Anda di halaman 1dari 15

Rumusan masalah

Bagaimana peran dan tanggung jawab


masing-masing profesi pada kasus tersebut?
Pada kasus ini belum terlihat peran apoteker dalam pelayanan
pemberian obat dan komunikasi antar profesi,
Namun dari apoteker sendiri memiliki peran dan tanggung jawab pada
skenario tersebut yaitu merekomendasikan obat antinyeri, monitoring
efek terapi obat, monitoring efek samping obat, dan memberikan
edukasi obat yang diberikan atau didapatkan oleh pasien dari dokter
serta membantu pasien agar tidak panik.
LO
9 stars pharmacist
Care-Giver
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N

Enterpreneur Decision-
Maker

Teacher Communicator

Life-Long
Manager
Learner

Leader
Peran Apoteker:
a. Care-Giver
profesional kesehatan yang memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien,
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N

dan berinteraksi secara langsung (hal ini meliputi pelayanan klinik, analitik,
teknik, sesuai dengan peraturan yang berlaku (PP no. 51, 2009), dalam hal
peracikan obat, memberi konseling, konsultasi, monitoring, visit, dan kegiatan
lainnya)
b. Decision-Maker
mampu menetapkan/ menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian
(misalnya memutuskan dispensing, penggantian jenis sediaan, penyesuaian
dosis, yang bertujuan agar pengobatan lebih aman, efektif dan rasional. )
c. Communicator
Profesional yang mampu menjadi komunikator yang baik, sehingga pelayanan
kefarmasian berjalan dengan baik (tenyunya dalam hal konseling dan konsultasi
obat kepada pasien, dan melakukan visit ke bangsal/ruang perawatan pasien)
Peran Apoteker:
d. Manager
Profesional yang memiliki kemampuan manajemen berbagai aspek
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N

kefarmasian yang baik


e. Leader
Profesional yang mempunyai jiwa kemimpinan yang baik dalam
memastikan terapi berjalan dengan aman, efektif dan rasional, misalnya sebagai
direktur industri farmasi, direktur marketing, dan sebagainya.
Peran Apoteker:
f. Life-Long Learner
Profesional yang memiliki semangat belajar sepanjang waktu, dikarenakan
perkembangan ilmu kesehatan terutama di bidang farmasi terus berkembang
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N

sehingga perlu meng-update pengetahuan dan kemampuan


g. Teacher
Profesional yang dituntut menjadi pendidik/akademisi/educator bagi pasien,
masyarakat luas, maupun tenaga kesehatan lain yang membutuhkan
informasi
h. Research
Seorang peneliti(disamping itu farmasi juga bisa meneliti aspek lainnya misal
data konsumsi obat, kerasionalan obat, pengembangan formula, penemuan
sediaan baru. ) terutama dalam penemuan dan pengembangan obat-obatan
yang lebih baik
i. Entrepreneur
Seorang farmasi/apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha dalam
mengembangkan kemandirian serta membantu mensejahterakan masyarakat
(misalnya dengan mendirikan perusahaan obat, kosmetik, makanan,
minuman, alat kesehatan, dan sebagainya, baik skala kecil maupun skala
besar. )
. apoteker di rumah sakit terkait dengan pengelolaan sediaan farmasi dan
Adapun peran
BMHP

Pemilihan
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N

Perencanaan
Administrasi Kebutuhan

Pengendalian Pengadaan
Pengelolaan Sediaan
Farmasi dan BMHP

Pemusnahan Penerimaan
dan Penarikan

Pendistribusian Penyimpanan

Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N .
Peran Apoteker di Rumah Sakit

Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016 Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
.
PEMBAHASAN
Care-giver
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N

Pada skenario tidak terdapat komunikasi yang jelas antara apoteker-tenaga


kesehatan lain, dan apoteker-pasien. Namun apoteker memiliki peran dan
tanggung jawab yaitu membantu merekomendasikan obat antinyeri dan
pemantauan METO, MESO, dan edukasi mengenai terapi (obat) yang
diberikan atau didapatkan oleh pasien dari dokter. Dengan melakukan peran
dan tanggung jawab apotekr diharapkan agar dapat tercapainya tujuan utama
yaitu patient care.
.
PEMBAHASAN
Communication
Pada skenario tidak terdapat komunikasi yang jelas antara apoteker-tenaga
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N

kesehatan lain, dan apoteker-pasien. Diharapkan agar apoteker dapat


meningkatkan kemampuan komunikasi agar terjalinnya komunikasi antar-
profesi yang baik untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara:
 Memberikan terapi sesuai resep dokter
 Membantu dokter untuk merekomendasikan terapi (obat) antinyeri
 Memberikan KIE kepada pasien
 Membantu pasien agar tidak panik
.
Tanggung Jawab Apoteker
Peran apoteker dalam farmasi klinik di rumah sakit bertujuan meningkatkan outcome terapi dan
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N

meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety)
sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin (Permenkes no 72, 2016).

Praktik yang bertanggung jawab didasarkan pada kesadaran bahwa :


1.Harus sesuai standar profesi
2.Apabila tidak sesuai dengan Standar Profesi, pasien akan menuntut, karena akan terjadi kerugian pada
pasien
3.Malaksanakan praktik profesi sesuai dengan landasan praktik profesi yaitu ilmu, hukum dan etik

Tanggung jawab : merupakan integritas seorang tenaga profesi, panggilan hati, peduli dan jujur.

(IAI, 2020)
Peran Apoteker di Rumah Sakit
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N .

1. Pengkajian dan Pelayanan Resep


Pengkajian dan pelayanan resep merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam penyiapan obat (dispensing)
yang meliputi penerimaan, pengkajian resep, pemeriksaan ketersediaan produk, penyiapan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, telaah obat, dan penyerahan disertai pemberian informasi.

2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat


Kegiatan mendapatkan informasi yang akurat mengenai seluruh obat dan sediaan farmasi lain, baik resep
maupun non resep yang pernah atau sedang digunakan pasien. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
mewawancarai pasien, keluarga/pelaku rawat (care giver) dan dikonfirmasi dengan sumber data lain, contoh:
daftar obat di rekam medis pada admisi sebelumnya, data pengambilan obat dari Instalasi Farmasi, obat yang
dibawa pasien

3. Rekonsiliasi Obat
Proses mendapatkan dan memelihara daftar semua obat (resep dan non-resep) yang sedang pasien gunakan
secara akurat dan rinci, termasuk dosis dan frekuensi, sebelum masuk RS dan membandingkannya dengan
resep/instruksi pengobatan ketika admisi, transfer dan discharge, mengidentifikasi adanya diskrepansi dan
mencatat setiap perubahan, sehingga dihasilkan daftar yang lengkap dan akurat.

4. Pelayanan Informasi Obat


Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi
obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker.
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N .

5. Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari apoteker
(konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya

6. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan apoteker secara mandiri atau
bersama tim tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung, dan mengkaji
masalah terkait obat, memantau terapi obat dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki, meningkatkan terapi
obat yang rasional, dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya.

7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan
rasional bagi pasien.

8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)/farmakovigilans


MESO yang dilaksanakan di RS lebih tepat bila disebut Farmakovigilans yakni mengenai survei ESO,
identifikasi obat pemicu ESO, analisis kausalitas dan memberikan rekomendasi penatalaksanaannya.
.
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Proses sistematis dan berkesinambungan dalam menilai kerasionalan terapi obat melalui evaluasi data
penggunaan obat pada suatu sistem pelayanan dengan mengacu pada kriteria dan standar yang telah ditetapkan
(ASHP).
A E S T H E T I C B E A U T Y F U L T E M P L AT E D E S I G N

10 Dispensing Sediaan Steril


Dispensing sediaan steril adalah penyiapan sediaan farmasi steril untuk memenuhi kebutuhan individu pasien
dengan cara melakukan pelarutan, pengenceran dan pencampuran produk steril dengan teknik aseptic untuk
menjaga sterilitas sediaan sampai diberikan kepada pasien

11. Pemeriksaan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)


Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD) merupakan interpretasi hasil pemeriksaan kadar obat tertentu
atas permintaan dari dokter yang merawat dikarenakan adanya masalah potensial atau atas usulan dari Apoteker
kepada dokter

12. Pharmacy Home Care (Pelayanan Kefarmasian di Rumah)


Apoteker dapat melakukan kunjungan pasien dan atau pendampingan pasien untuk pelayanan kefarmasian di
rumah dengan persetujuan pasien atau keluarga terutama bagi pasien khusus yang membutuhkan perhatian
lebih. Pelayanan dilakukan oleh apoteker yang kompeten, memberikan pelayanan untuk meningkatkan
kesembuhan dan kesehatan serta pencegahan komplikasi, bersifat rahasia dan persetujuan pasien, melakukan
telaah atas penata laksanaan terapi, memelihara hubungan dengan tim kesehatan

Anda mungkin juga menyukai