Anda di halaman 1dari 99

PENGARAHAN PEMBINAAN

KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI


LLDIKTI Wilayah IV, 20 Desember 2018
KLASTERISASI
PERGURUAN TINGGI
INDONESIA
Aspek Klasterisasi PT Non-Vokasi 2018
Sumber Daya Manusia Kelembagaan
Kemahasiswaan Penelitian dan Pengabdian kpd Masyarakat
Inovasi

Inovasi
5%
Penelitian Sumber Daya Manusia
25%
dan
Pengabdian
kpd
Masyarakat
30%

Kelembagaan
Kemahasiswaan 28%
12%
Aspek & bobot setiap Indikator dalam
Klasterisasi PT Indonesia Non-Vokasi 2018
Aspek Indikator yang digunakan Kode Bobot

Persentasi dosen berpendidikan S3 A1 0.45

Sumberdaya Manusia A2
(25%) Persentase dosen dalam jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar 0.45

Rasio jumlah mahasiswa terhadap dosen A3 0.10

Akreditasi Institusi BAN-PT B1 0.35

Akreditasi program studi BAN-PT B2 0.50

Kelembagaan (28%) Jumlah program studi terakreditasi internasional B3 0.05

Jumlah mahasiswa asing B4 0.05

Kerjasama perguruan tinggi B5 0.05

Kemahasiswaan (12%) Kinerja kemahasiswaan C1 1.00

Kinerja penelitian D1 0.50


Penelitian dan
Pengabdian kepada Kinerja pengabdian kepada masyarakat D2 0.30
Masyarakat (30%)
Jumlah artikel ilmiah terindeks per jumlah dosen D3 0.20

Inovasi (5%) Kinerja Inovasi E1 1.00


Perhitungan Skor SDM (Akademik)

 %Dosen S3 ≥ 50%  skor=4, lebih kecil turun


secara proposional*
 %Dosen LK&GB ≥ 40%  skor=4, lebih kecil
turun secara proposional

* Jika suatu PT %dosen S3 = X, maka Skor=4 jika X≥50% dan Skor= X/50*4 jika X<50%
Perhitungan Skor Kelembagaan
• Nilai Akreditasi Institusi: Nilai paling tinggi  skor=4, lebih
kecil turun secara proposional
• Akreditasi program studi:
– Akreditasi A  Skor=4
– Akreditasi B  Skor=3
– Akreditasi C  Skor=2
– Tidak terakreditasi  Skor=0
 Skor Akreditasi PS = Rata-rata skor semua PS
• Jumlah prodi terakreditasi internasional: Jika ≥ 10 prodi
maka skor=4, lebih kecil turun secara proposional
• Bobot kerjasama PT:NonPT=50%:50%,
Mou:MoA:IA=20%:40%:40%, DN:LN=40%:60%
 Skoring data kerja sama, jika diatas percentile ≥ 95%
diberi skor 4, sisanya mengikuti proporsional
Perhitungan Skor Mahasiswa Asing

• Data 2 (dua) tahun terakhir


• Bobot: Degree (60%) dan non degree
(40%)
• Untuk degree: skor 4 jika mahasiswa
asing ≥ 30
• Untuk non degree: skor 4 jika
mahasiswa asing ≥ 50
Sumber Data Klasterisasi PT Indonesia Non-
Vokasi 2018

 Ditjen. Belmawa: kinerja kemahasiswaan dan


akreditasi internasional
 Ditjen. Kelembagaan: jumlah mahasiswa asing, data
kerja sama Perguruan Tinggi
 Ditjen. Penguatan Risbang: kinerja riset, kinerja abdimas
 Ditjen. Penguatan Inovasi: Kinerja Inovasi
 Database Scopus: jumlah publikasi terindeks scopus.
 PD Dikti: data dosen dan data mahasiswa
 BAN PT: akreditasi institusi dan program studi
Pengertian Klasterisasi

Klaster 1

Klaster 2

Klaster 3

Klaster 4

Klaster 5
Pengertian Klasterisasi
Kelompok Ciri Program
Klaster 1 • SDM dan Infrastruktur kuat berhasil • Penguatan kapasitas
didayagunakan untuk mencapai prestasi untuk membangun
nasional yang tinggi reputasi internasional
• Siap ditingkatkan peringkat internasional • Perekaman data kegiatan
• Data kegiatan kemahasiswaan belum kemahasiswaan secara
terekam sepenuhnya sistematis ke dalam PD
Dikti
Klaster 2 • SDM dan Manajemen relative kuat • Penguatan kapasitas
• Belum berhasil didayagunakan untuk manajemen internal
mencapai prestasi nasional yang tinggi untuk mendayagunakan
sumberdaya perguruan
tinggi
Klaster 3 • SDM dan Manajemen kualitas sedang • Peningkatan kualitas SDM
• Belum mampu didayagunakan untuk • Penguatan kapasitas
mencapai prestasi nasional manajemen internal
Pengertian Klasterisasi
Kelompok Ciri Program
Klaster 4 • SDM dan Manajemen kualitas rendah • Peningkatan kualitas
• Belum menujukkan adanya prestasi SDM dan Manajemen
nasional Internal
• Peningkatan
pemahaman prestasi tri-
dharma
Klaster 5 • Kualitas SDM dan Manajemen sangat • Peningkatan kualitas SDM
rendah dan Manajemen Internal
• Tidak ada indikasi prestasi (studi lanjut untuk staf
pengajar)
Hasil Klasterisasi PT 2018
Hasil Klasterisasi Perguruan Tinggi Non-Vokasi
Tahun 2018

Skor Total
No. Nama PT Peringkat
Konversi
1 Institut Teknologi Bandung 89.33 1
2 Universitas Gadjah Mada 88.43 2
3 Institut Pertanian Bogor 85.16 3
4 Universitas Indonesia 81.92 4
5 Universitas Diponegoro 78.00 5
6 Institut Teknologi Sepuluh Nopember 77.54 6
7 Universitas Airlangga 75.66 7
8 Universitas Hasanuddin 74.70 8
9 Universitas Padjadjaran 73.81 9
10 Universitas Andalas 71.98 10
11 Universitas Negeri Yogyakarta 70.81 11
12 Universitas Brawijaya 70.57 12
13 Universitas Pendidikan Indonesia 13
67.59
14 Universitas Negeri Malang 65.19 14
PTS DI LINGKUNGAN LLDIKTI WILAYAH IV
dalam PERINGKAT 100 BESAR
Tahun 2018

No Nama PT Skor Total Peringkat


Konversi
1 Universitas Telkom 52.05 33
2 Universitas Katolik Parahyangan 51.85 35
3 Universitas Pasundan 45.28 61
4 Universitas Djuanda 44.07 66
5 Universitas Islam Bandung 43.36 71
6 Universitas Kristen Maranatha 41.96 82
7 Sekolah Tinggi Hukum Bandung 39.56 93

