Anda di halaman 1dari 23

NEUROLOGI

KELOMPOK 3

1. EMA OKTAVIA SAE ( 19142010303)


2. KAROLINA YOKBARI (1814201071)
3. SHARON V. TUKIMIN (1814201076)
4. DENNYS BEATI ( 1814201198)
5. VILLIA KANI ( 1814201078)
6. YUNITA J. KASESIDE ( 1814201164)
7. IRA RIA DEREK ( 1814201166)
8. JOANDI KUKUS ( 1814201074)
9. SRI ANGELICA KOSASI (1814201088)
10.RESKY SUMOLANG (1814201170)
Anatomi Sistem Neurologi
1. NEURON (SEL SAR  NEURON (SEL SARAF) Merupakan unit anatomis dan
fungsional sistem persarafan. Struktur neuron
 Badan sel
 Dendrit (menghantarkan impuls menuju badan sel)
 Akson (neurit)
 Akson terminal
 Neuron sensoris (afferent ): menerima rangsang dari lingkungan sekitar
maupun dari tubuh
 Neuron motoris (efferent ): berfungsi mengontrol organ sasaran
2. Neurotransmitter
Neurotransmiter adalah zat kimia yg disintesis
dalam neuron dan disimpan dalam
gelembung/vesikel sinaptik pada ujung akson
(akson terminal/presinaptik). Fungsi:
membawa pesan antar sel neuron.
3. Otak
Otak terdiri dari beberapa bagian yaitu:

1. Proensefalon (otak depan) terdiri dari serebrum dan


diensefalonProensefalon (otak depan) terdiri dari serebrum
dan diensefalon
2. Mesensefalon (otak tengah)Mesensefalon (otak tengah)
3. Rhombensefalon (otak belakang) terdiri dari batang otak
(pons, medulaRhombensefalon (otak belakang) terdiri dari
batang otak (pons, medulaoblongata) dan
serebellumoblongata) dan serebellum
4. Sistem Saraf Perifer
Fungsi susunan saraf
1. Susunan Saraf Somatik
- Somatomotorik
- somatosensorik
2. Susunan Saraf Otonomik
- Simpatik
- parasimpatik

5. Sistem saraf pusat


Pada bagian otak dan sumsum yang merupakan penyusun sistem saraf pusat terdapat suatu
lapisan yang menyelubungi, lapisan tersebut disebut sebagai l ersebut disebut sebagai
lapisan meninges.
Fungsi Sistem Neurologi
SISTEM SARAF PUSAT DAN PERIFER
1. Sistem saraf pusat (SSP) adalah pusat pengolahan untuksistem saraf. Menerima
informasi dari dan mengirimkan informasi ke sistem saraf perifer. Dua organ utama
Sistem saraf pusat adalah otak d organ utama Sistem saraf pusat adalah otak dan sums
an sumsum tulang belakang. Otak um tulang belakang. Otak memproses dan
menafsirkan informasi sensorik yang dikirim dari sumsum tulang  belakang.

2. Sistem Saraf Tepi (Sistem Saraf Perifer) Memiliki fungsi untuk memberikan informasi
mulai dari pusat pengatur dan ke pagian pusat pengatur. Sistem saraf tepi tersusun oleh
jutaan bahkan milyaran sel sarah yang akan membawa rangsangan ke sistem saraf
pusat.
PENGKAJIAN KLINIS NEUROLOGI
1. Anamnesis
- Umum
1. Data Statistik
2. Keluhan utama & riwayat perjalanan
penyakit.
3. Riwayat Penyakit terdahulu
4. Riwayat Penyakit dalam keluarga
5. Kebiasaan dan Gizi
- Khusus
1. Epilepsi
2. Nyeri Kepala
3. Nyeri
2. Pemeriksaan Neurologis
- Pemeriksaan Kesadaran
Dinilai dengan GLASGOW COMA SCALE (GCS)
1) Kemampuan membuka mata (Eye Response)
SKOR
Spontan 4
Atas Perintah 3
Dengan Rangsangan Nyeri 2
Tidak Bereaksi 1
2) Kemampuan Motorik (Motoric Response)
SKOR
Mengikuti Perintah 6
Dapat Melokalisasi Tempat 5
Reaksi Menghindar 4
Fleksi Abnormal (Dekortikasi) 3
Ekstensi Abnormal (Deserebrasi) 2
Tidak Bereaksi 1
3) Kemampuan Verbal (Verbal Response)
SKOR
Orientasi Baik 5
Jawaban Kacau 4
Kata-kata tak berarti 3
Merintih, Mengerang 2
Tidak Bereaksi 1

INTERPRETASI :
GCS = E4 M6 V5 (Compos Mentis)
GCS = E1 M1 V1 (Coma Dalam)
GCS = ≤ 7 ( Coma)
GCS = E4 M6 V- (Afasia Motorik)
GCS = E4 M1 V1 (Coma Vigil)
3. Pemeriksaan Tanda Rangsang Selaput Otak
- KAKU KUDUK
Cara : Penderita telentang, rotasikan kepala ke kiri dan kekanan lalu fleksikan
kepala sehingga dagu menyentuh bagian atas dada
Penilaian : (+) → kekakuan & tahanan p.w.fleksi, rotasi kepala
- KERNIG’S SIGN
Cara : telentang, fleksi panggul → ekstensikan sendi lutut sejauh mungkin
tanpa rasa nyeri.
Penilaian : (+) → ekstensi sendi lutut tak capai < 135°, nyeri, spasme otot
paha.
- BRUDZINSKI I
Cara : telentang, tangan kiri pemeriksa dibawah kepala, kanan didada→
fleksikan kepala dengan cepat sejauh mungkin ke dada.
Penilaian : fleksi involunter (+) kedua kaki.
- BRUDZINSKI II
Cara : telentang, fleksi pasif coxae (kernig)
Penilaian : (+) → terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.
4. Pemeriksaan Saraf Kranial (Saraf-Saraf Otak)
- NERVUS OLFAKTORIUS (NI)
Cara : lubang kiri hidung ditutup, lubang kanan disuruh mencium salah satu zat,
kedua mata pasien ditutup.
Penilaian : Normosmo, Hiposmi – Anosmi
- NERVUS OPTIKUS (N II)
Pemeriksaan Terdiri dari :
1. Ketajaman Penglihatan (Visual Acuity)
2. Lapang Penglihatan (Visual Field
3. Funduskopi
- NERVUS OKULOMOTORIUS, NERVUS TROKHLEARIS & NERVUS
ABDUSENS (N III, IV, & VI)
Pemeriksaan Terdiri dari :
1. Celah kelopak mata
2. Pupil
3. Gerakan Bola Mats
- NERVUS TRIGEMINUS (N V)
Terdiri dari :
1. Saraf sensorik u/ wajah
2. Saraf motorik u/ otot pengunyah
- NERVUS FASIALIS (N VII)
Gabungan dari :
1. Saraf Motorik u/ wajah
2. Saraf sensorik u/ 2/3 lidah bag.depan + telinga luar
3. Saraf sekretif : gld sublingual, submaksiler & lakrimalis.
- NERVUS AKUSTIKUS (N VIII)
Terdiri dari :
1. N. Koklearis u/ pendengaran
2. N. Vestibularis u/ keseimbangan
- NERVUS GLOSFARINGUES (N IX)
Terdiri dari :
1. Saraf motorik : u/ m.stilofaringeus
2. Saraf Sensorik : u/ liang telinga tengah/ tuba pengecap 1/3 lidah belakang.
- NERVUS VAGUS (N X)
Terdiri dari : Saraf Motorik, dan Saraf sensorik
- NERVUS ASESORIUS (N XI)
Cara : suruh pasien menengok ke satu sisi melawan tangan pemeriksa→ palpasi sisi lain,
dan test angkat bahu
- NERVUS HIPOGLOSUS (N XII)
Saraf motorik u/ ekstrinsik + intrinsik lidah
5. Pemeriksaan Sistem Motorik
- BENTUK OTOT
Normal, hipertrofi atau hipotrofi ada tidaknya fasikulasi
- TONUS OTOT
1. Pasien baring rileks, perhatiannya dialihkan→ pemeriksa mengangkat lengan
pasien ( flexi pada siku/ tangan secara pasif) → jatuhkan lengan tersebut.
2. Lakukan hal yang sama untuk kaki
3. Lakukan u/ ekstrimitas kiri dan kanan
Penilaian : ↑ = hipertoni, spastik,
↓ = hipotoni, flaksid
N = Normal
- KEKUATAN OTOT
Kekuatan otot dinilai dalam derajat :
5 = Normal’
4 = Mampu lawan gravitasi & tahanan ringan
3 = Mampu lawan gravitasi & tidak tahanan ringan
2 = Gerakan di sendi, tak mampu melawan gravitasi
1 = Gerakan (- ), kontraksi otot terasa atau teraba
0 = Tak ada kontraksi sama sekali
- CARA BERDIRI DAN BERJALAN
• Pasien masuk ruangan → dapat di observasi
• Pasien diminta berdiri, jongkok dan berdiri
• Berdiri di atas tumit, di atas jari-jari kaki
• Lakukan test Romberg

- GERAKAN SPONTAN ABNORMAL


Seperti : Tremor, korea, atetosis, balisme
6. Pemeriksaan Sistem Refleks
Pembagian : - Refleks Fisiolgis : Ref. TENDON,
PERMUKAAN
- Refleks Pathologis

Cara Menimbulkan Refleks


1. Relaksasi Sempurna
2. Ketegangan Optimal
3. Rangsangan Yang Cukup
4. Penguatan Refleks – Cara Jendrassik

Penilaian Refleks :
- Kecepatan Kontraksi & Relaksasinya
- Kekuatan Kontraksi
- Derajat Pemendekan Otot

Nilai Refleks : 0, ±, normal = +, ++


7. Pemeriksaan Sistem Sensibilitas
Sensibilitas terdiri dari
1. Sensibilitas permukaan (exteroceptif) : rasa raba, halus, nyeri, suhu.
2. Sensibilitas dalam (proprioceptif) : rasa sikap, getar nyeri dalam (dari struktur
otot, ligamen, fasia & tulang)
3. Fungsi Kortikal u/ sensibilitas : stereognosis, pengenalan 2 titik, pengenalan bentuk
rabaan.
Syarat Pemeriksaan :
1. Pasien harus sadar, cukup kooperatif, cakup intelegen
2. Terangkan kepada pasien maksud, cara & respons yang diharapkan
3. Dilakukan secara rileks, tidak melelahkan pasien

Pemeriksaan Secara Umum


4. Pasien ada kelainan sensibilitas → teliti, menyeluruh
5. Pertimbangkan riwayat penyakit, keluhan utama
6. Lakukan secara randon
7. Sekali-kali periksa topognosis.
Pemeriksaan Secara Khusus
1. Sensibilitas permukaan
a. rasa raba : dengan kapas yg digulung memanjang
b. rasa nyeri : dgn jarum pentul
c. rasa suhu : 2 buah botol berisi air dingin (10°C) dan air panas ( t =
43°C)
2. Sesibilitas dalam
a. rasa sikap
b. rasa getar
c. rasa nyeri dalam
3. Fungsi kortikal u/ sensibilitas
a. stereognosis : mengenal bentuk + ukuran benda yang diraba tanpa melihat
b. pengenalan 2 titik atau test jangka
c. mengenal bentuk rabaan
8. Pemeriksaan Koordinasi
Test Koordinasi :
1. Observasi
2. Test hidung – jari – hidung
3. Test jari – hidung
4. Test pronasi – supinasi
5. Test tumit – lutut
9. Pemeriksaan Saraf Otonom
Terdiri dari :
1. Pemeriksaan Perubahan Ortostatik pada tekanan darah
dan denyut jantung.
2. Pemeriksaan Tonus Vagal Jantung
3. Pemeriksaan Fungsi Kandung Kemih
4. Pemeriksaan Produksi Air mata
5. Pemeriksaan Refleks Visual
6. Fungsi seksual
7. Pemeriksaan Fungsi Berkeringat
PROSEDUR DIAGNOSTIK
1. CT Scan
2. MRI
3. Angiografi
4. EKG
5. Transkranial Doppler Sonografi
6. Funsi Lumbal
PENYAKIT ATAU GANGGUAN DALAM
SISTEM NEUROLOGI

1. Meningitis
2. Stroke
3. Epilepsi
4. Multiple Sclerosis
5. Bell’s Palsy
MANAJEMEN TERAPEUTIK

1. Tingkatkan frekuensi pemantauan neurologis, jika perlu


2. Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan
intrakranial
3. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
4. Dokumentasikan hasil pemantauan
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai