Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dimaksudkan dengan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung (factory overhead budget)
ialah Budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang biaya Pabrik
Tidak Langsung yang ditanggung perusahaan dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama
periode tertentu yang akan datang. Di dalamnya mencakup perencanaan tentang jenis Biaya
Pabrik Tidak Langsung, jumlah Biaya Pabrik Tidak Langsung, dan waktu (bulan) kapan
biaya- biaya tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (sub bagian)
di mana biaya tersebut terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan Biaya Pabrik Tidak
Langsung ialah semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi
tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah
Bahan Mentah menjadi Barang Jadi yang nantinya akan dijual

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung!
2. Jelaskan apa saja kegunaan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung !
3. Jelaskan apa saja data dan informasi untuk menyusun Budget Biaya Pabrik Tidak
Langsung !
4. Jelaskan Bentuk Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung !
5. Jelaskan Pembebanan Biaya Biaya Departemen Pembantu !
6. Jelaskan apa saja Pembebanan Biaya-Biaya Departemen Produksi !

1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka dapat disususn tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung
2. Untuk mengetahui kegunaan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung
3. Untuk mengetahui data dan informasi untuk menyusun budget biaya pabrik tidak
langsung
4. Untuk mengetahui Bentuk Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung
5. Untuk mengetahui apa saja Pembebanan Biaya Biaya Departemen Pembantu
6. Untuk mengetahui apa saja Pembebanan Biaya Biaya Depertemen Produksi

BUDGET BIAYA PABRIK TIDAK LANGSUNG 1


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BUDGET BIAYA PABRIK TIDAK LANGSUNG

Dimaksudkan dengan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung (factory overhead


budget) ialah Budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang biaya
Pabrik Tidak Langsung yang ditanggung perusahaan dari waktu ke waktu (bulan ke bulan)
selama periode tertentu yang akan datang. Di dalamnya mencakup perencanaan tentang jenis
Biaya Pabrik Tidak Langsung, jumlah Biaya Pabrik Tidak Langsung, dan waktu (bulan)
kapan biaya- biaya tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (sub
bagian) di mana biaya tersebut terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan Biaya Pabrik Tidak
Langsung ialah semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi
tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses meng ubah
Bahan Mentah menjadi Barang Jadi yang nantinya akan dijual.

Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa bilamana perusahaan membagi


pabrik (Bagian Produksi) menjadi beberapa bagian (departemen) dan Subbagian, maka
rencana tentang Biaya Pabrik Tidak Langsung dari masing-masing bagian (departemen) dan
Sub bagian tersebut juga harus diperinci dan dipisahkan secara jelas.

Secara garis besar, pabrik (Bagian Produksi) sesuatu perusahaan dibagi menjadi 2
(dua) bagian utama (departemen utama), yaitu

1. Departemen Produksi (producing department), ialah bagian (de partemen) yang


menjalankan kegiatan produksi, yaitu kegiatan mengubah Bahan Mentah menjadi Barang
Jadi yang nantinya akan dijual. Dengan demikian bagi perusahaan mori putih misal nya,
Departemen Produksi akan meliputi Departemen Pemintalan yang mengolah Bahan
Mentah kapas menjadi benang, Depar temen Pertenunan yang akan memproses benang
menjadi blaco (grey), dan Departemen Penyelesaian Akhir (finishing) yang akan
mengolah blaco (grey) menjadi mori putih. Sedangkan bagi peru sahaan rokok kretek
misalnya, Departemen Produksi akan meliputi Departemen Pencampuran yang
mencampur
tembakau dengan cengkeh dan bahan-bahan ramuan lainnya, Departemen Pelin tingan
yang melinting campuran tembakau menjadi batangan rokok kretek, dan Departemen
Pembungkusan yang membungkus batangan-batangan rokok kretek ke dalam bungkusan-
bungkusan dengan ukuran tertentu. Oleh karena Departemen Produksi ini merupakan
bagian (de partemen) yang menjalankan kegiatan proses produksi, maka dengan
sendirinya di dalam lingkungan departemen ini akan di jumpai biaya Bahan Mentah, yaitu
bahan yang diolah dalam proses produksi; Upah Tenaga Kerja Langsung, yaitu upah yang
dibayarkan kepada karyawan yang mengolah Bahan Mentah; dan Biaya Pabrik Tidak
Langsung, yaitu biaya-biaya yang terdapat dan terjadi di lingkungan Departemen Produksi
ini, namun tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi. Dengan
lain perkataan, di dalam Departemen Produksi terdapat ketiga jenis biaya pabrik (factory
cost), yaitu biaya Bahan Mentah, Upah Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Pabrik Tidak
Langsung. Ketiga jenis biaya inilah yang nantinya merupakan unsur dari Harga

Pokok Produksi (cost of goods manufactured), dan Harga Pokok Penjualan (cost of goods
sold).

