Anda di halaman 1dari 26

dalam

• the entreprenuer always searches for


change, responds to it, and exploits it as an
opportunity (Peter Drucker)
Memahami kata "Entreprenuer"
dalam keperawatan
• "Saya seorang profesional yang memiliki body of
knowledge, oleh karenanya saya harus bisa hidup dari
profesi saya”.
• Suardana memiliki usaha praktek mandiri keperawatan
dengan jenis-jenis layanan :
– Pemeriksaan sederhana: gula darah, asam urat
– Perawatan/obat sederhana
– Chi- Machine
– Infra merah
– Massage (Akupressure, refleksi, shiatsu)
– Rujukan dan kerjasama dengan laboratorium klinik, radiologi, kaca
mata, RS swasta, RS pemerintah, puskesmas

Ns. I Wayan Suardana, S.Kep.


DEFINISI
ENTREPRENEUR

Seseorang yang memikul tanggungjawab dan


risiko secara totalitas dalam mendapatkan atau
menciptakan peluang yang unik dengan
memanfaatkan bakat pribadi, energi diri dan
ketrampilan, serta menggunakan proses
perencanaan stratejik untuk mengubah peluang
menjadi layanan atau produk yang layak jual
(marketable).

Vogel, G and Doleysh, N. (1988). Entrepreneuring: A Nurse's Guide to


Starting a Business. New York: National League for Nursing.
PERAWAT ENTREPRENEUR
• Seorang perawat yang melakukan dan
menjalankan kegiatan enterprise (usaha) atau
ventura (bisnis spekulatif) dalam lingkup
keperawatan, misalnya pemberian layanan
keperawatan secara langsung (direct care),
pendidikan, riset, administrasi atau konsultasi.
• Perawat yang bekerja untuk dirinya sendiri (the
self-employed nurse) bertanggungjawab secara
langsung kepada klien atau siapa saja yang
berkepentingan terhadap layanan keperawatan.

Registered Nurses Association of British Columbia (1990). Nurse to Nurse


Information for Nurses: The Self-Employed Nurse. Vancouver, Canada: Author.
PERAWAT INTRAPRENEUR
• Seorang perawat yang menjalankan "bisnis"
dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan
yang telah ada.
• Perawat menciptakan, menawarkan dan
memberikan layanan suatu program
keperawatan/kesehatan yang inovatif dalam
setiap tatanan pelayanan kesehatan.

Kingma, M (1998). Marketing and Nursing in a Competitive Environment.


International Nursing Review, 45(2):45-50.
NURSE ENTREPRENEUR
Praktik mandiri, mengelola nursing
home, biro konsultasi

NURSEPRENEUR

NURSE INTRAPRENEUR
Ka. Unit Keperawatan (Bangsal,
UGD, ICU, ICCU)
Entreprenuer memiliki sifat
1. Berhasrat mencapai prestasi
2. Seorang Pekerja keras
3. Ingin bekerja untuk dirinya
4. Mencapai kualitas
5. Berorientasi kepada reward dan kesempurnaan
6. Optimis
7. Berorganisasi
8. Berorientasi kepada keuntungan
9. Inovatif
John G. Burch
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS
ENTREPRENUERSHIP PERAWAT
Faktor-faktor institusional
Kemampuan individu
INFORMAL: untuk memulai usaha
budaya, norma, perilaku,
persepsi, karakter individu (enterprise)

FORMAL:
peraturan perundangan,
kebijakan pemerintah, STRUKTUR ENTREPRE-
kebijakan organisasi profesi,
tuntutan pasar/klien INSENTIF NUERSHIP

ENFORCEMENT:
penyelenggaraan pelayanan
kesehatan
CATATAN :
Institusi menyusun struktur insentif secara finansial sebagai reward, dan
organisasi dikelola untuk memperoleh keuntungan dari peluang bisnis yang Mary Jesselyn Co (2004)
dijalankannya.
KUADRANT PENGHASILAN

SELF EMPLOYEE
EMPLOYEE Bekerja untuk dirinya
pekerja sendiri

BUSINESS
Bisnis
INVESTMENT
Investasi

Robert T Kiyosaki
PROFIL PERAWAT
ENTREPRENUER

KUALITAS KUALIFIKASI
PERSONAL PROFESIONAL

International Council of Nurses (ICN), 2004


KUALITAS PERSONAL
 Memiliki gambaran diri (self-image) dan
kepercayaan diri (self-confidence) yang kuat
 Memiliki motivasi untuk mencapai kesuksesan
(need for achievement)
 Berani mengambil risiko
 Kreatif, memiliki inisiatif, visioner
 Berkepribadian menarik
 Memiliki kedisiplinan
 Mandiri (independent), berorientasi pada tujuan
 Sanggup mengatasi kegagalan, ambigusitas,
dan ketidakjelasan
 Memperlihatkan integritas diri, dapat dipercaya,
sabar, semangat yang tinggi;
 Organisator dan perencana yang baik
 proaktif
KUALIFIKASI PROFESIONAL
 Memiliki pengalaman sebagai perawat 3 s.d. 15
tahun
 Pendidikan tinggi keperawatan
 Memiliki kompetensi dalam berkomunikasi,
negosiasi, dan pemasaran
 Memiliki ketrampilan mengelola waktu, humas
(public relations) dan pencatatan-pelaporan
keuangan (accounting)
 Memahami seluk beluk persoalan peraturan
perundangan, kebijakan publik/perijinan, jaminan
pelayanan kesehatan, dan pengumpulan dana
(fund-rising)
 Memiliki kemampuan intelektual
 Memiliki kemampuan teknikal
 Memiliki sikap professional
Peluang Bisnis melalui HHN
1. Kebutuhan home care 
• Proporsi lansia di DIY 
• Biaya rumah sakit 
• Epidemiologi: prevalensi penyakit degeneratif 
• Kebutuhan keluarga menengah atas
• Pasien nyaman dikelilingi oleh orang yang berarti
• Kebutuhan berkurangnya hari rawat
• Mahalnya biaya perawatan
• Dapat dirawat oleh unpaid family atau informal
care givers
• Keluarga merasa kurang mampu merawat pasien
Peluang Bisnis melalui HHN
2. Kota Yogyakarta  tujuan wisata 
Flying nurse, travel nurse
3. Pelatihan keperawatan masih jarang
4. HHN belum banyak sehingga bisa
menjadi pioner/model 
meningkatkan income
5. Riset keperawatan mengenai HHN
belum ada  fund-rising, menggalang
jejaring (networking)
PROPORSI LANSIA TERHADAP JUMLAH
PENDUDUK DI PROPINSI DI YOGYAKARTA

16 14,04
13,53
14 12,48
11,04
12
Persen (%)

10
8
6
4
2
0
1990 2000 2003 2004
Sumber : BPS Tahun
Jenis layanan dan atau produk
perawat entrepreneur
1. Praktik mandiri keperawatan :
a. Terapi modalitas :
• Perawatan luka
• Perawatan enterostomal
• Perawatan paliative
• Perawatan pasca stroke
• Penanganan gangguan makan pada anak
• Penanganan klien pasca traumatik psikologis ,
dll
b. Terapi komplementer
Jenis layanan dan atau produk
perawat entrepreneur

2. Produksi alat kesehatan:


a. Pengembangan dan produksi
b. Penjualan
3. Konsultan pelayanan keperawatan/kesehatan
4. Publikasi pelayanan keperawatan/kesehatan
TERAPI MODALITAS
• Terapi modalitas adalah suatu sarana
penyembuhan yang diterapkan pada klien
dengan tanpa disadari dapat menimbulkan
respons tubuh berupa energi sehingga
mendapatkan efek penyembuhan (Starkey,
2004).
• Terapi modalitas lebih mengarah pada
pengobatan dan tindakan biomedis dengan
pendekatan Barat (Xu, 2004)
• Pengklasifikasiannya masih diperdebatkan
(Starkey, 2004).
Contoh terapi modalitas pada diabetisi

• Perawatan luka gangren


• Perawatan luka baru
• Perawatan luka kronis
• Terapi hiperbarik untuk menyembuhkan luka diabetik
• Latihan peregangan untuk meningkatkan sensitifitas
insulin
• Range of motion (ROM) dan latihan kaki untuk
mengurangi kekakuan sendi dan melancarkan peredaran
darah pada area ekstrimitas bawah
• Perawatan kaki untuk mengurangi risiko adanya
perlukaan pada daerah kaki yang dapat berkembang
menjadi luka diabetik
RANAH TERAPI KOMPLEMENTER DAN BENTUK-BENTUK
TERAPI KOMPLEMENTER (complementary and alternative
medicine/CAM) (Cushman & Hoffman, 2004)

RANAH TERAPI
BENTUK-BENTUK TERAPI KOMPLEMENTER
KOMPLEMENTER
Pengobatan alternative Terapi herbal, akupunktur, pengobatan herbal Cina

Intervensi tubuh dan Meditasi, hipnosis, terapi perilaku, relaksasi Benson,


pikiran relaksasi progresif, guided imagery, pengobatan
mental dan spiritual
Terapi bersumber bahan Terapi diet DM, terapi jus, pengobatan
organik orthomolekuler (terapi megavitamin), bee pollen,
terapi lintah, terapi larva
Terapi pijat, terapi Pijat refleksi, akupresur, senam diabetes, Tai Chi
gerakan somatis, dan
fungsi kerja tubuh
Terapi energi Qigong, reiki, terapi sentuh, latihan seni pernafasan
tenaga dalam

Bioelektromagnetik Terapi magnet


Profesi Perawat
Kesehatan Komu-
lainnya nitas

KEPEMIMPINAN
Health
Maintenance Puskes
Organization mas
(HMO)

KESEHATAN
KOMUNITAS

Sektor
Donatur
KAPASITAS PARTISIPASI terkait

Organi Tokoh
sasi
Masya
Masya
rakat rakat Keterangan :
Pengetahuan,
Keyakinan, Nilai-nilai
Aksi
Kemitraan
PERAN ORGANISASI PROFESI DALAM
MENINGKATKAN ENTREPRENEURSHIP PERAWAT

Bentuk perawat entrepreneur yang profesional

Legitimasi Kredibilitas Kondisi


hukum Sosial Kerja

STANDARDISASI PENDIDIKAN DAN


PRAKTEK KEPERAWATAN
• 5 Alasan Perawat Tidak (Berani) Menjadi Pengusaha (Nursepreneur)
• July 21, 2010 4 Comments

• Isu tentang perawat pengusaha (Nursepreneur) telah meluas ke seluruh penjuru dunia. Namun belum di Indonesia. Belum banyak perawat Indonesia yang terjun dalam dunia Nursepreneur. Hal ini bisa jadi
karena konsep Nursepreneur belum begitu dikenal di Indonesia. Namun paling tidak, ada 5 Alasan Perawat Tidak (Berani) Menjadi Pengusaha (Nursepreneur), yaitu :

• Alasan #1 – Tidak Yakin Dengan Dirinya

• Perawat tidak (berani) menjadi pengusaha karena dirinya tidak yakin bisa menjadi pengusaha. Padahal keyakinan adalah pondasi utama untuk perawat bisa mencapai apapun. Tanpa keyakinan yang positif,
perawat tidak akan bisa menjadi Nursepreneur (perawat pengusaha).

• Solusi #1 – Miliki Keyakinan Yang Positif Bahwa Anda Bisa Menjadi Perawat Pengusaha (Nursepreneur)

• Alasan #2 – Takut Menghadapi Kegagalan

• Dunia usaha identik dengan pengambilan resiko. Perawat tidak (berani) menjadi pengusaha karena bisa jadi takut gagal. Gagal memang membuat tidak nyaman, namun kita harus sadari bahwa kegagalan itu
penting.

• Solusi #2 – Berani Menghadapi Kegagalan

• Alasan #3 – Tidak Tahu Usaha Apa Yang Ingin Dijalankan

• Berbisnis apa ya? Mungkin pertanyaan ini yang menjadi pertanyaan banyak orang ketika mau mulai berbisnis. Banyak peluang bisnis disekitar perawat, yang kita perlukan hanya kepekaan untuk melihat dan
menangkap peluang tersebut. Mendirikan Home Care Service, mendirikan Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Keperawatan, layanan daur ulang sampah medis, menjadi supplier Nursing Kit, dan masih banyak
lagi peluang lainnya.

• Solusi #3 – Latih Kepekaan Untuk Melihat Peluang Bisnis Disekitar Anda

• Alasan # 4 – Tidak Mau Berpindah Dari Zona Nyaman

• Resiko menjadi stresor yang cukup ditakuti oleh kebanyakan perawat. Mereka tidak mau kenyamanannya terganggu jika mereka menjadi perawat pengusaha. Padahal, salah satu kunci sukses adalah berani
meninggalkan zona nyaman kita.

• Solusi #4 – Siapkan Diri Untuk Keluar Dari Zona Nyaman

• Alasan #5 – Trauma Karena Pernah Mengalami Kegagalan

• Ada yang mengatakan kegagalan itu menyakitkan. Banyak perawat yang tidak berani menjadi pengusaha karena pernah mencoba, namun gagal. Tidak perlu berdebat, Thomas Alfa Edison harus gagal 9.999
untuk menemukan bola lampu, lalu mengapa anda harus menyerah ketika baru sekali mencoba.

• Solusi #5 – Gagal Itu Penting Untuk Sukses!

• Ke-5 alasan itu yang paling tidak ada dalam diri perawat, walaupun masih banyak faktor lain yang berpengaruh. Namun satu kalimat yang perlu perawat teriakkan bersama,

Anda mungkin juga menyukai