Anda di halaman 1dari 17

DASAR HUKUM

UU No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan


Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi maupun badan berdasarkan
jumlah penghasilan yang diterima selama satu tahun. Ketentuan mengenai PPh pertama kali diatur dalam
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983.
 

. Norma Penghitungan Penghasilan Persyaratan Administratif Penggunaan Norma


 Wajib memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari pajak ybs.
 Wajib menyelenggarakan pencatatan.

Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan


 Penghasilan Bruto Rp xxx
 Biaya Jabatan/Pensiun (Rp xxx)
 Iuran Pensiun Rp xxx
 Penghasilan Neto Rp xxx
Biaya Jabatan Contoh
Penghitungan
 Hanya untuk Pegawai Tetap
 5% X Penghasilan Bruto sbg Biaya Jabatan
Karyawan 1) Penghasilan Bruto = Rp 150 jt
 Setinggi0tingginya Rp 6.000.000 Biaya Jabatan = 5% x Rp 150 jt = Rp 7.500.000,00
setahun atau Rp 500.000 Biaya Jabatan yang diperbolehkan = Rp
sebulan yang dihitung 6.000.000,00
menurut banyaknya bulan 2) Penghasilan Bruto = Rp 100 jt
perolehan dalam tahun yang Biaya Jabatan = 5% X Rp 100 jt = Rp 5 jt
bersangkutan Biaya Jabatan yang diperbolehkan = Rp 5 jt
 Untuk satu pemberi kerja 3) Penghasilan Bruto dari PT A = 100 jt
Penghasilan Bruto dari PT B = Rp 100 jt
Biaya Pensiun Biaya Jabatan di PT A = Rp 5.000.000,00
Biaya Jabatan di PT B = Rp 5.000.000,00
 5% X Penghasilan Bruto Jumlah Biaya Jabatan = Rp 10.000.000,00
Pensiun;
 Tidak boleh melebihi Rp
2.400.000 setahun Rp 200.000,00
(dua ratus ribu rupiah) dalam
sebulan yang dihitung menurut
banyaknya bulan perolehan
dalam tahun yang
bersangkutan
Pengurangan Bagi Seluruh Orang Pribadi

• Zakat atas penghasilan, untuk memeluk agama Islam,


yang dibayarkan kepada badan/lembaga amil zakat
yang dibentuk dan disahkan oleh Pemerintah;
• Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah pengurangan
terhadap penghasilan bruto Wajib Pajak. Besar PTKP
ditentukan oleh pemerintah, khususnya Menteri Keuangan,
berdasarkan perkembangan ekonomi dan harga
kebutuhan pokok di Indonesia.
PTKP S.D. 2008 (PASAL 7 UU PPh)
 Untuk diri WP Rp 13.200.000
 Tambahan untuk WP yang kawin Rp 1.200.000
 Tambahan untuk setiap anggota keluarga
Sedarah dan semenda dalam garis keturunan
Lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
Sepenuhnya, paling banyak 3 orang Rp 1.200.000
 Tambahan untuk seorang istri
Yang penghasilannya digabung dengan
Penghasilan suami (WP) Rp 13.200.000

PTKP MULAI 2009 (PASAL 7 UU PPh)


 Untuk diri WP Rp 15.840.000
 Tambahan untuk WP yang kawin Rp 1.320.000
 Tambahan untuk setiap anggota keluarga
Sedarah dan semenda dalam garis keturunan
Lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
Sepenuhnya, paling banyak 3 orang Rp 1.320.000
 Tambahan untuk seorang istri
Yang penghasilannya digabung dengan
Penghasilan suami (WP) Rp 15.840.000
Besar Jumlah PTKP
Dasar hukum penentuan tarif PTKP 2019 adalah
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor Status PTKP
101/PMK.010/2016. Sementara secara detail cara
menghitungnya dijelaskan melalui Peraturan Direktur Selain tarif PTKP, dikenal juga status
Jenderal Pajak No. PER-16/PJ/2016. PTKP yang ditulis dalam kode-kode
Penetapan tarif PTKP pegawai tidak tetap diatur dalam seperti TK/0 maupun K/1. Apakah arti
PMK No. 102/PMK.010/2016. Artinya, tarif PTKP tidak dari masing-masing kode PTKP
berubah sejak tahun 2016. tersebut? Berikut penjelasannya:
Berikut ini adalah tarif PTKP yang berlaku sejak tahun
2016 hingga sekarang: a) Status Lajang
• Wajib pajak pribadi berstatus tanpa tanggungan
• TK/0 artinya seorang laki-
Rp54.000.000
• Penghasilan istri digabung dengan penghasilan suami laki/perempuan yang belum menikah
dan tidak memiliki tanggungan
Rp54.000.000
• TK/1 artinya seorang laki-
• Wajib pajak pribadi yang berstatus kawin mendapat
laki/perempuan yang belum menikah
tambahan Rp4.500.000
• Tambahan Rp4.500.000 untuk setiap anggota keluarga namun memiliki satu tanggungan
• TK/2 artinya belum menikah dan
sedarah yang menjadi tanggungan, maksimal 3
memiliki dua orang tanggungan
tanggungan
• TK/3 artinya belum menikah dan
memiliki tiga orang tanggungan
b) Status Kawin
• TK/0 artinya telah menikah dan tidak memiliki tanggungan
• K/1 artinya telah menikah dan memiliki satu tanggungan
• K/2 artinya telah menikah dan memiliki dua tanggungan
• K/3 artinya telah menikah dan memiliki tiga tanggungan

c) Status PTKP Digabung


• K/1/0 artinya adalah penghasilan suami dan istri digabung serta tidak memiliki tanggungan
• K/1/1 artinya penghasilan suami dan istri digabung dengan memiliki satu tanggungan
• K/1/2 artinya adalah penghasilan suami istri digabung serta memiliki dua tanggungan
• K/1/3 artinya penghasilan suami istri digabung serta memiliki tiga tanggungan
n ga n PP h Terutang
Perhitu
Berikut ini adalah contoh perhitungan
U N o 36 Tahun 2008
, terdapat PPh terutang:
Me nu ru t U tung tarif
k hu s us untuk menghi
persen ta se mlah
a si la n, te rg antung dari ju
pajak pen gh Andi adalah karyawan perusahaan yang masih
g diperoleh.
n K ena Pajak yan di lajang. Dia memiliki penghasilan senilai Rp
Pe n gha si la
k w aj ib paja k orang priba
tu
Rumus tarif un 6.000.000 per bulan, atau Rp 72.000.000 per tahun.
adalah: Status lajang Andi membuatnya mendapat
lan hingga
% d a ri P K P u ntuk penghasi Penghasilan Tidak Kena Pajak sejumlah Rp
 5
ahun.
Rp50.000.000/t penghasilan d
i atas 54.000.000 per tahun. Ini berarti penghasilan
ri PK P u nt uk kena pajak si A dihitung dari selisih antara
 15% da /tahun.
Rp250.000.000
Rp50.000.000 - n di atas gaji/pendapatan per tahun dan PTKP, yaitu
d ar i P KP u nt uk penghasila Rp72.000.000 – Rp54.000.000 = Rp18.000.000.
25% hun.

0 00 .0 00 - Rp 500.000.000/ta Karena penghasilan si Andi dalam setahun
Rp25 0. atas
PK P un tu k p enghasilan di adalah Rp72.000.000, maka perhitungan tarifnya
 30% dari
/tahun.
Rp500.000.000 menggunakan persentase 15%. Jumlah pajak
penghasilan yang harus dibayar dalam setahun
adalah 15/100 x Rp18.000.000 = Rp2.700.000. Ini
berarti jumlah uang yang menjadi potongan
pajak Andi adalah Rp225.000 (Rp. 2.700.000 : 12)
Penggabungan Penghasilan
(Pasal 8 UU PPh)

• Keluarga = Satu Kesatuan Ekonomis


• Seluruh Penghasilan istri dan anak yang belum
dewasa digabung dengan penghasilan kepala
keluarga.
• Kewajiban PPh dihitung, disetor, dan dilaporkan
oleh Kepala Keluarga
• Anak yang belum dewasa : anak yang belum
berumur 18 tahun dan belum pernah menikah

Perlakuan PPh Atas


Penggabungan Usaha

• Pertama, membayar Pajak Penghasilan atas


keuntungan modal (capital gain) sebesar
25%.
• Kedua, membayar Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan PPh final atas pengalihan asset
masing-masing sebesar 10% dan 2,5%.
• Ketiga, membayar Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar 5%.
● Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 Orang Pribadi
● Pelunasan PPh
Dalam Tahun Berjalan

Pembayaran Pemotongan / Pemungutan Oleh Pihak


Sendiri : PPh Pasal 25 Lain : PPh Pasal 4 (2), 21, 22, 23, 24

Pada Akhir Tahun

PPh Pasal 29
Cara Menghitung
dan Variasi
Penghitungan PPh
Pasal 25

Pajak penghasila
n Pasal 25 meru
bentuk pembaya pakan
ran pajak secara
angsuran dengan
tujuan untuk
meringankan beb
an wajib pajak. Ha
mengingat pajak l ini
yang terutang ha
dilunasi dalam w ru s
aktu satu tahun
PPh terutang atas .
penghasilan tera
menurut SPT Ta tur
hunan Tahun pa
yang lalu. ja k
Dikurangi
 PPh yang di
pungut/dipoton
lain : Pasal 21, 22 g Pihak
dan 23;
 PPh yang di
bayar/terutang
negeri : Pasal 24 di luar
.
 PPh yang har
us dibayar send
Dibagi 12 : PPh Pa iri :
sal 25
 
Contoh Penghitungan PPh Pasal 25

 PPh terutang cfm SPT Tahunan Th 2005


 Kredit Pajak Tahun 2005 Rp.50.000.000,00
- PPh Pasal 21 Rp.25.000.000,00
- PPh Pasal 22 Rp. 2.500.000,00
- PPh Pasal 23 Rp. 7.500.000,00
- PPh Pasal 25 Rp. 10.000.000,00
Jumlah Kredit Pajak (Rp.45.000.000,00)
PPh yang masih harus dibayar Rp. 5.000.000,00

Dasar penghitungan PPh Pasal 25 :


= Rp.50.000.000,00 – (Rp.25.000.000+Rp.2.500.000+Rp.7.500.000) Notes
= Rp.15.000.000,00.
Angsuran PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2006 :
= Rp.15.000.000,00 : 12 = Rp.1.250.000,00.
 
● Orang Pribadi Pengusaha PPh Pasal 25
• Tertentu
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan
usaha sebagai pedagang pengecer yang mempunyai 1 ● Berlaku mulai bulan te
(satu) atau lebih tempat usaha rakhir batas waktu
penyampaian SPT Tahu
• Pedagang Pengecer adalah orang pribadi yang ● nan (Bulan Maret);
Untuk Bulan sebelum ba
melakukan penjualan barang baik secara grosir tas waktu
penyampaian SPT Tahu
maupun eceran dan/atau penyerahan jasa, melalui nan (Bulan Januari dan
Februari) : sama deng
suatu tempat usaha. an angsuran PPh Pasa
25 untuk bulan terakhi l
r dari tahun pajak yang
lalu (Bulan Desember).

● Kewajiban ber NPWP

• Wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh


NPWP pada setiap tempat usaha dan tempat
tinggal Wajib Pajak.
• Ketentuan ini juga berlaku dalam hal tempat
usaha dan tempat tinggal WP berada dalam
wilayah kerja KPP yang sama.
Besarnya angsuran PPh Pasal 25
• Sebesar 0,75% dari jumlah
peredaran bruto setiap bulan dari
masing-masing tempat usaha.
• Pembayaran dilakukan dengan
menggunakan SSP.
• Merupakan kredit pajak atas PPh
yang terutang untuk Tahun Pajak
ybs.
Pelaporan Pembayaran
• Pembayaran dengan SSP yang divalidasi dengan Nomor Transaksi
Penerimaan Negara (NTPN), dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh
25.
• Pembayaran dengan SSP yang tidak divalidasi dengan NTPN, tetap harus
menyampaikan SPT Masa PPh 25.
• WP yang tidak melakukan kegiatan usaha di tempat tinggalnya, tidak wajib
menyampaikan SPT Masa PPh 25.
• Keterlambatan pembayaran dan pelaporan PPh 25, dikenakan sanksi bunga
dan atau denda sesuai Pasal 7 dan 9 (2a) UU KUP.
• WP wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh OP dengan melampirkan “Daftar
Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh 25 dari setiap tempat usaha”.
Kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi

Wajib Pajak orang pribadi wajib menyampaikan


Setiap Wajib Pajak yang sudah
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
terdaftar dan memiliki NPWP, wajib
orang pribadi paling lama 3 (tiga) bulan setelah
mengisi Surat Pemberitahuan
akhir Tahun Pajak.
dengan benar, lengkap, dan jelas.
Batas waktu penyampaian SPT
adalah :

Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka


waktu penyampaian tersebut, Wajib Pajak
dikenai sanksi administrasi berupa denda
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 7 ayat Wajib Pajak badan wajib menyampaikan SPT
(1) Undang-Undang No. 28 Tahun 2007. Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
badan paling lama 4 (empat) bulan setelah
akhir Tahun Pajak.
Dikecualikan Dari Kewajiban
Menyampaikan SPT
Wajib Pajak yang dikecualikan
atau dengan kata lain tidak
diwajibkan untuk
menyampaikan SPT baik SPT Wajib Pajak orang pribadi yang dalam satu Tahun Pajak
Masa PPh Pasal 25 dan/atau menerima atau memperoleh penghasilan Neto tidak
SPT Tahunan PPh. Hal ini diatur melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana
dalam Peraturan Menteri dimaksud dalam ketentuan Pasal 7 Undang-Undang PPh.
Keuangan Nomor Khusus untuk Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban
243/PMK.03/2014 tentang Surat menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 dan SPT Tahunan
Pemberitahuan (SPT). PPh Wajib Pajak Orang Pribadi.
Wajib Pajak Penghasilan
tertentu merupakan Wajib
Pajak yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan
kegiatan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas.
Khusus Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban
menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25.
Jenis SPT PPh WP Orang Pribadi

Berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-
1. SPT Masa undangan, ada dua jenis SPT 2. SPT Tahunan
yaitu:
 Pajak SPT Tahunan wajib dilaporkan
Penghasilan setiap tahun, atau pada akhir
(PPh) Pasal 21. tahun pajak. SPT Tahunan
 PPh Pasal 22. sendiri dibagi ke dalam dua
 PPh Pasal 23. kategori:
 PPh Pasal 25.  SPT Tahunan Perorangan
SPT Tahunan Perorangan pun
 PPh Pasal 26.  SPT Tahunan Badan.
masih dibagi lagi ke dalam
 PPh Pasal 4 ayat
tiga jenis formulir yang
2. terdiri dari formulir SPT
 PPh Pasal 15.
Tahunan 1770, SPT 1770 S, dan
 Pajak
SPT 1770 SS. Perbedaan
Pertambahan antara tiga jenis formulir SPT
Nilai (PPN) dan Tahunan tersebut terletak
Pajak Atas pada status kepegawaian
Penjualan seseorang, sumber
Barang Mewah penghasilan lain, serta
(PPnBM). besaran penghasilan wajib
 Pemungut PPN.
pajak setiap tahunnya
SPT PPh OP

SPT 1770 SPT 1770 S SPT 1770 SS

 Menerima/memperol Menerima/memperoleh  Pegawai Tetap


eh penghasilan dari penghasilan :  Penghasilan kurang
usaha/kegiatan/peker  Dari satu/lebih dari 60 juta;
jaan bebas. pemberi kerja; dan/  Dari satu pemberi
 Dikenakan PPh Final; kerja;
dan/  Tidak ada
 Dikenakan PPh Penghasilan lain,
tersendiri; dan/ kecuali bunga bank
 Tidak termasuk Objek dan bunga koperasi
PPh

Anda mungkin juga menyukai