2021 16
 
Posisi Kepala

09/10/2021
 17
Bantalan Bahu

09/10/2021 18
Isap Lendir

• Air Ketuban bersih :


• Dari mulut ----- hidung
• Sekitar orofaring , jangan terlalu dalam
• Dengan penghisap lendir : kateter masuk : maksimal 5 cm
• Air Ketuban bercampur mekonium :
• Setelah lahir :
• Bugar : lanjutkan langkah awal
• Tidak bugar : pasang pipa ET

09/10/2021 19
Terdapat mekonium?

YA

Bayi bugar?
TIDAK
TIDAK

YA Penghisapan mulut dan trakea

Lanjutkan tindakan langkah awal :


•Bersihkan sekresi dari mulut dan
hidung
•Keringkan, rangsang pernapasan dan
posisikan lagi
09/10/2021 20
RANGSANG TAKTIL

09/10/2021 21
Tindakan Berbahaya Kemungkinan Akibat

Menepuk punggung/bokong Lebam

Menekan rongga dada Paha tulang, pneumotoraks, distres


pernapasan, kematian

Menekan paha ke perut Perlukaan hati/limpa

Mendilatasi sfingter ani Sfingter ani robek

Kompres dingin/panas Hipotermi, hipertermi, luka bakar

Menggoncag tubuh Kerusakan otak

09/10/2021 22
MENILAI BAYI

• Pernapasan

•  gerakan dada adekuat

• Frekuensi jantung

•  meraba pulsasi/steteskop/probe oksimeter

• jumlah detak dalam 6 detik dikalikan 10

09/10/2021 23
MENILAI SIANOSIS

09/10/2021 24
OKSIGEN TAMBAHAN

• Diberikan bila bayi tampak sianosis/


• nilai saturasi lebih rendah pada oksimeter
• kadar O2 diatur 21%-100%
• (perlu sumber gas bertekanan dan
• blender O2)
• Saturasi mulai in-utero (+60%) me 
• bertahap menjadi 90% dalam 10 menit

09/10/2021 25
MEMBERIKAN OKSIGEN
Sungkup oksigen Oksigen Melalui pipa

Penggunaan Oksigen
26
09/10/2021
Memprioritaskan tindakan

• Berpikir dalam hitungan 30 detik untuk urutan langkah DIAGRAM ALUR


• LANGKAH AWAL 30 detik, bila diperlukan tindakan khusus hanya boleh
menambah 30 detik.
• Jika pembersihan jalan napas & rangsangan tidak ada perbaikan  VTP
• Periode 60 detik pertama  MENIT EMAS

09/10/2021 27
Nilai bayi

Tidak napas/menangis
Napas

VTP : 40 -60 x/mnt 30 detik


Asuhan normal

Napas/nangis
Nilai HR

HR < 60 x/mnt HR > 60 x/mnt

VTP + Kompresi dada VTP


09/10/2021 28
VENTILASI
TEKANAN POSITIF

09/10/2021 29
Ventilasi Tekanan Positip
• Bila bayi tidak bernapas lakukan ventilasi tekanan
positip (VTP) dengan memakai balon dan sungkup
selama 30 detik dengan kecepatan 40 -60 kali per menit
• Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan denyut jantung
• Bila belum bernapas dan denyut jantung¸ 60 x/menit
lanjutkan VTP dengan kompresi dada secara
terkoordinasi selama 30 detik
• Nilai bayi: usaha napas, warna kulit dan denyut jantung
• Bila denyut jantung < 60 x/menit, beri epinefrin dan lanjutkan
VTP dan kompresi dada
• Bila denyut jantung > 60 x/menit kompresi dada dihentikan, VTP
dilanjutkan
09/10/2021 30
INDIKASI VTP

• Apnu atau megap-megap


• FJ < 100 dpm, meskipun bernapas
• Saturasi tetap di bawah nilai target, meskipun telah
diberi O2 aliran bebas sampai 100%.

• Ventilasi paru merupakan langkah palingpenting dan


efektif dalam resusitasi kardiopulmoner pada bayi baru
lahir bermasalah

09/10/2021 31
BALON MENGEMBANG SENDIRI (BMS)

09/10/2021 32
BALON MENGEMBANG SENDIRI

• KELEBIHAN:
• Selalu terisi setelah diremas walaupun tanpa sumber
gas bertekanan
• Katup pelepas tekanan menjaga agar tidak terjadi
pengembangan dada yang berlebihan.

09/10/2021 33
BALON MENGEMBANG SENDIRI

• KEKURANGAN
• Tetap mengembang walau tanpa lekatan antara sungkup-wajah bayi

• Membutuhkan reservoar O2 untuk mendapatkan O2 kadar tinggi

• Tidak dapat digunakan untuk memberikan O2 aliran bebas melalui


sungkup

• Tidak dapat digunakan untuk memberikan CPAP, dapat memberikan


tekanan positif akhir ekspirasi (TPAE) bila ditambah katup khusus

09/10/2021 34
PERALATAN BALON & SUNGKUP

• Tepi:
• Bantalan
• Tanpa bantalan
• Bentuk:
• Bundar
• Anatomis
• Ukuran:
• Kecil
• Besar

09/10/2021 35
SEBELUM MEMULAI VTP

• Jika Anda sendirian, panggil orang ke 2 untuk membantu

• Pilih sungkup ukuran sesuai

• Pastikan jalan napas bersih

• Posisi kepala bayi

• Posisi penolong di sisi samping atau kepala bayi

09/10/2021 36
POSISI SUNGKUP PADA WAJAH

• Jangan menekan sungkup ke bawah wajah

• Jangan meletakkan jari / tangan di mata bayi

• Periksa kembali sungkup dan kepala bayi secara berkala untuk


memastikan sungkup masih pada posisi benar

09/10/2021 37
LEKATAN SUNGKUP-WAJAH

• Lekatan rapat dibutuhkan oleh setiap jenis alat untuk


menghasilkan tekanan positif sehingga dapat
mengembangkan paru

09/10/2021 38
FREKUENSI VENTILASI:
40−60 VENTILASI TIAP MENIT

09/10/2021 39
BAYI TIDAK MEMBAIK &
DADA TIDAK MENGEMBANG ADEKUAT

• Lekatan tidak adekuat

• Jalan napas tersumbat

• Tekanan tidak cukup

09/10/2021 40
PENYEBAB & SOLUSI
Dada TidakMengembang Adekuat –KOREKSI VENTILASI

Kondisi Tindakan

Lekatan tidak adekuat Pasang Pasang kembali sungkup pada


wajah & angkat dagu ke depan

Jalan napas tersumbat •Reposisi kepala


•Periksa sekresi, hisap bila ada
•Ventilasi dgn mulut bayi sedikit terbuka

Tekanan tidak cukup •Tambah tekanan sampai ada gerakan dada yang wajar
•Pertimbangkan intubasi ET

09/10/2021 41
MR SOPA atau SR IBTA
TINDAKAN LANGKAH KOREKSI

M (S) Mask adjustment Pastikan lekatan baik


(S)ungkup melekat rapat

R (R) Reposition airway Kepala posisi menghidu


(R)eposisi jalan napas

S (I) Suction mouth and nose Periksa sekresi; isap jika ada
(I)sap mulut dan hidung

O (B) Open mouth Ventilasi dng mulut sedikit terbuka dan


(B)uka mulut angkat dagu kedepan

P (T) Pressure increase Naikkan tekanan bertahap


(T)ekanan dinaikkan setiap beberapa napas,
sp terdengar suara napas
bilateral & tampak gerakan
dada setiap napas

A (A) Airway alternative Pertimbangkan intubasi


(A)lternatif jalan endotrakeal/sungkup laring
09/10/2021 napas 42
BILA VTP DITERUSKAN
•Pasang pipa orogastrik u/ mengatasi distensi lambung
karena:

• Distensi lambung dapat menekan diafragma 


menghambat pengembangan paru

• Kemungkinan regurgitasi dan aspirasi

09/10/2021 43
INSERSI PIPA OROGASTRIK

Alat
• Pipa lambung 8F
• Semprit 20 mL

09/10/2021 44
INSERSI PIPA OROGASTRIK
• Mengukur panjang pipa orogastrik yang tepat

09/10/2021 45
BAYI TIDAK MEMBAIK
• Periksa O2, balon, lekatan, & tekanan
• Apakah gerakan dada adekuat?
• Apakah O2 diberikan secara adekuat?
• Lalu,
• Pertimbangkan intubasi endotrakeal
• Periksa suara napas; kemungkinan pneumotoraks

09/10/2021 46
KOMPRESI DADA

09/10/2021 47
KOMPRESI DADA

• Penekanan jantung dari luar


1) Kompresi jantung ke arah tulang belakang
2) Meningkatkan tekanan intratoraks
3) Memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh organ vital

09/10/2021 48
Kompresi dada
- Indikasi : Dj < 60 x/mnt setelah VTP 30 dtk
- Dilakukan bersama VTP & terkoordinasi
- KD : VTP = 3: 1 ( 90 KD, 30VTP / mnt)
- Dilakukan selama 30 detik

Nilai bayi
usaha napas , warna kulit & denyut jantung

09/10/2021 49
INDIKASI KOMPRESI DADA
FJ < 60 kali/menit,
setelah 30 detik dilakukan VTP efektif

Berikan VTP*
FJ < 100 Lakukan koreksi ventilasi

FJ < 60
30
detik

Lakukan kompresi dada


09/10/2021 * Intubasi ET dapat dipertimbangkan 50
KOMPRESI DADA : diperlukan 2 orang

• Pelaksana kompresi
 menilai dada &
menempatkan posisi tangan
dgn benar

• Pelaksana VTP
 posisi di kepala bayi,
menempatkan sungkup
wajah secara efektif &
memantau gerakan dada

09/10/2021 51
TEKNIK
• I. Teknik IBU JARI (lebih dipilih)
• Kedua ibu jari menekan sternum, kedua jari tangan
melingkari dada & menopang punggung
• Lebih baik dalam mengontrol kedalaman & tekanan konsisten
• Lebih unggul dalam me puncak sistolik & tekanan perfusi
• koroner
• II. Teknik DUA JARI
• Ujung jari tengah dan telunjuk/jari manis dari 1 tangan
menekan sternum, tangan lainnya menopang punggung
• Tidak tergantung besarnya bayi
• Lebih mudah untuk pemberian obat

09/10/2021 52
TARIK SATU
GARIS KHAYAL

HUBUNGKAN
KEDUA PUTTING
SUSU
Sternum

1/3 BAGIAN
BAWAH STERNUM
KEDALAMAN dan LAMA PENEKANAN
 Kedalaman + 1/3 diameter antero-
posterior dada
 Lama penekanan lebih pendek dari lama
pelepasan  curah jantung maksimum

09/10/2021 54
Untuk pengisian jantung
KOMPLIKASI
1. Tulang iga patah
2. Laserasi hepar
3. Pneumotoraks

09/10/2021 56
KOORDINASI VTP dan KOMPRESI
DADA
• 1 SIKLUS: 3 kompresi + 1 ventilasi (3 : 1)
• dalam 2 detik
• FREKUENSI: 90 kompresi + 30 ventilasi
• dalam 1 menit
 120 kegiatan per menit
Untuk memastikan frekuensi kompresi dada dan ventilasi yang
tepat pelaku kompresi mengucapkan “Satu – Dua - Tiga  Pompa-
…”

09/10/2021 57
PENGHENTIAN
• Setelah 45-60 detikKOMPRESI DADA
kompresi dada & VTP
•  periksa FJ

09/10/2021 58
Bila F J TETAP < 60 dpm
• Periksa apakah ventilasi telah adekuat
• Apa telah dilakukan LANGKAH KOREKSI VTP?
• Apa telah dilakukan intubasi ET?
• Apakah sudah diberikan O2 tambahan
• Apakah kedalaman sudah benar?
• Apakah koordinasi kompresi & VTP baik?
 Bila FJ tetap < 60 dpm  pemberian
• epinefrin melalui kateter vena umbilikal

