KASUS
DM Tipe II
Hipoglikemia Berat
Diabetes melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunansekresi
insulin yang progresif.
DM terdiri atas :
1. DM Tipe I
2. DM Tipe II
3. DM Gestasional
4. DM Tipe lainnya
• Pada Mei 2020, International Diabetes Federation (IDF) melaporkan 463 juta orang dewasa di dunia menyandang diabetes
dengan prevalensi global mencapai 9,3 persen.
• Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada
umur 15 tahun sebesar 2%.
• Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan prevalensi diabetes melitus pada penduduk 15 tahun pada hasil
Riskesdas 2013 sebesar 1,5%. Namun prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksaan gula darah meningkat dari
6,9% pada 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018.
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
Airway : Bebas, tidak ada sumbatan jalan napas
Laporan Kasus : Primary Survei Breathing : Spontan, 22 kali/menit,
pernapasan abdominal-torakal, pergerakan
thoraks simetris kiri dan kanan
Vital Sign: Circulation : Denyut nadi 69
Kesadaran : E3M4V3 (Delirium) kali/menit,reguler, tidak kuat angkat, dan isi
Tekanan Darah : 170/110 mmHg kurang. CRT < 2 detik
Denyut Nadi : 69 kali/menit
Disability : GCS (E3M4V3), pupil isokor
+/+, diameter 3mm/3mm, skala nyeri 0.
Frekuensi Napas : 22 kali/menit,
torako-abdominal
Suhu : 37,0 0C
SpO2 : 95 %
Evaluasi masalah : Berdasarkan survey primer sistem triase, kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam priority sign
karena pasien datang dengan keluhan lemas dan penurunan kesadaran dengan diberi label merah.
Tatalakasana awal: Tatalaksana awal pada pasien ini adalah ditempatkan di ruang non bedah, dilakukan pemasangan akses
infus intravena menggunakan cairan IVFD Nacl 0,9% 15 tpm.
Identitas Pasien
Identitas Pasien
Nama : Tn. MZ
Usia : 61 tahun (22-01-1959)
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Jl. Junjung Buih III no.60 B
No. MR : 36.40.63
ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama : Lemas
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak 1 jam SMRS. Menurut
keluarga, Sebelumnya pasien mengeluh lemas, sempoyongan dan suka berkeringat
dingin pasien mengeluh lemas sejak 2 hari SMRS. Pasien memiliki riwayat
penyakit diabetes melitus tipe II sejak 2 tahun terakhir dan tidak melakukan kontrol
rutin kesehatan ke tempat layanan kesehatan.
Pasien mengaku SMRS makan banyak dan kemudian meminum Glibenclamid 5
mg yang direkomendasikan oleh temannya tanpa resep dari dokter. Riwayat trauma
kepala disangkal.Nafsu makan menurun, Sesak (-), Batuk (-), BAB dan BAK
dalam batas normal.
ANAMNESIS
Riwayat Kebiasaan:
Riwayat merokok (+)
Riwayat konsumsi alcohol (-)
Leher
Pembesaran kelenjar getah bening (-), peningkatan JVP (-)
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, Retraksi-/-
Palpasi : Fremitus vokal normal kanan dan kiri
Perkusi : Sonor kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V midclavicula sinistra
Perkusi : Batas atas ICS II linea parasternal dextra dan sinistra
Abdomen
Inspeksi : Datar
LABORATORIUM
-Hasil cek GDS ulang jam 05.00 wib : Pasien rawat jalan
Hasil 146 mg/dL (Stik GDS) Saran : Kontrol ke Poli Penyakit Dalam
PEMBAHASAN
Pembahasan DM TIPE II
Pembahasan Teori
Didapatkan keluhan pada pasien Manifestasi klinis Hipoglikemia:
sebagai berikut: •Aktivasi simpatoadrenal - berkeringat, takikardi,
Penurunan kesadaran takipnea, kecemasan, gemetar, dan mual.
Badan lemas Gejala neuroglikopenia - perubahan penglihatan,
Berkeringat lelah, pusing, sakit kepala, perubahan kesadaran,
Penurunan nafsu makan perubahan status mental, kejang, koma, hingga
Konsumsi OAD glibenklamid kematian.
Menderita DM selama + 2 tahun.
•Trias Whipple ialah gejala muncul dan konsisten
Riwayat: dalam keadaan hipoglikemia, nilai konsentrasi
Riwayat DM + 2 tahun glukosa plasma rendah, dan terdapat perbaikan
klinis ketika konsentrasi glukosa plasma
dinaikkan.
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
Pembahasan DM TIPE II
Pembahasan Teori
Didapatkan keluhan pada pasien Faktor Resiko
sebagai berikut: Pasien DM tidak terkontrol
Penurunan kesadaran Kurangnya pemahaman penggunaan insulin atau
Badan lemas OAD serta gejala hipoglikemi.
Berkeringat Lamanya penyakit yang diderita
Penurunan nafsu makan Penggunaan insulin & OAD golongan
Konsumsi OAD glibenklamid insulin secretouge
Menderita DM selama + 2 tahun. Penyakit kritis - gangguan hati, gangguan ginjal
Riwayat:
Riwayat DM + 2 tahun
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
....Pembahasan
Pembahasan Teori
Keadaan umum : Trias whipple:
Awal - E3M4V3 (Delirium) • Gejala muncul dan konsisten dalam
Setelah pemberian D40% 3 flash - keadaan hipoglikemia
E4V5M6 (Compos Mentis) • Nilai konsentrasi glukosa plasma rendah
• Terdapat perbaikan klinis ketika
konsentrasi glukosa plasma dinaikkan
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
Pembahasan
Fakta Teori
Pada kasus ini, pasien tersebut memenuhi 3 dari Trias whipple yaitu:
trias whipple yaitu: 1. Gejala muncul dan konsisten saat
1. Gejala muncul dan konsisten saat hipoglikemia hipoglikemia
2. penurunan kadar glukosa plasma 2. penurunan kadar glukosa plasma
3. Terjadi perbaikan klinis setelah kadar glukosa 3. Terjadi perbaikan klinis setelah kadar
dinaikkan glukosa dinaikkan
Sehingga bisa didiagnosis sebagai hipoglikemia
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
Pembahasan
Fakta Teori
IVFD D5% 20 tpm 1. Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan)
Cek GDS/ 8 jam atau sirop atau permen gula murni (bukan
Bolus D40% 2 fl jika GDs menurun pemanis pengganti gula) atau gula diet atau gula
diabetes) dan makanan yang mengandung
karbohidrat
2. Hentikan obat hipoglikemik sementara
3. Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2 jam
4. Pertahankan glukosa darah sekitar 200 mg/dl
(bila sebelumnya tidak sadar)
5. Cari penyebab
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
Pembahasan
Fakta Teori
IVFD D5% 20 tpm Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak
Cek GDS/ 8 jam sadar dan curiga hipoglikemia)
Bolus D40% 2 fl jika GDs menurun 1. Diberikan larutan Dextrose 40% sebanyak 2
flakon (=50 ml) bolus intravena
2. Diberikan cairan Dextrose 10% per infus, 6 jam
per kolf
3. Periksa glukosa darah sewaktu (GDs), kalau
memungkinkan dengan glukometer:
1. Bila GDs < 50 mg/dl ditambah bolus
Dextrose 40% 50ml IV
2. Bila GDs < 100 mg/dl ditambah bolus
Dextrose 40% 25ml IV
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
Pembahasan
Fakta Teori
IVFD D5% 20 tpm 4. Periksa GDs setiap 1 jam setelah pemberian
Cek GDS/ 8 jam Dextrose 40%
Bolus D40% 2 fl jika GDs menurun a. Bila GDs < 50 mg/dl ditambah bolus
Dextrose 40% 50ml IV
b. Bila GDs < 100 mg/dl ditambah bolus
Dextrose 40% 25ml IV
c. Bila GDs 100-200 mg/dl, tanpa bolus
Dextrose 40%
d. Bila GDs > 200 mg/dl, pertimbangkan
menurunkan kecepatan drip Dextrose 10%
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
Pembahasan
Fakta Teori
IVFD D5% 20 tpm 5. Bila GDs > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-
Cek GDS/ 8 jam turut, pemantauan GDs setiap 2 jam, dengan
Bolus D40% 2 fl jika GDs menurun protocol sesuai diatas. Bila GDs > 200 mg/dl,
pertimbangkan mengganti infuse dengan Dextrose
5% atau NaCl 0,9%
6. Bila GDs > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-
turut, pemantauan GDs setiap 4 jam, dengan
protocol sesuai diatas. Bila GDs > 200 mg/dl,
pertimbangkan mengganti infuse dengan Dextrose
5% atau NaCl 0,9%
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
Pembahasan
Fakta Teori
IVFD D5% 20 tpm 7. Bila GDs > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-
Cek GDS/ 8 jam turut, sliding scale setiap 6 jam :
Bolus D40% 2 fl jika GDs menurun 8. Bila hipoglikemia belum teratasi,
dipertimbangkan pemberian antagonis insulin seperti
adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glucagon 0,5-1
mg IV/IM (bila penyebabnya insulin)
9. Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200 mg/dl :
Hidrokortison 100 mg per 4 jam selama 12 jam atau
Deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan 2 mg tiap
6 jam dan Manitol 1,5-2 g/kgBB IV setiap 6-8 jam.
Cari penyebab lain kesadaran menurun.
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
• PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2015
Kesimpulan