2. Departemen Pembantu (service department), ialah bagian (departemen) yang tidak


menjalankan kegiatan produksi, melainkan menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya
membantu kelan caran jalannya proses produksi. Dengan demikian tugas dan Departemen
Pembantu adalah membantu Departemen Produksi, agar kegiatan proses produksi dapat
berjalan lancar. Termasuk dalam Departemen Pembantu semacam ini antara lain:.

a. Sebagian Administrasi Pabrik, yang menyelenggarakan admi nistrasi terhadap


kegiatan-kegiatan di pabrik, seperti misalnya mencatat hasil produksi dari hari ke
hari, membuat surat atau order permintaan Bahan Mentah ke gudang,
menyelenggarakan daftar hadir karyawan, dan sebagainya. Dengan adanya Sub
bagian Administrasi Pabrik, maka karyawan di Departemen Produksi dapat
berkonsentrasi menjalankan proses produksi, tanpa harus diganggu oleh tugas-
tugas administrasi tersebut.

b. Subbagian Bengkel, yang bertugas memelihara, merawat, dan memperbaiki mesin


serta peralatan produksii. Dengan adanya Subbagian Bengkel, maka karyawan di
Departemen Produksi dapat berkonsentrasi menjalankan proses produksi, tanpa
harus diganggu oleh tugas-tugas pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan tersebut.

.
c. Subbagian Diesel (tenaga pembangkit), yang bertugas mema sok (supply) tenaga
pembangkit untuk menggerakkan mesin dan peralatan produksi. Dengan adanya
Subbagian Diesel, maka karyawan di Departemen Produksi dapat berkonsentrasi
menjalankan proses produksi, tanpa harus diganggu oleh tu gas-tugas penyediaan
energi pembangkit tersebut.

Oleh karena Departemen Pembantu ini bukan merupakan ba gian (departemen) yang
menjalankan kegiatan proses produksi, maka dengan sendirinya di dalam lingkungan
departemen ini tidak akan dijumpai biaya Bahan Mentah, yaitu bahan yang diolah dalam
proses produksi, dan Upah Tenaga Kerja Langsung, yaitu upah yang dibayarkan kepada
karyawan yang mengolah Bahan Mentah. Dengan lain perkataan, seluruh biaya yang terdapat
di Departemen Pembantu tergolong ke dalam kelompok Biaya Pabrik Tidak Langsung.

2.2 KEGUNAAN BUDGET BIAYA PABRIK TIDAK LANGSUNG

Secara umum, Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung mempunyai tiga kegunaan
pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi
kerja, dan sebagai alat ma najemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.
Seringkali kegunaan umum semacam ini disebut juga sebagai kegunaan ma najerial, karena
berkaitan erat dengan fungsi manajemen, terutama di bidang perencanaan (planning),
pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controlling).

Sedangkan secara khusus, Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung mempunyai beberapa
kegunaan penting, antara lain:

1. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Harga Pokok Produksi (cost of goods
manufactured), bersama-sama dengan Budget Biaya Bahan Mentah (cost of
materials budget), dan Budget Upah Tenaga Kerja Langsung (direct labour
budget).

2. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Harga Pokok Penjualan (cost of goods
sold), bersama-sama dengan Budget Biaya Bahan Mentah (cost of materials
budget), dan Budget Upah Tenaga Kerja Langsung (direct labour budget).

3. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Kas, karena sebagian dari Biaya Pabrik
Tidak Langsung memerlukan pembayaran atau pengeluaran Kas. Sedangkan
sebagian lain dari Biaya Pabrik Tidak Langsung tidak memerlukan pembayaran
atau pengeluaran Kas, seperti misalnya biaya depresiasi dari Aktiva Tetap yang
ada di lingkungan pabrik.
2.3 DATA DAN INFORMASI UNTUK MENYUSUN BUDGET BIAYA PABRIK
TIDAK LANGSUNG

Agar sesuatu Budget dapat berfungsi dengan baik, maka tak siran-taksiran yang
termuat di dalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya
nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan data, informasi dan
penga laman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun
Budget. Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun Budget Biaya Pabrik
Tidak Langsung, antara lain:

1. Rencana produksi yang tertuang dalam Budget Unit Yang Akan Diproduksikan,
khususnya tentang jumlah (kuantitas) dari masing masing jenis barang yang akan
diproduksikan dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang
akan datang. Semakin banyak jumlah satuan (unit) yang akan diproduksikan, akan
semakin banyak pula Biaya Pabrik Tidak Langsung yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah satuan (unit) yang akan
diproduksikan, akan semakin sedikit pula Biaya Pabrik Tidak Langsung yang
harus ditanggungboleh perusahaan.

2. Berbagai standar biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok Pabrik Tidak


Langsung, yang telah ditetapkan oleh perusa haan. Standar-standar biaya semacam
ini sangat diperlukan oleh perusahaan, untuk mengendalikan efisiensi kerja para
karyawan (controlling). Standar biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok
Biaya Pabrik Tidak Langsung ini dihimpun menjadi satu dalam suatu Anggaran
Variabel (variable budget). Dengan lain perka taan. Anggaran Variabel
merupakan kumpulan dari standar biaya biaya yang termasuk dalam kelompok
Biaya Pabrik Tidak Lang sung.

3. Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan, khusus nya upah yang
dibayarkan kepada para Tenaga Kerja Tidak Langsung. Sedangkan yang
dimaksud dengan Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah tenaga kerja (karyawan)
yang bekerja di dalam lingkungan pabrik, namun tidak ikut menjalankan kegiatan
proses produksi, seperti misalnya para mandor, para supervisor, para tek nisi, dan
sebagainya.
4. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan, khususnya depresiasi terhadap
Aktiva Tetap yang ada di dalam lingkungan pabrik. Dalam Akuntansi dikenal
beberapa metode depresiasi yang bisa dipilih oleh perusahaan, seperti misalnya
metode garis lurus (straight line method), metode nilai buku (declining balance
method). metode produksi (production method), metode jumlah digit angka angka
tahun (sum of the years digit method), dan sebagainya.

5. Metode alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan, untuk membagi (distribusi)
biaya-biaya yang semula merupakan satu kesatuan biaya bersama (joint cost), ke
dalam kelompok-kelompok biaya sesuai dengan tempat di mana biaya itu terdapat
atau terjadi. Dengan demikian Biaya Listrik misalnya, yang semula merupakan
satu kesatuan biaya bersama (yaitu sejumlah rupiah yang dibayarkan kepada
Perusahaan Listrik Negara), harus dibagi bagi dan dialokasikan (distribusi) serta
dibebankan ke dalam ke lompok Biaya Listrik Pabrik (yang merupakan nilai dari
pemakaian listrik di lingkungan pabrik), kelompok Biaya Listrik Administrasi
(yang merupakan nilai dari pemakaian listrik di lingkungan Bagian Administrasi
Umum), dan kelompok Biaya Listrik Pemasaran (yang merupakan nilai dari
pemakaian listrik di lingkungan Bagian Pe masaran).

Oleh karena lingkungan pabrik sendiri juga dibedakan lagi menjadi Departemen
Produksi dan Departemen Pembantu, maka Biaya Listrik Pabrik tersebut harus
dibagi-bagi dan dialokasikan serta dibebankan lagi ke dalam kelompok Biaya
Listrik Departe men Produksi dan Biaya Listrik Departemen Pembantu. Demikian
pula halnya jika di masing-masing Departemen Produksi dan De partemen
Pembantu masih dibagi lagi menjadi beberapa Sub bagian, maka biaya listrik
harus dialokasikan dan dibebankan ke dalam tiap-tiap Subbagian tersebut. Adapun
beberapa metode alokasi biaya tersebut antara lain:

a. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan pemakaian bagian


(departemen) atau Subbagian dalam perusahaan Ba daya listrik dalam
satuan watt (kilowatt) dari masing-masing gian (departemen) atau
Subbagian yang menggunakan watt (kilowatt) yang besar, akan memikul
beban biaya listrik yang besar pula. Sebaliknya, Bagian (departemen) atau
Subbagian yang menggunakan watt (kilowatt) yang kecil, akan memikul
beban biaya listrik yang kecil pula.

b. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan luas lantai dari gedung
atau ruangan yang ditempati oleh masing-masing bagian (departemen)
atau Subbagian dalam perusahaan. Ba gian (departemen) atau Subbagian
yang menempati gedung atau ruangan yang luas, akan memikul beban
biaya yang besar. Sebaliknya, Bagian (departemen) atau Subbagian yang
menempati gedung atau ruangan yang tidak luas, akan memi kul beban
biaya yang kecil. Metode ini misalnya sesuai untuk mengalokasikan biaya
pemeliharaan gedung atau ruangan.
c. Metode yang mendasarkan din pada perbandingan jumlah karyawan dari
masing-masing bagian (departemen) atau Sub bagian dalam perusahaan.
Bagian (departemen) atau Subba gian yang mempunyai karyawan yang
banyak, akan memikul beban biaya yang besar. Sebaliknya, Bagian
(departemen) atau Subbagian yang mempunyai karyawan yang sedikit,
akan memikul beban biaya yang kecil. Metode ini misalnya sesuai untuk
mengalokasikan biaya operasional kendaraan antarjem put karyawan

d. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan nilai keka yaan (aktiva)
dari masing-masing Bagian (departemen) atau Subbagian dalam
perusahaan. Bagian (departemen) atau Sub bagian yang mempunyai nilai
kekayaan yang besar, akan memikul beban biaya yang besar pula.
Sebaliknya, Bagian (de partemen) atau Subbagian yang mempunyai nilai
kekayaan yang kecil, akan memikul beban biaya yang kecil pula. Metode
ini misalnya sesuai untuk mengalokasikan biaya upah penjaga malam,
yang bertugas menjaga seluruh kekayaan perusahaan.

2.4 BENTUK BUDGET BIAYA PABRIK TIDAK LANGSUNG

Sebagaimana halnya dengan Budget-budget yang lain, bagi Budget Biaya Pabrik
Tidak Langsung ini juga tidak ada sesuatu bentuk standar yang harus dipergunakan. Ini
berarti bahwa tiap-tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta
formatnya, disesuaikan dengan keadaan perusahaan masing-masing. Yang perlu diingat
adalah bahwa Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung sebagai Budget Pendukung Rugi/Laba
(profit/loss supporting budget) harus cukup sistematis dan terperinci, sehingga dapat
berfungsi se bagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat evaluasi
(pengawasan) kerja.

2.5 PEMBEBANAN BIAYA-BIAYA DEPARTEMEN PEMBANTU

Sebagaimana halnya telah diutarakan di muka, Departemen Pembantu (Service


Departemen) berfungsi menunjang dan membantu kelancaran jalannya kegiatan produksi
yang dilaksanakan oleh Departemen Produksi (Producing Departemen). Oleh karena itu,
semua biaya yang semula menjadi beban Departemen Pembantu, pada akhirnya harus pula
dibebankan ke Departemen Produksi yang telah menerima jasa atau bantuan dari Departemen
Pembantu tersebut. Dengan demikian setelash selesai menyusun Budget Biaya Pabrik Tidak
Langsung, segera disusun pula suatu skedul (schedule) atau tabel tentang pembebanan biaya-
biaya dari tiap-tiap Subbagian dari Departemen Pembantu ke masing-masing Sebagian dari
Departemen Produksi.

2.6 PEMBEBANAN BIAYA-BIAYA DEPARTEMEN PRODUKSI

Biaya Pabrik Tidak Langsung yang sudah dibebankan seluruhnya ke Departemen


Produksi dengan Skedul Pembebanan Biaya Departemen Pembantu tersebut, harus pula di
bebankan kepada produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena
produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan itulah yang pada akhimya harus memikul
semua biaya produksi baik Biaya Bahan Mentah Upah Tenaga Kerja Langsung, maupun
Biaya Pabrik Tidak Langsung. Ketiga jenis biaya inilah yang akan membentuk Harga Pokok
Produksi (cost of goods manufactured) dan Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold).
Bilamana perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk, maka Biaya Pabrik Tidak
Langsung tersebut harus dibebankan (dialokasikan) kepada masing-masing jenis produk yang
bersangkutan.
Adapun beberapa metode untuk membebankan kepada masing. masing jenis produk tersebut,
antara lain:

1. Pro Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan jumlah satuan (unit) yang
dihasilkan dari masing-masing jenis produk. Jenis produk yang dihasilkan dalam
jumlah banyak akan memperoleh bagian beban biaya yang banyak pula.
Sebaliknya, jenis produk yang dihasilkan dalam jumlah sedikit, akan memperoleh
bagian beban biaya yang sedikit pula. Metode pembebanan semacam ini akan
mengakibatkan beban biaya per satuan (unit) yang sama besar untuk masing
masing jenis produk. Dengan demikian pengaruhnya terhadap Harga Pokok dari
masing-masing jenis produk juga sama besar Oleh karena itu, metode ini hanya
sesuai dipergunakan bagi perusahaan yang memproduksikan lebih dari satu jenis
produk, namun harga jual dari masing-masing jenis produk yang bersang kutan
tidak banyak berbeda.

2. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan harga jual per satuan (unit)
dari masing-masing produk yang dihasilkan. Jenis produk yang harga jual per
satuannya tinggi, akan memperoleh bagian beban biaya yang besar. Sebaliknya,
jenis produk yang harga jual per satuannya rendah akan memperoleh bagian
beban biaya yang kecil. Metode pembebanan semacam ini sesuai dipergunakan
bagi perusahaan yang memproduksikan lebih dari satu jenis produk. dengan harga
jual masing- masing yang banyak berbeda.

3. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan per satuan (unit)
dari masing-masing pro Bahan Mentah rata-rata duk yang dihasilkan. Jenis
produk yang menggunakan Bahan Mentah rata-rata per satuan lebih banyak, akan
memperoleh ba gian beban biaya yang besar. Sebaliknya, jenis produk yang
menggunakan Bahan Mentah rata-rata per satuan sedikit, akan memperoleh
bagian beban biaya yang kecil. Metode pembebanan semacam ini sesuai
dipergunakan bagi perusahaan yang memproduksikan lebih dari satu jenis
produk, dan besar- kecilnya Biaya Pabrik Tidak Langsung lebih banyak
dipengaruhi oleh banyak- sedikitnya pemakaian Bahan Mentah. Metode yang
mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan Jam Kerja Tenaga Kerja
Langsung (JKTKL) rata-rata per satuan (unit) dari masing-masing produk yang
dihasilkan. Jenis produk yang menggunakan Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung
rata-rata per satuan lebih banyak, akan memperoleh bagian beban biaya yang
besar. Sebaliknya, jenis produk yang menggunakan Jam Kerja Tenaga Kerja
Langsung rata-rata per satuan sedikit, akan memperoleh bagian beban biaya yang
kecil.Metode pembebanan semacam ini sesuai dipergunakan bagi perusahaan
yang memproduksikan lebih dari satu jenis produk, dan besar-kecilnya Biaya
Pabrik Tidak Langsung lebih banyak dipengaruhi oleh banyak-sedikitnya
penggunaan Jam Kerja Te naga Kerja Langsung (misalnya produk yang satu
memerlukan kecermatan dan kehati-hatian kerja yang lebih besar daripada jenis
produk yang lain).
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam Budgeting terdapat Anggaran Biaya Pabrik tidak langsung adalah semua biaya
yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung
berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah Bahan Mentah
menjadi Barang Jadi yang nantinya akan dijual yang Di dalamnya mencakup perencanaan
tentang jenis Biaya Pabrik Tidak Langsung, jumlah Biaya Pabrik Tidak Langsung, dan waktu
(bulan) kapan biaya-biaya tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat
(sub bagian) di mana biaya tersebut terjadi. Dalam pabrik (Bagian Produksi) perusahaan
dibagi menjadi 2 (dua) bagian utama (departemen utama), yaitu : Departemen Produksi
(producing department), ialah bagian (de partemen) yang menjalankan kegiatan produksi dan
Departemen Pembantu (service department), ialah bagian (departemen) yang tidak
menjalankan kegiatan produksi, melainkan menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya
membantu kelan caran jalannya proses produksi.

Dalam proses Menyusun Budget Biaya Pabrik tidak langsung diperlukan Data dan
Informasi guna kelancaran agar yang direncanakan bisa sesuai dan terealisasi mulai dari
Rencana produksi yang tertuang dalam Budget Unit Yang Akan Diproduksikan, Berbagai
standar biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok Pabrik Tidak Langsung, Sistem
pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan, khusus nya upah yang dibayarkan kepada
para Tenaga Kerja Tidak Langsung, Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan,
khususnya depresiasi terhadap Aktiva Tetap yang ada di dalam lingkungan pabrik, Metode
alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan, untuk membagi (distribusi) biaya-biaya yang
semula merupakan satu kesatuan biaya bersama (joint cost), ke dalam kelompok-kelompok
biaya sesuai dengan tempat di mana biaya itu terdapat atau terjadi.

3.2 SARAN

Dari uraian materi yang disampaikan diatas kami berharap bagi para pembaca
khususnya kami selaku penulis dapat menambah wawasan tentang Anggaran Biaya Pabrik
tidak langsung dan bisa mengambil sisi positif dimana uraian diatas dapat memperkaya
pengetahuan kita tentang materi tersebut.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami harap para pembaca sekalian
dapat memberikan kritik dan saran agar kami dapat memperbaiki kesalahan di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai