Anda di halaman 1dari 26

KANKER ENDOMETRIUM

• Epidemiologi
• Klasifikasi dan histopatologi
• Faktor risiko
• Diagnosis
• Staging
• Manajemen
Epidemiologi
• Kanker organ reproduksi terbanyak ke dua
seluruh dunia (320.000 kasus baru per
tahun/5% kasus baru kanker wanita)
• RSCM  346 kasus (7,76 % kanker ginekologi)
Klasifikasi dan histopatologi
• Tipe 1: adenokarsinoma endometrioid  75%
kanker endometrium, paparan esterogen yang
tinggi, melibatkan berbagai perubahan genetik
(PTEN, KRAS, instabilitas mikrosatelit), dan
faktor hormonal.
• Tipe 2: clear cell dan serous papillary  lebih
agresif, berhubungan dengan mutasi p53,
sukar diidentifikasi pada stadium awal.
Faktor risiko
• Unopposed esterogen (PCOS, obesitas,
diabetes mellitus)
• SERM (terapi ca mammae)
• Usia (80% di atas 50 tahun)
• Merokok (menurunkan risiko tipe 1,
meningkatkan risiko tipe 2)
• Karakteristik reproduksi (nullipara, infertil)
• Genetik (lynch syndorme, cowden)
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan
histopatologi, secara umum melalui dilatasi
kuretase.
• Pasien rawat jalan dapat menjalani pemeriksaan
endometrial sampling (metode dengan
spesifisitas paling tinggi adalah Pipelle)
• Pertimbangan pemeriksaan histopatologi
dilakukan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Diagnosis
• USG transvaginal dapat digunakan sebagai
pemerikaan tambahan.
• Wanita pascamenopause
End line ≤ 5 mm  sen 90% dan spec 54%
End line ≤ 3 mm  sen 98% dan spec 35%
• Jika wanita pascamenopause dengan AUB
memiliki end line ≥ 4 mm  evaluasi lebih
lanjut (histeroskopi/dilatasi kuratase).
Diagnosis
• Kanker endometrium tipe 2 dapat terjadi pada
pasien dengan end line kurang dari 3 mm 
perdarahan persisten  evaluasi histologi
(endometrial sampling)
Staging
I Tumor terbatas pada korpus uterus
Ia Tanpa invasi miometrium atau invasi kurang dari setengah ketebalan miometrium
Ib Invasi miometrium setengah atau lebih damiomterium sama dengan atau lebih dari
setengah ketebalan miometrium

II Tumor menginvasi stroma serviks, namun tidak ke luar dari uterus b

III Tumor menyebar secara lokal dan atau regional


IIIA Tumor menginvasi tunika serosa uterus dan atau adneksa
IIIB Melibatkan vagina dan atau parametrium
IIIC Metastasis ke pelvis dan atau kelenjar getah bening paraaorta
IIIC1 Kelenjar getah bening pelvis positif
IIIC2 Kelenjar getah bening paraaorta dengan atau tanpa kelenjar getah bening pelvis positif

IV Tumor menginvasi kandung kemih dan atau mukosa saluran cerna dan atau
metastasis jauh
IVA Tumor menginvasi kandung kencing dan atau mukosa saluran cerna
IVB Metastasis jauh, termasuk metastasis intraabdomen dan atau kelenjar getah
bening inguinal
Manajemen
Pertimbangan manajemen konservatif pada pasien kanker endometrium
• Karsinoma endometrium dengan diferensiasi baik, grade 1
• Tidak ada invasi miometrium
• Tidak ada keterlibatan ekstrauterin (tidak ada tumor ovarium atau metastasis, tidak ada
keterlibatan kelenjar getah bening retroperitoneal yang mencurigakan)
• Metode penilaian yang direkomendasikan
• Dilatasi kuretase
• MRI dengan kontras
• Office hysteroscopy (optional)
• Status reseptor esterogen-progeteron, marker prognosis molekuler (misal p53)
• Staging laparoskopi (optional) atau evaluasi laparoskopi untukketerlibatan adneksa
• Pasien berkeinginan kuat untuk mempertahankan fertilitas
• Tidak ada kontraindikasi untuk terapi farmakologis
• Informed consent (pasien memahami bahwa terapi yang diberikan bukan terapi standar)
Manajemen
Pertimbangan manajemen konservatif pada pasien kanker endometrium
• Karsinoma endometrium dengan diferensiasi baik, grade 1
• Tidak ada invasi miometrium
• Tidak ada keterlibatan ekstrauterin (tidak ada tumor ovarium atau metastasis, tidak ada
keterlibatan kelenjar getah bening retroperitoneal yang mencurigakan)
• Metode penilaian yang direkomendasikan
• Dilatasi kuretase
• MRI dengan kontras
• Office hysteroscopy (optional)
• Status reseptor esterogen-progeteron, marker prognosis molekuler (misal p53)
• Staging laparoskopi (optional) atau evaluasi laparoskopi untukketerlibatan adneksa
• Pasien berkeinginan kuat untuk mempertahankan fertilitas
• Tidak ada kontraindikasi untuk terapi farmakologis
• Informed consent (pasien memahami bahwa terapi yang diberikan bukan terapi standar)
Manajemen
Pertimbangan manajemen konservatif pada pasien kanker endometrium
• Karsinoma endometrium dengan diferensiasi baik, grade 1
• Tidak ada invasi miometrium
• Tidak ada keterlibatan ekstrauterin (tidak ada tumor ovarium atau metastasis, tidak ada
keterlibatan kelenjar getah bening retroperitoneal yang mencurigakan)
• Metode penilaian yang direkomendasikan
• Dilatasi kuretase
• MRI dengan kontras
• Office hysteroscopy (optional)
• Status reseptor esterogen-progeteron, marker prognosis molekuler (misal p53)
• Staging laparoskopi (optional) atau evaluasi laparoskopi untukketerlibatan adneksa
• Pasien berkeinginan kuat untuk mempertahankan fertilitas
• Tidak ada kontraindikasi untuk terapi farmakologis
• Informed consent (pasien memahami bahwa terapi yang diberikan bukan terapi standar)
Manajemen
Pertimbangan manajemen konservatif pada pasien kanker endometrium
• Karsinoma endometrium dengan diferensiasi baik, grade 1
• Tidak ada invasi miometrium
• Tidak ada keterlibatan ekstrauterin (tidak ada tumor ovarium atau metastasis, tidak ada
keterlibatan kelenjar getah bening retroperitoneal yang mencurigakan)
• Metode penilaian yang direkomendasikan
• Dilatasi kuretase
• MRI dengan kontras
• Office hysteroscopy (optional)
• Status reseptor esterogen-progeteron, marker prognosis molekuler (misal p53)
• Staging laparoskopi (optional) atau evaluasi laparoskopi untukketerlibatan adneksa
• Pasien berkeinginan kuat untuk mempertahankan fertilitas
• Tidak ada kontraindikasi untuk terapi farmakologis
• Informed consent (pasien memahami bahwa terapi yang diberikan bukan terapi standar)
Manajemen
Pertimbangan manajemen konservatif pada pasien kanker endometrium
• Karsinoma endometrium dengan diferensiasi baik, grade 1
• Tidak ada invasi miometrium
• Tidak ada keterlibatan ekstrauterin (tidak ada tumor ovarium atau metastasis, tidak ada
keterlibatan kelenjar getah bening retroperitoneal yang mencurigakan)
• Metode penilaian yang direkomendasikan
• Dilatasi kuretase
• MRI dengan kontras
• Office hysteroscopy (optional)
• Status reseptor esterogen-progeteron, marker prognosis molekuler (misal p53)
• Staging laparoskopi (optional) atau evaluasi laparoskopi untukketerlibatan adneksa
• Pasien berkeinginan kuat untuk mempertahankan fertilitas
• Tidak ada kontraindikasi untuk terapi farmakologis
• Informed consent (pasien memahami bahwa terapi yang diberikan bukan terapi standar)
Manajemen
Pertimbangan manajemen konservatif pada pasien kanker endometrium
• Karsinoma endometrium dengan diferensiasi baik, grade 1
• Tidak ada invasi miometrium
• Tidak ada keterlibatan ekstrauterin (tidak ada tumor ovarium atau metastasis, tidak ada
keterlibatan kelenjar getah bening retroperitoneal yang mencurigakan)
• Metode penilaian yang direkomendasikan
• Dilatasi kuretase
• MRI dengan kontras
• Office hysteroscopy (optional)
• Status reseptor esterogen-progeteron, marker prognosis molekuler (misal p53)
• Staging laparoskopi (optional) atau evaluasi laparoskopi untukketerlibatan adneksa
• Pasien berkeinginan kuat untuk mempertahankan fertilitas
• Tidak ada kontraindikasi untuk terapi farmakologis
• Informed consent (pasien memahami bahwa terapi yang diberikan bukan terapi standar)
Manajemen
• Konservatif:
- Progestin: medroxyprogesterone acetate dan
megestrol acetate.
- Endometrial sampling setiap 3 bulan.
- Manajemen surgical definitif setelah tujuan
tercapai (melahirkan atau manajemen
konservatif gagal).
Manajemen
• Stadium 1
- Pengambilan sampel cairan peritoneum untuk pemeriksaan sitologi tidak lagi diwajibkan
untuk keperluan staging, kecuali pada pasien dengan histologi nonendemetrioid.
- Limfadenektomi merupakan bagian dari surgical staging pada kanker endometrium, namun
perannya dalam manajemen kanker endometrium stadium awal masih merupakan
kontroversi.
- Pasien dengan kanker terbatas pada endometrium merupakan kandidat yang baik untuk
dilakukan sentinel node maping, berkaitan dengan morbiditas yang lebih besar pada
limfadenektomi.
- Limfadenektomi yang adekuat belum memiliki standar yang disepakati, pendekatan terbaru
adalah limfadenektomi pelvik, limfadenektomi paraaorta hingga arteri mesentium inferior,
dan limfadenektomi paraaorta hingga pembuluh darah renal.
- Jumlah limfonodi juga merupakan penanda untuk evaluasi limfadenektomi yang adekuat.
- Penelitian retrospektif menunjukkan bahwa pengambilan 10 hingga 12 kelenjar limfe
meningkatkan angka harapan hidup pasien.
- Pasien dengan kanker endometrium risiko rendah tidak direkomendasikan untuk dilakukan
limfadenektomi.
- Pasien dengan risiko sedang dapat dilakukan limfadenektomi sebagai sarana untuk staging.
- Pasien dengan risiko tinggi direkomendasikan dilakukan limfadenektomi.
Manajemen
• Stadium 2
- Penatalaksanaan untuk pasien dengan stadium lanjut meliputi
operasi radikal diikuti dengan kombinasi radiasi, kemoterapi,
maupun agen terapi lainnya.
- Operasi histerektomi radikal untuk kanker endometrium stadium II
tidak memberikan keuntungan dibandingkan dengan histerektomi
simple, dan berkaitan dengan efek samping dan morbiditas
perioperatif.
- Operasi histerektomi radikal dapat dipertimbangkan jika terdapat
bukti yang jelas mengenai keterlibatan parametrium.
- Limfadenektomi tetap direkomendasikan untuk pasien dengan
kanker endometrium stadium II.
Manajemen
• Stadium 3 dan 4
- Pasien kanker endometrium dengan stadium
lanjut disarankan untuk dilakukan pembedahan
