Anda di halaman 1dari 36

MIKROBIOLOGI

“ P E RT U M B U H A N M I K R O B A ”

KELOMPOK 6
1 . A F I FA H N U R R A H M A H A Z I Z A / 1 7 0 3 1 0 5 4
2 . S H E R LY V E R O N I C A / 1 7 0 3 1 0 3 9
3 . V E R E N L A T I VA / 1 7 0 3 1 1 9 1
4 . V E N I U T R I U TA M I / 1 7 0 3 1 0 8 2
5. VIKA YUNALIA RAHMI / 17031049

Dosen pengampu : Irdawati S.Si, M.Si


PERTUMBUHAN MIKROBA

Diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa sel


yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan
mikroorganisme tergantung dari tersedianya air , kondisi
bahan makanan dan juga lingkungan.
KURVA PERTUMBUHAN

1.    Model Monod


Pertumbuhan sel mikroba biasanya mengikuti suatu pola
pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid (model
Monod).
2. MICROBIAL GROWTH
KINETICS
Terdapat 4 fase pertumbuhan bakteri ketika ditumbuhkan
pada kultur curah (batch culture):

1. Fase lag ( adaptasi/ penyesuaian )


2. Fase eksponensial ( logaritmik )
3. Fase stasioner
4. Fase kematian.
1. Fase lag ( adaptasi/ penyesuaian )

• Merupakan fase untuk menyesuaikan diri dengan substrat dan


kondisi lingkungan di sekitarnya.
• Pada fase adaptasi tidak di jumpai pertambahan jumlah sel.
• Lamanya fase ini bervariasi, dapat cepat / lambat tergantung
dari kecepatan penyesuaian dengan lingkungan di sekitarnya.
2. Fase eksponensial / logaritmik
(Perbanyakan)

• Pertumbuhan bakteri berlangsung paling cepat


• Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi
oleh medium tempat tumbuhnya (Ph dan kandungan
nutrien, suhu dan kelembapan udara).
• Pada fase ini sel membutuhkan energi lebih banyak
dibandingkan dengan fase lainnya, selain itu sel paling
sensitif terhadap keadaan lingkungan.
3. Fase Stasioner

• Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel
yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati.
• Ukuran sel pada fase ini lebih kecil karena sel tetap
membelah meskipun zat nutrisi sudah habis.
• Kurva grafik mendatar.
4. Fase kematian ( autolisis )
• Pada fase ini sel menjadi mati lebih cepat dari pada
terbentuknya sel-sel baru,
• Laju kematian mengalami percepatan menjadi eksponensial
bergantung pada spesiesnya, semua sel mati dalam waktu
beberapa hari atau beberapa bulan .
• Penyebab utama kematian adalah autolisis sel dan
penurunan energi seluler.
GRAFIK FASE-FASE PERTUMBUHAN
MIKROBA
2. CARA MENGHITUNG PERTUMBUHAN

Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan


konsentrasi sel ( jumlah sel per satuan isi kultur) ataupun
destilasi sel (berat kering dari sel-sel persatuan isi kultur).
Ada 2 cara mengukur pertumbuhan mikroba ,
1. Secara langsung
2. Secara tidak langsung
1. SECARA LANGSUNG
haemocytometer.jfif

Metode Total Count


• Metode ini, sampel ditaruh di suatu ruang hitung (seperti
hemasitometer) dan jumlah sel dapat ditentukan secara
langsung dengan bantuan mikroskop.
Metode Turbidimetrik
• Merupakan metode yang cepat untuk menghitung jumlah
bakteri dalam suatu larutan menggunakan
spektrofotometer. Bakteri menyerap cahaya sebanding
dengan volume total sel (ditentukan oleh ukuran dan
jumlah).
• Ketika mikroba bertambah jumlahnya atau semakin besar
ukurannya dalam biakan cair, terjadi peningkatan
kekeruhan dalam biakan.
Metode Berat Kering
• Relatif mudah dilakukan, yaitu kultur disaringan
atau disentrifugasi, kemudian bagian yang disaring
atau yang mengendap hasil sentrifugasi dikeringkan.
• Pada metode tidak dapat membedakan sel yang
hidup dan mati.
Metode Elektronic Counter
• Suspensi mikroorganisme dialirkan melalui lubang kecil
(orifice) dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang
ditempatkan pada dua sisi orifice mengukur tekanan listrik
(ditandai dengan naiknya tekanan) pada saat bakteri melalui
orifice. Pada saat inilah sel terhitung.
Keuntungan : hasil bisa diperoleh dengan lebih cepat dan lebih
akurat, serta dapat menghitung sel dengan ukuran besar.
Kerugian : tidak bisa digunakan untuk menghitung bakteri
karena adanya gangguan derbit, filamen, dan sebagainya, serta
tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati .
PENGHITUNGAN JUMLAH BAKTERI PADA TIAP CAWAN
PETRI MENGGUNAKAN ALAT COLONY COUNTER
Metode Plating Techique
• Merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible)
dan di dasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan
tumbuh, membelah dan memproduksi satu koloni tunggal.
Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU (colony
forming unit) dengan cara membuat seri pengenceran
sampel dan menumbuhkan sampel pada media padat.
Pengukuran dilakukan pada plat dengan jumlah koloni
berkisar 25-250 atau 30-300.
Metode filtrasi membrane
• Sampel dialirkan pada suatu sistem filter membran dengan
bantuan vaccum.
• Bakteri yang terperangkap selanjutnya ditumbuhkan pada
media yang sesuai dan jumlah koloni dihitung.
2. SECARA TIDAK LANGSUNG

Metode Viable Count


• Kultur diencerkan sampai batas yang di inginkan.
• Kultur  encer ditumbuhkan kembali pada media, sehingga
di harapkan setiap sel tumbuh menjadi 1 koloni beberapa
saat berikutnya, biasanya 4-12 jam.
• Kelemahan : jumlah sel terhitung biasanya lebih dari
sebenarnya  (kemungkinan besar 1 koloni dapat berasal
dari 2 sel) dan tidak dapat di aplikasikan pada bakteri yang
tumbuh lambat.
Metode Aktivitas Metabolik
• Di dasarkan pada asumsi bahwa produk metabolit tertentu
( asam atau CO2 ) menunjukkan jumlah mikroorganisme
yang terdapat di dalam media. Misalnya pengukuran
produksi asam untuk menentukan jumlah vitamin yang di
hasilkan mikroorganisme .

Metode Berat Sel Kering


• Umumnya digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi
berfilamen. Miselium fungi dipisahkan dari media dan
dihitung sebagai berat  kotor. Miselium selanjutnya dicuci
dan dikeringkan dengan alat pengering (desikator) dan
ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat yang
konstan yang dihitung sebagai berat sel kering.
PENGARUH KETERBATASAN NUTRISI
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan
suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan
selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen,
hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil
logam lainnya.
Fungsi utama nutrisi bagi organisme diantaranya adalah:
• Sumber energi,
• Bahan pembangun sel, dan
• Sebagai aseptor atau donor elektron.
PENGARUH KETERBATASAN NUTRISI

Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi dapat


mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya
dapat menyebabkan kematian.
Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah
kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan
mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh dan berkembang.
KULTUR KONTINIU
• Merupakan metode kultivasi yang dapat memperpanjang umur
fase perbanyakan bakteri.
• Mikroba ditumbuhkan secara terus menerus pada fase paling
optimum untuk fase pertumbuhan yaitu fase eksponensial .
• Mikroba diberi nutrisi secara terus menerus sehingga mikroba
tidak pernah kekurangan nutrisi.
• Penambahan nutrisi / media segar ke dalam bioreaktor
dilakukan secara kontiniu, dimana dalam waktu yang sama
larutan yang berisi sel dan hasil produk hasil metabolisme
dikeluarkan dari media dengan volume yang sama dengan
substrat yang diberikan.
• Cocok diterapkan pada system produksi metabolit sel mikroba
yang tidak berpengaruh pada pertumbuhan selnya
KULTUR KONTINIU
Kultur kontiniu dapat dirancang dengan 2 metode yaitu :
• Kemostat
• Turbidostat
KEMOSTAT
• Kemostat terdiri dari bejana biak yang dimasuki larutan biak
dari bejana persediaan dengan kecepatan aliran tetap.
• Dilakukan dengan menambahkan nutrien melalui sebuah
tangki sedemikian rupa sehingga komposisi nutrient di dalam
fermentor tempat kultivasi mikrobia selalu dalam keadaan
tetap.
• Diusahakan didalam bejana biak terdapat pemasok O2 secara
optimum .
• Jumlah larutan biak yang dimasukkan ke dalam bejana biak ,
sama dengan jumlah suspense bakteri yang dikeluarkan .
TURBIDOSTAT
• Sintem ini didasarkan pada kerapatan bakteri tertentu atau
kekeruhan tertentu yang dipertahankan konstan.
• Alat pengukuran kekeruhan mengatur pemasokan larutan
nutrient melalui sistem penghubung .
• Didalam bejana biak semua nutrient terdapat dalam jumlah
berlebihan dan mikroba tumbuh dengan kecepatan
pertumbuhan maksimum .
PERBEDAAN KEMOSTAT DAN
TURBIDOSTAT
• Kemostat
Pada metode kemostat kontrol populasi bakteri
berdasarkan pada laju pemasukan media pakan steril .
• Turbidostat
Pada metode turbidostat kontrol populasi berdasarkan
sensor foto-sel yang dapat mengukur populasi bakteri .
Kelebihan Kultur Kontiniu
1. Produktivitas lebih tinggi, disebabkan lebih sedikit waktu persiapan
bioreaktor persatuan produk yang dihasilkan, laju pertumbuhan &
konsentrasi sel dapat dikontrol, pemasokan oksigen dan pembuangan
panas dapat diatur. Dengan demikian hanya butuh pabrik lebih kecil
(pengurangan biaya  modal untuk fasilitas baru).
2. Dapat dijalankan pada waktu yang lama.
3. Cocok untuk proses yang kontaminasnya rendah dan produk yang
berasosiasi dengan pertumbuhan.
4. Pemantauan dan pengendalian proses lebih sederhana.
5. Tidak ada akumulasi produk yang menghambat.
Kelemahan Kultur Kontiniu
1. Aliran umpan yang lama, resiko kontaminasi besar (operasi harus
hati-hati & desain peralatan lebih baik).
2. Peralatan untuk operasi dan pengendalian proses harus biasa tetap
bekerja baik untuk waktu yang lama.
3. Memerlukan mikroba dengan kestabilan genetik tinggi, karena akan
digunkan pada waktu yang lama
Penggunaan Kultur Kontiniu Pada Industri
• Digunakan untuk penelitian fisiologi dan biokimia mikroba, dikarenakan
kondisinya mantap, laju pertumbuhan dapat diatur oleh laju air dan laju
pertumbuhan dibatasi oleh konsentrasi substrat pembatas, dapat
digunakan untuk penelitian pengaruh substrat pembatas terhadap kinerja
mikroba.
• Untuk isolasi dan seleksi mikroba penghasil enzim menggunakan media
diperkaya.
• Untuk produksi biomassa, contoh ICI (Imperial Chemical Industries,
kapasitas bioreaktor 3000 m3, substrat metanol).
• Untuk produksi bir.

Anda mungkin juga menyukai