Anda di halaman 1dari 26

DERMATITIS KONTAK PADA LANSIA : Rizal Mukhlisin

Pembimbing :
FAKTOR PREDISPOSISI, DIAGNOSIS, dr. Lindayani Halim, Sp.KK
DAN PENATALAKSANAAN
ABSTRAK Alergi Iritan

•Peningkatan penuaan pada populasi umum • Inflamasi • Area kulit


adalah suatu masalah serius yang diperantarai sel terpapar
berdampak pada sistem kesehatan di T dan langsung
seluruh dunia. memerlukan dengan zat
sensitisasi iritan, 
• Penuaan kulit  meningkatkan risiko
sebelumnya sitokin
penyakit kulit, salah satunya dermatitis
• wewangian, proinflamasi
kontak.
nikel, dan • asteatosis dan
• Dermatitis kontak ditandai dengan balsam Peru perineum
peradangan kulit disebabkan adanya
interaksi dengan agen eksternal Pasien lanjut usia dengan dermatitis stasis,
luka kronis, dan insufisiensi vena kronis
• Dermatitis kontak  iritan dan alergi memiliki peningkatan prevalensi sensitisasi
karena sering terpapar perawatan topikal.
PENDAHULUAN
2017 sekitar 13 % populasi global berusia Meningkatnya resiko
diatas 60 tahun. penyakit kulit  dermatitis
Saat ini ¼ akan berusia 60 tahun dan kontak
populasi 80 tahun akan meningkat 3x lipat. Penurunan fungsi
Dermatitis ditandai dengan peradangan kekebalan tubuh
kulit yang disebabkan interaksi antara agen (imunosenesensi)
eksternal dan kulit
Kerusakan lapisan epidermis
IMMUNOSENESCENCE DISFUNGSI
IMUN SECARA GLOBAL TERKAIT USIA
 INNATE DAN ACEQUIRED
Innated • Semua proses ini akan
menyebabkan
Acequired berkurangnya
Kepadatan reseptor
dan produksi sitokin Limfopoiesis sel B menurun ketahanan dari infeksi,
proinflamasi akan Involusi timus cancer, dan berbagai
Status inflamasi
meningkat Sel T berkurang, kronik gangguan autoimun
Respon humoral
Neutrofil berkurang ketidakseimbangan terganggu dan pada lansia.
dan disfungsi sub-populasi antibody dari sel B Melepaskan sitokin :
monosit  limfosit, dan IL-1, IL-2, IL-6, IL- • Kombinasi antara
disfungsi sel induk Afinitas antibody 12, IL-15,IL-18,IL-
fagositosis menurun immunisenescence dan
hematopoietik rendah dan kurang 22,IL-23, TNF-ἀ,
efisien dan IFN-ᵧ usia menjadi
predisposisi penyakit
alergi.
PENUAAN PADA KULIT
( FAKTOR INSTRINSIK DAN
EKSTRINSIK )
Tanda
Instrinsik Ekstrinsik
umum
dryness Paparan sinar matahari
Genetik
Atrophy
Nikotin
Wrinkles
Trauma berulang
Laxity
Hormonal
Pigmentary Polusi udara
irregularities
PENUAAN PADA KULIT
( FAKTOR INSTRINSIK DAN
EKSTRINSIK )
Kulit kering menyebabkan berkurangnya faktor pelembab natural dan lemak di lapisan korneum sehingga
menyebabkan menurunnya lapisan lamellar dan kemampuan untuk menahan air.

Hormonal yang berubah menyebabkan berkurangnya TEWL

PH meningkat menyebabkan enzim acidic-dependent lipid hydrolases β-glucocerebrosidase dan


sphingomyelinase inaktif  homeostastis terganggu dan kulit kering.

Perubahan structural  ketebalan kulit berkurang, melanosit, sel Langerhans menurun, komponen
vascular dan selular menurun

Glikosaminoglikan, asam hialuronat dan substansi dasar interfibrillar menurun  matrik eksttraseluler
terganggu

Serabut elastin terganggu


DERMATITIS KONTAK

Dermatitis kontak iritan


Dermatitis kontak alergi  konsekuensi dari
 reaksi inflamasi yang reaksi imunologis bawaan
dimediasi sel-T dan terhadap iritan eksogen
memerlukan sensitisasi dan tidak melibatkan sel
sebelumnya T spesifik
antigen/alergen.
Patofisiologi DKI
DERMATITS KONTAK IRITAN
4 mekanisme pada DKI Kulit terpapar dengan Kerusakan pada kulit 
zat iritan sistem kekebalan aktif
Kehilangan
lipid dan Kerusakan
substansi membrane sel Mediator imun bawaan :
pengikat air IL-1α, IL-1β, TNF-α,
granulosit-makrofag
Sitokin proinflamasi
colony-stimulating
factor (GM-CSF), dan
Denaturasi IL-8
keratin pada Efek sitotoksik
epidermis
Sel Langerhans 
Kulit cedera dab
neutrophil, limfosit,
terjadilah DKI
Gambaran histologis respons inflamasi DKI berupa makrofag, dan sel mast
spongiosis dan pembentukan mikrovesikel
DERMATITIS KONTAK IRITAN
Faktor pencetus pada Lansia

Asteatotic irritant Temuan klinis menunjukkan kulit


dermatitis kering dengan sisik Lansia berkaitan erat dengan
ichthyosiform; ekstremitas lebih inkontinensia PICD
• Dry air(winter) sering terkena
• Hot water
• Shower gels
• Cleansing product Daerah perianal dan genital
Gatal merupakan keluhan utama memiliki kulit lebih tipis dan zat
Perineal irritant contact iritan dapat mudah menembus
dermatitis
• Ammonia (urin)
• Lipases and proteases(stool) kortikosteroid topikal, pelembab, Paparan Urin dan tinja merubah
• Wet work dan krim berbasis minyak pH kulit  flora normal dan
Kompres lembab dan terapi enzim protease dan lipase di
cahaya. stratum korneum
Hal ini merupakan faktor
risiko superinfeksi flora
Penghalang kulit rusak
kulit  bakteri =
menyebabkan ekskoriasi
purulent, jamur pustula

PERJALA
dan kerusakan kulit
putih terutama di daerah
marginal

NAN Dalam kasus kemerahan

PENYAKIT tanpa tanda infeksi :


pencucian dan perawatan
kulit yang efektif dengan
krim, area erosi
Superinfeksi jamur dapat
diobati dengan
diberikan lotion, dan jika
miconazole
adanya tanda infeksi
diseminata pemberian
antibiotic sistemik haris
dipertimbangkan.
DERMATITIS
KONTAK ALERGI
• Patofisiologi terbagi menjadi fase sensitisasi dan fase
elisitasi.
• Fase sensitisasi  Hapten terikat oleh APCs, dan di
trasnferkan ke nodus limfa, dan di kenali oleh CD4 dan
CD8  sel T spesifik hapten. ( 8 -15 hari)
• Fase elisitasi  menimbulkan klinis inflamasi eritema,
oedema, dan lepuh, berlangsung 2 -3 hari.
• Pada lansia, terjadi penurunan fungsi dari barrier
epidermal dan paparan berulang menjadi faktor
predisposisi berkembanganya DKA, meskipun sistem
imun mengalami penurunan.
DERMATITIS KONTAK ALERGI
• Balato dkk, parfum merupakan salah satu allergen

Alergen penyebab • Mahler menggambarkan campuran wewangian sebagai


allergen paling umum pada lansi diatas 65 tahun tanpa
DKA pada lansia komorbiditas
Fragrance mix : Nickel • Nikel sulfat menjadi salah satu allergen pada lansia, Di Jerman
Nikel merupakan allergen kontak ke 3 paling umum.
Balsam of peru : lanolin alcohols • Alkohol lanolin adalah zat umum dalam produk obat dan
Paraben mix : Diamino
perawatan kulit
diphenylmethane • Euxyl K400 adalah produk pengawet antimikroba yang banyak
Quinolone mix : Euxyl K400
digunakan dalam kosmetik, obat topikal, dan pemotongan meja
•Diamino diphenylmethane sering terlihat pada produk karet dan
perban elastis
DERMATITIS KONTAK ALERGI • Dermatitis Kontak
Sistemik (SCD), yang
• alergen yang paling umum adalah Myroxylon pereirae (balsam
terjadi pada individu yang
Peru) (30%), bacitracin (24%), campuran wewangian (20%),
Saap dkk campuran tar kayu (20%), propilen glikol (14%), neomisin sebelumnya tersensitisasi
sulfat (13%). ), benzalkonium klorida (13%), campuran karba setelah re-exposure
(11%), nikel sulfat (11%), dan hidrokoloid gel kontrol (11%) sistemik zat yang sama
• Dari 106 pasien, 75% memiliki setidaknya satu reaksi positif atau bereaksi silang
Machet dkk • Oral, transmukosa,
dan 57% memiliki dua atau lebih reaksi positif. Balsam Peru
mengevaluasi pasien
ulkus antara 2001 –
positif pada 40% kasus, diikuti oleh lanolin (21%), campuran intravena, intramuskular,
wewangian (18%), trichlocarban (13%), colophony (11%), inhalasi, dan implan adalah
2002 di francis
Cetavlon® (krim setrimida) (9% ), dan neomisin (9%) rute paparan sistemik yang
Mahler dkk. • Balsam Peru (11,9%), campuran wewangian I (11,5%), tert mungkin
Mengevaluasi pasien • SCD dapat ditandai dengan
butylhydroquinone(10,1%), Amerchol L 101 (lanolin; 9,0%),
dengan komorbiditas
campuran wewangian II (7,6%), dan alkohol lilin wol (7,5%) eksim, lesi seperti
di jerman
vaskulitis, pompholyx, atau
sindrom babon.
DIAGNOSIS
• Anamnesis teliti dan terarah harus dilakukan untuk
mengidentifikasi intensitas, frekuensi, dan lama
pajanan pada area yang terpajan
• Gatal merupakan gejala utama dermatitis kontak
alergik. Rasa gatal yang dihubungkan dengan alergi
kulit harus dibedakan dari penyebab gatal lainnya
pada individu usia lanjut, misalnya: rasa gatal akibat
xerosis dan penyakit sistemik.
• Gambaran klinis DKI maupun DKA pada orang tua
secara klinis bervariasi, dapat berupa bercak
eritematosa berskuama tanpa disertai vesikel rasa
gatal maupun sensasi terbakar.
• DKA dengan uji tempel : campuran wewangian,
nikel, balsam Peru, alkohol lanolin, campuran
paraben, dan diamino difenilmetana.
PERBEDAAN DKI DAN DKA
Jenis perbedaan DKI DKA
Penyebab Iritasi primer Alergen = sensitizer
Permulaan penyakit Kontak pertama Kontak berulang
penderita Semua orang Orang yang sudah alergi
Uji temperl Eritema berbatas tegas, Eritema tidak berbatas
bila uji tempel diangkat tegas, bila uji tempel
raksi berkurang diangkat reaksi menetap
atau bertambah
TATALAKSANA
KESIMPULAN
1. Perawatan kulit pada lansia meningkatkan harapan hidup.

2. Kombinasi imunosenesensi dengan modifikasi struktur jaringan khas


terkait usia membuat Lansia rentan terhadap perkembangan penyakit kulit
seperti dermatitis kontak.

3. AID dan PICD adalah jenis ICD yang umum pada orang tua dan
memerlukan diagnosis dan terapi yang cepat untuk meregenerasi sawar kulit
dan menghindari superinfeksi.

4. ACD adalah reaksi inflamasi yang dimediasi sel-T dan membutuhkan


sensitisasi sebelumnya. Pasien lanjut usia menunjukkan peningkatan
prevalensi sensitisasi terhadap campuran wewangian, nikel sulfat, serta agen
topikal seperti balsam Peru, alkohol lanolin, campuran paraben, dan diamino
difenilmetana.

5. Pengujian epikutan untuk mengidentifikasi alergen dan untuk


menghilangkan agen adalah wajib.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai