PENDAHULUAN
Dimaksudkan dengan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung (factory overhead budget)
ialah Budget yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang biaya Pabrik
Tidak Langsung yang ditanggung perusahaan dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama
periode tertentu yang akan datang. Di dalamnya mencakup perencanaan tentang jenis Biaya
Pabrik Tidak Langsung, jumlah Biaya Pabrik Tidak Langsung, dan waktu (bulan) kapan
biaya- biaya tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat (sub bagian)
di mana biaya tersebut terjadi. Sedangkan yang dimaksud dengan Biaya Pabrik Tidak
Langsung ialah semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi
tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah
Bahan Mentah menjadi Barang Jadi yang nantinya akan dijual
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung!
2. Jelaskan apa saja kegunaan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung !
3. Jelaskan apa saja data dan informasi untuk menyusun Budget Biaya Pabrik Tidak
Langsung !
4. Jelaskan Bentuk Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung !
5. Jelaskan Pembebanan Biaya Biaya Departemen Pembantu !
6. Jelaskan apa saja Pembebanan Biaya-Biaya Departemen Produksi !
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka dapat disususn tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung
2. Untuk mengetahui kegunaan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung
3. Untuk mengetahui data dan informasi untuk menyusun budget biaya pabrik tidak
langsung
4. Untuk mengetahui Bentuk Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung
5. Untuk mengetahui apa saja Pembebanan Biaya Biaya Departemen Pembantu
6. Untuk mengetahui apa saja Pembebanan Biaya Biaya Depertemen Produksi
Secara garis besar, pabrik (Bagian Produksi) sesuatu perusahaan dibagi menjadi 2
(dua) bagian utama (departemen utama), yaitu
Pokok Produksi (cost of goods manufactured), dan Harga Pokok Penjualan (cost of goods
sold).
.
c. Subbagian Diesel (tenaga pembangkit), yang bertugas mema sok (supply) tenaga
pembangkit untuk menggerakkan mesin dan peralatan produksi. Dengan adanya
Subbagian Diesel, maka karyawan di Departemen Produksi dapat berkonsentrasi
menjalankan proses produksi, tanpa harus diganggu oleh tu gas-tugas penyediaan
energi pembangkit tersebut.
Oleh karena Departemen Pembantu ini bukan merupakan ba gian (departemen) yang
menjalankan kegiatan proses produksi, maka dengan sendirinya di dalam lingkungan
departemen ini tidak akan dijumpai biaya Bahan Mentah, yaitu bahan yang diolah dalam
proses produksi, dan Upah Tenaga Kerja Langsung, yaitu upah yang dibayarkan kepada
karyawan yang mengolah Bahan Mentah. Dengan lain perkataan, seluruh biaya yang terdapat
di Departemen Pembantu tergolong ke dalam kelompok Biaya Pabrik Tidak Langsung.
Secara umum, Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung mempunyai tiga kegunaan
pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi
kerja, dan sebagai alat ma najemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja.
Seringkali kegunaan umum semacam ini disebut juga sebagai kegunaan ma najerial, karena
berkaitan erat dengan fungsi manajemen, terutama di bidang perencanaan (planning),
pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controlling).
Sedangkan secara khusus, Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung mempunyai beberapa
kegunaan penting, antara lain:
1. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Harga Pokok Produksi (cost of goods
manufactured), bersama-sama dengan Budget Biaya Bahan Mentah (cost of
materials budget), dan Budget Upah Tenaga Kerja Langsung (direct labour
budget).
2. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Harga Pokok Penjualan (cost of goods
sold), bersama-sama dengan Budget Biaya Bahan Mentah (cost of materials
budget), dan Budget Upah Tenaga Kerja Langsung (direct labour budget).
3. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Kas, karena sebagian dari Biaya Pabrik
Tidak Langsung memerlukan pembayaran atau pengeluaran Kas. Sedangkan
sebagian lain dari Biaya Pabrik Tidak Langsung tidak memerlukan pembayaran
atau pengeluaran Kas, seperti misalnya biaya depresiasi dari Aktiva Tetap yang
ada di lingkungan pabrik.
2.3 DATA DAN INFORMASI UNTUK MENYUSUN BUDGET BIAYA PABRIK
TIDAK LANGSUNG
Agar sesuatu Budget dapat berfungsi dengan baik, maka tak siran-taksiran yang
termuat di dalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya
nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan data, informasi dan
penga laman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun
Budget. Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun Budget Biaya Pabrik
Tidak Langsung, antara lain:
1. Rencana produksi yang tertuang dalam Budget Unit Yang Akan Diproduksikan,
khususnya tentang jumlah (kuantitas) dari masing masing jenis barang yang akan
diproduksikan dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang
akan datang. Semakin banyak jumlah satuan (unit) yang akan diproduksikan, akan
semakin banyak pula Biaya Pabrik Tidak Langsung yang harus ditanggung oleh
perusahaan. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah satuan (unit) yang akan
diproduksikan, akan semakin sedikit pula Biaya Pabrik Tidak Langsung yang
harus ditanggungboleh perusahaan.
3. Sistem pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan, khusus nya upah yang
dibayarkan kepada para Tenaga Kerja Tidak Langsung. Sedangkan yang
dimaksud dengan Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah tenaga kerja (karyawan)
yang bekerja di dalam lingkungan pabrik, namun tidak ikut menjalankan kegiatan
proses produksi, seperti misalnya para mandor, para supervisor, para tek nisi, dan
sebagainya.
4. Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan, khususnya depresiasi terhadap
Aktiva Tetap yang ada di dalam lingkungan pabrik. Dalam Akuntansi dikenal
beberapa metode depresiasi yang bisa dipilih oleh perusahaan, seperti misalnya
metode garis lurus (straight line method), metode nilai buku (declining balance
method). metode produksi (production method), metode jumlah digit angka angka
tahun (sum of the years digit method), dan sebagainya.
5. Metode alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan, untuk membagi (distribusi)
biaya-biaya yang semula merupakan satu kesatuan biaya bersama (joint cost), ke
dalam kelompok-kelompok biaya sesuai dengan tempat di mana biaya itu terdapat
atau terjadi. Dengan demikian Biaya Listrik misalnya, yang semula merupakan
satu kesatuan biaya bersama (yaitu sejumlah rupiah yang dibayarkan kepada
Perusahaan Listrik Negara), harus dibagi bagi dan dialokasikan (distribusi) serta
dibebankan ke dalam ke lompok Biaya Listrik Pabrik (yang merupakan nilai dari
pemakaian listrik di lingkungan pabrik), kelompok Biaya Listrik Administrasi
(yang merupakan nilai dari pemakaian listrik di lingkungan Bagian Administrasi
Umum), dan kelompok Biaya Listrik Pemasaran (yang merupakan nilai dari
pemakaian listrik di lingkungan Bagian Pe masaran).
Oleh karena lingkungan pabrik sendiri juga dibedakan lagi menjadi Departemen
Produksi dan Departemen Pembantu, maka Biaya Listrik Pabrik tersebut harus
dibagi-bagi dan dialokasikan serta dibebankan lagi ke dalam kelompok Biaya
Listrik Departe men Produksi dan Biaya Listrik Departemen Pembantu. Demikian
pula halnya jika di masing-masing Departemen Produksi dan De partemen
Pembantu masih dibagi lagi menjadi beberapa Sub bagian, maka biaya listrik
harus dialokasikan dan dibebankan ke dalam tiap-tiap Subbagian tersebut. Adapun
beberapa metode alokasi biaya tersebut antara lain:
b. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan luas lantai dari gedung
atau ruangan yang ditempati oleh masing-masing bagian (departemen)
atau Subbagian dalam perusahaan. Ba gian (departemen) atau Subbagian
yang menempati gedung atau ruangan yang luas, akan memikul beban
biaya yang besar. Sebaliknya, Bagian (departemen) atau Subbagian yang
menempati gedung atau ruangan yang tidak luas, akan memi kul beban
biaya yang kecil. Metode ini misalnya sesuai untuk mengalokasikan biaya
pemeliharaan gedung atau ruangan.
c. Metode yang mendasarkan din pada perbandingan jumlah karyawan dari
masing-masing bagian (departemen) atau Sub bagian dalam perusahaan.
Bagian (departemen) atau Subba gian yang mempunyai karyawan yang
banyak, akan memikul beban biaya yang besar. Sebaliknya, Bagian
(departemen) atau Subbagian yang mempunyai karyawan yang sedikit,
akan memikul beban biaya yang kecil. Metode ini misalnya sesuai untuk
mengalokasikan biaya operasional kendaraan antarjem put karyawan
d. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan nilai keka yaan (aktiva)
dari masing-masing Bagian (departemen) atau Subbagian dalam
perusahaan. Bagian (departemen) atau Sub bagian yang mempunyai nilai
kekayaan yang besar, akan memikul beban biaya yang besar pula.
Sebaliknya, Bagian (de partemen) atau Subbagian yang mempunyai nilai
kekayaan yang kecil, akan memikul beban biaya yang kecil pula. Metode
ini misalnya sesuai untuk mengalokasikan biaya upah penjaga malam,
yang bertugas menjaga seluruh kekayaan perusahaan.
Sebagaimana halnya dengan Budget-budget yang lain, bagi Budget Biaya Pabrik
Tidak Langsung ini juga tidak ada sesuatu bentuk standar yang harus dipergunakan. Ini
berarti bahwa tiap-tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta
formatnya, disesuaikan dengan keadaan perusahaan masing-masing. Yang perlu diingat
adalah bahwa Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung sebagai Budget Pendukung Rugi/Laba
(profit/loss supporting budget) harus cukup sistematis dan terperinci, sehingga dapat
berfungsi se bagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat evaluasi
(pengawasan) kerja.
1. Pro Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan jumlah satuan (unit) yang
dihasilkan dari masing-masing jenis produk. Jenis produk yang dihasilkan dalam
jumlah banyak akan memperoleh bagian beban biaya yang banyak pula.
Sebaliknya, jenis produk yang dihasilkan dalam jumlah sedikit, akan memperoleh
bagian beban biaya yang sedikit pula. Metode pembebanan semacam ini akan
mengakibatkan beban biaya per satuan (unit) yang sama besar untuk masing
masing jenis produk. Dengan demikian pengaruhnya terhadap Harga Pokok dari
masing-masing jenis produk juga sama besar Oleh karena itu, metode ini hanya
sesuai dipergunakan bagi perusahaan yang memproduksikan lebih dari satu jenis
produk, namun harga jual dari masing-masing jenis produk yang bersang kutan
tidak banyak berbeda.
2. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan harga jual per satuan (unit)
dari masing-masing produk yang dihasilkan. Jenis produk yang harga jual per
satuannya tinggi, akan memperoleh bagian beban biaya yang besar. Sebaliknya,
jenis produk yang harga jual per satuannya rendah akan memperoleh bagian
beban biaya yang kecil. Metode pembebanan semacam ini sesuai dipergunakan
bagi perusahaan yang memproduksikan lebih dari satu jenis produk. dengan harga
jual masing- masing yang banyak berbeda.
3. Metode yang mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan per satuan (unit)
dari masing-masing pro Bahan Mentah rata-rata duk yang dihasilkan. Jenis
produk yang menggunakan Bahan Mentah rata-rata per satuan lebih banyak, akan
memperoleh ba gian beban biaya yang besar. Sebaliknya, jenis produk yang
menggunakan Bahan Mentah rata-rata per satuan sedikit, akan memperoleh
bagian beban biaya yang kecil. Metode pembebanan semacam ini sesuai
dipergunakan bagi perusahaan yang memproduksikan lebih dari satu jenis
produk, dan besar- kecilnya Biaya Pabrik Tidak Langsung lebih banyak
dipengaruhi oleh banyak- sedikitnya pemakaian Bahan Mentah. Metode yang
mendasarkan diri pada perbandingan penggunaan Jam Kerja Tenaga Kerja
Langsung (JKTKL) rata-rata per satuan (unit) dari masing-masing produk yang
dihasilkan. Jenis produk yang menggunakan Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung
rata-rata per satuan lebih banyak, akan memperoleh bagian beban biaya yang
besar. Sebaliknya, jenis produk yang menggunakan Jam Kerja Tenaga Kerja
Langsung rata-rata per satuan sedikit, akan memperoleh bagian beban biaya yang
kecil.Metode pembebanan semacam ini sesuai dipergunakan bagi perusahaan
yang memproduksikan lebih dari satu jenis produk, dan besar-kecilnya Biaya
Pabrik Tidak Langsung lebih banyak dipengaruhi oleh banyak-sedikitnya
penggunaan Jam Kerja Te naga Kerja Langsung (misalnya produk yang satu
memerlukan kecermatan dan kehati-hatian kerja yang lebih besar daripada jenis
produk yang lain).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam Budgeting terdapat Anggaran Biaya Pabrik tidak langsung adalah semua biaya
yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung
berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah Bahan Mentah
menjadi Barang Jadi yang nantinya akan dijual yang Di dalamnya mencakup perencanaan
tentang jenis Biaya Pabrik Tidak Langsung, jumlah Biaya Pabrik Tidak Langsung, dan waktu
(bulan) kapan biaya-biaya tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat
(sub bagian) di mana biaya tersebut terjadi. Dalam pabrik (Bagian Produksi) perusahaan
dibagi menjadi 2 (dua) bagian utama (departemen utama), yaitu : Departemen Produksi
(producing department), ialah bagian (de partemen) yang menjalankan kegiatan produksi dan
Departemen Pembantu (service department), ialah bagian (departemen) yang tidak
menjalankan kegiatan produksi, melainkan menjalankan kegiatan-kegiatan yang sifatnya
membantu kelan caran jalannya proses produksi.
Dalam proses Menyusun Budget Biaya Pabrik tidak langsung diperlukan Data dan
Informasi guna kelancaran agar yang direncanakan bisa sesuai dan terealisasi mulai dari
Rencana produksi yang tertuang dalam Budget Unit Yang Akan Diproduksikan, Berbagai
standar biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok Pabrik Tidak Langsung, Sistem
pembayaran upah yang dipakai oleh perusahaan, khusus nya upah yang dibayarkan kepada
para Tenaga Kerja Tidak Langsung, Metode depresiasi yang dipakai oleh perusahaan,
khususnya depresiasi terhadap Aktiva Tetap yang ada di dalam lingkungan pabrik, Metode
alokasi biaya yang dipakai oleh perusahaan, untuk membagi (distribusi) biaya-biaya yang
semula merupakan satu kesatuan biaya bersama (joint cost), ke dalam kelompok-kelompok
biaya sesuai dengan tempat di mana biaya itu terdapat atau terjadi.
3.2 SARAN
Dari uraian materi yang disampaikan diatas kami berharap bagi para pembaca
khususnya kami selaku penulis dapat menambah wawasan tentang Anggaran Biaya Pabrik
tidak langsung dan bisa mengambil sisi positif dimana uraian diatas dapat memperkaya
pengetahuan kita tentang materi tersebut.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami harap para pembaca sekalian
dapat memberikan kritik dan saran agar kami dapat memperbaiki kesalahan di kemudian hari.