Anda di halaman 1dari 15

NYERI

KEPALA Exaudi Caesario Parulian Sipahutar

HIPNIK
PEMBIMBING:
Dr.dr. I Made Oka Adnyana, Sp.S (K)
PENDAHULUAN
• Berhubungan dengan proses tidur, terutama pada orang tua
• Sering pada usia >50 tahun
• Terjadi pada Pukul 02.00 & 04.00 pagi
• Durasi 5 menit – 12 jam
• Nyeri kepala bilateral dengan intensitas sedang sampai berat
• Frekuensi timbulnya nyeri kepala berkisar antara 1 sampai 21 hari per bulan.
• Pada tahun 2004  Klasifikasi Internasional Gangguan Nyeri Kepala (ICHD-II)
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
• Kelompok Studi Nyeri Kepala : serangan nyeri
kepala yang seringkali muncul hanya saat tidur,
menyebabkan pasien bangun dari tidurnya, dan
berlangsung hingga 4 jam, tanpa karakteristik
yang berhubungan dengan gejala dan patologi
lain
• Istilah lain “Alarm Clock Headache”
EPIDEMIOLOGI
• Frekuensi terjadi adalah antara 0.07% - 0.1%
• Mayoritas wanita daripada laki-laki
• Perbandingan wanita : laki-laki = 1,2-1,7 :
1
• Onset Usia >60 tahun
PATOFISIOLOGI
• Patofisiologi nyeri kepala hipnik masih belum jelas
• Irama sirkardian dan perubahan hipotalamus dikatakan
merupakan patogonomik nyeri kepala hipnik
• 73% nyeri kepala hipnik berasal dari fase NREM
• Ada penelitian yang mengatakan bahwa nyeri kepala
hipnik berkaitan dengan defisiensi melatonin
PATOFISIOLOGI
Irama sirkadian (irama fisiologik 24 jam) diatur oleh pacemaker endogen yang
terdapat di nukleus suprakhiasmatikus dari hipotalamus bagian anterior dan
posterior

Siklus tidur-bangun, sekresi hormon, suhu inti tubuh, dan tekanan darah diatur
oleh irama sirkadian ini

Hilangnya neuron yang disebabkan oleh bertambahnya usia akan mengganggu


irama sirkadian ini dan akan menimbulkan desinkronisasi antara pacemaker
sirkadian dan lingkungan sekitarnya
Melatonin
a) memiliki efek anti-inflamasi melalui kemampuannya mengikat radikal bebas
 menekan kerusakan makro molekul pada seluruh organ

b) Inaktivasi dan mengikat radikal bebas, spesies oksigen reaktif, dan spesies nitrogen reaktif

c) Mencegah translokasi NF-kB ke dalam nukleus dan berikatan pada DNA


 mengurangi peningkatan beberapa faktor sitokin proinflamasi, interleukin dan TNF-α

d) Melatonin menghambat produksi molekul adhesi yang dapat mengaktivasi leukosit untuk
berikatan pada endotel  migrasi transendotelial dan udem

e) Menghambat aktivitas nitric oxide synthase  stabilisasi membrane

f) Dihubungkan dengan GABA dan glutamat dalam patofisiologi nyeri kepala. Efek hipnosis
melatonin didapat melalui mekanisme GABA-ergik yaitu kerja cepat melatonin meningkatkan
potensiasi reseptor GABA secara reversible

g) Efek neuroproteksi dengan menghambat pembebasan glutamat sehingga mengurangi efek


neurotoksisitas dari glutamat

h) melatonin-immuno-opioid  Melatonin induced opioid (MIO)


GEJALA KLINIS
Kriteria diagnostik nyeri kepala hipnik:
A. Serangan nyeri kepala yang memenuhi kriteria B-E
B. Hanya muncul saat tidur, dan membangunkan pasien
B. Timbul ≥ 10 hari per bulan selama > 3 bulan
C. Berlangsung ≥ 15 menit dan hingga 4 jam setelah bangun
D. Tanpa gejala otonom atau restlessness
E. Tidak memenuhi kriteria diagnosis ICHD-3 yang lain

 ICHD 3rd edition


TATALAKSANA
Obat Mekanisme Kerja
antagonisme kompetitif pada reseptor adenosin (A1, A2A dan A2B)
Kafein
 vasokonstriksi, perubahan kadar rangsangan otak
 E.S: insomnia
 
 secara tidak langsung meningkatkan peningkatan melatonin di
Litium malam hari
 downregulation reseptor serotonin
 meningkatkan pelepasan serotonin
Indometasin menurunkan tekanan cairan serebrovaskular
FARMAKOLOGI

Fase Akut
• Kafein : dosis 10-30 mg/kg BB
Analgetik – kafein  efektif
 ES gastrointestinal; Penggunaan berlebihan  risiko MOH
• Triptan (Agonis reseptor serotonin) :
• almotriptan (6.25 mg/12.5 mg tablet)
• frovatriptan (2.5 mg tablet)
• sumatriptan (50 mg/100 mg tablet)
• rizatriptan (5 mg/10 mg, tablet)
• eletriptan (20 mg/40 mg tablet)
• zolmitriptan (2.5 mg/5 mg tablet)
TATALAKSANA

• Farmakologi
• Profilaksis
KESIMPULAN
∫ Merupakan nyeri kepala rekuren jinak yang terjadi secara eksklusif selama tidur,
yang akan membangunkan penderitanya
∫ Nokturnal dan terjadi pada usia >50 tahun
∫ Paling sering pada wanita
∫ Tatalaksana berupa farmakologi dan non farmakologi
∫ Penelitian lebih lanjut di bidang neurofisiologi dan pilihan pengobatan untuk
nyeri kepala hipnik sangat diperlukan untuk lebih memahami, dan meningkatkan
keberhasilan terapi pada gangguan nyeri kepala yang masih tergolong jarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. DeMaagd G. An Introduction to Hypnic Headache. US Pharm. 2021;46(1):17-20.
2. Diener H.C, Obermann M, Holle D. Hypnic Headache: Clinical Course and Treatment. Current Treatment Options in Neurology. 2011. DOI 10.1007/s11940-011-0156-3.
3. Hidayati H.B. Pendekatan Klinisi Dalam Manajemen Nyeri Kepala. Malang Neurology Journal. 2016; 2(2):89-97.
4. Kesanda I.M.P, Adnyana I.M.O, Widyadharma I.P.E. Peranan Melatonin Pada Nyeri Kepala Migren, Klaster, dan Hipnik. Medicina Journal. 2016; 47(3):30-37.
5. Headache Classification Committee of the International Headache Society (IHS). The International Classification of Headache Disorders, 3rd edition. Cephalalgia . 2018;38(1):1-211.
6. Dissanayake K.P, Wanniarachchi D.P, Ranawaka U.K. Case report of hypnic headache: a rare headache disorder with nocturnal symptoms. BMC Res Notes. 2017;10(1):318.
7. Silva-Néto R.P, Almeida K.J. Hypnic headache: a descriptive study of 25 new cases in Brazil. J Neurol Sci. 2014;338(1-2):166-168.
8. Martínez I.E, et al. Description of series of 10 patients with hypnic headache: discussion of the diagnostic criteria. Neurologia. 2015;30(4):195-200.
9. Tariq N, Estemalik E, Vij B, et al. Long-term outcomes and clinical characteristics of hypnic headache syndrome: 40 patients series from a tertiary referral center. Headache . 2016;56(4):717-724.
10. Holle D, Naegel S, Obermann M. Pathophysiology of hypnic headache. Cephalalgia. 2014;34(10):806-812.
11. Hypnic Headache. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala. Konsensus Nasional V Kelompok Studi Nyeri Kepala Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI).2018. hal: 68.
12. Holle D, Obermann M. Hypnic headache and caffeine. Expert Rev Neurother. 2012;12(9):1125-1132.
13. Holle D, Naegel S, Obermann M. Hypnic headache. Cephalalgia. 2013;33(16):1349-1357.
14. Holle D, Naegel S, Krebs S, et al. Clinical characteristics and therapeutic options in hypnic headache. Cephalalgia. 2010;30(12):1435-1442.
15. Moreira I, Mendonça T, Monteiro J.P, et al. Hypnic headache and basilar artery dolichoectasia. Neurologist. 2015;20(6):106-107.
16. Oliver S, Andreou A.P, Akerman S, et al. A potential nitrergic mechanism of action for indomethacin, but not of other COX inhibitors: relevance to indomethacin-sensitive headaches. The Journal of
Headache and Pain. 2010;11:477-483.
17. Bordini E.C, Bordini C.A, Woldeamanuel Y.W, et al. Indomethacin responsive headaches: exhaustive systematic review with pooled analysis and critical appraisal of 81 published clinical
studies. Headache. 2016;56(2):422-435.
18. Son B.C, Yang S.H, Hong J.T, et al. Occipital nerve stimulation for medically refractory hypnic headache. Neuromodulation. 2012;15(4):381-386.
19. Rehmann R, Tegenthoff M, Zimmer C, et al. Case report of an alleviation of pain symptoms in hypnic headache via greater occipital nerve block. Cephalalgia . 2017;37(10):998-1000.

Anda mungkin juga menyukai