jika sitoreduksi optimal dapat dicapai atau
pembedahan paliatif juga dapat direncanakan
untuk mengatasi gejala spesifik.
- Eksenterasi dapat dipertimbangkan pada pasien
tertentu dengan tumor stadium lanjut dengan
penyebaran lokal atau rekurensi sentral.
Manajemen
• Low Stad I endometrioid, grade 1-2, invasi miometrium < 50%, LVSI
negative
• Intermediate Stad I endometrioid, grade 1-2, invasi miometrium
≥ 50%, LVSI negative
• High intermediate Stad I endometrioid, grade 3, invasi
miometrium < 50%, tanpa mempertimbangkan status LVSI
Stad I endometrioid, grade 1-2, LVSI positif, tanpa
mempertimbangkan kedalaman invasi
• High Stad I endometrioid, grade 3, invasi miometrium ≥ 50%,
tanpa mempertimbangkan status LVSI
Stadium II
Stadium III endometrioid, tanpa residu
Non endometrioid (karsinosarkoma, karsinoma serous, clear
cell, atau undiff)
• Advanced Stadium III dengan residu dan stadium IVA
• Metastatic Stadium IVB
Manajemen
• Low risk
- Pasien yang dinilai sebagai kanker
endometrium low risk tidak memperoleh
keuntungan dari terapi adjuvant.
- Hal ini berkaitan dengan risiko rekurensi
pasien pada kelompok ini untuk mengalami
rekurensi setelah terapi primer kurang dari
5%.39
Manajemen
• Intermediate risk
- Terapi adjuvant pada pasien kanker endometrium
intermediate risk dapat diberikan dua alternative.
Alternative pertama adalah pemberian adjuvant terapi
menggunakan brakhiterapi untuk menurunkan
rekurensi vagina.
- Terapi adjuvant pada pasien kanker endometrium
diberikan paling lambat 12 minggu pasca operasi.
- Alternatif ke dua adalah observasi, hal ini dapat
dilakukan terutama pada pasien di atas 60 tahun.
Manajemen
• High intermediate risk
- Rekomendasi terapi adjuvant untuk pasien kanker
endometrium high intermediate risk yang telah menjalani
surgical staging dengan kelenjar limfe negative adalah
brakhiterapi.
- Pasien yang menjalani operasi tanpa surgical staging
dengan LVSI positif dapat diberikan terapi adjuvant EBRT,
dan jika LVSI negative dengan histopatologi grade 3 dapat
diberikan brakhiterapi.
- Terapi sistemik sebagai terapi adjuvant masih belum jelas
memberikan keuntungan.
Manajemen
• High risk
- Pasien kanker endometrium high risk yang menjalani surgical
staging dan hasil kelenjar limfe bebas tumor direkomendaikan
untuk memperoleh terapi adjuvant EBRT untuk mencegah
rekurensi lokoregional.
- Terapi adjuvant brakhiterapi dapat dipertimbangkan untuk
mencegah rekurensi vagina.
- Pasien kanker endometrium high risk yang tidak menjalani surgical
staging direkomendasikan memperoleh terapi adjuvant EBRT.
- Kemoterapi dapat dipertimbangkan untuk dikombinasikan dengan
EBRT dengan harapan akan meningkatkan progression free
survival dan cancer specific survival.
Manajemen
• Stadium II
- Pasien kanker endometrium high risk stadium II yang telah
menjalani surgical staging dengan kelenjar limfe bebas
tumor direkomendasikan terapi adjuvant brakhiterapi, jika
hasil histopatologi grade 3 atau LVSI positif maka
direkomendasikan EBRT dikombinasi dengan brakhiterapi.
- Pasien yang tidak menjalani surgical staging
direkomendasikan EBRT dikombinasi dengan brakhiterapi,
dan jika hasil histopatologi grade 3 atau LVSI positif maka
dipertimbangkan pemberian kemoterapi.
Manajemen
• Stadium III
- Pasien kanker endometrium high risk stadium III
tanpa residu direkomendasikan untuk memperoleh
adjuvant terapi EBRT dan kemoterapi.
- Kemoterapi direkomendasikan untuk meningkatkan
progression free survival dan cancer specific survival.
- Pasien dengan kanker endometrium stadium IIIC2
direkomendasikan adjuvant terapi extended field
EBRT dan kemoterapi.

Anda mungkin juga menyukai