DALAM PEMILIHAN
BENTUK USAHA
Nama :
- I Gede Bayu Widi Perdana (1)
- I Gusti Lanang Widhiana Saputra (2)
- Reszki Nofrald Latendengan (3)
- Luh Putu Sita Dewi (4)
- I Gusti Agung Arya Adityadharma (5)
APA ITU BADAN USAHA?
Pemilihan
Bentuk
PERSEKUTUAN
KOMANDITER
Usaha
USAHA
PERSEORANGAN
1
PERSEROAN
TERBATAS
UU No 40/2007
tentang Perseroan Terbatas
Kekurangan :
o Kerumitan perizinan dan organisasi
o Besarnya biaya pengorganisasian perusahaan
o Bidang usaha PT relative susah diubah karena harus mengubah akta
pendirian dan sulit mengubah investasi yang telah ditanamkan
o Hubungan antar perorangan lebih formal dan terkesan kaku
Ketentuan Perpajakan Terkait PT
1. Sama seperti CV, PT juga merupakan subjek pajak dalam negeri berbentuk
badan
2. PT wajib menyelenggarakan pembukuan
3. PT harus mendaftarkan NPWP dan/atau pengukuhan PKP atas nama PT
4. Pengenaan pajak pada PT terjadi dua kali, yaitu pada saat diakui sebagai
laba usaha oleh PT dan pada saat laba usaha tersebut dibagikan kepada
para pemegang saham dalam bentuk dividen, dikenai PPh Final sesuai Pasal
4 ayat (3) UU PPh dan Pasal 17 ayat (2c) sebesar 10%
5. Gaji yang dibayarkan kepada para pemegang saham dan komisaris dapat
dibiayakan oleh PT
6. Penghitungan PPh terutang mengikuti tarif Pasal 17 UU PPh atau Pasal 31E
UU PPh.
KASUS PT
PT ABC bergerak sebagai distributor mainan anak yang terbuat dari bahan yang aman dan berkualitas. Laba/rugi PT ABC tahun 2015
menunjukkan informasi sebagai berikut:
Pada saat laba usaha dibagikan kepada para pemegang saham, dikenai PPh atas dividen sebesar 10%, yaitu:
Sehingga total pajak terutang oleh PT ABC dan persentasenya terhadap peredaran usaha dapat dihitung sebagai berikut:
“
didirikan oleh seorang atau beberapa orang
yang mempercayakan uang atau barang
kepada seorang atau beberapa orang yang
menjalankan perusahaan dan bertindak
sebagai pemimpin.
Dalam pendiriannya, CV cukup didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI,
namun tidak perlu disahkan oleh Kementrian
Hukum dan HAM.
Kelebihan dan Kekurangan CV
KELEBIHAN KEKURANGAN
CV Aurora bergerak dalam usaha perdagangan besar, laba rugi tahun 2015 menunjukkan
informasi sebagai berikut :
Pada saat laba usaha dibagikan kepada para sekutu tidak dikenai Pajak.
3
Usaha Perorangan
“
Usaha Perorangan adalah perorangan (pribadi) yang
menjalankan suatu usaha dengan tujuan untuk memperoleh
laba. Peorangan tersebut bertanggung jawab penuh atas
jalannya usaha. Jika usaha tersebut pailit atau bangkrut,
perorangan ini bertanggungjawab penuh atas seluruh harta-
harta pribadinya terhadap hutang-hutang usahanya. Ini adalah
bentuk usaha yang paling sederhana dan tidak perlu pembuatan
akta pendirian.
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tuan Berto memiliki usaha perdagangan bahan-bahan bangunan. Selama tahun 2015 laporan laba/rugi usaha tuan Berto
tersebut adalah:
Maka perhitungan besarnya PPh terutang Tuan Berto selama tahun 2015 adalah sebagai berikut :
PT CV PERSEORANGAN
PT CV PERSEORANGAN
Pendapatan Bersih Sebelum 700.000.000 700.000.000 700.000.000
Pajak
PPh Badan/Perseorangan 147.840.000 147.840.000 133.400.000
Pendapatan Bersih Setelah 552.160.000 552.160.000 566.600.000
Pajak
Pajak atas Dividen 10% (PPh 55.216.000 - -
Final)
Return yang diterima 496.944.000 552.160.000 566.600.000
pemegang saham
% Beban Pajak (147,84 juta + (147,84 juta : 700 juta) (133,4 juta : 700 juta)
55,216 juta) : 700 x 100% = 21,12% x 100% = 19,06%
juta x 100% = 29%
POIN PENTING DARI ILUSTRASI TERSEBUT
1. Beban pajak yang ditanggung investor melalui persekutuan lebih kecil daripada usaha
berbentuk PT.
2. Bisnis perseorangan mampu memberikan tingkat efisiensi pajak yang jauh lebih tinggi
dari bentuk usaha lainnya. Namun, tak bisa langsung memutuskan untuk mengambil
tindakan atas dasar pertimbangan itu saja, harus mempertimbangkan pula dari sisi akses
permodalan, akses perbankan, membangun relasi bisnis, dll.
3. Pemilihan salah satu entitas bisnis dapat dijadikan referensi pengambilan keputusan oleh
investor untuk meminimalkan beban pajak. Namun, faktor pajak bukan satu-satunya
pertimbangan dalam pengambilan keputusan bisnis.
4. Diantara sederetan pertimbangan pengambilan keputusan bisnis, harus juga diakomodasi
masalah permodalan, perkembangan pasar, manajemen risiko, dll.
4
Bentuk Usaha Tetap
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 2 Ayat 5
Koperasi
○ Koperasi adalah badan usaha yang juga
“
merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan
dioperasikan oleh orang-seorang demi
memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan
prinsip gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.
35
Koperasi Sebagai Subjek Pajak
36
Penghasilan Yang Menjadi Objek Pajak Dalam
Koperasi
a. Bunga Simpanan Koperasi
○ Dasar Hukum
○ Pasal 23 ayat (1)a dan Pasal 4 ayat (2)a Undang-Undang Pajak Penghasilan
○ PP 15 Tahun 2009 (berlaku sejak 1 Januari 2009) tentang PPh atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi Orang Pribadi
○ PMK nomor 112/PMK.03/2010 tentang tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan atas
bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi Orang Pribadi.
○ Contoh Kasus
○ Sdr. Pola Sitanggang menerima bunga simpanan “Koperasi Ai So Ise” sebesar Rp. 6.800.000,- untuk periode bulan
Desember 2014. Atas bunga simpanan tersebut dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp. 680.000,- (10% x Rp.
6.800.000,-) dan bersifat final.
37
Penghasilan Yang Menjadi Objek Pajak Dalam
Koperasi
b. Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
Dasar Hukum
○ Pasal 4 ayat (1)g Undang-Undang Pajak Penghasilan
○ PMK nomor 111/PMK.03/2010 tentang tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
Contoh Kasus
○ Sdr. Hotdi Sinurat menerima pembagian sisa hasil usaha koperasi (dividen) dari “Koperasi Ai So Ise”
sebesar Rp. 6.800.000,- untuk periode Tahun 2014 pada masa April 2015. Atas dividen tersebut dipotong
PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp. 680.000,- (10% x Rp. 6.800.000,-) dan bersifat final.
38
Penghasilan Yang Menjadi Objek
Pajak Dalam Koperasi
c. Pajak Penghasilan Atas Koperasi
Dasar Hukum
○ Pasal 4 ayat (1), pasal 17 ayat (1)b, Pasal 25 dan Pasal 29 Undang-Undang Pajak Penghasilan
Contoh Kasus
○ Penghasilan Kena Pajak atas wajib pajak “Koperasi Ai So Ise” sebesar Rp. 1.000.000.000,- untuk periode tahun pajak 2014.
Atas Penghasilan Kena Pajak tersebut dikenakan tarif Wajib Pajak badan sebagai berikut:
○ Jika peredaran usaha sampai dengan Rp. 4.800.000.000,- dikenakan tarif final sebesar 1%
○ Jika peredaran usaha sampai dengan Rp. 50.000.000.00,- mendapat fasilitas pengurangan tarif 50%.
○ Jika peredaran usaha diatas Rp. 50.000.000.000,- maka PPh terutang sebesar Rp. 250.000.000,- (25% x Rp. 1.000.000.000,-).
Wajib pajak “Koperasi Ai So Ise” tidak memiliki kredit pajak sehingga pajak yang harus disetor tetap sebesar Rp.
250.000.000,-.
39
Thanks!
Any questions?