Inovasi
5%
Penelitian Sumber Daya Manusia
25%
dan
Pengabdian
kpd
Masyarakat
30%
Kelembagaan
Kemahasiswaan 28%
12%
Aspek & bobot setiap Indikator dalam
Klasterisasi PT Indonesia Non-Vokasi 2018
Aspek Indikator yang digunakan Kode Bobot
Sumberdaya Manusia A2
(25%) Persentase dosen dalam jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar 0.45
* Jika suatu PT %dosen S3 = X, maka Skor=4 jika X≥50% dan Skor= X/50*4 jika X<50%
Perhitungan Skor Kelembagaan
• Nilai Akreditasi Institusi: Nilai paling tinggi skor=4, lebih
kecil turun secara proposional
• Akreditasi program studi:
– Akreditasi A Skor=4
– Akreditasi B Skor=3
– Akreditasi C Skor=2
– Tidak terakreditasi Skor=0
Skor Akreditasi PS = Rata-rata skor semua PS
• Jumlah prodi terakreditasi internasional: Jika ≥ 10 prodi
maka skor=4, lebih kecil turun secara proposional
• Bobot kerjasama PT:NonPT=50%:50%,
Mou:MoA:IA=20%:40%:40%, DN:LN=40%:60%
Skoring data kerja sama, jika diatas percentile ≥ 95%
diberi skor 4, sisanya mengikuti proporsional
Perhitungan Skor Mahasiswa Asing
Klaster 1
Klaster 2
Klaster 3
Klaster 4
Klaster 5
Pengertian Klasterisasi
Kelompok Ciri Program
Klaster 1 • SDM dan Infrastruktur kuat berhasil • Penguatan kapasitas
didayagunakan untuk mencapai prestasi untuk membangun
nasional yang tinggi reputasi internasional
• Siap ditingkatkan peringkat internasional • Perekaman data kegiatan
• Data kegiatan kemahasiswaan belum kemahasiswaan secara
terekam sepenuhnya sistematis ke dalam PD
Dikti
Klaster 2 • SDM dan Manajemen relative kuat • Penguatan kapasitas
• Belum berhasil didayagunakan untuk manajemen internal
mencapai prestasi nasional yang tinggi untuk mendayagunakan
sumberdaya perguruan
tinggi
Klaster 3 • SDM dan Manajemen kualitas sedang • Peningkatan kualitas SDM
• Belum mampu didayagunakan untuk • Penguatan kapasitas
mencapai prestasi nasional manajemen internal
Pengertian Klasterisasi
Kelompok Ciri Program
Klaster 4 • SDM dan Manajemen kualitas rendah • Peningkatan kualitas
• Belum menujukkan adanya prestasi SDM dan Manajemen
nasional Internal
• Peningkatan
pemahaman prestasi tri-
dharma
Klaster 5 • Kualitas SDM dan Manajemen sangat • Peningkatan kualitas SDM
rendah dan Manajemen Internal
• Tidak ada indikasi prestasi (studi lanjut untuk staf
pengajar)
Hasil Klasterisasi PT 2018
Hasil Klasterisasi Perguruan Tinggi Non-Vokasi
Tahun 2018
Skor Total
No. Nama PT Peringkat
Konversi
1 Institut Teknologi Bandung 89.33 1
2 Universitas Gadjah Mada 88.43 2
3 Institut Pertanian Bogor 85.16 3
4 Universitas Indonesia 81.92 4
5 Universitas Diponegoro 78.00 5
6 Institut Teknologi Sepuluh Nopember 77.54 6
7 Universitas Airlangga 75.66 7
8 Universitas Hasanuddin 74.70 8
9 Universitas Padjadjaran 73.81 9
10 Universitas Andalas 71.98 10
11 Universitas Negeri Yogyakarta 70.81 11
12 Universitas Brawijaya 70.57 12
13 Universitas Pendidikan Indonesia 13
67.59
14 Universitas Negeri Malang 65.19 14
PTS DI LINGKUNGAN LLDIKTI WILAYAH IV
dalam PERINGKAT 100 BESAR
Tahun 2018
Sumber: http://pemeringkatan.ristekdikti.go.id
Hasil Klasterisasi Perguruan Tinggi Non-Vokasi
Tahun 2018
pemeringkatan.ristekdikti.go.id
INTERNASIONALISASI
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
PERGURUAN TINGGI
Tantangan untuk Peningkatan
Daya Saing Bangsa
2
Globalisasi terhadap dunia Pendidikan Tinggi
Directorate
General of Higher
Education
Ministry of
Education and
Culture
Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam meningkatkan kerjasama
pendidikan tinggi dalam APEC (Asia Pacific Economies
Cooperation) Forum. Salah satu kebijakan yang didorong di APEC