Sumber: http://pemeringkatan.ristekdikti.go.id
Hasil Klasterisasi Perguruan Tinggi Non-Vokasi
Tahun 2018

pemeringkatan.ristekdikti.go.id
INTERNASIONALISASI
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
PERGURUAN TINGGI
Tantangan untuk Peningkatan
Daya Saing Bangsa

2
Globalisasi terhadap dunia Pendidikan Tinggi

• Globalisasi adalah suatu phenomena terhadap meningkatnya


hubungan global yang meliputi ekonomi, budaya, dan
perubahan sosial (OECD, 2009).
• Perguruan tinggi diharapkan sebagai tempat yang dapat
menghasilkan tenaga kerja yang mumpuni/ahli serta
berkontribusi dalam penelitian dan inovasi.
• Perguruan tinggi juga diharapkan dapat mempercepat saling
memahami dan membantu dalam membangun jejaring global
untuk masa depan yang lebih baik.
• Dinamika terhadap pertukaran informasi, ide, teknologi,
bahkan mahasiswa dan dosen telah mengubah lingkungan
akademik pada pendidikan tinggi.
Directorate
General of Higher
Education
Ministry of
Education and
Culture
• Hal ini telah mengakibatkan meningkatnya kolaborasi
/kerjasama antar perguruan tinggi secara global.
• Perubahan global pada dunia pendidikan tinggi diantaranya
berupa :
• Mobilitas mahasiswa/staf pengajar;
• Penelitian bersama (International Joint Research;
• Joint/double degree
• Quality assurance semakin menjadi perhatian.
• dll

Directorate
General of Higher
Education
Ministry of
Education and
Culture
Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam meningkatkan kerjasama
pendidikan tinggi dalam APEC (Asia Pacific Economies
Cooperation) Forum. Salah satu kebijakan yang didorong di APEC
adalah “Cross-border Education Cooperation on Higher
Education”, yang meliputi:

a. Peningkatan mobilitas mahasiswa


b. Peningkatan mobilitas peneliti
c. Peningkatan mobilitas Penyedia Layanan pendidikan
(Education Providers)
d. Peningkatan kerjasama bilateral yang sudah ada

Directorate
General of Higher
Education
Ministry of
Education and
Culture
Prioritas Kebijakan dan Strategi dalam Internasionalisasi Pendidikan
Tinggi
World Africa Asia- Euro Latin Midd North
Pacific pe America le Ameri
& East ca
Caribbean

Outgoing mobility opportunities for students (study, 44% 29% 40% 49% 45% 18% 43%
internships etc)
International student exchanges and attracting 43% 27% 50% 45% 29% 35% 42%
international students
International research collaboration 40% 46% 52% 41% 35% 32% 23%

Strengthening international/intercultural 31% 29% 33% 30% 27% 25% 40%


content of curriculum
Joint and dual/double degree programmes 30% 24% 27% 35% 27% 30% 17%

Outgoing mobility options for faculty/staff 29% 24% 24% 35% 33% 18% 14%

International development and capacity building 17% 27% 14% 17% 13% 22% 18%
Projects
Hosting international scholars 17% 22% 18% 13% 23% 20% 16%
Internationalization “at home” 15% 10% 15% 17% 11% - 18%

Foreign language teaching as part of the Curriculum 14% 7% 6% 17% 15% 5% 9%

Source: Egron-Polak & Hudson (2010) in BEELEN, Jos (2011). “Internationalisation at Home in a Global Perspective: A Critical Survey of the
3rd Global Survey Report of IAU”. In: “Globalisation and Internationalisation of Higher Education”
Alasan terhadap Internasionalisasi Pendidikan Tinggi
World Africa Asia- Euro Latin Midd North
Pacific pe America le Ameri
& East ca
Caribbean
Improve student preparedness for a 30% 19% 31% 27% 39% 22% 39%
globalized/internationalized world
Internationalize curriculum and improve 17% 15% 17% 16% 18% 16% 17%
academic quality
Enhance international profile and 15% 13% 14% 20% 6% 17% 9%
reputation
Strengthen research and knowledge 14% 24% 15% 13% 16% 22% 8%
capacity Production
Increase the number, broaden and 9% 8% 7% 10% 4% 5% 17%
diversify source of students
Broaden and diversify source of 4% 3% 6% 4% 3% 10% 2%
faculty/staff
Increase faculty intercultural 3% 3% 4% 2% 5% 6% 2%
understanding*

Source: Egron-Polak & Hudson (2010) in BEELEN, Jos (2011). “Internationalisation at Home in a Global Perspective: A Critical Survey of the
3rd Global Survey Report of IAU”. In: “Globalisation and Internationalisation of Higher Education”
Peningkatan Pendidikan Tinggi
dalam era globalisasi bertujuan :
 Menghasilkan tingkat kompetisi yang kuat melalui
pengelolaan program pengembangan kapasitas lembaga
secara strategis, baik bersifat akademik maupun non-
akademik;
 Mendesain bentuk promosi yang baik yang menarik
perhatian dan memberikan gambaran yang kuat
terhadap institusi ;
Prioritas Sasaran Strategis Dikti
2010-2014 2015-2019
AKSES MUTU

MUTU RELEVANSI

RELEVANSI AKSES

DAYA SAING DAYA SAING


TATA TATA
KELOLA KELOLA

Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Merupakan


Prioritas Pertama Dari Rencana Strategis Dikti 2015 -
2019 24
Program Peningkatan Mutu

Kriteria penilaian QS WUR


International staff ratio
International student ratio 5%
5%

Citation per faculty Academic reputation


20% 40%

Faculty/student ratio
20%

Employer reputation
Aspek & bobot setiap Indikator dalam
Klasterisasi PT Indonesia 2017

Aspek Indikator yang digunakan Kode Bobot

Persentasi dosen berpendidikan S3 A1 0.33

Sumberdaya Manusia
(30%) Persentase dosen dalam jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar A2 0.33

