Fraktur Maksilofasial
Adalah
Adalah fraktur
fraktur yang
yang terjadi
terjadi pada
pada tulang-tulang
tulang-tulang wajah
wajah yaitu
yaitu os
os
nasoorbitoetmoid,os
nasoorbitoetmoid,os zigomatikomaksila,
zigomatikomaksila, os
os nasal,
nasal, os
os maksila,
maksila, dan
dan
juga os mandibula
juga os mandibula
Pasien datang post KLL rujukan dari RS. Fauziah Bireuen dengan
keluhan nyeri di dagu dan dahi, pasien disertai perdarahan akibat luka di
dagu. Pasien juga mengeluhkan tidak sadar sesaat setelah kejadian
ditabrak oleh becak dari arah belakang. Pasien sadar kembali saat sudah
berada di RS Bireuen ± 20 menit.
Riwayat kejang (-), muntah(+) 2 kali berisi cairan dan kekuningan,
perdarahan dari mulut(-), hidung(-), telinga(-).
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Alergi (-), Diabetes (-), Nyeri kepala (-)
Hematokrit 38,6 45 - 55 %
E/B/NB/NS/L/M 1/0/0/75/21/5
Rapid Antibody IgG Reaktif
Px Penunjang (CT Scan Kepala)
31/12/20
Kesimpulan:
Fraktur di os
maxillaris,
zygomatycus dextra,
rim orbita dextra
Hematosinus
maxillaris dextra
dengan edema
cerebri.
Diagnosis Kerja
Fraktur Maxilo Facial
Tatalaksana
Tatalaksana Suportif Tatalaksana Medikamentosa
- Oksigen 2-4 Liter permenit via nasal kanul • IV Ceftriaxone 1gr/12jam
- IVFD Ringer Laktat (RL) 2100cc/hari
- Makanan Biasa Tinggi Kalori Tinggi Protein (MB TKTP) • IV Citicolin 500mg/12jam
• IV Paracetamol 1 gr/8jam
• PO Ciprofloxacin 500mg/12jam
• PO Eperison 50g/12jam
• PO Depakote 500mg/24jam
Planning dan Prognosis
Planning
• ORIF Platting
Prognosis
• Quo ad vitam : Dubia ad bonam
• Quo ad functionam : Dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
Laporan Pembedahan
Tindakan pembedahan : Reposisi fraktur dan ORIF Plating
pada fraktur ZMC Sinistra
• Pasien diposisikan supine dan dilakukan general anestesia
• Dilakukan desinfeksi dan pemberian antibiotik profilaksis
• Dilakukan insisi subcilier sinistra
• Dilakukan injeksi vasonkonstriktor
• Dilakukan reposisi fiksasi fraktur dan ORIF platting fraktur
• Memonitoring tanda-tanda vital, perdarahan, urin output
• Luka dijahit
• Operasi selesai
TINJAUAN PUSTAKA
• Trauma maxillafasial mengacu pada setiap cedera pada wajah
atau rahang yang disebabkan oleh kekuatan fisik, benda asing,
hewan atau gigitan manusia.
• Trauma maksilofasial termasuk cedera salah satu struktur
tulang atau daging wajah.
• Trauma maksilofasial biasa ditemui dalam kasus gawat darurat.
Lebih dari 50% pasien dengan trauma maksilofasial mengalami
multiple injury yang memerlukan penanganan terkoordinasi
antara dokter dan spesialis bedah mulut, THT, bedah plastic,
oftalmologi, dan traumatologi.
ANATOMI
ETIOLOGY
Dalam empat dekade terakhir, kejadian fraktur maksilofasial terus meningkat
disebabkan terutama akibat:
Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab tertinggi dari fraktur maksilofasial. Di India,
97,1% fraktur maksilofasial disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
Fraktur tulang wajah memerlukan sejumlah besar kekuatan. Kekuatan yang diperlukan untuk
menghasilkan fraktur tulang wajah adalah sebagai berikut:
• Fraktur hidung - 30 g
• Fraktur zygoma - 50 g
• Mandibula (angle) fraktur - 70 g
• Fraktur wilayah Frontal - 80 g
• Rahang atas (garis tengah) patah tulang - 100 g
Klasifikasi Trauma
MaxilloFacial
- Fraktur LeFort
Fraktur Le Fort I dikenal juga dengan fraktur Guerin yang terjadi di atas level gigi yang menyentuh
palatum, meliputi keseluruhan prosesus alveolar dari maksila, kubah palatum dan prosesus
pterigoid dalam blok tunggal. Fraktur membentang secara horizontal menyebarangi basis sinus
maksila. Dengan demikian buttress maksilari transversal bawah akan bergeser terhadap tulang
wajah lainnya maupun cranium.6
Fraktur Le Fort II. Pukulan pada maksila atas atau pukulan yang berasal dari arah frontal
menimbulkan fraktur dengan segmen maksilari sentral yang berbentuk piramida. Karena sutura
zygomaticomaxillary dan frontomaxillary (Buttress) mengalami fraktur maka keseluruhan maksila
akan bergeser terhadap basis cranii.6
Fraktur Le Fort III. Selain pterygomaxillary buttress, fraktur juga terjadi pada zygomatic arch
berjalan ke sutura zygomaticofrontal membelah lantai orbita sampai ke sutura nasofrontal. Garis
fraktur seperti itu akan memisahkan struktur midfasial dari cranium shingga fraktur ini juga
disebut dengan craniofacial disjunction. Maksila tidak terpisah dari zygoma ataupun dari struktur
nasal. Keseluruhan rangka wajah tengah lepas dari basis cranium dan hanya disuspensi oleh soft
tissue.6
• Fraktur Alveolar. Bagian dentoalveolar dari maksila dapat
mengalami fraktur akibat pukulan langsung maupun
secara tidak langsung pada mandibular. Sebagian dari
processus alveolar dapat mengalami fraktur.6