Anda di halaman 1dari 26

HIPOTESA

Martono, SKp., Ns., MPd


• Kesimpulan sementara
• Hypothesis can't be proven 100%
true.
• Dapat ditentukan berdasarkan
penelitian / pengalaman.
• Contoh : Setiap hari Senin terjadi
peningkatan kunjungan pasien
sebesar 50 %
Macam Hipotesa Penelitian
1. Hipotesa Kerja (H1)
= H alternatif = H riset
Hp yg akan dibuktikan kebenaran --nya mll
penet yg akan dilakukan
Mengekspresikan macam hub antar
variabel
“ Apabila …., maka…”
“ Ada hub antara…, dgn…”
“ Ada perbed antara…, dgn..
Macam Hipotesa Penelitian

Macam Hip kerja :


• 2 ekor : hub belum jelas arahnya
• 1 ekor : hub sudah jelas arahnya

Contoh :
2. Hip Nihil (Ho) = kebalikkan H1
Mengekspresikan hubungan
antar variabel :
“Tdk ada hub antara… dg…

“Tdk ada perbed antara…
dg.. “
Contoh :
3. Hip tandingan ( Ht)
= Hip dr var ‘luar’ yg ada dlm H1
Contoh :
H1 : “Faktor kelelahan akan
mempengaruhi daya tahan individu
thd peny infeksi”
Ht : Faktor X,Y, Z akan
mempengaruhi daya tahan individu
thd peny infeksi”
UJI HIPOTESIS
 Perlu pengetahuan teori estimasi
& teori probabilitas
 Scr statistik : hipotesis
menyatakan PARAMETER
POPULASI dr suatu variabel yg
terdpt pd populasi dan dihitung
berrdasarkan STATISTIK
SAMPEL.
 Bisa BENAR, tapi bisa SALAH.
PENGUJIAN HIPOTESIS
 MEMBANDINGKAN nilai statistik
sampel dgn nilai hipotesis.
 Bila PERBEDAAN CUKUP BESAR :
TOLAK HIPOTESIS
 Bila perbedaan KECIL :
menerima hipotesis.
 Kalau ‘TANGGUNG’ ? Perlu diuji
agar dapat disimpulkan scr
obyektif.
PENGUJIAN HIPOTESIS
 Kesimpulan pengujian hipotesis scr
statistik HANYA berupa
 MENERIMA atau MENOLAK
HIPOTESIS ! Tetapi tidak
membuktikan kebenaran hipotesis.
 Jadi tujuan uji hipotesis utk
mengambil KEPUTUSAN ttg
PERBEDAAN antara nilai statistik
SAMPEL dgn parameter POPULASI.
Prosedur Uji Hipotesis
1. Rumuskan hipotesis penelitian.
2.Tentukan derajat kemaknaan (α= 5%,1%).
3.Tentukan kesalahan β. Dilakukan pd saat
menghitung besar sampel.
4.Tentukan distribusi yg akan digunakan
dlm menghitung stat sampel.
5.Tentukan kriteria menerima/menolak Ho
pd derajat kemaknaan yg telah
ditentukan.
6. Buat kesimpulan.
Hipotesis nol dan hipotesis alternatif
•Dlm statistik : hipotesis dinyatakan
dlm hipotesis nol yg berarti TIDAK
ADA PERBEDAAN antara variabel yg
dibandingkan atau perbedaan antara
variabel yg dibandingkan = NOL.

•Dlm uji hipotesis bl kita MENOLAK


hipotesis berarti terdapat hipotesis
LAIN yg DITERIMA = Hipotesis
ALTERNATIF = Ha.
Hipotesis nol dan hipotesis alternatif

•Misal : hipotesis rata-rata ada 100


kasus diare tiap bulan di desa A.
• Ho :  = 100 kasus diare
• Ha :
1. Ha :  ≠ 100 kasus diare
2. Ha :  > 100 kasus diare
3. Ha :  < 100 kasus diare
Ha :  ≠ 100 kasus diare

Daerah penerimaan
Daerah Daerah
kritis kritis

Dua ekor
Ha :  > 100 kasus diare

Daerah penerimaan
Daerah
kritis

Satu ekor
Ha :  < 100 kasus diare

Daerah penerimaan
Daerah
kritis

Satu ekor
Pilih hipotesis SATU ekor atau DUA ekor ?

• BilaTIDAK mengetahui kondisi


populasi yg akan diuji : pakai 2
ekor.

• Punya perkiraan/bukti kuat bahwa


hasil perhitungan statistik sampel
LEBIH BESAR atau LEBIH KECIL
dr batas nilai tertentu : pakai 1
ekor.
DERAJAT KEMAKNAAN
Derajat kemaknaan (significance level)
•Adalah BATAS utk menerima atau
menolak Ho yg dinyatakan dlm
bentuk luas area dlm kurva
distribusi normal.
• Derajat kemaknaan meliputi area di
LUAR daerah penerimaan= daerah
PENOLAKAN.
• Area ini = peluang utk terjadi
kesalahan dlm menerima/menolak
Ho.
Derajat kemaknaan (significance level)
•Misal kita tentukan derajat kemaknaan 5% atau 0,05 dr seluruh
luas kurva dan kita akan melakukan uji hipotesis sebanyak 100x,
maka AKAN TERDAPAT 5x PENGUJIAN DGN NILAI TERLETAK
DI LUAR DAERAH PENERIMAAN (derajat kemaknaan).

• Bila kejadian tsb terjadi LEBIH dari 5x, dianggap TERLALU


BANYAK utk menolak Ho.
• Kesalahan tsb terjadi krn kita menggunakan statistik SAMPEL
utk menilai parameter populasi shg TIDAK MUNGKIN tepat
benar.
• Kesalahan ini = TIPE 1 atau α = positif semu.
• Utk tentukan apakah variabel yg dibandingkan BERBEDA scr
BERMAKNA/tidak pd suatu derajat kemaknaan ttt, mk dipakai
simbol “p” yg menyatakan DERAJAT KETIDAKPASTIAN atau
PELUANG terjadinya hasil sampel terletak DILUAR batas yg
masih dapat diterima.
Derajat kemaknaan (significance level)
Daerah penerimaan

95%
0,025 0,025

Ho-1,96x Ho+1,96x

A1 Ho A2
Derajat kemaknaan (significance level)

• Misal
: kita tentukan BATAS TOLERANSI
yg dpaat diterima 5%, berarti bl kita
melakukan pengambilan sampel sebanyak
100x dan menghitung rata-ratanya, maka
MAKSIMAL terdapat 5x pengambilan
sampel yg terletak DI LUAR BATAS
PENERIMAAN dan dinyatakan p < 0,05
atau perbedaan yg terjadi memang
berbeda (bermakna).


Derajat kemaknaan (significance level)

• Sebaliknya, bl rata-rata sampel yg terletak


di luar daerah penerimaan LEBIH BESAR
dr 5x, mk dianggap hasil tsb TERLALU
BANYAK hingga TIDAK DAPAT
DITOLERANSI dan disimpulkan perbedaan
yg tampak hanya disebabkan krn
FAKTOR KEBETULAN dan dinyatakan p
> 0,05. Artinya variabel yg dibandingkan
TIDAK BERBEDA scr BERMAKNA pd
derajat kemaknaan (α) 0,05.
Kesalahan tipe 1 & tipe 2

HIPOTESIS
Kesimpulan
Benar Salah

Menerima Benar Kesalahan tipe 2


Hipotesis (β)

Menolak Kesalahan tipe 1 Benar


Hipotesis (α)
Daftar Pustaka
 Brockopp, Dorothy Young. Dasar-dasar Riset
Keperawatan. EGC. Jakarta. 1999.
 Tjokronegoro,Arjatmo. Metodologi Penelitian Bidang
Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.1999.
 Abramson,JH. Metode Survei Dalam Kedokteran
Komunitas. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta. 1991
 Notoatmodjo,Soekidjo. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 2002.
 Sugiyono. Statistika untuk Penelitian.
Jogyakarta.2002
 Setyawan,Henry. (tidak diterbitkan). Materi Kuliah
Analisis Data Epidemiologi. MIKM Universitas
Diponegoro. 2006

Anda mungkin juga menyukai