Anda di halaman 1dari 46

KONSEP KELUARGA

Ns. Desak Putu Risna Dewi, S.Kep., M.Kes


POKOK BAHASAN
1.Pentingnya membina 4. Nilai-nilai keluarga
kesehatan keluarga 5. Tahap Perkembangan Keluarga
 Keluarga sebagai pasien  keluarga pasangan baru
 Keluarga melahirkan anak pertama
 Keluarga sebagai sistem
 Keluarga dengan anak pra sekolah
 Keluarga dengan anak sekolah
2. Tipe Keluarga  Keluarga dengan anak remaja
 Keluarga Tradisional  Keuarga melepas anaka dewasa
muda
 Keluarga non Tradisional
 Kluarga dengan anak usia
pertengahan
 Keluarga dengan usia lanjut
3. Struktur Keluarga
DEFINISI KELUARGA

Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang
yang hidup bersama, mempunyai hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, tinggal bersama dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan
bersama, mempunyai generasi penerus, saling pengertian dan saling
menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010)

sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan


kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan
social dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola
interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.
(Friedman, 1998)
KESIMPULAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua
orang atau lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang
tinggal di satu tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain,
mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu
kebudayaan.
CIRI-CIRI KELUARGA

a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang


di kutip dari (Setiadi, 2008)

Keluarga merupakan hubungan perkawinan


Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang
berkaitan dengan hubungan perkawinan yang
senganja dibentuk atau dipelihara.
Keluarga mempunyai suatu system tata nama
(Nomen Clatur) termasuk perhitungan garis
keturunan.
Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang
dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan
dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
Keluarga merupakan tempat tingggal bersama,
rumah atau rumah tangga.
b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008)

Mempunyai ikatan yang


sangat erat dengan dilandasi
semangat gotong royong.

Dijiwai oleh nilai kebudayaan


ketimuran.

Umumnya dipimpim oleh


suami meskipun proses
pemutusan dilakukan secara
musyawarah.
FUNGSI KELUARGA

Fungsi • Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi


internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan
keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
Afektif kebutuhan psikososial

Fungsi • Sosialisasi adalah proses perkembangan dan


perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan
interaksi sosial dan belajar berperan dalam
Sosialisasi lingkungan sosial

Fungsi
Reproduk • Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia

si
FUNGSI KELUARGA

• Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk


Fungsi memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga
seperti memenuhi kebutuhan akan makanan,
Ekonomi pakaian, dan tempat tinggal

Fungsi • Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk


melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu
Perawatan untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
Kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit
TUGAS KELUARGA
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)
4 PENDEKATAN DALAM
KEPERAWATAN KELUARGA

1. Keluarga Sebagai Kontek (Family as Context)


2. Keluarga sebagai klien (Family as Client)
3. Keluarga sebagai sistem (Family as System)
4. Keluarga Sebagai Komponen sosial
Keluarga sebagai Kontek (Family as
Context)
Karakteristik Pendekatan :
1. Individu ditempatkan pada
fokus pertama sedangkan
keluarga kedua
2. Fokus pelayanan
keperawatan : individu
3. Individu/anggota keluarga
akan dikaji dan
diintervensi
4. Keluarga akan dilibatkan
dalam berbagai
kesempatan
Keluarga Sebagai Klien (Family as Client)
Perhatian utama pada
keluarga sedangkan
individu kedua
Keluarga dilihat sebagai
penjumlahan individu-
individu anggota keluarga
Perhatian dikonsentrasikan
pada bagaimana kesehatan
individu berdampak secara
keseluruhan pada keluarga
Keluarga Sebagai Sistem
1. Fokus pada keluarga sebagai
klien dan keluarga adalah
sistem yang berinteraksi
2. Pendekatan pada individu
sebagai anggota keluarga
dan keluarga secara
bersamaan
3. Interaksi antara anggota
keluarga menjadi target
intervensi keperawatan
(seperti hubungan orangtua
dan anak, antara hirarki
orangtua)
KELUARGA SEBAGAI SISTEM
1. Masukan (input) terdiri atas:
 anggota keluarga,
 fungsi keluarga,
 aturan dari keluarga (masyarakat) sekitar (luas),
 budaya,
 agama, dan
 sebagainya.
2. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam
melaksanakan fungsi keluarga.
3. Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku
keluarga yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku
sebagai warga negara, dan lain-lain d.
4. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses
yang berasal dari keluaran.
KARAKTERISTIK KELUARGA SEBAGAI
SISTEM
1. Pola komunikasi keluarga 2. Aturan keluarga

 Sistem terbuka : pola Sistem terbuka: hasil


komunikasi dilakukan secara musyawarah, tidak ketinggalan
langsung, jelas, spesifik, tulus, zaman, berubah sesuai
jujur dan tanpa hambatan. kebutuhan keluarga, dan bebas
mengeluarkan pendapat.
 Sedangkan pola komunikasi
seitem tertutup : tidak Sitem tertutup: ditentukan tanpa
langsung, tidak jelas, tidak musyawarah tidak sesuai
spesifik, tidak selaras, saling perkembangan zaman, mengikat,
menyalahkan, kacau dan tidak sesuai kebutuhan dan
membingungkan. pendapat terbatas.
3. Perilaku anggota keluarga

Sistem terbuka: sesuai dengan kemampuan keluarga


memiliki kesiapan, mampu  berkembang sesuai kondisi.
Harga diri:percaya diri, mengikat, dan mampu
mengembangkan dirinya.  

Sistem tertutup: memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap


(selalu bergantung), tidak berkembang, harga diri: kurang
percaya diri, ragu-ragu, dan kurang dapat dukungan untuk
mengembangkan.
TIPE KELUARGA
Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe
keluarga yaitu :
1. Tipe Keluarga Tradisional
 Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
 Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya
 Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
 “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
 “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya
seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a. The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.

b. The Stepparent Family


Keluarga dengan orang tua tiri.

c. Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan
melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.
Tipe Keluarga Non Tradisional
d. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
e. Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri
(marital partners).
f. Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas an
tertentu.
g. Group-Marriage Family
 Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama yang saling
merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

h. Group Network Family


Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan satu
sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

j. Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k. Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
STRUKTUR KELUARGA
a. Pola dan proses komunikasi

1) Pola Interaksi Keluarga


a). bersifat terbuka dan jujur.
b). selalu menyelesaikan konflik keluarga.
c). berfikiran positif.
d). tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

2) Karakteristik Komunikasi Keluarga Berfungsi Untuk:


a) Karakteristik Pengirim
yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan
berkualitas, selalu meminta dan menerima
b) Karakteristik Penerima
Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi
b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan.
Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami,
istri, anak dan sebagainya.
Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh
masing-masing individu dengan baik.
Pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala keluarga, sebaagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya

Mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-


naknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga

Melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan


tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan
spiritual
c. Struktur Kekuatan
1). Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa
dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol
tingkah laku anggota keluarga yang lain.

 2). Referent power


Kekuasan yang dimiliki orang-orang tertentu terhadap orang lain
karena identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif
seorang anak dengan orang tua (role mode).
3). Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima
oleh seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena
kepatuhan seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.

4). Coercive power


Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum
dengan paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.

5). Affectif power


Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan
atau tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya
hubungan seksual pasangan suami istri.
 
STRUKTUR KELUARGA
A. DOMINASI JALUR HUBUNGAN DARAH:
1. PATRILINEAL:
 Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui
jalur garis keturunan ayah
 Suku-suku di Indonesia pada aumumnya
menggunakan struktur keluarga patrilineal
2. Matrilineal
 Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui
jalur garis keturunan Ibu
 Contoh : suku Padang
B. DOMINASI KEBERADAAN TEMPAT
1. Patrilokal
Keberadaan tempat
tinggal satu keluarga
yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari
pihak suami
2. Matrilokal
Keberadaan tempat
tinggal satu keluarga
yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari
pihak istri
C. DOMINASI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
1. PATRIAKAL
Dominasi pengambilan keputusan ada
pada pihak suami

2. MATRIAKAL
Dominasi pengambilan keputusan ada
pada pihak istri
D. KELUARGA KAWINAN

Hubungan suami-istri sebagai dasar


bagi pembinaan keluarga
Bebrapa sanak saudara yang menjadi
bagian dari keluarga
Karena ada hubungan dengan
suami/istri
NILAI
&
TAHAP PERKEMBANGAN
KELUARGA
NILAI-NILAI KELUARGA

 Nilai keluarga merupakan suatu sistem, sikap


dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu
budaya.
 Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman
bagi perkembangan norma dan peraturan yang
terdapat dalam keluarga (Muwarni, 2007)
Variabel Utama Yang Mempengaruhi Sistem Nilai
Keluarga

1. Kelas sosial
2. Budaya
3. Latar belakang agama
4. Tingkat alkulturasi dengan kebudayaan yang dominan
5. Tahap perkembangan
6. Idiosinkrasi (keadaantidak normal / tidak sesuai)
keluarga dan pribadi
PERUBAHAN NILAI PADA KELUARGA
1. Berkembangnya kebudayaan materi
2. Tingkat penemuan dan inovasi teknologi
3. Perbaikan fasilitas transportasi dan komunikasi
4. Meluasnya industrialisasi
5. Urbanisasi
NILAI-NILAI KELUARGA

NILAI suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau

tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya

Norma Perilaku yang baik, menurut masyarakat


berdasarkan sistem nilai dalam keluarga

Budaya Kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan

ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah


KONFLIK NILAI
Bermacam – ●
Dalam masyarakat kebanyakan masih berpegang teguh pada
nilai dan norma yang tradisisonal namun sebagian individu dan
Macam Nilai kelompok yang lain tidak dapat menerima dan lebih memilih
Sosial seperangkat nilai dan norma yang baru

Konflik Nilai Kultural ●


saat terjadi ketimpangan dalam nilai yang dianut oleh keluarga
dan masyarakat dapat menimbulkan konflik nilai, yang mana
Antara Klutur Dominan meningkatkan stres dalam keluarga sebagai sebuah system
Dan Subkultural dan secara negative mempengaruhi anggota keluarga

Konflik Nilai Keluarga terdiri dari individu dari beberapa generasi,


setiap generasi membawa nilai yang dibawa oleh


Antara Generasi generasinya masing – masing kedalam keluarga.
TAHAP PEREMBANGAN
KELUARGA
1. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

 Membina hubungan intim yang memuaskan.


 Menetapkan tujuan bersama.
 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
 Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
 Persiapan menjadi orang tua.
 Memehami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
2. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957)
dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah
selebihnya bermasalah dalam hal :

Suami merasa diabaikan.


Peningkatan perselisihan dan argument.
Interupsi dalam jadwal kontinu.
Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun
Tugas perkembangan keluarga Keluarga
dengan anak pertama adalah :

1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan


kegiatan).
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap
bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Konseling KB post partum 6 minggu.
6. Menata ruang untuk anak.
7. Biaya / dana Child Bearing.
8. Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
 
3. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah

 Tugas perkembangannya 1. Pemenuhan kebutuhan


anggota keluarga.
adalah menyesuaikan
2. Membantu anak bersosialisasi.
pada kebutuhan pada anak 3. Beradaptasi dengan anak baru
pra sekolah (sesuai lahir, anakl yang lain juga
dengan tumbuh kembang, terpenuhi.
proses belajar dan kotak 4. Mempertahankan hubungan di
dalam maupun di luar
sosial) dan merencanakan keluarga.
kelahiran berikutnya. 5. Pembagian waktu, individu,
pasangan dan anak.
6. Merencanakan kegiatan dan
waktu stimulasi tumbuh dan
kembang anak.
4. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6
– 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan
lebih luas.

2. Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.

3. Menyediakan aktivitas untuk anak.

4. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.

5. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan


anggota keluarga.
5. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).

1. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang


dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa
muda dan mulai memiliki otonomi).

2. Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari


perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

3. Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

4. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga


untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
6. Keluarga dengan Anak Dewasa
(anak 1 meninggalkan rumah).

Tugas perkembangan keluarga 1. Memperluas keluarga inti menjadi


keluarga besar.
mempersiapkan anak untuk 2. Mempertahankan keintiman.
hidup mandiri dan menerima 3. Menbantu anak untuk mandiri sebagai
kepergian anaknya, menata keluarga baru di masyarakat.
4. Mempersiapkan anak untuk hidup
kembali fasilitas dan sumber mandiri dan menerima kepergian
yang ada dalam keluarga, anaknya.
berperan sebagai suami istri, 5. Menata kembali fasilitas dan sumber
yang ada pada keluarga.
kakek dan nenek 6. Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7. Menciptakan lingkungan rumah yang
dapat menjadi contoh bagi anak –
anaknya.
7. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
1. Mempunyai lebih banyak waktu dan
kebebasan dalam mengolah minat
social dan waktu santai.

2. Memuluhkan hubungan antara generasi


muda tua.

3. Keakraban dengan pasangan.

4. Memelihara hubungan/kontak dengan


anak dan keluarga.

5. Persiapan masa tua/ pension.


8. Keluarga Lanjut Usia.

1. Penyesuaian tahap masa


pensiun dengan cara
merubah cara hidup.
2. Menerima kematian
pasangan, kawan dan
mempersiapkan kematian.
3. Mempertahankan keakraban
pasangan dan saling
merawat.
4. Melakukan life review masa
lalu

Anda mungkin juga menyukai