Rasio mahasiswa terhadap dosen A3 0.33

Akreditasi Institusi BAN-PT B1 0.35

Akreditasi program studi BAN-PT B2 0.55


Kelembagaan (28%)
Jumlah program studi terakreditasi internasional B3 0.05

Jumlah mahasiswa asing B4 0.05

Kemahasiswaan (12%) Kinerja kemahasiswaan C1 1.00

Kinerja penelitian D1 0.45


Penelitian dan
Pengabdian kepada Kinerja pengabdian kepada masyarakat D2 0.30
Masyarakat (30%)
Jumlah artikel ilmiah terindeks per jumlah dosen D3 0.25
Strategic
Action Plans
• Mendorong dan memfasilitasi internasionalisasi pendidikan
tinggi melalui:
– Peningkatan jumlah mahasiswa asing, program2 internasional, dan pertukaran
staf/dosen;
– Aplikasi perijinan mahasiswa asing secara online (ijinbelajar.dikti.go.id)
– Penyediakan Aplikasi Laporan kerjasama perguruan tinggi secara online
(ijinbelajar.dikti.go.id/kerjasama)
– Integrasi Sistem Izin Mahasiswa Asing dan Persetujuan Student Visa
• Mendorong dan memfasilitasi Perguruan Tinggi yang bermutu
(excellent) melalui :
– Memperkuat perguruan tinggi yang sudah dikenal secara international =>
WCU
– Peningkatan kualitas perguruaan tinggi berupa peingkatan akreditasi institusi
dan program studi WW OR OLRDLD
– Menularkan kemampuan yang dimiliki oleh perguruan tingi yang baik kepadaCLCALSASSS
yang lain => Forum KUI; Forum Forwarek Kerjasama; dll
• Menciptakan lingkungan yang memiliki daya saing dalam
melakukan kerjasama
– Menyebarluaskan informasi tentang adanya dana hibah yang bersifat
kompetisi : BFKSI; PKKUI; Hibah Konsorsium; dll
– Mendukung berbagai kerjasama baik berskala nasional maupun internasional
– Menyiapkan program penguatan kelembagaan bagi perguruan tingi yang
lemah : Lokakarya Peningkatan Akreditasi PT; Bimbingan teknis kerjasama
Strategic Action
Plans
• Mendorong dan memfasilitasi kerjasama internasional bid
akademik:
– Pengembangan kurikulum
– Joint program:
• Double degree, Joint degree, Credit Transfer/Credit Earning;
– Regional/international accreditation & recognition
– Joint research & publications
• Mendorong inisiasi pertukaran staf/dosen(reciprocal)
• Mempromosikan Perguruan Tinggi Indonesia => NAFSA, EAIE,
APAIE, IHEE
• Berpartisipasi dalam regional and
internasional event : Joint Working Group =>
World
UK, Japan, Taiwan, Australia, Perancis, etcClass
Strategic Action
Plans
Memperbanyak dana penelitian
 National subscription of e-journal database
 Riset Prioritas Nasional, dll World Class
 Researcher, Innovator & Engineer University
Meningkatkan profile & Kemampuan staff:
 Internationalization of publication
 Internationalization of national journal
 “sabbatical”/post doc overseas
 Overseas scholarship
Memanfaatkan ICT guna peningkatan
kualitas dan akses => Aplikasi Online
Informasi Perguruan Tinggi Indonesia
melalui Pemetaan KlasterisasiPerguruan
Tinggi Indonesia berdasarkan kualitas SDM,
Kelembagaan,Penelitian dan Kemahasiswaan
yang dapat diakses melalui laman
http://pemeringkatan.ristekdikti.go.id
Beasiswa bagi mahasiswa asing (Beasiswa
KNB dan Beasiswa Darmasiswa).
Beberapa bentuk program mobilitas
bagi mahasiswa
a. ASEAN International Mobility for Students (AIMS)
b. Erasmus Plus
c. New Colombo Plan
d. Re-inventing Japan => Global 30  Suiji
e. Summer Course Programs
f. Joint/Double Degree, Credit Transfer/Credit
Earning
g. Pertukaran Mahasiswa Nusantara (Permata)
Program Gelar Bersama (Joint Degree)
• Dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua PT
• Program studi sama, jenjang sama
• Menghasilkan satu gelar S-1 atau S-2
• Harus memperhatikan kedekatan bidang ilmu (bidang serumpun);
• Kesetaraan akreditasi PTDN dan PTLN sekurang-kurangnya B atau kategori
“baik”;
• Kerjasama harus bersifat “Reciprocal”
• Hak cipta atas kurikulum, HAKI (paten), legalisasi ijazah, dan hal lain yang
bersifat fundamental wajib dituangkan dalam MOA
• Mahasiswa menjalankan Gelar Bersama apabila telah menempuh beban
studi kurikulum inti sesuai dengan kompetensi utama, atau telah menempuh
beban studi sedikitnya 50% dari total beban studi yang dipersyaratkan di PT
asal
• Lulusan program Gelar Bersama memperoleh dua ijazah (diploma) yang
diterbitkan oleh PT asal dan PT mitra untuk satu jenjang kualfikasi (degree)
• Setiap ijazah wajib dilengkapi dengan Surat Keterangan Pendamping Ijazah
(SKPI)/ Diploma Supplement.
Program Gelar Ganda Reguler (1)
• Dilakukan oleh satu atau dua PT atau lebih pada program studi
yang berbeda dengan jenjang yang sama untuk menghasilkan
dua gelar (degree) yang merupakan pengakuan atas hasil
pendidikan pada strata1 (S-1) atau strata2 (S-2)
• Program Gelar Ganda Reguler dapat dilaksanakan apabila
program studi yang bekerja sama memiliki kesamaan minimum
50% dari total beban studi;
• Program studi yang melaksanakan Program Gelar Ganda
memiliki akreditasi sekurang-kurangnya B;
• Kerjasama harus bersifat “Reciprocal”
• Hak cipta atas kurikulum, HAKI (paten), legalisasi ijazah, dan hal
lain yang bersifat fundamental wajib dituangkan dalam MOA
Program Gelar Ganda Reguler (2)

• Mahasiswa yang mengikuti Program Gelar Ganda Reguler harus telah


menempuh minimum 25% dari total beban sks program studi ke I di
perguruan tinggi A, dengan IPK minimum 3,51.
• Lulusan Program Gelar Ganda Reguler dapat memperoleh dua gelar
(degree) dengan dua ijazah (diploma) yang diterbitkan oleh PT A dan
PT B untuk satu jenjang kualifikasi (degree) yang sama;
• Dua ijazah (diploma) dari dua gelar (degree) yang diperoleh
ditandatangani oleh pimpinan masing-masing PT, dan setiap ijazah
dilengkapi dengan Keterangan Tambahan Ijazah (Diploma
Supplement) yang dapat menjelaskan proses dan keluaran
(outcomes) dari Gelar Ganda Reguler
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
kerjasama dengan PT Mitra Asing

1. Kredibilitas PT Mitra (alasan pemilihan mitra)


2. Kerjasama yang bersifat timbal balik (Reprocity)
3. Strategy Keberlanjutan kerjasama
4. Hak dan Kewajiban yang jelas dan disepakati bersama dan tercantum
dalam MoA
5. Pemetaan kurrikulum yang digunakan bersama
6. Keberlanjutan studi
7. Biaya Pendidikan
Tantangan dalam menerima mahasiswa asing (Inbound
Students)

1. Perbedaan sistem dan standard pendidikan tinggi yang berlaku


2. Bahasa dan budaya
3. Kecukupan fasiilitas bagi mahasiswa asing berupa asrama mahasiswa
(Dormitory)
4. Saling memahami terhadap keberagaman negara dan suku bangsa
5. Unit yang menangani mahasiswa asing (inbound students)
6. Ketersediaan Logistic terhadap kedatangan mahasiswa asing
7. Ketersediaan Mentors atau Supervisors bagi Inbound Students
Strategi untuk mendatangkan mahasiswa asing

Membangun reputasi Internasional melalui:


Cara konvensional: Publication, Scientific Conferences and
Workshop, Promotion
Branding
Membangun suatu keunikan dengan memanfaatkan
keunggulan lokal
Seni dan budaya
Menyelenggarakan kegiatan2 berskala internasional
Staff and Student Exchanges
Joint research

36
PERAN INTERNATIONAL RELATIONS OFFICE DI
PERGURUAN TINGGI
1. Fasilitator dalam hubungan internasional (pendidikan,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat)
2. Promotor: Proaktif dalam mempromosikan perguruan tinggi ke
dunia luar (harus siap dengan data dan informasi)
3. Komunikator: berkomunikasi secara efektif dan aktif untuk
memberikan pelayanan informasi dan pelayanan prima kepada
jejaring internasional (baik yang sudah ada di dalam perguruan
tinggi maupun yang masih dalam perencanaan)
4. Eksekutor dalam berbagai agenda yang berkaitan dengan
hubungan internasional
5. Networker: berjejaring ke dalam dan ke luar
perguruan tinggi
1.LAYANAN IZIN BELAJAR BAGI
MAHASISWA ASING
2.LAYANAN IZIN KERJA SAMA
3.PELAPORAN KERJA SAMA
Layanan Penerbitan
Izin Belajar Bagi Mahasiswa Asing

Merupakanan layanan rutin yang dikelola oleh Direktorat


Pembinaan Kelembagaan PT, Ditjen Kelembagaan Iptek-Dikti
dalam rangka penerbitan Izin Belajar bagi mahasiswa asing
yang akan menempuh studi di perguruan tinggi Indonesia
sebagai salah satu syarat utama bagi mahasiswa asing untuk
memperoleh dokumen keimigrasian berupa Visa Pelajar dan
Izin Tinggal Terbatas atau ITAS yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
Layanan Penerbitan Izin Belajar
Berbasis daring

Metode penyediaan layanan rutin penerbitan Izin


Belajar bagi mahasiswa asing berbasis daring

Telah dioperasikan melalui tautan


ijinbelajar.ristekdikti.go.id sejak 1 Januari 2016

Frekuensi Usulan Izin Belajar : 122 per Minggu

Masa Urus IB berdasarkan Standar Layanan: 7 Hari


Kerja (Setelah Usulan dinyatakan Lengkap)
Rekapitulasi Penerbitan Izin Belajar

T.A. 2016
6,967 Izin Belajar

T.A. 2017
7,748 Izin Belajar
Prosedur Sebelum 2016

1 3 DIT.
KELEMBAGAAN
KERJA SAMA
7
4

6
BIRO PKLN

Masa Urus IB : 2 - 3 Bulan


Prosedur 2016 - 2017

2
1 Masa Urus IB : 7 Hari
Kerja
7
- Dihitung sejak
usulan dinyatakan
Lengkap
3 - Tidak termasuk
6
pengiriman
dokumen
5

4
Upaya Mendorong Kebijakan Student Visa

15 Desember 2016 – Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi


Manusia Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2016 Tentang
Penerbitan Student Visa Dan Cap Student Visa

12 Mei 2017 – Perjanjian Kerja Sama Integrasi Kesisteman


Aplikasi Izin Belajar dan Student Visa
Rencana Prosedur 2018

2 Integrasi Kesisteman
1
Ditjen Kelembagaan
Iptek-Dikti dan Ditjen
Imigrasi - 2018
3
8

7.a
6.b
5 7.b

4
Masa
Urus : 3
Hari
6.a Kerja
Alur Kerja Integrasi Kesisteman 2018

Mahasiswa Universitas Dikti Imigrasi

Mempersiapkan Verifikasi Verifikasi Notifikasi Izin


persyaratan Persyaratan Permohonan Belajar

Input data dan Verifikasi Usulan


Permohonan Visa submit Student Visa
di KBRI/KJRI
Persetujuan Izin
Izin Belajar
Belajar Kode Billing
Telex Visa
Aplikasi Visa
Konfirmasi
Kode Billing pembayaran

Pembayaran Telex Visa


Telex Visa

Telex Visa

KBRI/KJRI
Upaya Mempercepat Layanan

10 Agustus 2018 – Launching IB sebagai Pilot Project Digital Signature


di lingkungan KEMENRISTEKDIKTI
Prosedur IB DS

2
1 Masa Urus IB : 1 - 3
Hari Kerja
7
- Dihitung sejak
usulan dinyatakan
Lengkap
3 - Pengiriman File IB
6
secara daring

4
Layanan Penerbitan
Izin Kerja Sama Joint Program

Merupakanan layanan rutin yang dikelola oleh Direktorat


Pembinaan Kelembagaan PT, Ditjen Kelembagaan Iptek-Dikti
dalam rangka penerbitan Izin Penyelenggaraan Program
Kerja Sama Bergelar Internasional (International Joint
Program) yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas,
efisiensi, produktivitas, kreativitas, inovasi, mutu, dan
relevansi pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.

Jumlah Usulan rata-rata per tahun 36 usulan dengan masa


urus rata-rata 3 bulan
Jenis Joint Program

Gelar Bersama (Joint Degree)

Gelar Ganda (Double/Dual Degrees)

Gelar Ganda Percepatan (Dual Degree Fast Track)


Alur Kerja Sebelum 2018 – Masa Urus 3 Bulan
Universitas /
Program Studi Dit. Binbaga Reviewer
KUI

Mempersiapkan Melengkapi
Naskah Akademik Naskah Akademik Verifikasi Dokumen Evaluasi Dokumen
Penyelengaraan dengan dokumen Permohonan Permohonan
Kerja Sama pendukung

Dokumen Rekomendasi Izin


Dokumen Kerja Sama
Permohonan Izin
Permohonan Izin
Kerja Sama
Kerja Sama
Tidak
Lengkap
Lengkap Menyampaikan
Penyelenggaraan Menyampaikan Rekomendasi
Kerja Sama Permohonan Memfasilitasi Persetujuan atau
kepada Dirjen c.q. Rapat Evaluasi Penolakan Izin Kerja
Dit. Binbaga permohonan Izin Sama kepada Dit.
kerma Binbaga
Memperbaiki
Dokumen
Menerbitkan
Permohonan
Persetujuan atau
Penolakan Izin
Kerma / permintaan
Izin Kerja Sama
perbaikan
Alur Kerja 2018 – Masa Urus 14 hari kerja (terhitung sejak Permohonan Dilengkapi)

Universitas /
Program Studi Dit. Binbaga Reviewer
KUI

Mempersiapkan Melengkapi
Naskah Akademik Naskah Akademik Verifikasi Dokumen Evaluasi Dokumen
Penyelengaraan dengan dokumen Permohonan Permohonan
Kerja Sama pendukung
Lengkap
Tidak
Menyampaikan Lengkap Menyampaikan hasil
Permohonan evaluasi
secara daring Menyampaikan Permohonan Kerma
Permohonan secara daring
secara daring
Penyelenggaraan
Memperbaiki kepada Reviewer
Kerja Sama
Dokumen yang ditunjuk
Permohonan
Menerbitkan
Tidak
Lengkap
Persetujuan atau
Penolakan Izin
Kerma / permintaan
Izin Kerja Sama perbaikan
Lengkap
Naskah Akademik

PT Dalam PT Luar
Kriteria Penjelasan
Negeri Negeri

Bab 1. Pendahuluan
Program studi yang bekerja sama    
1 Dasar MOU   Masih berlaku
2 Masih memiliki izin operasional     Bukti dilampirkan
3 Status akreditasi atau yang setara     Bukti dilampirkan
4 Misi program kerma    
5 Target program kerma    
6 Alasan pemilihan mitra    
7 Prinsip kerma    
8 Benefit dari kerma    
9 Tantangan pelaksanaan kerma    
Naskah Akademik
Bab 2. Profil Program Studi
Tertulis di profil prodi
10 Kesiapan kerma dari segi SDM    
masing-masing
Tertulis di profil prodi
11 Kesiapan kerma dari segi sarana    
masing-masing
Bab 3. Dokumen MOA
12 Masa berlaku MOA    
13 Jumlah diploma yang akan    
diterbitkan
14 Penandatangan ijazah    
15 Diploma Supplement   Berikan contoh
16 Keberlanjutan untuk studi lanjut    
Hak & kewajiban pihak masing-
17    
masing
18 Kepemilikan hak cipta    
19 Mekanisme resiprokal   Penjelasan mobilitas
mahasiswa dan dosen
20 Keberlanjutan kerma    
Naskah Akademik

Bab 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kontrak Kerja Sama)

Dari perincian ini akan jelas:


Pola lokasi belajar (distribusi sks
21     program gelar bersama atau
dan semester; yudisium)
ganda

22 Kriteria input/rekruitmen    

23 Penyeleksi calon mahasiswa    

24 Skema pembiayaan    
Sampai program kerma
25 Penjadwalan  
berakhir
Curriculum Recognition

Curriculum StudyCurriculum JointCurriculum Study


Program 1 Program Program 2
Pelaporan Kerja Sama
Tujuan
1. memberikan gambaran terhadap kualitas pengelolaan kerja sama
sebagai salah satu upaya peningkatan kapasitas akademik dan non-
akademik perguruan tinggi.
2. Menyediakan landasan bagi Kemenristek-Dikti dalam melakukan
pembinaan, pemantauan, dan penentuan target/sasaran kinerja
perguruan tinggi.
3. Sebagai dasar pengembangan kebijakan dan program peningkatan
kualitas kerja sama pendidikan tinggi.
4. Sebagai sumber informasi bagi:
a. BAN-PT: Salah satu variabel pengukur di dalam proses Akreditasi
b. PD-DIKTI: data yang terintegrasi secara nasional
c. Masyarakat dan calon mitra Kerja Sama: sumber informasi
tentang port folio PT dalam penyelenggaraan kerja sama
Data Kerja Sama per 30 Juli 2018

JUMLAH PT MELAPOR 164 Perguruan Tinggi


JUMLAH KERJA SAMA YANG SUDAH DILAPORKAN 22.756 Kerja Sama
JUMLAH KERJA SAMA DENGAN PT LN YANG
4.995 Kerja Sama
SUDAH DILAPORKAN
JUMLAH KERJA SAMA DENGAN PT DN YANG
4.143 Kerja Sama
SUDAH DILAPORKAN
Efektivitas Tata Kelola Kerja Sama
(Rasio Dokumen aktif v tidak aktif)

DALAM NEGERI
PT NON PT
MOU MOA IA / TA MOU MOA IA / TA

AKTIF 2958 1129 308 5705 3899 2954

TIDAK AKTIF 2375 644 143 4027 1568 998

LUAR NEGERI
PT NON PT
MOU MOA IA / TA MOU MOA IA / TA

AKTIF 3536 1309 210 493 214 94

TIDAK AKTIF 2930 1035 93 340 108 34


PROGRAM PEMBINAAN
PERGURUAN TINGGI
SWASTA (PP-PTS)
Skema PP-PTS: Fokus

Peningkatan Mutu PT Implementasi WCU

Fokus mempersiapkan WCU: Riset,


PP-PTS Skema C Publikasi dan Internasiolisasi (1.5-2 M)
(Kluster 2)
Fokus meningkatkan produktivitas dan
PP-PTS Skema B relevansi prodi terpilih (1-1.5 M)
(Kluster 3)
Fokus meningkatkan mutu pembelajaran
prodi terpilih (600 jt – 1 M)
Skema PP-PTS: Peruntukkan pendanaan

Peningkatan Mutu PT

PP-PTS Skema C Program Pengembangan


(Kluster 2)
PP-PTS Skema B Peralatan Pendidikan dan Penelitian
(Kluster 3)

Peralatan Pendidikan dan/atau bangunan


Skema PP-PTS: Persyaratan

Peningkatan Mutu PT
Akreditasi PT A, masuk dalam list 1000 WUR
PP-PTS Skema C versi QS; Prodi akreditasi A min 50%
(Kluster 2)
PP-PTS Skema B Akreditasi prodi yang diusulkan min. B
(Kluster 3)

Prodi yang diusulkan: Akreditasi masih


berlaku, ada mahasiswa, dosen terpenuhi
PP-PTS Skema A
• Perubahan dari tahun 2018:
– Tidak ada pembatasan pengusul yang sudah memperoleh PP-
PTS tahun sebelumnya
– Tidak ada pembatasan bangunan harus 1 lantai (pondasi boleh
untuk persiapan 2-3 lt)
– Struktur penulisan program sedikit berubah
– Penambahan peralatan:
• lab komunikasi visual (masuk di paket peralatan pendidikan): Riza, Dedi
• Lab teknik: ditambah alat las, alat uji tarik, uji tekan: Agus
• Lab biologi-kimia: bomb calorimeter, soil meter (multitester), BOD,
COD, pH meter, voltameter sederhana: Yusri.
– Target spesifikasi peralatan: 1 minggu.
TANTANGAN & PELUANG
PENGELOLAAN PERGURUAN
TINGGI
Tantangan ► Revolusi Industri 4.0 berbasis Cyber Physical System,
PENDIDIKAN TINGGI ► gabungan antara domain digital, fisik, dan biologi.
Indonesia Era Disrupsi 4.0 Indonesia perlu meningkatkan kualitas keterampilan
tenaga kerja dengan teknologi digital (Parray, ILO, 2017).


► Semakin pentingnya kecakapan sosial (social skills) dalam
bekerja (The Economist, 2017).
Refleksi ► Era RI 4.0 dan selanjutnya: 75 % pekerjaan melibatkan
Bagaimana menghasilkan kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika,
lulusan unggul untuk internet of things, belajar sepanjang hayat. (Zimmerman, 2018)
pekerjaan masa depan?
Employers complaint bahwa
para pekerja tidak 72% of
TIDAK Educators
mempunyai skills yang

Total
Pengangguran memadai
Terbuka ±7 juta
8,8% / 618 ribu orang dari ±128 Sumber: McKinsey Center for Government (2012),
PENGANGGURA 42% of Education to Employment: Designing a System that YA
juta angkatan Works (survei 8.000 universitas dan industri di 25
N SARJANA
kerja. Employers negara).
(BPS, Agustus 2017)

Hipotesis: Pasar kerja membutuhkan kombinasi


36/137 Peringkat
berbagai skills yang berbeda dengan yang selama
DAYA SAING Singapura ke-3
ini diberikan oleh sistem pendidikan tinggi
Malaysia ke-23
INDONESIA
Thailand ke-32 (Marmolejo, World Bank, 2017).
(WEF, 2017)

69
Sumber:
• Digital in Southeast Asia in 2017 - We Are Social. 15 Des 17. https://wearesocial.com/special-reports/digital-southeast-asia-
Peluang 2017

PEMANFAATAN TIK
• Databoks, Katadata Indonesia (News & Research). 15 Des.17.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/08/29/pengguna-ponsel-indonesia-mencapai-142-dari-populasi
• Kemenkominfo. 15 Des 2017. https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-
untuk Pendidikan Tinggi asia/0/sorotan_media
• https://inet.detik.com/cyberlife/d-3875215/mayoritas-orang-indonesia-bisa-akses-internet-seharian
• https://techcrunch.com/2017/03/03/u-s-consumers-now-spend-5-hours-per-day-on-mobile-devices/

Waktu yang dihabiskan (time spent) akses internet dengan


mobile: Indonesia 3-7 jam per/hari; USA 5 jam per/hari

Fakta ini harus Pengguna


bisa Internet Laptop & PC Indonesia Ponsel/Smartphone ID
dimanfaatkan Indonesia
27%
untuk 51 % Smart
peningkatan Phone
mutu dan
relevansi
pendidikan tinggi.
132,7 Juta 39 Juta 371,4 Juta
Populasi >262 Juta Penduduk dewasa >183 Juta 142% Populasi

70
Perlunya Mempelajari LITERASI BARU Menghadapi
Era Industri 4.0
Literasi Data
“ Kemampuan untuk membaca,
Di Era Revolusi Literasi analisis, dan menggunakan
Industri 4.0, tidak Baru: informasi (Big Data) di dunia digital.

hanya cukup Literasi Literasi Teknologi


Lama (membaca, Memahami cara kerja mesin,
menulis, & aplikasi teknologi (Coding, Artificial
matematika) sebagai Intelligence, Biotechnology,
modal dasar untuk Engineering Principles, & Cyber-
berkiprah di Security).
masyarakat. Literasi Manusia
(Aoun, MIT, Humanities, Komunikasi,
2017) & Desain.

+ Pembelajar
Sepanjang Hayat
71
Kebijakan
PENDIDIKAN TINGGI (PEMBELAJARAN & KEMAHASISWAAN)
Era Revolusi Industri 4.0

Paradigma Tri Darma Perguruan Tinggi harus
diselaraskan dengan era industri 4.0 Dosen harus mengikuti
kompetensi inti yang
Reorientasi Kurikulum sesuai dengan
• Literasi baru (big data, teknologi/coding, kebutuhan Industri 4.0.
humanities) dikembangkan dan diajarkan.
• Kegiatan ekstra kurikuler untuk pengembangan
kepemimpinan dan bekerja dalam tim agar terus
dikembangkan.
• Entrepreneurship dan internship agar diwajibkan.

Format baru sistem Pembelajaran


Ditjen Belmawa,
CYBER UNIVERSITY, menerapkan sistem
Kemenristekdikti
pengajaran Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
memfasilitasi melalui SPADA
berbasis Hybrid/Blended Learning/Online.
dan IdREN

72
FIGUR DOSEN ZAMAN
NOW

PMDSU ADALAH PROGRAM PMDSU MERUPAKAN FAST TRACK


AKSELERASI PENYIAPAN PROGRAM PENDIDIKAN S2 DAN S3.
DOSEN DAN PENELITI MASA SELURUH PESERTA PMDSU DAPAT
DEPAN INDONESIA. MENEMPUH PENDIDIKAN S2 DAN S3
SELAMA 4 TAHUN
FENOMENA
GRAND PRIX
MENJADI DOKTOR DARI
ITB
PADA UMUR 24 TAHUN. PARA PESERTA PMDSU DIBIMBING
MENCATATKAN DIRI OLEH AKADEMISI TERBAIK
SEBAGAI PEMILIK 7 DOSEN MUDA
BERASAL DARI INDONESIA SEKALIGUS
JURNAL INTERNASIONAL
BERKESEMPATAN UNTUK
DOSEN
BEREPUTASI GENERASI
MILLENIAL BERKOLABORASI MENGEMBANGKAN
“DIGITAL NATIVE” IPTEK DENGAN ILMUWAN KELAS
ZAMAN NOW DUNIA
KEBIJAKAN UTAMA
Arah Kebijakan Pengembangan Pendidikan Tinggi 2015 - 2025

1. MISSION DIFFERENTIATION
Jumlah perguruan tinggi di Indonesia sangat banyak dan mempunyai karakteristik yang beda-beda. Untuk
itu mereka harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik nya.

2. INNOVATION
Untuk dapat mencapai target-target tridharma pendidikan tinggi yang sangat menantang diperlukan
inovasi/terobosan di semua aspek pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

3. WORLD CLASS
Sampai tahun 2025 paling sedikit ada 7 perguruan tinggi Indonesia yang masuk 500 perguruan tinggi
terbaik dunia.

4. AFFIRMATION/CLOSING THE GAP


Indonesia mempunyai sekitar 4626 perguruan tinggi negeri dan swasta. Perbedaan mutu antara perguruan
tinggi terbaik dan terjelek sangat lebar. Perbedaan juga terjadi antar wilayak, antara perguruan tinggi di
Jawa dan di luar Jawa. Harus ada kebijakan afirmasi untuk mengurangi perbedaan mutu antara perguruan
tinggi di Jawa dan di luar jawa.

5. DEREGULATION
Untuk bisa melaksanakan inovasi, mengimplementasikan program-program untuk mencapai world class 75
dan melaksankan program afirmasi perlu dilakukan deregulasi terhadap aturan-aturan tergait pendidikan
tinggi yang mempersulit.
Kebijakan Kelembagaan Pendidikan Tinggi

Distance/On-line learning adalah disruptive innovation pada pendidikan tinggi yang pasti akan banyak menggantikan
sistem pembelajaran tradisional face to face.

Kementerian Ristekdikti sedang menyiapkan Permen PJJ yang dalam waktu dekat akan diberlakukan dan mendorong
perguruan tinggi Indonesia untuk bersiap diri melaksanakan distance learning

Dalam rangka menyiapkan penerapan distance learning secara masif di Indonesia, beberapa pekerjaan rumah harus
segera diselesaikan, misalnya adalah Standar Pendidikan Tingggi Pembelajaran Jarak Jauh, instrument akreditasi
pendidikan jarak jauh, dll

Konsekuensi Indonesia meratifikasi GATS, maka beroperasinya perguruan tinggi asing, termasuk distance learning
asing, tidak dapat dihindari lagi. Jika tidak menyiapkan diri untuk beradaptasi pada perubahan besar-besaran di dunia
pendidikan tinggi yaitu distance learning dan beroperasinya perguruan tinggi asing, maka perguruan tinggi Indonesia,
yang PTN atau PTS, yang besar atau yang kecil, berpotensi untuk gulung tikar
Kebijakan Pendidikan Tinggi

Paradigma Tri Darma Perguruan Tinggi


harus diselaraskan dengan era industri 4.0

Reorientasi Kurikulum
• Literasi baru (big data, teknologi/coding, humanities) dikembangkan
dan diajarkan.
• Kegiatan ekstra kurikuler untuk pengembangan kepemimpinan dan
bekerja dalam tim agar terus dikembangkan.
• Entrepreneurship dan internship agar diwajibkan.

Format baru sistem Pembelajaran


CYBER UNIVERSITY, menerapkan sistem pengajaran Pendidikan
Jarak Jauh (PJJ) berbasis Hybrid/Blended Learning/Online.
Kebijakan Pendidikan Tinggi

KEBIJAKAN MENUMBUHKAN DOSEN ZAMAN NOW (DOSEN 4.0)

Merumuskan kebijakan Menyediakan pendidikan


Lineritas dosen menuju berkelanjutan yang multi
fleksibilitas kualifikasi disiplin dan trans disiplin
berdasarkan core
competance Menyediakan ruang bagi
para industriawan untuk
berkolaborasi dalam
proses Tridarma
Menumbuhkan peran
dan motivasi dosen
menjadi Academic
Leaders dengan Pengayaan dan penguatan
menyediakan program Bagi dosen dalam soft skill
dan insentif dan
Social skills
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Perlunya Mempelajari LITERASI BARU Menghadapi
Era Industri 4.0

Literasi Data
Kemampuan untuk membaca,

Literasi Baru: analisis, dan menggunakan
Di Era Revolusi
informasi (Big Data) di dunia
Industri 4.0, tidak digital.
hanya cukup Literasi Literasi Teknologi
Lama (membaca, Memahami cara kerja mesin,
menulis, & aplikasi teknologi (Coding, Artificial
matematika) sebagai Intelligence, Biotechnology,
modal dasar untuk Engineering Principles, & Cyber-
berkiprah di Security).
masyarakat. Literasi Manusia
Humanities, Komunikasi,
& Desain.
(Aoun, MIT, 2017)

+ Pembelajar
Sepanjang Hayat
82
Peluang Sumber:
PEMANFAATAN TIK • Digital in Southeast Asia in 2017 - We Are Social. 15 Des 17. https://wearesocial.com/special-reports/digital-southeast-asia-2017
• Databoks, Katadata Indonesia (News & Research). 15 Des.17. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/08/29/pengguna-
untuk Pendidikan Tinggi ponsel-indonesia-mencapai-142-dari-populasi
• Kemenkominfo. 15 Des 2017. https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-
asia/0/sorotan_media
• https://inet.detik.com/cyberlife/d-3875215/mayoritas-orang-indonesia-bisa-akses-internet-seharian
• https://techcrunch.com/2017/03/03/u-s-consumers-now-spend-5-hours-per-day-on-mobile-devices/

Waktu yang dihabiskan (time spent) akses internet dengan mobile:


Fakta ini harus bisa Indonesia 3-7 jam per/hari; USA 5 jam per/hari
dimanfaatkan untuk
Pengguna
peningkatan mutu dan
relevansi pendidikan
Internet Laptop & PC Ponsel/Smartphone ID
tinggi. Indonesia Indonesia
27%
51 % Smart
Phone

132,7 Juta 39 Juta 371,4 Juta


Populasi >262 Juta Penduduk dewasa >183 Juta 142% Populasi
Kebijakan
PENDIDIKAN TINGGI (PEMBELAJARAN & KEMAHASISWAAN)
Era Revolusi Industri 4.0

Paradigma Tri Darma Perguruan Tinggi harus Dosen harus mengikuti


diselaraskan dengan era industri 4.0
kompetensi inti yang
sesuai dengan kebutuhan
Reorientasi Kurikulum
• Literasi baru (big data, teknologi/coding,
Industri 4.0.
humanities) dikembangkan dan diajarkan.
• Kegiatan ekstra kurikuler untuk pengembangan
kepemimpinan dan bekerja dalam tim agar
terus dikembangkan.
• Entrepreneurship dan internship agar
diwajibkan.

Format baru sistem Pembelajaran Ditjen Belmawa,


CYBER UNIVERSITY, menerapkan sistem Kemenristekdikti
pengajaran Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) memfasilitasi melalui SPADA
berbasis Hybrid/Blended dan IdREN
Learning/Online.
Contoh Job Title IndusDual System/Pembelajaran3-2-1 (1)

• Metode dual system diadopsi dari sistem pendidikan vokasi di Jerman,


merupakan kombinasi dari pendidikan dan pelatihan di industri (real-life work
environment), metode ini diterapkan di negara Jerman, Austria, dan Swiss (D-
C-H-A) dan kini juga mulai diikuti oleh Korea Selatan.
• Dual Education System is called "dual" because it combines apprenticeships
in a company and vocational education at a vocational school in one course. In
the company, the apprentice receives practical training which is supplemented
by theoretical instruction in the vocational school. (Unesco-Unevoc).
• Vocational academies and dual programs provide students with opportunities
to work for an enterprise part-time while receiving advanced training in
related field at higher education institutions” (Hippach-Schneider, Schober,
Toth & Woll, 2007).
• Di Indonesia penerapan dual-system (3-2-1) pada 12 politeknik pilot project
diimplementasi pada jenjang Diploma Tiga (D3) dengan komposisi 3 semester
di Politeknik – 2 semester magang di Industri – dan 1 semester di politeknik.
Namun, komposisi ini dapat bervariasi sesuai dengan jenis prodi yang
diselenggarakan.

88
Dual System/Pembelajaran 3-2-1 (2)
DIPLOMA -3
OUTPUT

PRODI 1 PRODI 2 PRODI 3


Semester VI

Semester V
PRAKTIK INDUSTRI
Semester IV

KULIAH KHUSUS KULIAH KHUSUS


Semester III PRODI 1 PRODI 2
KULIAH DASAR
PRODI 3

Semester II
KULIAH DASAR PRODI
Semester I

INPUT SMA/SMK/MA

89
Dual System/Pembelajaran 3-2-1 (3)

Keuntungan Keperluan

1. Relevansi pendidikan bisa 1. Institusi pendidikan memberikan


tercapai pada tingkat tertentu pendidikan dasar yang kuat
2. Lulusan mengenal langsung etos 2. Dukungan kebijakan kewajiban
dan suasana industri kerjasama pendidikan dan
3. Melalui kegiatan supervisi, industri, BUMN bisa menjadi
dosen/instruktur terkinikan “motor”
pengetahuannya 3. Dukungan peraturan yang
4. Industri dapat pra-rekrut lulusan memungkinkan sabbatical leave
(like) bagi dosen/instruktur

90
MEKANISME PENYUSUNAN
STATUTA
PERGURUAN TINGGI SWASTA
Proses Penyusunan Statuta PTS (1)

Statuta perguruan tinggi swasta dapat disusun dan ditetapkan melalui salah satu
model proses sebagai berikut:
Penyusunan Statuta PTS dilakukan oleh pemimpin PTS (Rektor/Ketua/Direktur),
melalui tahap sebagai berikut:
1. Pemimpin PTS membentuk Tim Penyusun Rancangan Statuta PTS yang terdiri
atas:
a. wakil unsur PTS (pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan);
b. wakil unsur Senat PTS;
c. wakil unsur Badan Penyelenggara.
2. Tim Penyusun Rancangan Statuta PTS melakukan kegiatan sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:
a. Menetapkan organ pokok PTS yang akan diatur dalam Statuta
Pengaturan organ pengelola PTS di dalam Statuta PTS dapat dilakukan dengan
cara mengatur semua organ/unit PTS secara rinci dan lengkap di dalam
Statuta PTS, mulai dari pimpinan PTS sampai dengan unit terkecil di PTS.
Proses Penyusunan Statuta PTS (2)

b. Merumuskan Kewenangan Badan Penyelenggara dan PTS


Di dalam PTS terdapat berbagai kewenangan yang digunakan untuk
mengelola PTS sebagai berikut:

Kewenangan dalam pengelolaan PTS dapat dibagi dalam:


a. bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
b. bidang non-akademik; atau
c. pembagian urusan lain sesuai kebijakan Badan Penyelenggara.
Proses Penyusunan Statuta PTS (3)

Kewenangan Badan Penyelenggara dan PTS meliputi kewenangan dalam


menjalankan URUSAN sbb:
(Kerjakan pada Lembar Kerja Nomor 3)
Berbagai urusan di dalam PTS dapat dikelompokkan sbb:
 Bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
 Bidang non-akademik; atau
 pembagian urusan lain sesuai kebijakan Badan Penyelenggara.
Contoh urusan Bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat sebagai berikut:
o Kurikulum;
o Proses Pembelajaran;
o Penilaian Pendidikan;
o Lulusan;
o Penelitian Ilmiah
o Publikasi Karya Ilmiah;
o Pengabdian Kepada Masyarakat;
Proses Penyusunan Statuta PTS (4)

Contoh urusan Bidang non-akademik sebagai berikut:


o Pendidik (Dosen/Instruktur);
o Tenaga Kependidikan;
o Mahasiswa dan Kemahasiswaan;
o Prasarana dan Sarana;
o Keuangan dan Kekayaan;
o Kesejahteraan;
o Kerja sama;
o Sistem Informasi dan Komunikasi.

Contoh urusan lain sebagai berikut:


o Organisasi alumni;
o Koperasi;
Proses Penyusunan Statuta PTS (5)
c. Menyusun Peta Bisnis Proses PTS
Contoh bagan hubungan antara organ pokok, urusan PTS, kewenangan, dan urutan pelaksanaan
wewenang, dapat dilihat sebagai berikut:
UNSUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN NON UNSUR PELAKSANA AKADEMIK UNSUR PENYUSUN KEBIJAKAN AKADEMIK
AKADEMIK

PENGURUS BADAN PENYELENGGARA REKTOR/KETUA/DIREKTUR SENAT PERGURUAN TINGGI SWASTA

N MACAM KEWENANGAN
O URUSAN
mempe memp
memu- r menge- mela memu- mengu- me- memu- ertimb mengu
tuskan timban sahkan ksana tuskan sulkan lak- tuskan angka sulkan mengawasi
g kan sanakan n
kan

Bidang Akademik
(Pendidikan,
Penelitian dan PKM)

1 Kurikullum 3 4 1 5 2 6
Proses
2
Pembelajaran 3 4 1 5 2 6
Penilaian
3
Pendidikan 3 4 1 5 2 6
4

Bidang Non
Akademik

Pendidik
1
(Dosen/Instruktur) 3 1 4 2 5
Tenaga
2
Kependidikan 3 2 1 4
Sarana dan
3
Prsarana 3 2 1 4
4
Proses Penyusunan Statuta PTS (6)
d. Menuangkan Isi Bagan ke dalam Statuta PTS dalam bentuk Pasal- Pasal
Setelah bagan hubungan antara organ pokok, urusan PTS, macam
kewenangan, dan urutan pelaksanaan wewenang selesai disusun, Tim
Penyusun Rancangan Statuta PTS menuangkannya dalam bentuk pasal-
pasal di dalam Statuta PTS. Ketika menuangkan isi bagan menjadi pasal-
pasal di dalam Statuta PTS, Tim dapat meminta bantuan dari ahli hukum.
Dengan menggunakan model proses penyusunan Rancangan Statuta PTS yang
membagi habis urusan PTS kepada organ pokok sesuai dengan
kewenangan masing-masing, konflik kewenangan di antara organ pokok
PTS dapat dikurangi atau bahkan dapat ditiadakan.
e. Rancangan Statuta PTS yang telah disusun disampaikan kepada senat
PTS oleh pemimpin PTS untuk memperoleh pertimbangan;
f. Setelah memperoleh pertimbangan Senat PTS, Rancangan Statuta PTS
dilampiri pertimbangan Senat PTS, disampaikan kepada Badan
Penyelenggara oleh pemimpin PTS;
Proses Penyusunan Statuta PTS (7)
g. Rancangan Statuta PTS yang diusulkan oleh pemimpin PTS dibahas oleh
Badan Penyelenggara bersama dengan pimpinan PTS, dibantu oleh Tim
Penyusun Rancangan Statuta PTS;
h. Rancangan Statuta PTS yang telah dibahas dan disepakati oleh Badan
Penyelenggara dan pimpinan PTS ditetapkan oleh Badan Penyelenggara
dalam Peraturan Badan Penyelenggara tentang Statuta PTS.
i. Apabila kesepakatan belum tercapai, Badan Penyelenggara meminta agar
hal-hal yang belum disepakati dikaji kembali oleh Tim Penyusun Rancangan
Statuta PTS, kemudian hasil kajian Tim disampaikan kepada Pemimpin PTS,
untuk dimintakan pertimbangan Senat PTS oleh Pemimpin PTS. Hasil kajian
Tim disertai pertimbangan Senat PTS disampaikan oleh Pemimpin PTS
kepada Badan Penyelenggara;
j. Peraturan Badan Penyelenggara tentang Statuta PTS berlaku sejak
ditetapkan oleh Badan Penyelenggara; dan
k. Peraturan Badan Penyelenggara tentang Statuta PTS yang telah ditetapkan
oleh Badan Penyelenggara diunggah ke dalam Pangkalan Data Pendidikan
Tinggi (PD Dikti).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai