Anda di halaman 1dari 22

OTITIS MEDIA

AKUT DAN
KRONIK
Kelompok
5
Endri Teguh Pratama (1901110577)
Retriva Ayuningtyas (1901110587)

2
OTITIS MEDIA
AKUT
Pengertian
◉ Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
◉ Otitis media akut ialah peradangan telinga tengah yang mengenai
sebagian atau seluruh periosteum dan terjadi dalam waktu kurang
dari 3 minggu.
◉ Otitis Media Akut (OMA) dengan perforasi membran timpani dapat
menjadi otitis media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih
dari 2 bulan.

4
Etiologi
Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama
dari otitis media. Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba
eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam
telinga tengah terganggu juga.
Bakteri penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti :
1. Streptococcus hemoliticus,
2. Haemophilus Influenzae (27%),
3. Staphylococcus aureus (2%),
4. Streptococcus Pneumoniae (38%),
5. Pneumococcus.

5
Patofisiologi

6
Klasifikasi dan Stadium Otitis

◉ Stadium Oklusi Tuba Eustachius


◉ Stadium Hiperemis (Presupurasi)
◉ Stadium Supurasi
◉ Stadium Perforasi
◉ Stadium Resolusi

7
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari OMA tergantung pada stadium Stadium Supurasi
penyakit dan umur klien. ◉ Keluar sekret dari telinga
Stadium Hiperemi ◉ Nyeri berkurang karena terbentuk drainase akibat
◉ Nyeri dan rasa penuh dalam telinga karena membran timpani ruptur
tertutupnya tuba eustachius yang mengalami ◉ Demam berkurang
hiperemi dan edema
◉ Gangguan pendengaran bertambah karena terjadi
◉ Demam gangguan mekanisme konduksi udara dalam telinga
◉ Pendengaran biasanya masih normal tengah
Stadium Oklusi
◉ Nyeri dan demam bertambah hebat Stadium Koalesen
◉ Pada anak : panas tinggi disertai muntah, kejang, dan Nyeri tekan pada daerah mastoid, dan akan terasa
meningismus berat pada malam hari
◉ Pendengaran mulai berkurang Stadium Resolusi
Pendengaran membaik atau kembali normal

8
Komplikasi

● Meningitis
● Abses subdural
● Abses ekstradural
● Trombosis sinus lateralis
● Abses otak
● Hidrosefalus otitis
● Kehilangan pendengaran permanen bila OMA tetap
tidak ditangani

9
Pemeriksaan Diagnostik

◉ Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang


penuh, bengkak dan tidak tembus cahaya dengan kerusakan
mobilitas.
◉ Kultur cairan melalui mambran timpani yang pecah untuk
mengetahui organisme penyebab.
◉ Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan
membrane timpani

10
Penatalaksanaan
Terapi OMA tergantung pada stadiumnya. Pengobatan pada stadium awal
ditujukan untuk mengobati infeksi saluran nafas, dengan pemberian
antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik.
◉ Pada stadium oklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali
tuba eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan
fisiologik untuk anak <12 thn dan HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik
untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa.. selain itu, sumber infeksi
juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.

11
◉ Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Bila
membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotik
yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan
kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan
penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal
selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40
mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.
◉ Pengobatan stadium supurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan
miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu, analgesik juga perlu
diberikan agar nyeri dapat berkurang.

12
◉ Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta
antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi
akan menutup sendiri dalam 7-10 hari.
◉ Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada keadaan ini dapat
dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret diduga telah
terjadi mastoiditis.

13
OTITIS MEDIA
KRONIK
Pengertian

◉ Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) ialah infeksi kronis di


telinga tengah denganperforasi membran timpani dan
keluarnya sekret dari telinga tengah secaraterus menerus atau
hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening, atau
berupa nanah. Biasanya disertai gangguan pendengaran.

15
Etiologi

◉ Organisme yang menjadi penyebab pada OMSK sebagian


besar merupakan patogen yang bersifat oppurtunistik,
terutama Pseudomonas aeruginosa. Di sebagian besar negara,
penelitian menunjukkan bahwa P. aeruginosa merupakan
organisme predominan dan terkait dengan kira-kira 20%-50%
kasus OMSK. Staphylococcus aureus juga umumnya dapat
disolasikan dari sampel yang dikultur.. OMSK juga terkait
dengan H. influenzae (22%) dan S. pneumoniae paling jarang
terdapat dalam hasil kultur (3%).

16
Manifestasi Klinis

◉ Telinga Berair (Otorrhoe)


◉ Gangguan Pendengaran
◉ Otalgia (Nyeri Telinga)
◉ Vertigo

17
Komplikasi
◉ Komplikasi OMK terbagi ◉ Abses subperiosteal
atas: ◉ Komplikasi Intrakranial
◉ Komplikasi ◉ Abses otak
Intratemporal ◉ Tromboflebitis
◉ Perforasi membran
timpani ◉ Hidrocepalus otikus
◉ Mastoiditis akut ◉ Empiema subdural/
◉ Parese nervus fasialis ekstradural
◉ Labrinitis
◉ Petrositis
◉ Komplikasi
Ekstratemporal

18
Pemeriksaan Klinis

◉ Pemeriksaan audiometri
◉ Pemeriksaan radiologi
◉ Bakteriologi

19
Penatalaksanaan

OMK Benigna :
■ Konservatif
■ Operatif
OMK Maligna :
Umumnya dilakukan pembedahan yaitu mastoidektomi radikal. Bila ada
komplikasi abses retroaurikuler dan penderita jauh dari rumah sakit, maka
harus dilakukan insisi sementara untuk drainage.

20
ASUHAN
KEPERAWATAN
TERIMAKASI
H
Apa ada pertanyaan ?

22

Anda mungkin juga menyukai