Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN KOPERASI SYARIAH

Menurut data yang dimuat dalam situs sp.beritasatu.com, tercatat bahwa jumlah anggota Koerasi
Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah di Indonesia pada April 2012  sebanyak
232.558 orang, jumlah pinjaman yang disalurkan sebesar Rp1,64 triliun dengan total aset sebesar
Rp2,42 triliun.  Pada semester I tahun 2004 jumlah KJKS sebanyak 1.197 unit beranggotakan
136.710 orang dan memiliki aset Rp4,28 triliun, sedangkan UJKS Koperasi sebanyak 2.163 unit
beranggotakan 333.282 orang dan memiliki aset Rp1,16 triliun. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dari tahun 2012 sampai dengan 2014 jumlah KJKS dan UJKS mengalami kenaikan dan dapat
disimpulkan terus bertumbuh setiap tahunnya. Dengan begitu, harapannya jumlah angka KJKS
yang besar di Indonesia dapat membantu masyarakat, khususnya dalam hal pembiayaan. 
PRODUK/INSTRUMEN KOPERASI SYARIAH
a. Produk Pembiayaan:
1) Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
2) Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
3) Salam
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara
tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai.
4) Istishna
Istishna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan
dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang
telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir.
5) Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri.
b. Produk Jasa
1) Al- Wakalah
Al- Wakalah merupakan penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat. Atau, pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain
dalam hal-hal yang diwakilkan.

2) Al- Hawalah
Al- Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama, hal
ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal alaih, atau orang yang
berkewajiban membayar hutang.

3) Al- Kafalah
Al- Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang di
tanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang di jamin dengan berpegang pada
tanggungjawab orang lain sebagai penjamin.

4) Ar- Rahn
Ar- Rahn merupakan salah satu harta miik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang di tahan tersebut memiliki
nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil Kembali seluruh atau sebagian piutangnya.

5) Al- Qardhul Hasan


Al- Qardhul Hasan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana peminjam tidak berkewajiban
untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman dan biaya administrasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sp.beritasatu.com/ekonomidanbisnis/kementerian-koperasi-danukm-optimalkan-modernisasi-ksp-online/76419

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1314

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2011), h. 99

Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibn Rusyd, (Beirut: Bidayatul Mujtihad wa
Nihayatul Mustashid Darul-Qalam, 1988), vol. II, h. 216

Anda mungkin juga menyukai