adalah “Cross-border Education Cooperation on Higher
Education”, yang meliputi:
Directorate
General of Higher
Education
Ministry of
Education and
Culture
Prioritas Kebijakan dan Strategi dalam Internasionalisasi Pendidikan
Tinggi
World Africa Asia- Euro Latin Midd North
Pacific pe America le Ameri
& East ca
Caribbean
Outgoing mobility opportunities for students (study, 44% 29% 40% 49% 45% 18% 43%
internships etc)
International student exchanges and attracting 43% 27% 50% 45% 29% 35% 42%
international students
International research collaboration 40% 46% 52% 41% 35% 32% 23%
Outgoing mobility options for faculty/staff 29% 24% 24% 35% 33% 18% 14%
International development and capacity building 17% 27% 14% 17% 13% 22% 18%
Projects
Hosting international scholars 17% 22% 18% 13% 23% 20% 16%
Internationalization “at home” 15% 10% 15% 17% 11% - 18%
Source: Egron-Polak & Hudson (2010) in BEELEN, Jos (2011). “Internationalisation at Home in a Global Perspective: A Critical Survey of the
3rd Global Survey Report of IAU”. In: “Globalisation and Internationalisation of Higher Education”
Alasan terhadap Internasionalisasi Pendidikan Tinggi
World Africa Asia- Euro Latin Midd North
Pacific pe America le Ameri
& East ca
Caribbean
Improve student preparedness for a 30% 19% 31% 27% 39% 22% 39%
globalized/internationalized world
Internationalize curriculum and improve 17% 15% 17% 16% 18% 16% 17%
academic quality
Enhance international profile and 15% 13% 14% 20% 6% 17% 9%
reputation
Strengthen research and knowledge 14% 24% 15% 13% 16% 22% 8%
capacity Production
Increase the number, broaden and 9% 8% 7% 10% 4% 5% 17%
diversify source of students
Broaden and diversify source of 4% 3% 6% 4% 3% 10% 2%
faculty/staff
Increase faculty intercultural 3% 3% 4% 2% 5% 6% 2%
understanding*
Source: Egron-Polak & Hudson (2010) in BEELEN, Jos (2011). “Internationalisation at Home in a Global Perspective: A Critical Survey of the
3rd Global Survey Report of IAU”. In: “Globalisation and Internationalisation of Higher Education”
Peningkatan Pendidikan Tinggi
dalam era globalisasi bertujuan :
Menghasilkan tingkat kompetisi yang kuat melalui
pengelolaan program pengembangan kapasitas lembaga
secara strategis, baik bersifat akademik maupun non-
akademik;
Mendesain bentuk promosi yang baik yang menarik
perhatian dan memberikan gambaran yang kuat
terhadap institusi ;
Prioritas Sasaran Strategis Dikti
2010-2014 2015-2019
AKSES MUTU
MUTU RELEVANSI
RELEVANSI AKSES
Faculty/student ratio
20%
Employer reputation
Aspek & bobot setiap Indikator dalam
Klasterisasi PT Indonesia 2017
Sumberdaya Manusia
(30%) Persentase dosen dalam jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar A2 0.33
36
PERAN INTERNATIONAL RELATIONS OFFICE DI
PERGURUAN TINGGI
1. Fasilitator dalam hubungan internasional (pendidikan,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat)
2. Promotor: Proaktif dalam mempromosikan perguruan tinggi ke
dunia luar (harus siap dengan data dan informasi)
3. Komunikator: berkomunikasi secara efektif dan aktif untuk
memberikan pelayanan informasi dan pelayanan prima kepada
jejaring internasional (baik yang sudah ada di dalam perguruan
tinggi maupun yang masih dalam perencanaan)
4. Eksekutor dalam berbagai agenda yang berkaitan dengan
hubungan internasional
5. Networker: berjejaring ke dalam dan ke luar
perguruan tinggi
1.LAYANAN IZIN BELAJAR BAGI
MAHASISWA ASING
2.LAYANAN IZIN KERJA SAMA
3.PELAPORAN KERJA SAMA
Layanan Penerbitan
Izin Belajar Bagi Mahasiswa Asing
T.A. 2016
6,967 Izin Belajar
T.A. 2017
7,748 Izin Belajar
Prosedur Sebelum 2016
1 3 DIT.
KELEMBAGAAN
KERJA SAMA
7
4
6
BIRO PKLN
2
1 Masa Urus IB : 7 Hari
Kerja
7
- Dihitung sejak
usulan dinyatakan
Lengkap
3 - Tidak termasuk
6
pengiriman
dokumen
5
4
Upaya Mendorong Kebijakan Student Visa
2 Integrasi Kesisteman
1
Ditjen Kelembagaan
Iptek-Dikti dan Ditjen
Imigrasi - 2018
3
8
7.a
6.b
5 7.b
4
Masa
Urus : 3
Hari
6.a Kerja
Alur Kerja Integrasi Kesisteman 2018
Telex Visa
KBRI/KJRI
Upaya Mempercepat Layanan
2
1 Masa Urus IB : 1 - 3
Hari Kerja
7
- Dihitung sejak
usulan dinyatakan
Lengkap
3 - Pengiriman File IB
6
secara daring
4
Layanan Penerbitan
Izin Kerja Sama Joint Program
Mempersiapkan Melengkapi
Naskah Akademik Naskah Akademik Verifikasi Dokumen Evaluasi Dokumen
Penyelengaraan dengan dokumen Permohonan Permohonan
Kerja Sama pendukung
Universitas /
Program Studi Dit. Binbaga Reviewer
KUI
Mempersiapkan Melengkapi
Naskah Akademik Naskah Akademik Verifikasi Dokumen Evaluasi Dokumen
Penyelengaraan dengan dokumen Permohonan Permohonan
Kerja Sama pendukung
Lengkap
Tidak
Menyampaikan Lengkap Menyampaikan hasil
Permohonan evaluasi
secara daring Menyampaikan Permohonan Kerma
Permohonan secara daring
secara daring
Penyelenggaraan
Memperbaiki kepada Reviewer
Kerja Sama
Dokumen yang ditunjuk
Permohonan
Menerbitkan
Tidak
Lengkap
Persetujuan atau
Penolakan Izin
Kerma / permintaan
Izin Kerja Sama perbaikan
Lengkap
Naskah Akademik
PT Dalam PT Luar
Kriteria Penjelasan
Negeri Negeri
Bab 1. Pendahuluan
Program studi yang bekerja sama
1 Dasar MOU Masih berlaku
2 Masih memiliki izin operasional Bukti dilampirkan
3 Status akreditasi atau yang setara Bukti dilampirkan
4 Misi program kerma
5 Target program kerma
6 Alasan pemilihan mitra
7 Prinsip kerma
8 Benefit dari kerma
9 Tantangan pelaksanaan kerma
Naskah Akademik
Bab 2. Profil Program Studi
Tertulis di profil prodi
10 Kesiapan kerma dari segi SDM
masing-masing
Tertulis di profil prodi
11 Kesiapan kerma dari segi sarana
masing-masing
Bab 3. Dokumen MOA
12 Masa berlaku MOA
13 Jumlah diploma yang akan
diterbitkan
14 Penandatangan ijazah
15 Diploma Supplement Berikan contoh
16 Keberlanjutan untuk studi lanjut
Hak & kewajiban pihak masing-
17
masing
18 Kepemilikan hak cipta
19 Mekanisme resiprokal Penjelasan mobilitas
mahasiswa dan dosen
20 Keberlanjutan kerma
Naskah Akademik
22 Kriteria input/rekruitmen
24 Skema pembiayaan
Sampai program kerma
25 Penjadwalan
berakhir
Curriculum Recognition
DALAM NEGERI
PT NON PT
MOU MOA IA / TA MOU MOA IA / TA
LUAR NEGERI
PT NON PT
MOU MOA IA / TA MOU MOA IA / TA
Peningkatan Mutu PT
Peningkatan Mutu PT
Akreditasi PT A, masuk dalam list 1000 WUR
PP-PTS Skema C versi QS; Prodi akreditasi A min 50%
(Kluster 2)
PP-PTS Skema B Akreditasi prodi yang diusulkan min. B
(Kluster 3)
“
► Semakin pentingnya kecakapan sosial (social skills) dalam
bekerja (The Economist, 2017).
Refleksi ► Era RI 4.0 dan selanjutnya: 75 % pekerjaan melibatkan
Bagaimana menghasilkan kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika,
lulusan unggul untuk internet of things, belajar sepanjang hayat. (Zimmerman, 2018)
pekerjaan masa depan?
Employers complaint bahwa
para pekerja tidak 72% of
TIDAK Educators
mempunyai skills yang
“
Total
Pengangguran memadai
Terbuka ±7 juta
8,8% / 618 ribu orang dari ±128 Sumber: McKinsey Center for Government (2012),
PENGANGGURA 42% of Education to Employment: Designing a System that YA
juta angkatan Works (survei 8.000 universitas dan industri di 25
N SARJANA
kerja. Employers negara).
(BPS, Agustus 2017)
69
Sumber:
• Digital in Southeast Asia in 2017 - We Are Social. 15 Des 17. https://wearesocial.com/special-reports/digital-southeast-asia-
Peluang 2017
PEMANFAATAN TIK
• Databoks, Katadata Indonesia (News & Research). 15 Des.17.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/08/29/pengguna-ponsel-indonesia-mencapai-142-dari-populasi
• Kemenkominfo. 15 Des 2017. https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-
untuk Pendidikan Tinggi asia/0/sorotan_media
• https://inet.detik.com/cyberlife/d-3875215/mayoritas-orang-indonesia-bisa-akses-internet-seharian
• https://techcrunch.com/2017/03/03/u-s-consumers-now-spend-5-hours-per-day-on-mobile-devices/
70
Perlunya Mempelajari LITERASI BARU Menghadapi
Era Industri 4.0
Literasi Data
“ Kemampuan untuk membaca,
Di Era Revolusi Literasi analisis, dan menggunakan
Industri 4.0, tidak Baru: informasi (Big Data) di dunia digital.
+ Pembelajar
Sepanjang Hayat
71
Kebijakan
PENDIDIKAN TINGGI (PEMBELAJARAN & KEMAHASISWAAN)
Era Revolusi Industri 4.0
“
Paradigma Tri Darma Perguruan Tinggi harus
diselaraskan dengan era industri 4.0 Dosen harus mengikuti
kompetensi inti yang
Reorientasi Kurikulum sesuai dengan
• Literasi baru (big data, teknologi/coding, kebutuhan Industri 4.0.
humanities) dikembangkan dan diajarkan.
• Kegiatan ekstra kurikuler untuk pengembangan
kepemimpinan dan bekerja dalam tim agar terus
dikembangkan.
• Entrepreneurship dan internship agar diwajibkan.
72
FIGUR DOSEN ZAMAN
NOW
1. MISSION DIFFERENTIATION
Jumlah perguruan tinggi di Indonesia sangat banyak dan mempunyai karakteristik yang beda-beda. Untuk
itu mereka harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik nya.
2. INNOVATION
Untuk dapat mencapai target-target tridharma pendidikan tinggi yang sangat menantang diperlukan
inovasi/terobosan di semua aspek pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
3. WORLD CLASS
Sampai tahun 2025 paling sedikit ada 7 perguruan tinggi Indonesia yang masuk 500 perguruan tinggi
terbaik dunia.
5. DEREGULATION
Untuk bisa melaksanakan inovasi, mengimplementasikan program-program untuk mencapai world class 75
dan melaksankan program afirmasi perlu dilakukan deregulasi terhadap aturan-aturan tergait pendidikan
tinggi yang mempersulit.
Kebijakan Kelembagaan Pendidikan Tinggi
Distance/On-line learning adalah disruptive innovation pada pendidikan tinggi yang pasti akan banyak menggantikan
sistem pembelajaran tradisional face to face.
Kementerian Ristekdikti sedang menyiapkan Permen PJJ yang dalam waktu dekat akan diberlakukan dan mendorong
perguruan tinggi Indonesia untuk bersiap diri melaksanakan distance learning
Dalam rangka menyiapkan penerapan distance learning secara masif di Indonesia, beberapa pekerjaan rumah harus
segera diselesaikan, misalnya adalah Standar Pendidikan Tingggi Pembelajaran Jarak Jauh, instrument akreditasi
pendidikan jarak jauh, dll
Konsekuensi Indonesia meratifikasi GATS, maka beroperasinya perguruan tinggi asing, termasuk distance learning
asing, tidak dapat dihindari lagi. Jika tidak menyiapkan diri untuk beradaptasi pada perubahan besar-besaran di dunia
pendidikan tinggi yaitu distance learning dan beroperasinya perguruan tinggi asing, maka perguruan tinggi Indonesia,
yang PTN atau PTS, yang besar atau yang kecil, berpotensi untuk gulung tikar
Kebijakan Pendidikan Tinggi
Reorientasi Kurikulum
• Literasi baru (big data, teknologi/coding, humanities) dikembangkan
dan diajarkan.
• Kegiatan ekstra kurikuler untuk pengembangan kepemimpinan dan
bekerja dalam tim agar terus dikembangkan.
• Entrepreneurship dan internship agar diwajibkan.
Literasi Data
Kemampuan untuk membaca,
“
Literasi Baru: analisis, dan menggunakan
Di Era Revolusi
informasi (Big Data) di dunia
Industri 4.0, tidak digital.
hanya cukup Literasi Literasi Teknologi
Lama (membaca, Memahami cara kerja mesin,
menulis, & aplikasi teknologi (Coding, Artificial
matematika) sebagai Intelligence, Biotechnology,
modal dasar untuk Engineering Principles, & Cyber-
berkiprah di Security).
masyarakat. Literasi Manusia
Humanities, Komunikasi,
& Desain.
(Aoun, MIT, 2017)
+ Pembelajar
Sepanjang Hayat
82
Peluang Sumber:
PEMANFAATAN TIK • Digital in Southeast Asia in 2017 - We Are Social. 15 Des 17. https://wearesocial.com/special-reports/digital-southeast-asia-2017
• Databoks, Katadata Indonesia (News & Research). 15 Des.17. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/08/29/pengguna-
untuk Pendidikan Tinggi ponsel-indonesia-mencapai-142-dari-populasi
• Kemenkominfo. 15 Des 2017. https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-
asia/0/sorotan_media
• https://inet.detik.com/cyberlife/d-3875215/mayoritas-orang-indonesia-bisa-akses-internet-seharian
• https://techcrunch.com/2017/03/03/u-s-consumers-now-spend-5-hours-per-day-on-mobile-devices/
88
Dual System/Pembelajaran 3-2-1 (2)
DIPLOMA -3
OUTPUT
Semester V
PRAKTIK INDUSTRI
Semester IV
Semester II
KULIAH DASAR PRODI
Semester I
INPUT SMA/SMK/MA
89
Dual System/Pembelajaran 3-2-1 (3)
Keuntungan Keperluan
90
MEKANISME PENYUSUNAN
STATUTA
PERGURUAN TINGGI SWASTA
Proses Penyusunan Statuta PTS (1)
Statuta perguruan tinggi swasta dapat disusun dan ditetapkan melalui salah satu
model proses sebagai berikut:
Penyusunan Statuta PTS dilakukan oleh pemimpin PTS (Rektor/Ketua/Direktur),
melalui tahap sebagai berikut:
1. Pemimpin PTS membentuk Tim Penyusun Rancangan Statuta PTS yang terdiri
atas:
a. wakil unsur PTS (pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan);
b. wakil unsur Senat PTS;
c. wakil unsur Badan Penyelenggara.
2. Tim Penyusun Rancangan Statuta PTS melakukan kegiatan sebagaimana
diuraikan sebagai berikut:
a. Menetapkan organ pokok PTS yang akan diatur dalam Statuta
Pengaturan organ pengelola PTS di dalam Statuta PTS dapat dilakukan dengan
cara mengatur semua organ/unit PTS secara rinci dan lengkap di dalam
Statuta PTS, mulai dari pimpinan PTS sampai dengan unit terkecil di PTS.
Proses Penyusunan Statuta PTS (2)
N MACAM KEWENANGAN
O URUSAN
mempe memp
memu- r menge- mela memu- mengu- me- memu- ertimb mengu
tuskan timban sahkan ksana tuskan sulkan lak- tuskan angka sulkan mengawasi
g kan sanakan n
kan
Bidang Akademik
(Pendidikan,
Penelitian dan PKM)
1 Kurikullum 3 4 1 5 2 6
Proses
2
Pembelajaran 3 4 1 5 2 6
Penilaian
3
Pendidikan 3 4 1 5 2 6
4
Bidang Non
Akademik
Pendidik
1
(Dosen/Instruktur) 3 1 4 2 5
Tenaga
2
Kependidikan 3 2 1 4
Sarana dan
3
Prsarana 3 2 1 4
4
Proses Penyusunan Statuta PTS (6)
d. Menuangkan Isi Bagan ke dalam Statuta PTS dalam bentuk Pasal- Pasal
Setelah bagan hubungan antara organ pokok, urusan PTS, macam
kewenangan, dan urutan pelaksanaan wewenang selesai disusun, Tim
Penyusun Rancangan Statuta PTS menuangkannya dalam bentuk pasal-
pasal di dalam Statuta PTS. Ketika menuangkan isi bagan menjadi pasal-
pasal di dalam Statuta PTS, Tim dapat meminta bantuan dari ahli hukum.
Dengan menggunakan model proses penyusunan Rancangan Statuta PTS yang
membagi habis urusan PTS kepada organ pokok sesuai dengan
kewenangan masing-masing, konflik kewenangan di antara organ pokok
PTS dapat dikurangi atau bahkan dapat ditiadakan.
e. Rancangan Statuta PTS yang telah disusun disampaikan kepada senat
PTS oleh pemimpin PTS untuk memperoleh pertimbangan;
f. Setelah memperoleh pertimbangan Senat PTS, Rancangan Statuta PTS
dilampiri pertimbangan Senat PTS, disampaikan kepada Badan
Penyelenggara oleh pemimpin PTS;
Proses Penyusunan Statuta PTS (7)
g. Rancangan Statuta PTS yang diusulkan oleh pemimpin PTS dibahas oleh
Badan Penyelenggara bersama dengan pimpinan PTS, dibantu oleh Tim
Penyusun Rancangan Statuta PTS;
h. Rancangan Statuta PTS yang telah dibahas dan disepakati oleh Badan
Penyelenggara dan pimpinan PTS ditetapkan oleh Badan Penyelenggara
dalam Peraturan Badan Penyelenggara tentang Statuta PTS.
i. Apabila kesepakatan belum tercapai, Badan Penyelenggara meminta agar
hal-hal yang belum disepakati dikaji kembali oleh Tim Penyusun Rancangan
Statuta PTS, kemudian hasil kajian Tim disampaikan kepada Pemimpin PTS,
untuk dimintakan pertimbangan Senat PTS oleh Pemimpin PTS. Hasil kajian
Tim disertai pertimbangan Senat PTS disampaikan oleh Pemimpin PTS
kepada Badan Penyelenggara;
j. Peraturan Badan Penyelenggara tentang Statuta PTS berlaku sejak
ditetapkan oleh Badan Penyelenggara; dan
k. Peraturan Badan Penyelenggara tentang Statuta PTS yang telah ditetapkan
oleh Badan Penyelenggara diunggah ke dalam Pangkalan Data Pendidikan
Tinggi (PD Dikti).
TERIMA KASIH