09/10/2021 59
Kapan harus merujuk :
.
• Bila Puskesmas tidak mempunyai fasilitas lengkap
• Rujuk bila bayi tidak memberi respons terhadap tindakan resusitasi
selama 2- 3 menit
• Bila Puskesmas mempunyai fasilitas lengkap :
• Rujuk bila telah dilakukan resusitasi secara lengkap, bayi tidak
memberi respons
• Bila oleh karena satu dan lain hal bayi tidak dapat dirujuk,
lakukan tindakan paling optimal dan berikan dukungan
emosional kepada ibu dan keluarga
• Bila sampai dengan 10 menit bayi tidak dapat dirujuk :
• jelaskan kepada orang tua tentang prognosis bayi yang kurang baik
dan pertimbangan manfaat rujukan untuk bayi ini kurang bila terlalu
lama tidak segera dirujuk

09/10/2021 60
Kapan menghentikan resusitasi
Resusitasi dinilai tidak berhasil jika:
• Bayi tidak bernapas spontan
• Tidak terdengar denyut jantung
• Setelah dilakukan resusitasi secara efektif selama
10 menit.

09/10/2021 61
Respiratory Distress of Newborn/gangguan
napas pada bayi baru lahir (RDN)
• Timbul beberapa saat/jam/hari setelah bayi lahir
• Penyebab:-intra paru atau ekstra paru
• Gejala berupa : sesak/retraksi, bayi merintih, sianosis, napas
cepat/apneu,
RDN…
• Penyebab intra paru:- hialin membrane disease, pneumonia, aspirasi
mekoneum
• Penyebab ekstra paru : - gangguan diafragma, gangguan metabolic
(hipotermi, hipoglikemia, kejang, imbalance elektrolit), penyakit
jantung bawaan, infeksi neonatorum
Evaluasi gawat napas dengan Down Score
0 1 2
Frekuensi napas <60x/menit 60-80x/menit >80x/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang dengan O2 Sianosis tidak hilang
Air entry Udara masuk terdengar Penurunan ringan udara Tidak ada Udara masuk
baik di kedua paru masuk
merintih Tidak merintih Dapat didengar dengan Dapat didengar tanpa alat
stetoskop bantu

Skor<4 Gangguan pernapsan ringan


Skor 4-6 Gangguan pernapasan sedang
Skor>7 Ancaman gagal napas
RDN…
• Tata Laksana
- Airway : oksigen: O2 nasal kanul, VTP, CPAP, ventilator
- Metabolik: pasang infus, bayi dihangatkan
-Puskesmas:persiapan merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
Kejang Neonatorum
• Bangkitan kejang pada neonates yang ditandai dengan perubahan dari
fungsi neurologic (perilaku, sensorik, motoric, distress napas0, dapat
timbul sebagai gejala involunter klonik atau tonik pada satu atau lebih
anggota gerak
• Penyebab :
- Komplikasi perinatal : HIE, perdarahan intracranial, persalinan dengan
tindakan (VE, letak bokong )
- Gangguan metabolic : hipoglikemia, hipokalsemia, hyperbilirubinemia,
imbalance elekstroli
- Infeksi : infeksi SSP, TORCH, sepsis
Kejang neonatorum…
• Manifestasi klinis
- tremor/gemetar
- Hiperaktif
- Kejang
- Tiba tiba tangisan melengking
- Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran
- Pergerakan tidak terkendari
- Nistagmus atau mata mengedip paroksismal
Kejang neonatorum…
• Tata laksana
- jaga patensi jalan napas: posisi bayi, oksigen
- Atasi kejang: fenobarbital/ fenitoin
- Atasi/tangani penyebab kejang
HIPOTERMI
Hipotermi adalah suhu tubuh kurang dari 36.5ºC pada pengukuran
suhu melalui ketiak
PRINSIP DASAR
• Hipotermi sering terjadi pada neonatus terutama pada BBLR karena pusat
pengaturan suhu tubuh bayi yang belum sempurna, permukaan tubuh bayi relatif
luas, kemampuan produksi dan menyimpan panas terbatas.
• Suhu tubuh rendah dapat disebabkan oleh karena terpapar dengan lingkungan
yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah) atau
bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian.
• Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya
perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi
jantung paru dan kematian
Mekanisme kehilangan panas

• Radiasi: dari bayi ke lingkungan dingin terdekat.


• Konduksi: langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dg bayi
• Konveksi: kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar
• Evaporasi: penguapan air dari kulit bayi
LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF
• Rawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak kurang 25C dan
bebas dari aliran angin).
• Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin
(misal dinding dingin atau jendela) walaupun bayi dalam
inkubator atau di bawah pemancar panas.
• Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin
(mis. alasi tempat tidur atau meja periksa dengan kain atau
selimut hangat sebelum bayi diletakkan).
• Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga bayi tetap hangat
dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan
perawat.
• Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar
tetap hangat walau dalam keadaan dilakukan tindakan. Misal
bila dipasang jalur infus intravena atau selama resusitasi
LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF

• Memakai pakaian dan mengenakan topi.


• Bungkus bayi dengan pakaian yang kering dan lembut dan selimuti.
• Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan atau tindakan.
• Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan (mis.
menggunakan pemancar panas).
• Ganti popok setiap kali basah.
• Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di kulit (mis. kain kasa yang basah),
usahakan agar bayi tetap hangat.
• Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin.
• Ukur suhu tubuh sesuai jadwal pada tabel (lihat lampiran)
Frekuensi
Keadaan bayi
Pengukuran
Bayi sakit Tiap jam
Berat Suhu inkubator (oC) menurut umura
Bayi kecil Tiap 12 jam bayi 35 oC 34 oC 33 oC 32 oC
Bayi keadaan
Sekali sehari
membaik
< 1-10 hari 11 hari – 3-5 >5
1500 3 minggu minggu minggu
g
1500- 1-10 hari 11 hari–4 >4
2000 minggu minggu
g
2100- 1-2 hari 3 hari-3 >3
2500 minggu minggu
g
> 1-2 hari > 2 hari
2500
g
a
Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1 oC setiap
perbedaan suhu 7 oC antara suhu ruang dan inkubator.
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Kontak kulit  Untuk semua bayi
 Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat,
atau menghangatkan bayi hipotermi (32 – 36,4oC)
apabila cara lain tidak mungkin dilakukan
Kangaroo  Untuk menstabilkan bayi dengan berat badan <
Mother Care 2500 g, terutama direkomendasikan untuk
(KMC) perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan
< 1800 g
 Tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis, gangguan
napas berat).
 Tidak untuk Ibu yang menderita penyakit berat
yang tidak dapat merawat bayinya.
 Pada ibu yang sedang sakit, dapat dilakukan oleh
keluarga (pengganti ibu)
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Pemancar  Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1,500
panas g atau lebih
 Untuk pemeriksaan awal bayi, selama
dilakukan tindakan, atau menghangatkan
kembali bayi hipotermi
Lampu  Bila tidak tersedia pemancar panas, dapat
penghangat digunakan lampu pijar maksimal 60 watt
dengan jarak 60 cm
Inkubator  Penghangatan berkelanjutan bayi dengan
berat < 1,500 g yang tidak dapat dilakukan
KMC
 Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan
napas berat)
METODA KANGURU

Metoda alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar BBLR/prematur


NUTRISI KANGURU
(KANGAROO NUTRITION)
HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemi adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukose darah
kurang dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L)
PRINSIP DASAR
• Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa rendah.
• Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan
sampai kematian.
• Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes
melitus.
• Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama
proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
• Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada
Diagnosis
Pemeriksaan klinis
Hipoglikemi sering asimtomatis, pada keadaan ini terapi sudah harus dilakukan agar
prognosis menjadi lebih baik.
Gejala yang sering terlihat adalah:
• tremor ("jitteriness")
• bayi lemah, apatis, letargik, keringat dingin
• sianosis
• kejang
• apne atau nafas lambat, tidak teratur
• tangis melengking atau lemah merintih.
• hipotoni
• masalah minum
MANAJEMEN
• Berikan glukose 10% 2 mL/kg secara IV bolus pelan dalam lima menit
Infus Glukose 10% sesuai kebutuhan rumatan, kemudian lakukan
rujukan
• Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI
peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian
minum
Anemia pasca Perdarahan pada neonatus
• Perdarahan tali pusat, perdarahan saluran cerna, perdarahan
intracranial
• Defisiensi vit K
• Pencegahan :Injeksi vit K1 1 mg/im
• tata laksana : injeksi vit K1, transfuse PRC
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai