Anda di halaman 1dari 14

SKRINING

Disusun Oleh:

FERLIJAN ABDIMA
1807101030027
Pengertian Skrining
• Menurut WHO, skrining adalah upaya pengenalan
penyakit/kelainan yang belum diketahui dengan menggunakan
test, pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat secara cepat
membedakan orang yang tampak sehat benar-benar sehat
dengan tampak sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.
• Skrining merupakan salah satu survey epidemiologi untuk
menentukan frekuensi penyakit.
• Contoh uji skrining antara lain yaitu pemeriksaan Rontgen,
pemeriksaan sitologi, dan pemeriksaan tekanan darah.
Tujuan Skrining

• Untuk mendapatkan mereka yang menderita sedini


mungkin, sehingga dapat dengan segera memperoleh
pengobatan.
• Untuk mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat.
• Untuk mendidik dan membiasakan masyarakat untuk
memeriksa diri sedini mungkin.
• Untuk mendidik dan memberikan gambaran kepada
petugas kesehatan tentang sifat penyakit dan untuk selalu
waspada melakukan pengamatan terhadap gejala dini.
• Untuk mendapatkan keterangan epidemiologis yang
berguna bagi klinis dan peneliti.
Sasaran Penyakit

• Penderita penyakit kronis


• Infeksi Virus: Hepatitis B,C,dan D, Human
Immunodeficiensy Virus (HIV/AIDS), Herpes Virus,
Parvovirus.
• Infeksi Bakteri: Treponema pallidum,
Mycobacterium leprae, Salmonella typhosa,
Rickettsia rickettsii.
• Infeksi Parasit: Plasmodium vivax, Trypanosoma
cruzi, Malariae, Leishmania donovani
Perlunya Skrining

• Darah merupakan media yang sangat baik untuk kehidupan


kuman.
• Tidak dapat dipercaya bahwa seorang donor yang sehat fisik
tidak mengandung kuman penyakit menular. Berbagai kuman
bisa berada dalam darah namun tidak menyebabkan orang
donor nyata sakit.
• Seorang penerima darah (recepient) tidak hanya terpapar oleh
satu donor tetapi umumnya lebih dari satu donor. Rasio
pemakaian darah sekitar 3 unit per orang, artinya untuk satu
penderita rata-rata menerima 3 unit atau tiga orang donor.
Makin berat penyakit seorang penerima (recepient) tentu akan
semakin banyak darah yang dibutuhkannya.
Syarat-Syarat Skrining

1. Penyakit itu harus merupakan masalah kesehatan yang


berarti.
2. Telah tersedia obat yang potensial atau pengobatan yang
memungkinkan bagi mereka yang positif.
3. Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan
pengobatan. Jadi setelah mengalami skrining maka
diperlukan upaya diagnosis yang segera disusul dengan
pengobatan sesuai hasil diagnosis.
4. Penyakitnya dapat diketahui dengan pemeriksaan khusus.
Lanjutan...

5. Hasil perhitungan uji skrining memenuhi syarat untuk


tingkat sensitivitas dan spesifisitas.
6. Sifat perjalanan penyakit diketahui dengan pasti.
Misalnya untuk bidang transfusi darah maka perlu
diketahui bahwa penyakit itu memang menular melalui
transfusi darah. HIV, misalnya mempunyai risiko
penularan sebesar lebih 90%. Bandingkan dengan
penularan seksual yang besarnya hanya sekitar 0,1 %.
7. Biaya yang digunakan harus seimbang dengan resiko
biaya bila tanpa skrining.
Jenis-Jenis Skrining
• Mass Screening
adalah screening yang dilakukan pada seluruh populasi
• Selective Screening
hanya dilakukan pada proporsi tertentu dari target populasi dengan berdasar risiko
tertentu. Tujuan selective screening kelompok risiko tinggi adalah untuk
mengurangi biaya/sumber daya yang dibutuhkan dan juga mengurangi dampak
negatif dari screening.
• Single Disease Screening
adalah skrining yang dilakukan pada suatu jenis penyakit tertentu yang spesifik.
• Case Finding Screening
adalah upaya dokter/tenaga kesehatan untuk menyelidiki suatu kelainan yang
tidak berhubungan dengan keluhan pasien yang datang untuk kepentingan
pemeriksaan kesehatan.
• Multiphasic screening
adalah pemeriksaan skrining untuk beberapa penyakit pada satu kunjungan waktu
tertentu. Jenis screening ini sangat sederhana, mudah dan murah serta diterima
secara luas dengan berbagai tujuan seperti pada evaluasi kesehatan dan asuransi.
Kriteria Tes Skrining

• Tidak mahal
• Sederhana dan mudah dilaksanakan
• Memberikan ketidaknyamanan yang minimal
pada pasien
• Hasil skrining haruslah valid dan konsisten.
 
Tabel 1.1
Hubungan Hasil Tes Skrining dengan Keberadaan Penyakit

Status Penyakit Total


Positif Negatif
Hasil Skrining Tes
-Positif a b a+b
-Negatif c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d

Keterangan:
a = true positif, individu dengan test screening positif dan benar sakit
b = false positif, individu dengan test screening positif dan sebenarnya tidak sakit
c = false negatif, individu dengan test screening negatif tapi sebenarnya sakit
d = true negatif, individu dengan test screening benar negatif dan benar tidak sakit
Indikator dalam Tes Skrining
I. Validitas
Validitas dari suatu tes skrining ditentukan oleh sensitivitas dan
spesifisitas.

• Sensitivitas
Sensitivitas adalah kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi
secara benar orang-orang yang mempunyai penyakit atau merupakan
persentase dari mereka yang sakit kemudian dinyatakan positif tes.
• Spesifisitas
Spesifisitas adalah kemampuan dari suatu tes untuk mengidentifikasi
secara benar orang-orang yang tidak mempunyai penyakit atau
merupakan persentase dari mereka yang tidak sakit kemudia dinyatakan
negative tes.
Lanjutan..

II. Nilai prediksi (predictive value)


Nilai prediksi dari tes skrining adalah frekuensi orang atau individu
yang telah dinyatakan menderita sakit atau tidak sakit. Nilai prediksi
terdiri dari:
• Positif  Berupa persentase mereka dengan hasil test positif yang
benar-benar sakit.
• Negatif  Berupa persentase dari mereka dengan hasil test negatif
dan tidak mempunyai sakit.
• Positif palsu (false positive)  Berupa persentase frekuensi orang
dengan tes skrining yang dinyatakan positif tetapi tidak menderita
sakit.
• Negatif palsu (false negative)  Berupa persentase frekuensi orang
dengan tes skrining yang dinyatakan negatif dan sebenarnya
menderita sakit.
Rumus......

I. Sensitivitas dan spesifisitas


• Sensitivitas = a/(a+c)
• Negatif palsu = c/(a+c)
• Spesifisitas = d/(b+d)
• Positif palsu= b/(b+d)

II. Nilai Prediksi


• Nilai prediksi tes (+) = a/(a+b)
• Nilai prediksi tes (-) = d/(c+d)
SELESAI
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai