Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 11

Politik multidimensi dan runtuhnya islam di bagdad

NAMA KELOMPOK :
1. DANANG R.A
2. ANCI LESTARI
3. M. ALIF NUR IRVAN
 Pendahuluan

BAGHDAD ADALAH SEBUAH PUSAT KOTA PEMERINTAHAN ISLAM YANG SANGAT MAJU DAN
MENJADI PUSAT PERADABAN ISLAM ZAMAN DAULAH ABASIYAH. KOTA BAGHDAD DIBANGUN OLEH
KHALIFAH AL MANSUR, SETELAH MENYELIDIKI KEISTIMEWAAN-KEISTIMEWAAN YANG AKAN
DIJADIKAN KOTA MAKA PADA TAHUN 145 H, KHALIFAH AL MANSUR MENYERU KEPADA NEGARA-
NEGARA ISLAM UNTUK MENGIRIMKAN PARA AHLI PEMBANGUNAN YANG AKHIRNYA BERIBU-RIBU
AHLI BANGUNAN DATANG UNTUK MEMBANGUN KOTA TERSEBUT. DINASTI ABASIYAH MENGALAMI
KEBANGKITAN ILMIAH PADA ZAMAN TERSEBUT YANG TERBAGI MENJADI TIGA LAPANGAN
KEBANGKITAN YAITU ; (1) KEGIATAN MENYUSUN BUKU-BUKU ILMIAH (2) MENGATUR /MENYUSUN
ILMU-ILMU ISLAM, (3) TERJEMAHAN DARI BAHASA ASING (MENERJEMAHKAN BUKU). PADA TAHUN
832 M KHALIFAH AL MA’MUN MENDIRIKAN DI KOTA BAGHDAD SEBUAH AKADEMI PERTAMA
LENGKAP DENGAN PUSAT MELIHAT BINTANG, PERPUSTAKAAN YANG BESAR DAN LEMBAGA UNTUK
TERJEMAH-MENTERJEMAH. AKADEMI INI MEMBUKTIKAN DIRINYA SEBAGAI SEBUAH AKADEMI
PALING PENTING YANG DIDIRIKAN SEJAK ZAMAN UNIVERSITAS ALEXANDRIA, YANG TELAH
DIDIRIKAN DIPERTENGAHAN ABAD SEBELUM MASEHI. DI AKEDEMI TERSEBUT TELAH
DITERJEMAHKAN BUKU-BUKU BESAR YANG PENTING DARI BERBAGAI BAHASA KEPADA BAHASA
ARAB.LEMBAGA YANG YANG DIDIRIKAN TERSEBUT DIBERI NAMA BAITUL HIKMAH.
Masa khilafah Abbasiyah dielu-elukan sebagai masa keemasan Islam. Karena pada masa ini
kemajuan dalam berbagai bidang sangat pesat. Namun jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M
ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan
awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan
dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut lenyap dibumi
hanguskan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan
FAKTOR-FAKTOR KERUNTUHAN BAGHDAD

1. Faktor Internal
2. Faktor eksternal
FAKTOR INTERNAL
1. Berdirinya dinasti-dinasti di timur dan barat
Sejak masa al-Makmun, baik di al-Maghrib maupun al-Masyriq, beberapa dinasti Islam yang
merdeka dan semi merdeka mulai berdiri. Para Khalifah Abbasiyah gagal menaklukan mereka.
Mereka hanya simbolis berhubungan dengan khalifah untuk memperoleh legitimasi kekuasaannya.
Di front al-Maghrib atau front Barat dinasti-dinasti berdiri, baik kecil maupun besar yang bersaing
bahkan menjadi ancaman bagi legitimasi kekuasaan Abbasiyah, membuat kekhalifahan Abbasiah
makin hari makin kecil dan wilayah wewenang khalifah hanya dengan nama saja. Para khalifah
Abbasiah menjadi boneka para Amir dan sultan dengan kekuasaan dejeur, sedangkan
kekuasaan defactonya ditangan para Amir dan penguasa lokal
FAKTOR INTERNAL
2. Blunder Para Khalifah Abbasiah
Khalifah Mu’tasim membangun pasukan elit dari Turki secara terpisah dengan tentara Abbasiah.
Akhirnya mereka begitu berpengaruh dikalangan istana maupun rakyat, maka keperluan khalifah
bergantung mau tidaknya mereka. Tentara bayaran Turki akhirnya saat khalifah lemah, merekalah
yang memegang kendali kekhalifahan, bahkan untuk mengangkat dan memecat khalifah pun
mereka yang paling menentukan.
Untuk melepaskan khalifah dari hegemoni pengaruh Turki karena tidak tahan dengan perbuatan
dan sikap kasar  mereka terhadap penduduk Baghdad, maka Khalifah al-Mustakfi Billah terpaksa
mengundang dan meminta bantuan kepada pemimpin Buwayhiyah, Ahmad Ibn Abu Shuza’
Buwaihiah, yang beraliran Syi’ah. Setelah berhasil mengusir tentara Turki, justru Ahmad
menjadikan khalifah lemah dan menjadi bonekanya, dia mendirikan dinasti dengan namanya yaitu
Dinsti Buwayhiyah.
FAKTOR INTERNAL
3. Sistem pergantian pemimpin tidak baku
Karena tidak adanya suatu sistem dan aturan yang baku menyebabkan sering gonta-gantinya putra
mahkota di kalangan istana dan terbelahnya suara istana yang tidak menjadi kesatuan bulat
terhadap pengangkatan para pengganti khalifah. Seperti perang saudara antara Amin-Ma’mun
adalah bukti nyata
4. Munculnya Banyak perpecahan
pada masa kemunduran dinasti Abbasiah ditandai dengan banyaknya perpecahan yang terjadi. Hal
ini bisa dilihat dari perpecahan antaraorang Arab dan non-Arab, antara muslim dengan dzimmi,
Arab Selatan dengan Arab Utara. Orang Berber, Persia, Turki dan yang lainnya tidak pernah padu
dalam satu kesatuan homogen dengan orang Arab Semit. Akibatnya muncul disintegrasi antar
kekuatan-kekuatan sosial dan kelompok-kelompok moral
FAKTOR INTERNAL
5. Pembangkangan dengan kedok agama
Tampilnya gerakan-gerakan berkedok keagamaan, seperti orang Qaramithah, Assasin dan pihak-
pihak lainnya yang turut memporak-porandakan kesatuan aqidah dan nilai-nilai Islam yang bersih
sepanjang masa. Saat itu, kaum muslim terpecah menjadi beberapa kelompok seperti Khawarij,
Syi’ah Itsna ‘Asy’ariyah, Ismailliah, Qaramithah Sunni, Mu’tazilah dan sebagainya. Mereka satu
sama lain tidak akur terutama dikalangan elit politik, menyebabkan sendi kekuatan Abbasiah
menjadi makin hari makin lemah sampai kehancuran Baghdad
FAKTOR INTERNAL
6. Kemunduran Ekonomi
Pemerintah memberikan beban pajak yang berlebihan dan pengaturan wilayah-wilayah demi
keuntungan kelas penguasa menghancurkan bidang pertanian dan industri. Saat para wazir,
amir, dan kalangan istana makin kaya, rakyat justru makin miskin. Ketergantungan terhadap tentara
bayaran yang menyebabkan negara bangkrut. Selain itu adalah semakin mengerucutnya wilayah
pemerintahan Abbasiah yang menyebabkan berkurangnya pendapatan negara
7. Merosotnya moral para khalifah pada zaman kemunduran dan hilangnya semangat jihad
FAKTOR EKSTERNAL
Berawal ketika Khalifah al-Qaim meminta bantuan kepada kekuatan Turki yang dipimpin oleh
Tughril Beg untuk membebaskan khalifah dari tahanan rumah oleh Basasiri. Khalifah dengan suka
cita memberikan gelar al-Sultan al-Masyariq wa al-Magharib (penguasa timur dan barat) kepada
Tughril Beg yang akhirnya berdiri Dinasti Saljuq sehingga menjadikan wilayah kekuasaan
Abbasiyah kalah luas dengan dengan kekuasaan Saljuq dan sultan Saljuq memerintah
secara defacto
Pada masa Khalifah al-Nashir, dia melakukan kesalahan dengan menghasut Takasydengan
adanya serangan , Sultan Khawarizm IV untuk menyerang Saljuq, setelah terjadi kontak selama 18
tahun akhirnya Saljuq kalah dari Khawarizm Shah. Khalifah al-Nashir menuntut agar daerah
kekuasaan Saljuq yang sangat luas yang jatuh ke tangan Khawarizm Shah untuk diserahkan
padanya, akan tetapi Khawarizm Shah, Takasy tidak menghiraukan tetapi juga mempopulerkan
dirinya denga gaya berpakaian ala sultan-sultan Saljuq, mencetak uang dengan mencantumkan
nama Sultan di dadamnya. Khawarizm Shah memutuskan untuk melenyapkan Kekhalifahan
Abbasiah dan diganti dengan khalifah Aliyah (Syi’ah). Bara api perselisihan Sunni-syiah berkobar
lagi, setelah Khalifah al-Nashir meminta bantuan kepada sekutu baru, musuh besar bagi dunia
Islam yaitu Chengis Khan.
FAKTOR EKSTERNAL
Chengis Khan yang haus kekuasaan dan darah tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini dan
memanfaatkan konflik Sunni-Syiah dengan sebaik-baiknya. Chengis Khan tertarik untuk datang,
dan akhirnya menjadikan Khawarizm banjir darah dengan mesin perang ganas yang mereka
gunakan. Perlawanan Khawariz shah dilanjutkan oleh putrannya Sultan Jalaludin shah, akan tetapi
akhirnya Khawarizm Shah kalah dari putra Chengis Khan yang bernama Chagtai.
Penyerangan Bangsa Mongol ini bermula ketika Hulagu Khan mengirimkan surat pada Khalifah al-
Mu’tasim untuk mengajak kerjasama menumpas kelompok Asassin yang merupakan sekte anak
cabang dari Syi’ah Ismailliyah yang sangat mengganggu wilayah Persia maupun wilayah Mongol.
Akan tetapi surat tersebut jatuh ke tangan wazir al-Qemi yang beraliran Syi’ah yang tidak ingin
kerjasama dengan Hulagu Khan untuk membasmi sekte Assasin, maka wazir membalas surat atas
nama Khalifah dengan bahasa yang kurang baik/kasar sehingga membuat Hulagu Khan merasa
dihina dan tidak terima, maka dengan tentara yang banyak Hulagu menyerang Baghdad.
FAKTOR EKSTERNAL
Menjelang penyerbuan Hulagu Khan terhadap Baghdad, Hulagu Khan meminta persetujuan
dan dukungan kepada saudara sepupunya Barke Khan. Berke memberi masukan masukan agar
Hulagu Khan menarik tentaranya sebelum serangan Mongol ke baghdad. Barke Khan tidak
mendukung rencana Hulagu Khan untuk menyerang Baghdad. Hal itu dikarenakan adanya
perbedaan agama dan politik bilateral, yakni persahabatan, kerjasama politik, dan perdagangan
antara Berke dan Khalifah Abbasiah, Baghdad
Akan tetapi sejarah tidak mencatat sikap dan reaksi Berke apakah mendukung atau bersikap
netral terhadap ajakan Hulagu Khan. Menurut M. Abdul Karim jarak (sekitar 4000 mil) yang sangat
jauh antara Baghdad, ibu kota Dinasti Abbasiah, dan Sarai Baru, ibu Kota Golden Horde, sedang
waktunya tidak cukup dan momentumnya kurang mendukung, sehingga Berke tidak dapat serta
merta mengirim bantuan tentara kepada Khalifah di Baghdad untuk membendung dan melawan
serbuan tentara Mongol, pimpinan Hulagu Khan.Pada tanggal 10 Pebruari pasukan Mongol telah
merangsek ke dalam kota, Khalifah yang sedang naas itu dan tiga ratus pejabat dan qadhi buru-
buru menyerahkan diri tanpa syarat. Sepuluh hari kemudian mereka semua dibunuh. Kota itu
sendiri dijarah . Mayoritas penduduknya, termasuk keluarga khalifah dibantai habis.Pembantainya
massal itu menelan korban sebanyak 800.000 orang
KESIMPULAN
Runtuhnya Dinasti Abbasiah yang berpusat di Baghdad yang merupakan kota peradaban dan
kemajuan berbagai macam ilmu pengetahuan merupakan sebuah kehancuran yang sangat dahsyat.
Sebab-sebab keruntuhan Baghdad adalah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
Faktor Internal, sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya pada masar kemunduran Dinasti
Abbasiah mengalami kekacaun politik multi dimensional. Hal ini bisa dilihat dengan berdirinya
dinasti-dinasti semi merdeka dan merdeka di wilayah Abbasiah yang melemahkan kekhalifahan,
adanya blunder atau kesalahan yang dilakukan oleh para khalifah dalam pembentukan pertahanan
dengan menyewa tentara bayaran yang justru menimbulkan masalah baru dalam pemerintahan,
munculnya berbagai perpecahan di kalangan masyarakat Abbasiah yang terdiri dari berbagai
wilayah dan juga muncul berbagai pembangkangan yang berkedok keagamaan seperti Syi’ah,
Mu’zilah dan sebagainya yang tidak mau akur satu sama lain sehingga melemahkan kekuatan
Abbasiah, tidak adanya sistem yang bagi dalam pergantian kepemimpinan kekhalifahan yang
kadang menimbulkan perang saudara, serta kemunduran ekonomi dan merosotnya moral dan
semangat jihad para khaifah
KESIMPULAN
Sedangkan faktor eksternal keruntuhan Baghdad adalah adanya perselisihan antara Khalifah
Abbasiah dengan Saljuq yang kemudian meminta bantuan Khawarizm Shah untuk memerangi
Saljud. Setelah menang ternyata Khawrizm Shah menghianati Khalifah Baghdad dan berusaha
melenyapkan Baghdad, Khalifah justru melakukan kerjasama dengan Chengis Khan yang
merupakan musuh bebuyutan Islam dalam memerangi dan melenyapkan Khawarizm Shah.
Bermula dari surat ajakan Hulagu Khan untuk memerangi Assasin Cabang Syi;ah Ismailliyah yang
sering mengganggu di wilayah Islam maupun wilayah Hulagu Khan. Surat Chengis Khan tersebut
diterima oleh wazir al-Qemi yang beraliran syiah, dia membalas surat Hulagu Khan tersebut
dengan tidak sopan tanpa sepengetahuan Khalifah, sehingga Chengis Khan tersinggung dan marah,
setelah membasmi para Assasin, selanjutnya Hulagu Kan menghancurkan kota Baghdad.

Anda mungkin juga menyukai