Anda di halaman 1dari 55

OBAT SALURAN

PENCERNAAN
Oleh : Dian Rakhmawati, Dopy Galih Lestari, B Tri Ari
◦ Obat saluran pencernaan adalah obat yang bekerja di
saluran pencernaan meliputi lambung – usus atau
gastrointestinal, beserta enzim enzim yang
mempengaruhinya
Pengertian
Klasifikasi
◦ Berdasarkan MIMS diklasifikasikan menjadi 10 bagian
1. Antasida, obat anti terluka dan anti ulser
2. Regulator GIT, Anti flatulen Dan anti inflamasi
3. Anti spasmodik
4. Anti diare
5. Laksatif, pencahar
6. Digestan
7. Kolagogum, kolelitolitik, hepatobilier
8. Preparation anorektal
9. Anti emetik
10. Obat Gastrointestinal yang lain
◦ Etiologi : tukak lambung disebabkan oleh 1) produksi
HCl (asam lambung yang berlebih), 2) saat Lapisan
mukus pada mukosa lambung terkikis sehingga tidak
ada yang melindungi mukosa akhirnya mukosa
lambung jadi timbul luka/ulkus/tukak. 3) hal demikian
dapat juga terjadi karena sekresi dari bakteri H. Pylori
yang membuat mukus lebih encer dan tak dapat
ANTASIDA dan
melindungi Mukosa lambung. ANTI ULCER
◦ Sementara produksi HCl dipengaruhi oleh rangsangan
dari hirmon gastrin, pikiran yang stress mengaktifkan
muskarinik, dan juga adanya makanan.
◦ Ulkus/luka/tukak yang terjadi pada saluran cerna seperti:
◦ a. Ulkus duodenalis/duodenum, merupakan jenis ulkus peptikum yang
paling banyak ditemukan terjadi pada duodenum (usus dua belas jari)
yaitu beberapa sentimeter pertama dari usus halus, tepat dibaawah
lambung
◦ b. Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan biasanya terjadi disepanjang
lengkung atas lambung
◦ c. Regurgitasi berulang dari asam lambung kedalam kerongkongan
ANTASIDA dan
bagian bawah bisa menyebabkan peradangan (esofagitis) dan
sefagealis. Ulkus peptikum adalah luka berbentuk nulat atau oval. Yang
terjadi karena laisan lambung/usus duableas jari (duodenum) telah
ANTI ULCER
termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan.
◦ d. Juga hiperasiditas (keasaman berlebih) dan kondisi hipersekresi
asam lambung oleh penyakit (sindroma zolinger ellison, mastositosis
sistemik)
ANTASIDA
1. Antasida
a. Aluminium hidroksida (A1(OH)3)-Magnesium hidroksida; Kalsium karbonat-Mg hidroksida
Indikasi : ulkus peptikum, hiperasiditas gastrointestinal, gastritis, mengatasi gejala dyspepsia (ulkus dan olkus),
gastroesopageal, reflux disease, hiperfostfatemia.
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap garam alumunium, hipofosfatemia, pendarahan saluran cerna yang belum terdiagnosis
appendicitis tidak cocok untuk bayi dan neonates
Sediaan : tablet dan sirup
Potensi : 200mg (biasanya kombinasi dengan Magnesium Hidroksida dan kadang Simetikon)
Dosis : dewasa :1-2 tablet dikunyah, 4 kali sehari dan sebelum tidur atau 5-10ml suspensi 4kali sehari diantara waktu makan
dan sebelum tidur
Efek samping : konstipasi, mual, muntah, deplesi posfat, penggunaan dalam dosis besar dapat menyebabkan penyumbatan usus
hipofosfatemia, hipercalciuria, penignkatan resiko osteomalasia. Demensia, anemia mikrositik pada penderita gagal ginjal.
Interaksi obat : Meningkatkan penyerapan vitamin C, mengurangi efektivitas papazanib dan rategravir, Dapat menurunkan
penyerapan antibiotik tetrasiklin, lainnya sama dengan Aluminium hidroksida, konstipasi
ANTASIDA
◦ Golongan : obat bebas , obat golongan antasida
◦ Perhatian khusus : hati hati pada pasien dengan riwayat penyakit ginjal, mengkonsumsi alkohol,
Mengalami dehidrasi, fenilketonuria, Memiliki penyakit diabetes, Kehamilan, Lanjut usia,
tekanan darah tinggi, Menjalani diet rendah garam atau diet rendah fosfor, Mengalami
sirosis hati, Berusia di bawah 12 tahun, Jangan mengonsumsi obat ini lebih dari 2
minggu
◦ Mekanisme kerja adalah dengan menetralkan kelebihan asam lambung. Oleh karena itu
antasida adalah basa atau garam basa.
Termasuk golongan obat antasida yang bekerja melawan efek
perangsangan reseptor H1 (histamin 2).Letak reseptor H2 ada di
sel parietal di mukosa lambung.
Perangsangan histamin 2 oleh Hormon gastrin (secara tak
langsung) meningkatkan produksi HCl oleh sel parietal. Lihat
Antagonis gambar pada slide ke 5

reseptor H2 a.
b.
Ranitidin
Famotidin
c. Simetidin
d. Nizatidin
◦ Simetidin menghambat metabolisme obat secara
oksidatif di hati dengan cara mengikat sitokrom P450 di
mikrosom. Penggunaannya sebaiknya dihindari pada
pasien yang sedang mendapat terapi warfarin, fenitoin
Antagonis
dan teofilin (atau aminofilin), sedangkan interaksi lain
(lihat lampiran 1), mungkin kurang bermakna secara
reseptor H2
klinis. Famotidin, nizatidin, dan ranitidin tidak (interaksi)
memiliki sifat menghambat metabolisme obat seperti
halnya simetidin.
Antagonis reseptor H2 (ESO)
◦ Efek samping antagonis reseptor-H2 adalah diare dan gangguan saluran
cerna lainnya, pengaruh terhadap pemeriksaan fungsi hati (jarang,
kerusakan hati), sakit kepala, pusing, ruam dan rasa letih. Efek samping
yang jarang adalah pankreatitis akut, bradikardi, AV block, rasa bingung,
depresi dan halusinasi, terutama pada orang tua atau orang yang sakit
parah, reaksi hipersensitifitas (termasuk demam, artralgia, mialgia,
anafilaksis), gangguan darah (termasuk agranulositosis, leukopenia,
pansitopenia, trombositopenia) dan reaksi kulit (termasuk eritema
ultiform, dan nekrolisis epidermal yang toksik). Dilaporkan juga kasus
ginekomastia dan impotensi, namun jarang terjadi.
Antagonis reseptor H2 (peringatan)

◦ Antagonis reseptor-H2 sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan


ginjal, kehamilan, dan pasien menyusui. Antagonis reseptor-H2 dapat menutupi gejala kanker
lambung; perhatian khusus perlu diberikan pada pasien yang mengalami perubahan gejala dan
pada pasien setengah baya atau yang lebih tua.
Ranitidin : 150 mg

Antagonis Famotidin : 40 mg
reseptor H2
(potensi) Simetidin : 200 mg

Nizatidin : 150 mg (tidak


dipasarkan di Indonesia)
Obat antiulcer golongan PPI bekerja dengan menghambat
pengeluaran Proton (ion hidrogen) agar tidak bertemu dengan ion
Cl dan terbentuk HCl. Pada dasarnya golongan ini lebih efektif
dibandingkan golongan sebelumnya, karena efektif mengurangi
produksi HCl dari rangsangan pikiran (stress), H2, maupun gastrin.

Penghambat Lihat gambar pada slide ke 5. Berikut contohnya


◦ Omeprazol
pompa proton ◦ Lansoprazol
◦ Esomeprazol
◦ Obat obat ini dikontraindikasikan bagi pasien yang hipersensitiv
terhadapnya
Penghambat pompa proton
(peringatan)
Penghambat pompa proton sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada
pasien dengan penyakit hati, kehamilan dan menyusui. Penghambat
pompa proton dapat menutupi gejala kanker lambung ; perhatian khusus
perlu diberikan pada orang-orang yang menunjukkan gejala-gejala yang
membahayakan (turunnya berat badan yang signifikan, muntah yang
berulang, disfagia, hematemesis atau melena), pada kasus-kasus seperti ini
penyakit kanker lambungnya sebaiknya dipastikan terlebih dahulu
sebelum dimulai pengobatan dengan penghambat pompa proton.
Efek samping penghambat pompa proton meliputi gangguan
saluran cerna (seperti mual, muntah, nyeri lambung, kembung,
diare dan konstipasi), sakit kepala dan pusing. Efek samping yang
kurang sering terjadi diantaranya adalah mulut kering, insomnia,
mengantuk, malaise, penglihatan kabur, ruam kulit dan pruritus.
Efek samping lain yang dilaporkan jarang atau sangat jarang
terjadi adalah gangguan pengecapan, disfungsi hati, udem perifer,
Penghambat
reaksi hipersensitivitas (termasuk urtikaria, angioedema, bronko-
spasmus, anafilaksis), fotosensitivitas, demam, berkeringat,
pompa proton
depresi, nefritis interstitial, gangguan darah (seperti leukopenia,
leukositosis, pansitopenia, trombositopenia), artralgia, mialgia dan (ESO)
reaksi pada kulit (termasuk sindroma Stevens- Johnson, nekrolisis
epidermal toksik, bullous eruption). Penghambat pompa proton,
dengan mengurangi keasaman lambung, dapat meningkatkan
risiko infeksi saluran cerna.
◦ Hanya omeprazol yang dapat digunakan pada anak
untuk pengobatan GERD dengan gejala yang parah.
Lansoprazol tidak dianjurkan digunakan pada anak.
◦ Potensi :
◦ Omeprazol : 20 mg
Penghambat
◦ Lansoprazol : 30 mg pompa proton
◦ Esomeprazol : 20 mg dan 40 mg (potensi, dan
◦ Rabeprazol : 10 mg dan 20 mg
sediaan)
◦ Pantoprazol : 20 mg dan 40 mg
◦ Sediaan : tablet dan injeksi
Penghambat pompa proton
(dosis)
◦ Dosis :
◦ Esomeprazol :GERD: terapi refluks esofagal erosif: 40 mg sekali sehari selama 4 minggu; terapi
simtomatis GERD 20 mg sekali sehari selama 4 minggu
◦ Lansoprazol : tukak lambung, 30 mg sehari pada pagi hari selama 8 minggu. Tukak duodenum, 30 mg
sehari pada pagi hari selama 4 minggu; pemeliharaan 15 mg sehari.
◦ Omeprazol : tukak lambung dan tukak duodenum (termasuk yang komplikasi terapi AINS), 20 mg satu
kali sehari selama 4 minggu pada tukak duodenum atau 8 minggu pada tukak lambung;
◦ Rabeprazol : tukak peptik, 20 mg sehari pada pagi hari selama 6 minggu, Refluks gastroesofagal, 20 mg
sekali sehari selama 4-8 minggu; pemeliharaan 10-20 mg sehari;
◦ Pantoprazol : oral, tukak peptik, 40 mg sehari pada pagi hari selama 4 minggu; Refluks gastroesofagal,
20-40 mg pada pagi hari selama 4 minggu
4. Anti kolenergik/antimuskarinik
Anti kolinergik
digunakan sebagai
antiulcer untuk
mengurangi produksi
HCl karena a. pirenzepin
perangsangan reseptor
muskarinik Pada sel
parietal dan sel
Epithelial

