Anda di halaman 1dari 28

KOAGULASI DAN FLOKULASI

AGUS USYAERI,S.Si.

SAKHA MENARA
Jl. Leuwigajah No. 52
Cimahi
LATAR BELAKANG
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi
manusia
Ketersediaan air baik secara kuantitas, kualitas, maupun
kontinuitas sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup
manusia
Saat ini, di perkotaan, kualitas dan kuantitas air menurun
akibat pencemaran dan padatnya penduduk
Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu cara
pengolahan air untuk menghilangkan zat-zat yang
berbahaya dalam air untuk menghasilkan air bersih yang
bisa digunakan manusia
PENGERTIAN KOLOID
Koloid merupakan sistem yang partikel-partikelnya terdispersi
secara merata dalam suatu medium.

Sifat Khas Koloid


 tidak dapat disaring
 fasa terdispersi tersebar secara merata dalam
medium pendispersi
 serta dapat memberikan suatu hamburan
cahaya yang bergerak tidak teratur jika
terkena seberkas cahaya yang dinamakan efek
Tyndall.
 PENGERTIAN KOAGULASI
 penambahan zat kimia (koagulan) ke dalam air baku
dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar
partikel koloid
• Koagulasi terpenuhi dengan penambahan ion-ion yang
mempunyai muatan berlawanan dengan partikel koloid
• Partikel koloid umumnya bermuatan negatif, sehingga ion-
ion yang ditambahkan harus kation atau bermuatan positif

PENGERTIAN KOAGULASI
PROSES KOAGULASI
PROSES KOAGULASI
Proses Koagulasi

 Dalam proses koagulasi, stabilitas koloid sangat


berpengaruh
 Beberapa gaya yang menyebabkan stabilitas partikel,

yaitu:
 Gaya elektrostatik yaitu gaya tolak menolak terjadi jika
partikel-partikel mempunyai muatan yang sejenis.
 Bergabung dengan molekul air (reaksi hidrasi).
 Stabilisasi yang disebabkan oleh molekul besar yang
diadsorpsi pada permukaan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KOAGULASI
Suhu air
Derajat Keasaman (pH)
Jenis Koagulan
Kadar ion terlarut
Tingkat kekeruhan
Dosis koagulan
Kecepatan pengadukan
Alkalinitas
Efektivitas Koagulasi

Efektifitas koagulasi berdasarkan TDS


Efektifitas koagulasi berdasarkan TDS
menyatakan persen penyisihan padatan
terlarut (dissolved solid) akibat proses
koagulasi.
Efektifitas koagulasi berdasarkan penurunan
COD menyatakan persen penyisihan senyawa-
senyawa organik akibat proses koagulasi.
FLOKULASI
Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi (penggumpalan)
partikel-partikel terdestabilisasi menjadi flok dengan
ukuran yang memungkinkan dapat dipisahkan oleh
sedimentasi dan filtrasi

Bertujuan untuk mempercepat proses penggabungan flok-


flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi

Gradien kecepatan merupakan faktor  penting dalam


desain bak flokulasi
 Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang
timbul akan mencegah pembentukan flok, sebaliknya jika
nilai gradient terlalu rendah/tidak memadai maka proses
penggabungan antar partikulat tidak akan terjadi dan flok
besar serta mudah mengendap akan sulit dihasilkan.
(umumnya 30 hingga 90 detik)
 Untuk mendapatkan flok yang besar dan mudah
mengendap maka bak flokulasi dibagi atas tiga
kompartemen :
 pertama terjadi proses pendewasaan flok,
 kedua terjadi proses penggabungan flok, dan
 ketiga terjadi pemadatan flok
EFEKTIVITAS FLOKULASI

Efisiensi dari proses flokulasi dapat


dilihat dari kualitas air setelah dilakukan
pemisahan flok secara mekanik.
 Koagulasi dan flokulasi merupakan proses yang terjadi
secara berurutan untuk mentidakstabilkan partikel
tersuspensi, menyebabkan tumbukan partikel dan tumbuh
menjadi flok
 Pertama koagulasi dengan melibatkan netralisasi dari muatan
partikel dengan penambahan elektrolit (koagulan)
 Agregat yang terbentuk akan saling menempel dan
menyebabkan terbentuknya partikel yang lebih besar yang
dinamakan mikroflok,
 Pengadukan cepat untuk mendispersikan koagulan dalam
larutan dan mendorong terjadinya tumbukan partikel sangat
diperlukan untuk memperoleh proses koagulasi yang bagus
Biasanya proses koagulasi ini membutuhkan waktu
sekitar 1-3 menit
Tahap selanjutnya, Flokulasi, disebabkan oleh
adanya penambahan sejumlah kecil bahan kimia
yang disebut sebagai flokulan (Rath & Singh, 1997)
Mikroflok yang terbentuk pada saat proses koagulasi
sebagai akibat penetralan muatan, akan saling
bertumbukan dengan adanya pengadukan lambat dan
menghasilkan flok yang lebih besar
Pertumbuhan ukuran flok akan terus berlanjut dengan
penambahan flokulan atau polimer dengan bobot
molekul tinggi
Polimer tersebut menyebabkan terbentuknya jembatan,
mengikat flok, memperkuat ikatannya serta menambah
berat flok sehingga meningkatkan rate pengendapan flok
Waktu yang dibutuhkan untuk proses flokulasi
berkisar antara 15-20 menit hingga 1 jam
Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit pengaduk
cepat dan pengaduk lambat
 Faktor utama yang mempengaruhi koagulasi dan flokulasi
air adalah kekeruhan, padatan tersuspensi, temperatur, pH,
komposisi dan konsentrasi kation dan anion, durasi dan
tingkat agitasi selama koagulasi dan flokulasi, dosis
koagulan, dan jika diperlukan, koagulan-pembantu
 Pemilihan koagulan dan kadarnya membutuhkan studi
laboratorium atau pilot plant (menggunakan jar test
apparatus) untuk mendapatkan kondisi optimum.
 Reaksi kimia untuk menghasilkan flok adalah
Tahapan Pada Proses Koagulasi
dan Flokulasi
Pengadukan
 Faktorpenting pada proses koagulasi-flokulasi adalah
pengadukan. Berdasarkan kecepatannya, pengadukan
dibedakan menjadi dua, yaitu pengadukan cepat dan
pengadukan lambat. Kecepatan pengadukan
dinyatakan dengan gradien kecepatan (G), yang
merupakan fungsi dari tenaga yang disuplai (P):
 Pengadukan mekanis adalah metoda pengadukan
menggunakan alat pengaduk berupa impeller yang
digerakkan dengan motor bertenaga listrik. Umumnya
pengadukan mekanis terdiri dari motor, poros pengaduk, dan
gayung pengaduk (impeller), lihat Gambar 1.5. Pengadukan
lambat secara mekanis umumnya memerlukan tiga
kompartemen dengan ketentuan G di kompartemen I lebih
besar daripada G di kompartemen II dan G di kompartemen
III adalah yang paling kecil.
 Pengadukan hidrolis adalah pengadukan yang
memanfaatkan gerakan air sebagai tenaga pengadukan.
Sistem pengadukan ini menggunakan energi hidrolik yang
dihasilkan dari suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat
berupa energi gesek, energy potensial (jatuhan) atau adanya
lompatan hidrolik dalam suatu aliran. Beberapa contoh
pengadukan hidrolis adalah terjunan (Gambar 1.7), loncatan
hidrolis, parshall 68 flume, baffle basin (baffle channel,
Gambar 1.8), perforated wall, gravel bed dan sebagainya.
 Pengadukan pneumatic adalah pengadukan yang
menggunakan udara (gas) berbentuk gelembung yang
dimasukkan ke dalam air sehingga menimbulkan gerakan
pengadukan pada air (Gambar 5.7). Injeksi udara
bertekanan ke dalam suatu badan air akan menimbulkan
turbulensi, akibat lepasnya gelembung udara ke permukaan
air. Makin besar tekanan udara, kecepatan gelembung udara
yang dihasilkan makin besar dan diperoleh turbulensi
yang makin besar pula.
Kelebihan Koagulasi - Flokulasi
 Lebih cepat, efektif dan efisien menghilangkan bahan-
bahan limbah dalam bentuk koloid, dengan
menambahkan koagulan. Dengan koagulasi, partikel-
partikel koloid akan saling menarik dan menggumpal
membentuk flok (Suryadiputra, 1995)
 Memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang sangat
lembut dan bahan-bahan koloidal di dalam air menjadi
agregat/jonjot (proses sebelum penggumpalan) dan
membentuk flok, sehingga dapat dipisahkan dengan
proses pengendapan
 Menghilangkan beberapa jenis organisme dalam air
Ringkasan Proses Koagulasi-Flokulasi

Koagulasi Flokulasi
 Destabilisasi partikel koloid  Pembentukan dan pembesaran flok
 Pembubuhan bahan kimia: koagulan,  Dilakukan pengadukan lambat (slow
misal koagulan, misal: tawas mixing):
 Dilakukan pengadukan cepat (rapid  Pneumatis
mixing):  Mekanis
 Hidrolis: terjunan atau hidrolik jump  Hidrolis
 Mekanis: menggunakan batang  Waktu operasi: 15 – 30 menit
pengaduk
 Lamanya proses: 30 – 90 detik
 Pentingnya koagulasi-flokulasi di IPA terhadap air baku air permukaan
dan air tanah yang sudah mengalami pengolahan pendahuluan;
seringkali terdapat zat padat dalam bentuk atau ukuran yang tidak
memungkinkan mengendap pada proses sedimentasi saja atau dengan
proses lain di dalam waktu dentensi yang efisien.

 Zat tersuspensi yang mempunyai ukuran lebih dari 5 – 10 μm dapat


dihilangkan agak mudah dengan filtrasi atau sedimentasi dan filtrasi.
Sedangkan penghilangan koloid yang tidak tercemar berat dapat
menggunakan Saringan pasir lambat

 Selain itu juga penting bagi proses desinfeksi dengan adanya


pemisahan zat padat sebelum desinfeksi dilakukan, karena sering kali
mikroorgamisme terdapat di dalam zat padat, yang tidak dapat
dimusnahkan oleh proses oksidasi reduksi, karena oksidan akan
tereduksi oleh zat organik didalam flok sebelum bisa menembus
mikroorganisme untuk dimusnahkan
KANDUNGAN
 Uji koagulasi-flokulasi dilaksanakan untuk menentukan dosis
bahan-bahan kimia, dan persyaratan yang digunakan untuk
memperoleh hasil yang optimum
 Variabel-variabel utama yang dikaji sesuai dengan yang disarankan,
termasuk :
◦ Bahan kimia pembantu
◦ PH: nilai ekstrim baik tinggi maupun rendah, dapat berpengaruh terhadap
koagulasi/flokulasi, pH optimum bervariasi tergantung jenis koagulan yang
digunakan
◦ Temperatur: suhu rendah berpengaruh terhadap daya koagulasi/flokulasi dan
memerlukan pemakaian bahan kimia berlebih, untuk mempertahan-kan hasil
yang dapat diterima.
◦ Persyaratan tambahan dan kondisi campuran.
KESIMPULAN
 Koagulasi-flokulasi merupakan proses berkelanjutan,
dimana koagulasi adalah proses awal dengan
pengadukan cepat untuk menyatukan koloid-koloid
menjadi flok-flok kecil. Kemudian dilanjutkan dengan
proses flokulasi yaitu pengadukan lambat untuk
membentuk flok menjadi lebih besar sehingga lebih
mudah untuk dipisahkan dengan air.
 Proses koagulasi memiliki beberapa kelebihan yaitu
lebih cepat, efektif dan efisien menghilangkan
bahan-bahan limbah dalam bentuk koloid, dengan
menambahkan koagulan.

Anda mungkin juga menyukai