Anda di halaman 1dari 31

Tatalaksana Pneumonia

Corona Virus

Oleh ;
dr. DONI SANJAYA
PENDAHULUAN

• Pneumonia  peradangan akut parenkim paru oleh


mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).
• 10-15 tahun terakhir  new emerging diseases yang
melibatkan paru  virus influenza baru (termasuk H5N1,
H1N1), virus parainfluenza, Respiratory Synctitial Virus (RSV),
dan virus corona (SARS dan MERS-CoV)
• SARS  Februari 2003  dari Cina daratan ke Hongkong
kemudian ke tempat lain di dunia.
• Sejak pertama kali dilaporkan sampai tanggal 2 Juli 2003,
World Health Organization (WHO) telah mencatat 8442 kasus
di 30 negara dengan kematian sebanyak 812 kasus dengan
Case Fertility Rate (CFR) 9,6%.
PENDAHULUAN

• DepKes RI 2003  di Indonesia sampai dengan 16 Juni 2003 jumlah


orang yang diduga SARS 112 orang.
• Setelah diperiksa  103 orang dipastikan bukan penderita SARS.
• Dari 9 orang  7 kasus suspek SARS, terdiri dari 3 wanita dan 4 pria
yang berusia antara 20 – 57 tahun dan 2 kasus probable SARS.
• Sebanyak 5 orang suspek  di antaranya pernah berkunjung ke
Singapura dan 2 orang pernah berkunjung RRC.
• Sebanyak enam kasus suspek SARS dirawat di RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso Jakarta dan satu kasusdi RSUP H. Adam Malik Medan.
• Dari 2 kasus probable SARS  seorang dirawat RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso Jakarta dan seorang perawat di RSUP H. Adam malik Medan
PENDAHULUAN

• MERS-CoV pertama kali dilaporkan terjadi di Arab Saudi pada


April 2012.
• 3 sampai 4 orang dari 10 orang meninggal karena penyakit ini.
• Sampai 5 Febuari 2015, dilaporkan sebanyak 971 kasus
(laboratory-confirmed) infeksi MERS-CoV pada manusia di
Timur Tengah, dimana 356 diantaranya meninggal.
• Di Indonesia  sampai saat ini belum ada kasus pasti namun
ancaman MERS-CoV perlu diwaspadai terutama populasi
Jemaah Haji, Umrah, TKI.
• Mengingat resiko penularan dan angka kematian yang tinggi
dari SARS dan MERS-CoV maka perlu dilakukan prosedur
tatalaksana yang sesuai.
Pneumonia
• Pneumonia  peradangan akut parenkim paru
yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, parasit).
• Pneumonia yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk.
• Peradangan paru yang disebabkan oleh
nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi,
aspirasi bahan toksik, obat-obatan, dan lain
lain)  pneumonitis.
Corona Virus
Replikasi Corona Virus
SARS
SEVERE ACUTE RESPIRATORY
SYNDROME
SARS
Severe Acute Respiratory Syndrome
• SARS  Sekumpulan gejala sakit pernapasan
yang mendadak dan berat yang disebabkan
oleh Virus Corona famili Paramyxovirus.
Cara Penularan
• Penularan utama  kontak langsung membran mukosa
(mata, hidung, mulut) dengan droplet pasien yang terinfeksi.
• Prosedur aerosolisasi di rumah sakit (nebulisasi, intubasi,
suction, dan ventilasi)  meningkatkan resiko penularan SARS
 kontaminasi alat yang digunakan, baik droplet maupun
materi infeksius lain seperti partikel feses dan urin.
• Penelitian  bahwa penyebaran virus SARS ternyata bisa
diperantarai oleh udara (airborne transmission), hal inilah
yang menyebabkan community outbreak pada SARS di
Hongkong dan Toronto (USA).
Patogenesis
(Fase I)
Patogenesis
(Fase II)
Klasifikasi
Menurut WHO:
• Suspek SARS
• Probable SARS
Suspek SARS
1. Seseorang yang menderita sakit dengan gejala:
• Demam tinggi (>38 oC), dengan satu atau lebih
gangguan pernafasan, yaitu; batuk, nafas pendek dan
kesulitan bernafas, serta satu atau lebih keadaan
berikut:
• A) dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, mempunyai
riwayat kontak erat dengan seseorang yang telah
didiagnosis sebagai penderita SARS,
• B) dalam 10 hari terakhir sebelum sakit, melakukan
perjalanan ke tempat terjangkit SARS
• C) penduduk dari daerah terjangkit.
Suspek SARS
2. Seseorang yang meninggal dunia sesudah tanggal 1
Nopember 2002 karena mengalami gagal nafas akut yang
tidak diketahui penyebabnya dan tidak dilakukan otopsi
untuk mengetahui penyebabnya.
• Pada 10 hari sebelum meninggal, orang tersebut
mengalami salah satu atau lebih kondisi dibawah ini,
yaitu:
• A) Kontak erat dengan seseorang yang telah didiagnosa
suspect atau probable SARS
• B) Riwayat berkunjung ke tempat/negara yang terkena
wabah SARS
• C) Bertempat tinggal /pernah tinggal di tempat/negara
yang terjangkit wabah SARS.
Probable SARS
• Kasus suspect + gambaran foto toraks 
tanda-tanda pneumonia atau respiratory
distress syndrome
Atau
• Seseorang yang meninggal karena penyakit
saluran pernafasan yang tidak jelas
penyebabnya dan ditemukan tanda patologis
respiratory distress syndrome pada saat
otopsi.
Manifestasi Klinis
Gejala Prodormal
• Masa inkubasi  antara 1-14 hari dengan rerata 4 hari.
• Gejala prodormal yang timbul dimulai dengan adanya gejala-gejala sistemik yang
non spesifik, seperti:
– Demam > 380C
– Myalgia
– Menggigil
– Batuk non produktif
– Nyeri kepala dan pusing
– Malaise
• Gejala-gejala tersebut merupakan gejala tipikal yang sering timbul pada penderita
SARS, namun tidak semua gejala tersebut timbul pada setiap pasien.
• Pada beberapa kasus demam muncul dan menghilang dengan sendirinya pada hari
ke 4 hingga ke 7, tapi sama sekali tidak menunjukkan adanya perbaikan pada
pasien, dan terkadang demam muncul kembali pada minggu ke 2.
Manifestasi Pernafasan
• Penyakit paru  gejala klinis utama dari penderita SARS (batuk
kering dan sesak nafas).
• Awal infeksi seperti pada Infeksi saluran nafas pada umumnya 
namun perburukan pada awal minggu kedua  sesak makin lama
akan semakin berat dan mulai membatasi aktifitas fisik pasien.
• Sebanyak 20-25% pasien mengalami progresi buruk kearah Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS)  akibat kerusakan pada
pneumosit tipe 2 yang memproduksi surfaktan.
• Gejala lain  pneumotoraks dan penumo medistinum yang
diakibatkan karena udara yang terjebak dalam rongga dada, (12%
spontan dan 20% tsetelah pengunaan ventilator di ICU).
• Penyebab kematian tersering  ARDS berat, kegagalan multiorgan,
infeksi sekunder, septikemia, serta komplikasi tromboembolik.
Manifestasi Pencernaan
• Diduga disebabkan  transmisi penularan virus SARS melalui oral.
• Gejala utama  diare.
• Sebanyak 20% pasien SARS mengalami diare pada kedatangan pertama
• 70% dari jumlah tersebut tetap mengalami gejala ini selama masa
perjalanan penyakitnya.
• Diare  cair dengan volume yang banyak tanpa disertai darah maupun
lendir.
• Kasus berat  ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi karena
penurunan cairan tubuh akibat diare.
• Pada beberapa kasus yang tidak disertai pneumonia, gejala diare ini
adalah satu-satunya gejala yang tampak, namun pada beberapa kasus lain
dengan pneumonia, diare mulai tampak pada mingu kedua sakit
bersamaan dengan timbulnya demam dan perburukan pada paru.
Manifestasi Lain
• 25% pasien SARS mengalami peningkatan SGPT pada kedatangan pertama
 diduga peningkatan enzim ini disebabkan karena respon tubuh
terhadapa infeksi CoV SARS pada tubuh manusia bukan karena infeksi
spesifik CoV pada hepar.
• Kasus di Hongkong:
– Sekitar 50%  hipotensi selama masa perawatan di rumah sakit 
rasa pusing.
– Sekitar 40%  takikardi. Namun manifestasi kardiovaskuler pada SARS
ini pada umumnya tidak memerlukan terapi spesifik.
• Beberapa kasus  gejala epilepsi dan disorientasi pada pasien SARS
namun deficit neurologi fokal tidak pernah ditemukan.
• Tetap harus diwaspadai terhadapa kemungkinan manfestasi SARS pada
system saraf  adanya laporan kasus yang menunujukkan adanya status
epileptikus pada pasien dengan disertai penemuan CoV SARS pada CSS
dengan kadar yang cukup signifikan.
Pemeriksaan Fisik
• Auskultasi didapati ronki basal di paru
• Hipotensi (sistolik <100 mmhg)
• Petekie dan ekimosis, namun jarang.
• Takikardi
• Bibir serta kuku penderita tampak kebiruan
(sianosis, karena kekurangan oksigen)
Pemeriksaan darah
• Limfopenia <1000/mm3
• Neutrofilia
• Trombositopenia didapati pada 50% kasus
SARS
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Spesifik
Penatalaksanaan
• Terapi suportif
• Mengupayakan agar penderita tidak
mengalami dehidrasi dan infeksi sekunder.
• Penggunaan antibiotik spektrum luas 
tindakan pencegahan (profilaksis) untuk
mencegah infeksi sekunder
Suspect dan Probable cases
• Isolasi penderita di Rumah Sakit.
• Pengambilan sampel (sputum, darah, serum, urin) dan foto toraks untuk
menyingkirkan pneumonia yang atipikal.
• Pemeriksaan hitung lekosit, trombosit, kreatinin fosfokinase, tes fungsi hati,
ureum dan elektrolit, C reaktif protein dan serum pasangan (paired sera).
• Saat dirawat berikan antibiotika untuk pengobatan pneumonia akibat lingkungan
(community-aquired pneumonia) termasuk penumonia atipikal.
• Pada SARS berbagai jenis antibiotika sudah digunakan namun sampai saat ini
hasilnya tidak memuaskan, dapat diberikan ribavirin dengan atau tanpa steroid.
• Perhatian khusus harus diberikan pada tindakan yang dapat menyebabkan
terjadinya aerolization seperti nebuliser dengan bronkodilator, bronkoskopi,
gastroskopi yang dapat mengganggu sistem pernapasan.
Kasus Suspect SARS
• Observasi 2 x 24 jam, perhatikan :
– Keadaan umum
– Kesadaran
– Tanda Vital (Tekanan Darah, nadi, frekuensi nafas,
suhu)
• Terapi Suportif
• Antibiotik: amoksilin atau amoksilin + anti B
laktamase oral ditambah makrolid generasi baru
oral (roksitromisin, klaritromisin, azitromisin).
Kasus Probable SARS
Ringan/Sedang
• Terapi suportif
• Antibiotik
– Golongan beta laktam + anti beta laktamase (iv)
ditambah makrolid generasi baru secara oral, atau
– Sefalosporin generasi kedua atau ketiga (iv), atau
– Flourokuinon respirasi (IV) : moxifloksasin,
levofloksasin, gatifloksasin.
Kasus Probable SARS
Berat
• Terapi Suportif
• Antibiotik
– Tidak ada faktor resiko infeksi psudomonas :
• Sefalosporin generasi ke-3 (iv) non psudomonas ditambah
makrolid generasi baru.Atau
• Flourokuinon respirasi
– Ada faktor resiko infeksi pseudomonas
• Sefalosporin anti pseudomonas (seftazidim, sefoperazon, sefipim)/
karbapenem (iv) ditambah flourokuinolon anti pseudomonas
(siprofloksasin)/ aminoglikosida ditambah makrolid generasi baru.
• Kortikosteroid. Hidrokortison (iv) 4 mg/KgBB tiap 8 jam.
• Ribavirin  1,2 gr oral tiap 8 jam atau 8mg/KgBB IV tiap 8 jam.
Pencegahan dan Penanggulangan
• Public awareness  upaya advokasi dan
sosialisasi, surveilans kasus berdasarkan
informasi masyarakat atau rumah sakit.
• Penyiapan sarana dan prasarana rumah sakit
• Peningkatan kemampuan pemeriksaan
laboratorium
• Pengetahuan dan ketrampilan petugas dan
penelitian tentang SARS.
Prognosis
• Kelangsungan Organ
– 10-20% penderita SARS keadaannya akan memburuk dan
mengalami gangguan pernapasan sehingga memerlukan
bantuan ventilator mekanik.
– SARS bisa berakibat fatal pada kasus yang berat dan akan
menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung dan
kerusakan hati.
• Kelangsungan Hidup
– Tingkat kematian penderita SARS yaitu sekitar 3-15%. WHO
membaginya berdasarkan tingkatan umur penderita, yaitu < 1%
pada penderita berumur sampai dengan 24 tahun, 6% pada
penderita berumur 25-44 tahun, 15% penderita berumur 45-64
tahun, dan > 50% pada penderita yang berumur lebih dari 65
tahun.

Anda mungkin juga menyukai