KANKER PAYUDARA
Pembimbing:
dr. Tarmizi Sp.B
Disusun oleh:
Khemal Mubaraq 2008320012
Raychan Fahira 2008320016
Budi Subhana Maulana Ibrahim Tambunan 2008320017
Sabrina Budiarti 2008320024
Cut Nyak Nahda 2008320025
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN BEDAH RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2021
Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, kanker payudara menemp
ati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. menurut data Histopatolog
ik ; Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAP
I) dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI)). Diperkirakan angka kejadiannya di Indones
BAB 1
ia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika adalah sekitar 92/100.000 wanita
PENDAHULUAN
dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18 % dari kematian yang
dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada laki - laki dengan frekuen
si sekitar 1 %.Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yan
g lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Embriologi
Selama bulan kedua kehamilan, dua berkas lapisan tebal ectoderm muncul pada dinding depan tubuh terbentang
dari aksila ke lipat paha. Dua berkas ini adalah milk line dan melambangkan jaringan kelenjar mamma yang
potensial . Pada manusia, hanya bagian pectoral dari berkasi ini yang akan menetap dan akhirnya berkembang
menjadi kelenjar mamma dewasa. Kadang-kadang, jaringan payudara yang tersisa atau bahkan fungsional dapat
muncul dari bagian lain dari milk line.
a. Milk line dari embrio mamalia secara umum, kelanjar mamma terbentuk sepanjang garis ini. B. Tempat
umum terbentuknya kelenjar mamma atau supernumerary nipples pada manusia.
Anatomi Payudara
Payudara dewasa masing-masing terletak di torak depan dengan dasarnya terletak dari kira-kira iga kedua sampai
iga keenam. Medial payudara mencapai pinggir sternum dan dilateral setentang garis mid aksilaris dan meluas
keatas ke aksila melalui suatu ekor aksila berbentuk piramid. Payudara terletak diatas lapisan fasia otot pektoralis
mayor pada dua pertiga superomedial dan sepertiga lateral bawah otot seratus anterior.Pada 15 % kasus jaringan
payudara meluas kebawah garis tepi iga dan 2 % melewati pinggir anterior otot latissimus dorsi. Payudara yang
asimetri sering dijumpai diantara wanita normal dan penderita tidak begitu menyadarinya atau mungkin
menerimanya sebagai variasi normal. Separoh wanita mempunyai perbedaan volume 10 % antara 2 payudara kiri
dan kanan dan seperempatnya dengan perbedaan 20 %. Payudara kiri selalu lebih besar dibanding yang sebelah
kanan.
PATOGENESIS
Karsinogen :
3 golongan karsinogen kimiawi :
• Direct acting carcinogen. Bahan ini sangat aktif dan secara langsung dapat menimbulkan kanker. Contoh : Melphalan, benzylchlorida.
• Pro-carcinogen. Bahan ini tidak secara langsung menimbulkan kanker. Bahan ini harus dimetabolisasi dulu oleh enzim2 tubuh.
Metabolisme pro-karsinogen itu meliputi reaksi detoksifikasi, epoksidasi, hydroksilasi. Contoh : Polycyclic aromatic hydrocarbon,
aromatic amine, nitrosamine.
• Co-carcinogen. Bahan ini tidak atau hanya sedikit sekali mempunyai aktifitas karsinogenesis, tapi dapat memperbesar reaktivitas direct
acting carcinogen atau pro-carcinogen.
Virus
Radiasi • virus DNA :
• Karena radiasi mungkin timbul Virus DNA dapat bergabung dengan DNA
penderita dan mengubah transkripsi atau
malformasi sel, gangguan mitosis, translasi genetik pada gen sehingga sifat
mutasi gen. Ini semua mengakibatkan sel berubah.
Virus RNA
timbulnya sel liar yaitu sel kanker Virus tipe A
yang pertumbuhannya tak terkendalikan Virus tipe B : Virus tumor mamma
Virus tipe C : Virus sarkoma dan
lagi. leukimia
• Radiasi ini umumnya menimbulkan Virus Gross
Virus Friend
kanker kulit, darah, paru. Puncak Virus Moloney
insiden leukimia terjadi 6-8 tahun. Virus RNA mempunyai enzim reverse
transkriptase yang dapat menyisipkan
Masa inkubasi untuk kanker mamma informasi genetika ke dalam gen. Enzim
dan paru selama 12-18 tahun. ini menyebabkan DNA dapat
menggunakan virus RNA itu sebagai
acuan untuk membuat copy DNA pada
replikasi sel.
Hormon
Hormon menimbulkan kanker hanya pada beberapa organ saja yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon
seperti payudara, uterus dan prostat. Kanker diduga timbul karena ada gangguan keseimbangan hormonal. Estrone
dan estradiol dianggap sebagai karsinogen dan estriol sebagai anti karsinogen.
• Estrogen : Menimbulkan kanker mamma, endometrium
• Testoteron : Menimbulkan kanker prostat
Ada 3 tahap proses karsinogenesis :
1. Inisiasi
• Tahap pertama ialah permulaan dimana sel normal berubah jadi pre-maligna. Pada tahap inisiasi karsinogen bereaksi dengan DNA
menyebabkan amplifikasi gen dan produksi copy multipel gen.
• Proses inisiasi ini :
• Karsinogen yang merupakan initiator adalah mutagen
• Cukup terkena sekali paparan karsinogen
• Keadaan ini permanen dan ireversibel
• Proses tidak mengubah ekspresi gen
2. Promosi
• Promotor adalah zat non mutagen tapi dapat menaikkan reaksi karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi
gen.
Sifat2 promotor ialah :
• Mengikuti kerja inisiator
• Perlu paparan berkali2
• Keadaan dapat reversibel
• Dapat mengubah ekspresi gen
Progresi
Pada progresi ini terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Pada progresi ini timbul perubahan benigna jadi
pra-maligna dan maligna.
Dalam karsinogenesis ada 3 mekanisme yang terlibat
• Onkogen yang dapat menginduksi timbulnya kanker
• Anti-onkogen atau gen supresor yang mencegah timbulnya kanker
• Gen modulator yang mempengaruhi penyebaran kanker
Faktor-faktor Etiologi :
• Geografi
• Usia
• Kelamin
• Genetik
• Diet
• Endokrin
Penentuan Stadium Secara Klinis dan Penegakan Diagnosis
Stadium klinis meliputi pemeriksaan klinis yang teliti dengan inspeksi dan palpasi pada kulit, kelenjar payudara dan kelenjar
getah bening (aksila, supraklavikular dan servikal), penyinaran (imaging) dan pemeriksaan patologi dari jaringan payudara.
Untuk sampai kepada diagnosis kanker payudara diperlukan urutan pemeriksaan
Anamnesis
Didahului dengan pencatatan identitas penderita secara lengkap. Adanya tumor ditentukan sejak berapa lama, cepat atau
tidak pembesarannya, disertai rasa sakit atau tidak. Biasanya tumor pada proses keganasan mempunyai ciri dengan
batas yang ireguler dan umumnya tanpa rasa nyeri serta dapat tumbuh progresif.
Anamnesa yang lain adalah menyangkut faktor resiko dan status hormonal penderita.
Ada beberapa hal yang merupakan faktor resiko terhadap kemungkinan terjadinya kanker payudara , antara lain:
1. Umur > 30 tahun
2. Anak pertama lahir pada usia ibu > 35 tahun
3. Tidak kawin
4. Menarche < 12 tahun
5. Menopause terlambat > 55 tahun
6. Pernah operasi tumor jinak payudara
7. Mendapat terapi hormonal yang lama
8. Adanya kanker payudara kontralateral
9. Adanya riwayat operasi ginekologi
10. Adanya riwayat radiasi pada daerah dada
11. Adanya riwayat keluarga menderita kanker payudara
Pemeriksaan Fisik
Tehnik Pemeriksaan Payudara
1. Posisi tegak
Lengan penderita jatuh bebas di samping tubuh, pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi. Pada inspeksi
dilihat simetri payudara kiri dan kanan, kelainan papila, letak dan bentuknya, adakah retraksi puting susu, kelainan kulit ,tanda-tanda
radang, peau d’orange, dimpling, ulserasi dan lain-lain.
2. Posisi berbaring
Penderita berbaring dan di usahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas lapangan dada, jika perlu bahu atau punggung diganjal
dengan bantal terutama pada penderita yang payudaranya besar.Palpasi dilakukan dengan mempergunakan falamg distal dan falang
medial jari II,III dan IV, yang dikerjakan secara sistematis mulai dari kranial setinggi iga ke 6 sampai daerah sentral subareolar dan
papil. Atau dari tepi ke sentral (sentrifugal) berakhir didaerah papil. Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada cairan keluar dengan
menekan daerah sekitar papil.
Pada pemeriksaan ini ditentukan lokasi tumor berdasarkan kwadrant, ukuran tumor (diameter terbesar), konsistensi, batas tumor dan
mobilitasnya terhadap kulit dan dinding dada.
3. Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening regional Aksila
Sebaiknya dalam posisi duduk, pada pemeriksaan aksila kanan tangan kanan penderita diletakkan ditangan kanan pemeriksa
dan aksila diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa. Diraba kelompok KGB mammari eksterna dibagian anterior dan di
bawah tepi muskulus pektoralis aksila, subskapularis diposterior aksila, sentral dibagian pusat aksila dan apikal diujung atas
fossa aksilaris. Pada perabaan ditentukan besar, konsistensi, jumlah, apakah terfiksasi satu sama lain atau ke jaringan
sekitarnya. Supra dan infra klavikular Dipalpasi dengan cermat dan teliti.
Diagnosis dan Skrining
‘SADARI’ (periksa payudara sendiri saat menstruasi) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin
tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Jenis tes yang baru menyertakan juga tes gen HER2 (human epidermal
growth factor receptor-2) untuk tumor. Gen ini berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker yang agresif. Pasien dikatakan
HER2- positif jika pada tumor ditemukan HER2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER2-positif dikenal sebagai bentuk
agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan penyakit yang lebih buruk dari pada pasien dengan
HER2-negatif. Diperkirakan satu dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir memiliki HER2-positif.
Terapi
Terapi untuk carcinoma in situ
• Ductal carcinoma in situ
Kira kira 85% DCIS dideteksi dengan mamografi. Hampir 98%-99% DCIS bisa diobati dengan
mastektomi dengan angka residif hanya 1-2%. Belakangan ini, lumpectomy dengan radioterapi
menunjukkan hasil angka local residif 7-13% dibandingkan dengan 28-43% pada eksisi local.
Penambahan tamoxifen menyebabkan 44% penurunan dari kanker payudara ipsilateral dan
penurunan 52% untuk payudara kontralateral.
Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah karsinoma serviks uterus. Pencegahannya dapat dilakukan
dengan pemeriksaan rutin payudara. Penegakan diagnosis Karsinoma payudara dapat dilakukan melalui prosedur pemeriksaan klinis
dan beberapa pemeriksaan penunjang, dengan Gold standard diagnostik menggunakan pemeriksaan histopatologik.
Thank you