Anda di halaman 1dari 27

ESTIMASI CADANGAN

Standar Nasional Indonesia & Komite Cadangan Mineral Indonesia 2017


Pelaporan untuk Hasil Eksplorasi, Sumber Daya dan Cadangan mineral dan batubara sendiri yang dapat
digunakan sebagai referensi oleh “Competent Person Indonesia” (CPI)
“The Australasian C ode for Reporting of Exploration Results, Mineral Resources and Ore Reserves – The JORC
Cod e – Edisi 2004”

PARTAMA
N0V 2020
Eksplorasi adalah kegiatan teknis dalam rangka memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang
lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas, dan sumber daya terukur dari komoditas tambang.

Target Eksplorasi adalah sebuah pernyataan atau estimasi potensi eksplorasi dari sebuah deposit mineral
dengan latar belakang geologi tertentu dimana pernyataan atau estimasi tersebut dikutip sebagai sebuah kisaran
tonase dan kisaran kadar atau kualitas; dari mineralisasi yang ksplorasinya belum (dilakukan secara) memadai
untuk bisa melakukan estimasi Sumber Daya.
inventori
perkiraan insitu yang tidak mempertimbangkan atau tidak lulus uji prospek yang beralasan (reasonable). Ini
termasuk yang saat ini memiliki prospek yang rendah karena kondisi alam atau budaya yang menghalangi
penambangan

inventori tereka (inferred inventory)


bagian dari estimasi inventori total yang tonase, kualitas, dan kandungan, hanya dapat diperkirakan dengan
tingkat kepercayaan yang rendah. Titik pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung dan keyakinan
geologi rendah tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan endapan dan kualitasnya

inventori tertunjuk (indicated inventory)


bagian dari estimasi inventori total yang tonase, densitas, bentuk, dimensi, kualitas, dan kandungan dapat
diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang beralasan, didasarkan pada informasi yang didapatkan dari titik-
titik pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung dan keyakinan geologi medium. Titik pengamatan
yang ada cukup untuk menginterpretasikan kemenerusan endapan, tetapi tidak cukup untuk membuktikan
kemenerusan kualitas dan kuantitas.

inventori terukur (measured inventory)


bagian dari estimasi inventori total yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan dengan tingkat
kepercayaan tinggi, didasarkan pada informasi yang didapat dari titik-titik pengamatan yang mungkin didukung
oleh data pendukung dan keyakinan geologi tinggi. Titik-titik pengamatan jaraknya cukup berdekatan untuk
membuktikan kemenerusan kualitas dan kuantitas.
Pedoman pelaporan sumber daya dan cadangan batubara disusun oleh Komite Teknis 73-02 Teknik
Pertambangan. Standar ini merupakan revisi dari SNI 5015:2011, Pedoman pelaporan, sumber daya, dan
cadangan batubara. Revisi tersebut dilakukan pada bagian penjelasan sumber daya, cadangan dan tingkat
keakuratan dalam melakukan kajian keekonomian serta penambahan acuan pelaporan yang harus
ditandatangani oleh orang yang berkompeten (competent person).

Sumber Daya adalah suatu konsentrasi atau keterdapatan dari material yang memiliki nilai ekonomi pada atau
di atas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas dan kuantitas tertentu yang memiliki keprospekan yang beralasan
untuk pada akhirnya dapat diekstraksi secara ekonomis.
Lokasi, kuantitas, kadar, karakteristik geologi dan kemenerusan dari Sumber Daya Mineral diketahui, diestimasi atau
diintepretasikan dari bukti dan pengetahuan geologi yang spesik, termasuk pengambilan sampel. Sumber Daya
Mineral dikelompokkan berdasarkan tingkat keyakinan geologinya, ke dalam kategori Tereka, Tertunjuk dan Terukur.

Cadangan Terkira merupakan bagian dari Sumber Daya Mineral Tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis,
dan dalam beberapa kondisi, juga merupakan bagian dari Sumber Daya Mineral Terukur.

C adangan Mineral T erbukti merupakan bagian dari Sumber Daya Mineral Terukur yang dapat ditambang secara
ekonomis. Cadangan Mineral Terbukti memiliki tingkat keyakinan yang tinggi pada Faktor-Faktor Pengubahnya.
cadangan marginal
bagian dari cadangan batubara terkira yang berada pada batas keekonomian pada saat penyusunan studi
kelayakan tetapi masih harus mempertimbangkan perubahan faktor teknis dan ekonomis untuk dilakukan
perencanaan penambangan sehingga status cadangan dapat kembali menjadi sumberdaya
cadangan tidak tertambang
cadangan batubara yang direncanakan untuk dilakukan penambangan pada saat penyusunan studi
kelayakan, tetapi pada saat dilakukan kegiatan penambangan terjadi perubahan teknis dan ekonomis,
sehingga tidak dapat ditambang dan statusnya kembali menjadi sumberdaya
Standar ini telah disepakati oleh pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu perusahaan
tambang, perguruan tinggi/lembaga penelitian dan instansi teknis pada forum konsensus nasional
Batasan wilayah estimasi adalah batas wilayah terluar dalam proses estimasi sumber daya yang
meliputi dokumen perizinan, unsur alam (misal sungai, hutan lindung) dan unsur buatan
manusia (missal pemukiman, jalan, jembatan).
Pemodelan geologi
Pemodelan geologi adalah proses pembuatan pemodelan geologi yang dilakukan secara manual atau
menggunakan perangkat lunak dengan memasukkan data yang berkaitan dengan topografi, struktur,
kuantitas, dan kualitas batubara dan batuan penutup yang digambarkan secara visual
Pemodelan geologi
Pemodelan geologi adalah proses pembuatan pemodelan geologi yang dilakukan secara manual atau
menggunakan perangkat lunak dengan memasukkan data yang berkaitan dengan topografi, struktur,
kuantitas, dan kualitas batubara dan batuan penutup yang digambarkan secara visual

Menilai tingkat keyakinan Validasi data topografi dan survei


Collar lubang bor, survei topografi, dan data geografis lainnya perlu divalidasi untuk mengkonfirmasi
bahwa datum survei dan sistem koordinat yang benar telah digunakan. Skala pemetaan minimum
1:2000.

Keterwakilan sampel
Sampel yang dianalisis untuk titik pengamatan kualitas batubara dapat diperoleh dari singkapan atau
pengeboran inti (minimum HQ atau HX) yang mempunyai recovery lebih dari 95 %. Jika core recovery
kurang dari 95 % karena faktor geologi suatu endapan, orang yang berkompeten wajib untuk memberikan
penjelasan mengenai hal tersebut

Faktor-faktor Pengubah merupakan pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk mengkonversi


Sumber Daya Mineral menjadi Cadangan Mineral. Faktor-faktor ini termasuk, dan tidak terbatas pada,
faktor-faktor penambangan, pengolahan, metalurgi, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, infrastruktur,
sosial, dan pemerintahan.
Sebelum dimulainya proses estimasi cadangan, orang yang berkompeten harus melakukan verifikasi dan validasi terhadap
pangkalan data dan pemodelan geologi sumber daya yang akan digunakan dalam estimasi cadangan. Apabila dalam
pemeriksaan tersebut ditemukan hal-hal yang perlu diklarifikasi, maka orang yang berkompeten harus mendiskusikannya
dengan orang yang berkompeten yang telah menerbitkan laporan sumber daya. Hal ini ditujukan agar orang yang berkompeten
memiliki tingkat keyakinan yang memadai terhadap pangkalan data dan pemodelan geologi sumber daya yang digunakannya.
Pemeriksaan pangkalan data dan pemodelan geologi sumber daya paling tidak meliputi:
a. pembuatan penampang melintang 2D melalui titik-titik bor eksplorasi untuk melihat kesesuaian posisi elevasi collar titik bor
terhadap topografi, dan posisi serta ketebalan batubara dalam permodelan geologi terhadap data lubang bor,
b. pembuatan kontur struktur dari lapisan-lapisan utama untuk melihat ada atau tidaknya anomali, seperti fenomena “bulleyes”,
“washout”, sesar dan perlipatan yang tidak semestinya, dan lain-lain,
c. pemeriksaan nilai maksimum dan minimum dari kualitas yang dimodelkan,
d. pemeriksaan batas area klasifikasi sumber daya terhadap lubang-lubang bor yang menjadi titik pengamatan.

Pada tahap awal proses estimasi cadangan, harus ditentukan beberapa hal sebagai berikut.
a. Tujuan pasar dari produk mineral dan batubara tersebut beserta titik jualnya, apakah penjualan konvensional atau
nonkonvensional.
b. Diagram alir (flow chart) atau ilustrasi yang menunjukkan aktivitas dalam rantai produksi mulai dari titik gali
hingga titik penjualan. Hal ini sangat berguna untuk mengidentifikasi parameter teknis dan komponen biaya yang
terlibat dalam produksi tersebut.
c. Sistem penambangan yang akan digunakan, apakah tambang terbuka dengan metode truk dan ekskavator,
tambang terbuka dengan metode lainnya, tambang bawah tanah atau lainnya.
d. Rencana pelaksana operasi penambangan, apakah dikerjakan sendiri atau dengan menggunakan kontraktor
tambang. Hal ini akan sangat menentukan besaran biaya, baik biaya produksi maupun biaya modal. Pada
umumnya biaya produksi dari sebuah tambang yang menggunakan kontraktor akan lebih tinggi dibandingkan
dengan apabila tambang dioperasikan sendiri. Hal ini berkebalikan dengan biaya modal yang harus dikeluarkan.
Parameter teknis yang harus ditentukan paling tidak meliputi batas parameter volume yang dapat
ditambang, nilai minimum atau maksimum parameter kualitas yang bisa dijual, kedalaman maksimum
dan lebar minimum bukaan tambang, kehilangan penambangan (mining losses), dilusi dan tingkat
perolehan tambang menyeluruh (global mining recovery).

Untuk estimasi cadangan dari tambang yang telah beroperasi, parameter penambangan harus
didasarkan atas data hasil rekonsiliasi penambangan yang sudah berjalan.

Parameter geoteknik baik untuk pembuatan desain pit dan desain disposal dari tambang terbuka
maupun untuk pembuatan desain lubang bukaan dari tambang bawah tanah harus ditentukan melalui
sebuah studi geoteknik tambang oleh tenaga teknik pertambangan yang berkompeten. Termasuk
dalam studi ini adalah evaluasi kemampugalian dan kemampugaruan. Di samping itu, studi hidrologi,
hidrogeologi, dan potensi pembentukan air asam tambang harus dilakukan untuk mengetahui potensi
gangguan terhadap operasi penambangan yang muncul karena keberadaan air permukaan, air tanah,
dan air asam tambang.
Asumsi harga jual produk bahan tambang pada tambang yang belum beroperasi harus ditentukan
oleh orang yang berkompeten melalui pendekatan yang beralasan, berdasarkan tipe kualitas produk
batubara yang dikaji dan lokasi titik jual yang sebelumnya telah ditetapkan. Penentuan harga jual ini
juga harus memperhatikan apakah produk batubara dari tambang tersebut dijual di pasar
konvensional atau nonkonvensional. Apabila tambang sudah berproduksi dan telah ada kontrak
penjualan, maka asumsi harga batubara untuk estimasi cadangan dapat didasarkan pada kontrak
penjualan tersebut.
Daerah yang memiliki kendala lahan di permukaan antara lain: lahan berada di taman nasional atau rencana taman nasional,
hutan konservasi dan kawasan hutan yang tidak memungkinkan untuk dialihfungsikan, sungai, tubuh simpanan air, area
pengembangan perkotaan atau infrastruktur besar, seperti rel kereta api, bandara, jembatan besar, jalan raya, jalur pipa
minyak dan gas, sumur minyak dan gas, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) harus ditunjukkan dalam sebuah
peta, sehingga dapat tergambar secara jelas mana saja area-area prospek dari bahan yang benar-benar bisa ditambang.

Batas pit ekonomis dari sebuah tambang terbuka atau batas blok penambangan ekonomis dari sebuah tambang bawah tanah
harus ditentukan melalui proses optimisasi atau, berdasarkan semua asumsi/parameter teknis dan ekonomi yang sebelumnya
telah ditentukan.

Aspek lingkungan serta perizinan terkait juga perlu dibahas oleh orang yang berkompeten dalam Laporan hasil estimasi
cadangan. Salah satu bagian terpentingnya adalah izin AMDAL/UKL-UPL dari pemerintah yang diperlukan sehubungan
dengan rencana penambangan bahan tambang tersebut. Izin tersebut harus mencakup dan mendukung tingkat produksi
batubara yang diasumsikan.

Aspek legal yang perlu diperiksa dan dibahas oleh orang yang berkompeten adalah semua izin utama yang diperlukan untuk
penambangan batubara, meliputi izin tahap Operasi Produksi baik untuk PKP2B ataupun IUP/IUPK yang harus mencakup
dan mendukung lamanya umur tambang, Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) Operasi Produksi area prospek yang
masuk dalam kawasan hutan (selain hutan lindung atau kawasan konservasi), izin pembangunan atau penggunaan jalan, izin
pembangunan atau penggunaan pelabuhan, dan lain-lain.
Faktor sosial dan pemerintahan juga perlu dievaluasi oleh orang yang berkompeten dalam laporan cadangan
Faktortambang.
bahan sosial danOrang
pemerintahan juga perlu dievaluasi
yang berkompeten oleh orang
perlu membahas yang berkompeten
rencana/program dalam laporan
perusahaan terkaitcadangan
upaya
bahan tambang. Orang yang berkompeten perlu membahas rencana/program perusahaan
mengelola hubungan baik dengan masyarakat di sekitar area tambang, yang umumnya dilakukan melalui terkait upaya
mengelola
program hubungan baik
pengembangan dandengan masyarakat
pemberdayaan di sekitar
masyarakat area Selain
(PPM). tambang, yang juga
itu, perlu umumnya dilakukan
dibahas melalui
upaya sinergi
program
dengan pengembangan
pemerintah dan pemberdayaan
dalam mewujudkan programmasyarakat
tersebut. (PPM). Selain itu, perlu juga dibahas upaya sinergi
dengan pemerintah dalam mewujudkan program tersebut.

Salah satu hal fundamental yang harus ada dalam proses estimasi Cadangan adalah evaluasi ekonomi
proyek tambang tersebut. Orang yang berkompeten perlu melakukan analisis finansial proyek menggunakan
pendekatan/metode yang masuk akal dengan pemodelan finansial seperti discounted cashflow atau lainnya.
Hasil evaluasi finansial proyek tambang harus bisa menjustifikasi bahwa dengan skema produksi tambang
yang telah dibuat, proyek tambang batubara tersebut menguntungkan (layak secara ekonomi) apabila
dikerjakan. Kriteria kelayakan ekonomi proyek yang umum dievaluasi antara lain Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period.
Metode perhitungan cadangan antara lain :
a. Metode Cross Section Masih sering dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari perhitungan. Hasil
perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil
perhitungan yang lebih canggih dengan menggunakan komputer.
b. Metode Isoline (Metode Kontur) Metoda ini dipakai untuk digunakan pada endapan bijih dimana
ketebalan dan kadar mengecil dari tengah ke tepi endapan. Volume dapat dihitung dengan cara
menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur, kemudian mempergunakan
prosedur-prosedur yang umum dikenal.
c. Metode Poligon (area of influence) Metoda poligon ini merupakan metoda perhitungan yang
konvensional. Metoda ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang relatif homogen dan
mempunyai geometri yang sederhana. Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan
nilai conto yang berada di tengah-tengah poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan
metoda poligon daerah pengaruh (area of influence).
d. Metode Model Blok (Grid) Aspek yang paling penting dalam perhitungan cadangan adalah metode
penaksiran, terdapat bermacam-macam metode penaksiran yang bisa dilakukan yaitu metode
klasik yang terdiri dari NNP (Neighborhood Nearest Point) dan IDW (InverseDistance Weighting)
serta metode non klasik yaitu penaksiran dengan menggunakan Kriging. Metode Kriging adalah
yang paling baik dalam hal ketepatan penaksirannya (interpolasi), metode ini sudah memasukkan
aspek spasial (posisi) dari titik referensi yang akan digunakan untuk menaksir suatu titik tertentu.
Sebelum melakukan perhitungan dengan metode poligon terlebih dahulu diketahui variabel yang mempengaruhi perhitungan,
diantaranya :
1. Luas blok/poligon yang akan dihitung 
2. Ketebalan endapan batubara pada lubang bor yang terletak pada blok yang akan dihitung cadangan endapan batubaranya.
3. 3. SG (Spesific Gravity) batubara yang terletak pada blok yang akan dihitung.

Metode poligon untuk penghitungan cadangan batubara dilakukan sebagai berikut:


4. Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh yang dibentuk oleh garis-garis berat antara titik terdekat
disekitarnya.
5. Garis-garis tersebut diekstensikan sejauh setengah jarak dari titik-titik disekitarnya yang membentuk suatu daerah pengaruh.
6. Masing-masing daerah/blok diperlukan sebagai satu poligon yang mempunyai kadar dan ketebalan yang konstan yaitu sama
dengan kadar dan ketebalan titik bor di dalam poligon tersebut.
7. Menentukan luas daerah/blok (m 2 ) yang akan dihitung dengan cadangan batubaranya
8. Kemudian mencari volume endapan batubara (m 3 ) dengan cara mengalikan luas daerah (m 2 ) dengan ketebalan endapan
batubara (m) pada daerah/blok tersebut.
9. Kemudian didapat berat cadangan endapan batubara (ton) dengan cara mengalikan volume batubara (m 3 ) dengan SG
batubara pada daerah tersebut.
10. Demikian juga penghitungan cadangan endapan batubara pada blok-blok yang lainnya, sehingga didapatkan cadangan
endapan batubara pada suatu daerah. Kesimpulan Kekurangan dan kelebihan metode poligon Kelebihan : a. Perhitungan
dapat dilakukan dalam waktu singkat. b. Cocok untuk yang tidak bervariasi. kelemahan : a. Kurang tepat untuk yang
bervariasi (inconsistent bed ) Aplikasi ini akan sedikit memudahkan untuk menghitung endapan dengan metode poligon
CROSS SECTION
OPTIMAL

MAKSIMAL

Anda mungkin juga menyukai