b. Fentonium c. ekstrak belladon


Analog Prostaglandin
Senyawa ini dapat mencegah terjadinya tukak
Analog prostaglandin bekerja mengatasinya karena AINS. Penggunaannya paling cocok bagi
pasien yang lemah atau sangat lansia di mana Obat ini di kontra indikasikan untuk wanita
ulser akibat dari penggunaan NSAID. Karena
penggunaan AINS tidak mungkin dihentikan. hamil, karena dapat menyebabkan kontraksi
NSAID bekerja dengan mengurangi
• Misoprostol rahim dan membuat leher rahim terbuka lebih
prostaglandin, sementara prostaglandin memiliki
cepat, sehingga menyebabkan keluarnya janin.
efek merangsang sel Epithelial lambung untuk
Pada trimester pertama menyebabkan keguguran,
memproduksi mukus pelindung. Analog
namun pada wanita yang akan melahirkan dapat
prostaglandin merangsang EP3 pada Epithelial
mempercepat proses persalinan.
yang bertanggung jawab membentuk mukus.

Oleh karena itu sering disalahgunakan untuk


b. Rebamipide
aborsi.
◦ Peringatan : keadaan dimana hipotensi dapat mencetuskan komplikasi yang berat (misal
penyakit serebrovaskuler, penyakit kardiovaskuler)
◦ Kontra Indikasi : kehamilan atau merencanakan hamil 

MISOPROSTOL
◦ Perhatian : wanita usia subur. Dan wanita yang sedang menyusui
◦ Efek Samping : diare (kadang-kadang dapat parah dan obat perlu dihentikan, dikurangi
dengan memberikan dosis tunggal tidak melebihi 200 mikrogram dan dengan menghindari
antasida yang mengandung magnesium); juga dilaporkan nyeri abdomen, dispepsia,
kembung, mual dan muntah, perdarahan vagina yang abnormal (termasuk perdarahaan
intermenstrual, menorhagia, dan perdarahaan pascamenopouse), ruam, pusing.
(peringatan, KI,
◦ Dosis : tukak lambung dan duodenum serta tukak karena AINS, 800 mcg sehari (dalam 2-4
dosis terbagi) dengan sarapan pagi dan sebelum tidur malam; pengobatan harus dilanjutkan
selama tidak kurang dari 4 minggu dan bila perlu dapat dilanjutkan sampai 8 minggu.
ESO, dosis)
Profilaksis tukak lambung karena AINS dan tukak duodenum, 200 mcg 2-4 kali sehari
bersama AINS. Anak tidak dianjurkan.
◦ Potensi dan sediaan : 200 mikrogram /tablet
Peringatan : Lansia, kehamilan, menyusui, anak.

REBAMIPIDE Kontra Indikasi : Hipersensitif

(Peringatan,
Efek Samping Obat : Sangat jarang: leukopenia, granulositopenia, gangguan fungsi hati, peningkatan AST (SGOT), ALT
(SGPT), γ-GTP dan alkalin fosfatase, ruam, pruritus, eksem, konstipasi, rasa tidak nyaman pada abdomen, diare, mual,
muntah, mulas, nyeri ulu hati, nyeri abdomen, sendawa, gangguan pengecapan, gangguan menstruasi, peningkatan BUN,
udem, merasa benda asing pada faring. 

KI, ESO, Dosis : Oral: Tukak lambung. Kombinasi dengan faktor inhibitor ofensif. Dewasa, 100 mg 3 kali sehari. Gastritis. Dewasa,
100 mg 3 kali sehari.

Dosis) Potensi : 100 mg

Sediaan : tablet
Pelindung mukosa

◦ Bekerja dengan memberikan lapisan serupa mukus pada permukaan Lambung, sehingga terlindungi dari efek korosif HCl.

◦ A. Sukralfat : melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam

◦ Kontra Indikasi : hipersensitif

◦ Sediaan : tablet dan sirup

◦ Potensi : 500 MG

◦ Efek Samping : Konstipasi, sakit kepala, mulut kering, diare, insomnia, perut kembung, mual muntah

◦ Dosis : tukak lambung, ulkus duodemun, gastriris 1 gram, 4 kali sehari, atau 2 gram, 2 kali sehari, selama 4–12minggu. 

◦ Interaksi : Menurunkan penyerapan digoxin, dolutegravir, ketoconazole, furosemide, tetracycline, teofilin, ranitidine, cimetidine, phenytoin,


norfloxacin, warfarin, atau ciprofloxacin

B. Carbenoxolon


Obat yang meningkatkan motilitas lambung usus
digunakan agar makanan dari lambung lebih cepat
turun ke usus sehingga HCl tidak naik ke esofagus dan
menyebabkan rasa terbakar atau nyeri di ulu hati.
Penguat
a. Metoklorpramid
b. Domperidon
motilitas
Secara klinis digunakan untuk menurunkan asam
lambung sebelum tindakan operasi
Dimentikon( dimetilpolisiloksan ) dan simetikon,
Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga
mudah diserap dan dapat mencegah masuk angin,
Zat pembantu
kembung dan kentut (monografinya diterangkan pada
bagian selanjutnya)
◦ Obat digestiva antaralain:
◦ SIMETIKON
◦ Antiflatulen yang digunakan untuk mengatasi dispepsia
◦ DISPEPSIA : Dispepsia meliputi rasa nyeri, perut terasa penuh,
Obat pencernaan
kembung dan mual. Gejala ini dapat muncul bersamaan dengan
tukak duodeni dan kanker lambung tapi umumnya tidak diketahui
jenis regular GIT,
penyebabnya. Helicobacter pylori, merupakan salah satu
penyebabnya.
antiflatulen (obat
a. Pankreatin(enzim pencernaan): amylase, tripsin, lifase (fungsinya
membantu proses pencernaan)
kembung), dan
Indikasi : Pelengkap terapi gangguan pencernaan yaitu kekmbung, antiinflamasi
kekurangan enzim pankreas, gangguan hati, kelenjar empedu,
lambung-usus (digestiva)
b. Pepsin (enzim lambung)
c. Ox-bile (empedu sapi) fungsinya mempertinggi daya kerja lipase
Obat pencernaan jenis
antispasmodik
◦ Anti spasmodika adalah obat yang yang memiliki sifat sebagai relaksan
otot polos. Obat yang termasuk dalam kelas ini adalah antimuskarinik dan
relaksan yang dipercaya bekerja langsung di otot halus usus. Sifat relaksan
otot polos dari senyawa antimuskarinik dan obat antispasmodik lain
mungkin bermanfaat untuk Irritable Bowel Syndrome (IBS) dan penyakit
divertikular.
◦ obat anti spasmodika:
1. Anti muskarinik
2. Anti Spasmodik
3. Stimulan Motilitas
◦ disebut antikolinergik mengurangi motilitas usus,
◦ Indikasi lain untuk obat antimuskarinik meliputi aritmia, asma
dan penyakit saluran pernafasan, motion sickness,
parkinsonisme, inkontinensi urin, midriasis dan siklopegia,
premedikasi, dan sebagai antidot keracunan organofosfor.
ANTI
◦ Peringatan : Antimuskarinik sebaiknya digunakan secara hati- MUSKARINIK
hati pada keadaan Down’s syndrome, pada anak, dan lansia; obat
ini juga sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada penyakit (Indikasi &
refluks gastroesofagus (GERD), diare, kolitis dengan tukak,
infark miokard akut, hipertensi, kondisi penyakit dengan gejala peringatan)
takikardi (termasuk hipertiroid, insufisiensi kardiak, operasi
jantung), pireksia, kehamilan dan menyusui.
ANTI MUSKARINIK (KI
dan ESO)
◦ dikontraindikasikan pada angle-closure glaucoma, miastenia gravis
(namun dapat digunakan untuk menurunkan efek samping muskarinik dari
antikolinesterase), ileus paralitik, stenosis pilorik dan pembesaran prostat.
◦ Efek Saming Obat : konstipasi, bradikardi selintas (diikuti takikardia,
palpitasi dan aritmia), penurunan sekresi bronkus, sulit berkemih (urinary
urgency and retention), dilatasi pupil dengan hilangnya akomodasi,
fotofobia, mulut kering, kulit mengering dan memerah. Efek samping
yang jarang terjadi adalah kebingungan (terutama pada lansia), mual,
muntah dan giddiness (rasa pusing dan gamang), glaukoma sudut sempit
sangat jarang terjadi.
Atropin sulfat dan
alkaloid beladona
ANTI
MUSKARINIK Hiosin Butil bromida
(macamnya)

Propantelin Br
◦ Beberapa senyawa seperti alverin, mebeverin dan minyak pepermin dipercaya
merupakan relaksan yang bekerja langsung pada otot polos usus dan mungkin
dapat meringankan nyeri pada IBS dan penyakit divertikular. Senyawa-
senyawa tersebut tidak mempunyai efek samping serius,
◦ Kontra Indikasi : ileus paralitik dan hipersensitif
◦ Efek Samping : rasa terbakar (heart burn), iritasi perianal; reaksi alergi
(termasuk ruam kulit, sakit kepala, bradikardi, tremor otot, ataksia) Iritasi
setempat (lokal) kapsul sebaiknya tidak dipatahkan atau dikunyah karena
ANTI
peppermint oil dapat mengiritasi mulut atau esofagus.
◦ Macam : SPASMODIK
1. Alverin Sitrat
2. Klordiazepoksid & klidinium Br
3. Mebeverin
4. Pepermin Oil
STIMULAN MOTILITAS
◦ Pengertian : menstimulasi pengosongan lambung dan transit usus halus, dan
meningkatkan kekuatan kontraksi sfingter esofagus.
◦ Macamnya :
1. Domperidon
2. Metoklopramid
3. Cisaprid
◦ Peringatan : Jangan melebihi dosis yang dianjurkan, gunakan dengan hati-hati pada
kondisi yang menyebabkan perpanjangan QT
◦ Efek Samping : Kram abdomen dan diare; sakit kepala dan pusing; kejang; efek
ekstrapiramidal dan peningkatan frekuensi berkemih; fungsi hati tidak normal (mungkin
kholestatis); aritmia ventrikel (termasuk torsades de pointes).
◦ Efek Samping : Kram abdomen dan diare; sakit kepala
dan pusing; kejang; efek ekstrapiramidal dan
peningkatan frekuensi berkemih; fungsi hati tidak
normal (mungkin kholestatis); aritmia ventrikel
(termasuk torsades de pointes).
◦ DOSIS : Dewasa: Dosis awal adalah 5 mg 3-4 kali STIMULAN
sehari. Dosis dapat ditingkatkan sampai maksimum 40
mg/hari, dalam 3-4 kali pemberian. Anak: Dosis awal
MOTILITAS
0,2 mg/kg BB 3-4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan
sampai maksimum 0,8 mg/kg BB perhari dan tidak
melebihi 20 mg/hari. Dosis untuk anak sebaiknya tidak
melebihi 5 mg setiap kali minum.
◦ Obat diare adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing atau keracunan makanan.
Gejala diare adalah BAB berulang kali disertai banyaknya cairan yang keluar
kadang-kadang dengan mulas dan berlendir/berdarah.
◦ Prioritas terapi : adalah pencegahan atau penggantian cairan dan elektrolit
yang hilang. 
◦ Obat diare 4. Obat diare
◦ a. Adsorben dan pembentuk massa: kaolin, karbo adsorben, attapulgit
(nyerap racun) ( obat sakit perut
◦ b. Anti motilitas : loperamid hidroklorida, kodein fosfat, morfin (menekan
peristaltik usus) )
◦ c. Adstringen: tannin/tannalbumin (menciutkan selaput usus)
◦ d. Pelindung : mucilago (melindungi usus lambung yang luka)  indikasi:
memperingan kerja lambung
◦ Efek samping : bisa menyebabkan konmstipasi
◦ mengendalikan konsistensi tinja pada ileostomi dan kolostomi,
dan dalam mengendalikan diare akibat penyakit divertikular. ADSORBEN &
◦ Macam :
PEMBENTUK
1. Kaolin
2. Attapulgit, karbo adsoben MASSA
◦ Konstipasi adalah pembuangan tinja yang keras dengan frekuensi
yang kurang dari biasanya.
◦ Salah pengertian terhadap kebiasaan buang air besar tersebut
umumnya memicu penggunaan pencahar secara berlebihan.
Penyalahgunaan pencahar dapat menyebabkan hipokalemia. 
◦ adalah obat-obat yang mempercepat peristaltik usus sehingga
LAKSATIF atau
1.
mempermudah BAB. obat laksativa:
Pembentuk massa feses
PENCAHAR
2. Stimulan (obat sembelit)
3. Pelunak feses
4. Pencahar osmotik
5. Larutan pembersih usus
Pembentuk Massa Fesses

Indikasi :  kolostomi, ilestomi,


meringankan konstipasi dengan
hemoroid, fisura ani, diare kronis
cara meningkatkan massa feses Kontra Indikasi : obstruksi usus, Efek Samping : perut kembung,
akibat penyakit
yang merangsang peristaltik. kesulitan menelan, dan atoni penegangan perut, obstruksi
divertikular, irritable bowel
Efeknya baru terlihat dalam colon saluran cerna, hipersensitivitas
syndrome, dan sebagai tambahan
beberapa hari.
dalam kolitis

Dosis : 1 sachet sehari dalam 1


Saran : sediaan ini mengembang
gelas air dalam dosis terbagi 1-3
bila kena air, maka harus hati-hati
kali sehari sebelum atau sesudah Macam : mrtil selulosa, ispaghula
waktu menelan dengan air dan
makan; Anak. di atas 6 tahun, sekam
tidak boleh diberikan segera
setengah dosis dewasa atau
sebelum tidur.
kurang.
Stimulan

Yang termasuk golongan ini adalah : Bisakodil dan zat golongan antrakuinon seperti daun sena; dan natrium dokusat.

Pencahar stimulan bekerja dengan cara meningkatkan motilitas usus dan sering kali menyebabkan kram perut.

Kontra Indukasi : obstruksi usus

Efek Samping : diare, hipokalemia

Sediaan : tablet dan suppositoria

Potensi bisakodil: 5 mg untuk tablet dan 5mg 10 mg untuk suppo

Dosis bisakodil: oral: untuk konstipasi, 5-10 mg malam hari; kadang-kadang perlu dinaikkan menjadi 15-20 mg; anak-anak (lihat juga 1.6) di bawah 10 tahun 5 mg.
Rektum: dalam supositoria untuk konstipasi, 10 mg pada pagi hari; anak di bawah 10 tahun 5 mg
Pelunak fesses
◦ Contohnya adalah parrafin cair
◦ Kontra Indikasi : anak dibawah 3 tahun
◦ Efek Samping : tirisan (rembesan) anal parafin menyebabkan iritasi anal
setelah penggunaan jangka panjang, reaksi granulomatosa disebabkan oleh
absorpsi sedikit parafin cair (terutama dari emulsi), pnemonia lipoid dan
gangguan absorpsi vitamin-vitamin larut lemak.
◦ Dosis: 10 mL pada malam hari bila perlu
◦ Saran: tidak boleh digunakan sebelum tidur
◦ Pencahar osmotik bekerja dengan cara menahan cairan dalam usus secara
osmosis atau dengan mengubah penyebaran air dalam feses.
◦ Macam : laktulosa, makrogol, garam magnesium
◦ Kontra Indikasi : Penyakit saluran cerna akut, galaktosemia, obstruksi usus
◦ Peringatan : Gangguan ginjal, intoleransi laktosa
◦ Efek Samping : kolik, kembung, kram dan perut terasa tidak enak
◦ Dosis : magnesium hidroksida: jika perlu 2-4 g sebagai 8% suspensi dalam
air; magnesium sulfat: 5-10 g dengan segelas air penuh sebelum makan pagi
atau pada saat perut kosong (bekerja dalam 2-4 jam)
Pencahar osmotik
◦ Laktulosa : konstipasi, mula-mula 10 g dua kali sehari kemudian disesuaikan
menurut kebutuhan pasien; anak-anak (lihat juga 1.4) di bawah 1 tahun 1,5 g
dalam 25 mL larutan, 1-5 tahun 3 g dalam 5 mL larutan, 5-10 tahun 2 kali
sehari.
Ensefalopati hepatik, 20-30 g 3 kali sehari kemudian disesuaikan sampai
feses menjadi lunak, 2-3 kali sehari.
Larutan Pembersih Usus

Larutan ini hanya


Bukan untuk terapi
untuk membersikan
pencahar jadi tidak
usus sebeleum proses
dibahas
kolonoskopi
◦ adalah obat pencernaan yang membantu proses pencernaan berisi
enzim-enzim /campuranya yang berguna untuk memperbaiki
fungsi pencernaan, bermanfaat pada defisiensi satu/lebih zat
DIGESTAN yang berfungsi mencerna makanan disaluran cerna. Proses
pencernaan dipengaruhi oleh HCL , enzim pencernaan dan
empedu. adapun secara garis besar sediaan digestan yg
bermanfaat adalh sbb:
◦ 1. Enzim pankreas dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin dan
pankrelipase. Kedua zat tsb mengandung amilase, tripsin dan lipase.
Pankrelipase berasal dari pankreas hewan, aktivitas lipasenya relatif
lebh tinggi dari pada pankreatin. Pankrealipase diindikasikan pd
keadaan defisiensi sekret pankreas mislnya pd pankreatitis dan
mukovisidosis. Enzim ini dirusak olh asam lambung sehingga harus
di buat dalam bentuk tablet enteral. enzim pankreas sedikit sekali
Obat pencernaan menyebabkan efek samping. Dosis tinggi dapat menyebabkan mual
dan diare juga.

jenis digestan ◦ 2. Pepsin adalah proteolitik yang kurang penting dibanding dgn
enzim pankreas. Pd defisiensi pepsin, tidak ditemukan gejala yang
serius. Defisiensi total ditemukan pada pasien aklorhidria.
Kegagalan lambung untuk mensekresi pepsin dan asam dengan
rangsangan yang adekuat disebut akilia gastrika,sering terjadi pada
pasien anemiapernisiosa dan karsinoma lambung.
◦ Obat ini beberapa sudah dibahas diatas masuk pada obat GIT dan
anti flatulensi
Obat pencernaan jenis
digestan
◦ 3. Empedu mengandung asam empedu dan konjugatnya. Zat empedu yang penting untuk
manusia adalah garam natrium asam kolat dan asama kenodeoksikolat. Selain penting untuk
penyerapan lemak, empedu juga penting untuk absorpsi zat larut lemak misalnya vitamin
ADEK dalam jumlah besar, garam empedu dapat menetralkan asam lambung yang masuk ke
duodenum. Pada keadaan normal hati mensekresi + 24g gram empedu atau 700-1000ml cairan
empedu/hari. Kira-kira 85% empedu diabsorpsi pada usus kecil pd bagian bawah (sirkulasi
enterohepatik) sehingga hanya 80mg gramempedu yang harus disintesi/harinya. asam-asam
empedeu meningkatkan sekresi dan disebut zat koleretik, garam empedu kurang
memperlihatkan aktivitas koleretik. Asam dehidrokolat suatu kolat semisintetik terutama aktif
untuk merangsang empedu dgn BM(berat molekul) rendah karena itu dinamakan
hidrokoleretik. Zat ini hanyan merngsang pengeluaran empedu dan bukan produksi empedu.
Berbeda dengan asam kolat,asam kenodeoksikolat
◦ menurunkan kolestrol dalam empedu. Obat ini berguna
untuk mengatasi batu kolestrol kandung empedu pada
pasien. asam kenodeoksilat bekerja dengan
menurunkan absorpsi kolestrol dari usus dan
menurunkan sintesis kolestrol. Bila kadar asam
kenodeoksilat mencapai 70%empedu total, maka
Obat pencernaan
larutan empedu yang tadinya jenuh kolestrol menjadi jenis digestan
tidak jenuh. garam empedu menurunkan resistensi
mukosa saluran cerna terhadap asam lambung.
Kenyataan ini diduga mempunyai implikasi terhadap
terjadinya gastritis. Tukak peptik dan refluks esofagus.
◦ a. kolagoga adalah obat yang digunakan untuk peluruh batu
empedu. Pencetus batu empedu adalah hiperkolesterolemia,
penyumbatan saluran empedu, dan radang saluran empedu


◦ 1.Asam kenodeoksikolat
Obat pencernaan
◦ 2.Asam ursodeoksikolat kolagogum,
◦ 3. Asam kenat
kolelitolitik dan
hepati protektor
◦ indikasi: untuk mengatasi penggumpalan batu
◦ efek samping: sakit pada bagian perut, mual
◦ b. protektor hati obat yang digunakan sebagai vitamin
tambahan untuk meringankan mengurangi, bahkan
melindungi gangguan fungsi hati obat protektor hati
adalah:
◦ a. Curcuma rhizoma domestica Obat pencernaan
◦ b. Curcuma xanthorrizae
◦ c. Sylimarin
kolagogum,
◦ d. Mekonin kolelitolitik dan
◦ indikasi: untuk mengatasi, meringankan, mengurangi,
bahkan melindungi gangguan fungsi hati
hepati protektor
◦ efek samping: menyebabkan kantuk
Obat pencernaan untuk hemoroid

Dibagi menjadi 4 macam :


• Sediaan pelembut : Sediaan pelembut mengandung astringen
ringan seperti bismut subgalat, zink oksida dan hamamelis dapat
meringankan gejala-gejala hemoroid. Banyak sediaan
Gatal-gatal, rasa nyeri dan ekskoriasi di anus dan antihemoroid juga mengandung pelicin, vasokonstriktor atau
Obat pencernaan untuk hemoroid Yaitu untuk antiseptik ringan.
perianus yang lazim dijumpai pada pasien
permasalahan pada anus yaitu hemoroid/wasir • Kombinasi dengan kortikosteroid : Kortikosteroid sering
hemoroid, fistulas dan proktitis, sebaiknya diobati dikombinasi dengan anastetik lokal dan zat pelembut dalam
atau luka
dengan salep dan supositoria sediaan untuk hemoroid.
• Sklerosan Rektal
• Penatalaksanaan fisura ani
Contoh obat:BISAKODIL
◦ BISAKODIL
◦ Indikasi : memudahkan BAB pada sembelit sebelum dan sesudahnya
◦ KI : hipersensitivitas, pasien kondisi operasi abdomen, apendicitis, pendarahan rental, gastroenteritis
◦ Perhatian : jangan dikunyah, dipatahkan, dihancurkan; jangan digunakan jika sakit perut, mual, muntah,
ibu hamil trimester 1, menyusui dan anak dibawah 4 tahun. Jangan digunakan bersamaan antasida,
minum soda dan susu.
◦ ES : mual, kram usus, diare
◦ Interaksi : antasida dapat merusak salut enterik tablet
◦ Dosis : tablet harus diminum secara utuh dalam keadaan lambung penuh / kosong
◦ Dewasa dan anak diatas 12 tahun :
BISAKODIL
Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 2 tablet sekaligus sebelum tidur atau
½ jam sebelum makan pagi.

Pada konstipasi yang sulit diatasi ditingkatkan menjadi 1 tablet.

Anak 6-12 tahun: 1 tablet sehari. Diminum sebelum tidur dan ditelan
tanpa dikunyah

Contoh: laxana (Ifars), stolax (Sanbe Farma), dulcolax ( Boehringer).


◦ Indikasi : penyakit GERD, kombinasi terapi dg antibakteri yang cocok untuk
eradikasi dan penyembuhan H.pylori yang berhubungan dengan tukak
duodenum
◦ KI : hipersensitivitas, terhadap substansi aktif esomeprazol/benzimidol,
jangan diberikan bersama atazamivir.
◦ Perhatian ; adanya kemungkinan keganasan harus disingkirkan sebelum
terapi. Terapi lebih dari 1 tahun menyebabkan intoleransi fruktosa herediter,
malabsorbsi glukosa, galaktosa atau insufisiensi sunrise ISO maltosa , wanita Contoh obat:
esomeprazol
hamil Dan menyusui
◦ Efek Samping : sakit kepala, nyeri abdomen, diare, kembung, mual, muntah,
konstipasi, dermatitis, pruritus, urticaria, pusing, mulut kering, Reaksi
hipersensitivitas, reaksi Anafilaktik, Peningkatan enzim hati
◦ Dosis : tablet , dewasa : Refluks esofagitis erosif : 1x 40 mg selama 4 minggu
untuk pasien dengan esofagitis yang tidak lekas sembuh. Pencegahan telapak
esofagitis 1x20 mg. Terapi simtomatik GERD : 1x20 mg selama 4 Minggu.
Untuk pemeliharaan 1x 20 mg.
ESOMEPRAZOL (nama dagang)
◦ Nexium (Astra Zeneca)
◦ Esozid (Darya Varia)
◦ Esola (Lapi)
◦ Exocid (Meprofarm)
◦ Proxium (Promed)
◦ Sediaan tablet salut selaput dan injeksi
◦ Potensi : tablet 20 mg dan 40 mg; injeksi 40 mg/vial
Indikasi : Kejang saluran pencernaan, Kejang dan diskinesia sistem biliary, Kejang saluran Genitourinari.

KI : hipersensitivitas, miastenia gravis, Megakolon, Mekanikal stenosis saluran cerna, benign prostatic
hyperplasia, Glaukoma sudut sempit, Takikardia dan takiaritmia,

Perhatian : sakit perut disertai dengan gejala yang menetap dan demam, mual muntah, Buang air besar, nyeri

Contoh obat :
perut, Darah rendah, pingsan, atau pendarahan, segera lakukan tindakan medis. Hati hati bila digunakan pada
kondisi Takikardia, insufisiensi jantung atau gagal jantung Karena resiko komplikasi antikolinergik.

Hyoscine-N- Efek samping : efek komplikasi antikolinergik

butylbromide Sediaan : tablet 10mg dan injeksi 20 mg.

Dosis : dewasa Sehari 3x 1-2 tablet

Nama dagang : Spasmolit (meprofarm), Gitas injeksi (internal), Hyorex (Rama emerald), Dormi (Zenith),
Buscotica (Ethica)
Daftar Pustaka

Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia. (2021, September 1). Obat Saluran Pencernaan. Retrieved from Pusat Informasi Obat Nasional BPOM RI: http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem
Ikatan Apoteker Indonesia. (2019). ISO (Informasi Spesialite Obat) vol 52. Jakarta: ISFIpenerbitan.
Kian, C. H. (2019). MIMS Petunjuk Konsultasi ed 18. Jakarta: Medidata Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai