Penurunan Kesadaran,
Kelemahan Anggota Gerak, dan
Kejang
Kelompok 1
Tu t o r :
d r. M a r i h o t P a s a r i b u , M . K e s , S p . O G ( K ) O n k
ANGGOTA
KELOMPOK
AEGIRINE RAFILAH DAHLAN 1810015001
ACHMAD RIZKY 1810015002
NUR SALSABILA 1810015009
LAILAH NAZILATUL IZZAH 1810015019
GAZELA GATA FAMALA 1810015028
NUR SYAMSU ALAM 1810015038
SAPHIRA QAYYUM BILAHMAR 1810015043
MUHAMMAD ANANTA BUANA B 1810015048
HANNISA NUUR ASH SHAMAD 1810015058
NURHAKIKI MUSLIMIN 1810015075
STRUKTURISASI KONSEP
Learning Objectives Etiopatofisiologi penurunan kesadaran
Berdasarkan letak
Intrakranial Ekstrakranial
a. Fokal • Hipoksia: kardiorespirasi, renal, syok,
• Stroke : Infark, ICH, SAH anemia
• Infeksi : abses otak • Metabolik/toksik:
• Trauma: Hematom (ICH, EDH, SDH) Hiper-hipoglikemi, gagal organ,
• Tumor: Primer/Sekunder hiponatremi, overdosis, opiate, alcohol
• Hipertensi: ensefalopati hipertensi, eklamsia
b. Difus
• Infeksi: HIV, meningitis, malaria, ensefalitis
• Kejang: Post iktal/status epilepticus
• Trauma: cedera otak
1. Etiopatofisiologi penurunan kesadaran
Komponen kesadaran
(dikontrol ARAS-Ascending Reticular Activating System)
FOUR SCORE
Next
DEFINISI
Trauma kapitis atau cedera kepala adalah trauma mekanik terhadap kepala, baik
secara langsung maupun tidak langsung, yang menyebabkan gangguan fungsi
neurologis (gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial) baik temporer maupun
permanen.
ETIOLOGI
KLASIFIKASI BERDASARKAN
MEKANISME
Dokt r i n Monr o- Ke l l i e
total volume intrakranial adalah tetap karena sifat
inelastis tengkorak. Volume intrakranial (V i/c) sama
dengan jumlah komponennya, sebagai berikut: Doktrin Monro-Kellie
V i/c = V (otak) + V (cairan serebrospinal) + V (darah)
1. Anamnesis
• Sifat kecelakaan.
• Saat terjadinya, beberapa jam/hari sebelum dibawa ke rumah sakit.
• Ada tidaknya benturan kepala langsung.
• Keadaan penderita saat kecelakaan dan perubahan kesadaran sampai saat diperiksa.
• Bila pasien dapat diajak berbicara, tanyakan urutan peristiwanya sejak sebelum terjadinya kecelakaan,
sampai saat tiba di rumah sakit untuk mengetahui kemungkinan adanya amnesia retrograd.
• Ada atau tidak adanya muntah
• Pasien tidak selalu dalam keadaan pingsan (hilang / turun kesadarannya), tapi dapat kelihatan bingung
/ disorientasi (kesadaran berubah)
2. Pemeriksaan fisik
• Status fungsi vital: a. Airway (jalan napas) b. Breathing (pernapasan) c. Circulation (nadi dan tekanan
darah)
• Status Kesadaran Pemeriksaan GCS
• Status Neurologis a. anisokor b. paresis/paralisis c. refleks patologis
• Trauma di tempat lain
• Pemeriksaan orientasi, amnesia, dan fungsi luhur
• Pemeriksaan penunjang
• Foto Rontgen tengkorak (AP Lateral)
• CT Scan
Diagnosis banding
STROKE INFEKSI
ANEURIS
MA KEGANAS
AN OTAK
Tatalaksana
01 02 03
R E S U S I TA S I D A N PEDOMAN
EDUKASI
P E N I L A I A N AWA L U M U M & O B AT-
O B ATA N
• AIRWAY • Foto tulang belakang servikal • Penjelasan sebelum MRS
• BREATHING • Cedera kepala sedang-berat salin normal/RL iv; • Penjelasan cedera kepala, risiko,
• CIRCULATION periksa hematokrit, darah perifer lengkap, komplikasi selama perawatan
• NILAI TINGKAT KEPARAHAN trombosit, kimia darah, dll bila perlu • Penjelasan faktor risiko, pencegahan
CEDERA KEPALA • Kurangi edema otak : hiperventilasi, cairan rekurensi
• OBATI KEJANG hiperosmolar (mannitol 0,5-1 g/kgbb, 1-3 menit) • Program pemulangan pasien
• Obat neuroprotektor: piritinol, piracetam, • Gejala cedera kepala dan apa yang harus
citicholine dilakukan sebelum dibawa ke RS
• Perawatan luka dan cegah dekubitus
Next
Stroke iskemik
1. Transient ischemic attack (TIA)
2. Reversible Ischemic Neurogic Difisit (RIND) Gejala timbul lebih dari 24 jam
3. Progressing stroke atau stroke in evolution
4. Sudah menetap atau permanen
Stroke hemoragik
1. Lobus parietal, fungsinya yaitu untuk sensasi somatik, kesadaran menempatkan posisi.
2. Lobus temporal, fungsinya yaitu untuk mempengaruhi indra dan memori
3. Lobus oksipital, fungsinya yaitu untuk penglihatan
4. Lobus frontal, fungsinya untuk mempengaruhi mental, emosi, fungsi fisik, intelektual.
Stroke dapat mempengaruhi fungsi tubuh.
M A N I F E S TA S I K L I N I S
Pasien stroke hemoragik dapat mengalami trias TIK yang mengindikasikan adanya
peningkatan volume di dalam kepala.Trias TIK yaitu muntah proyektil, pusing dan pupil
edem.
DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK
Kriteria diagnosis Stroke Hemoragik adalah defisit neurologis fokal atau global yang muncul secara
tiba-tibda, dapat disertai tanda peningkatan tekanan intrakranial dan dibuktikan dengan adanya lesi
perdarahan pada pemeriksaan neuroimaging otak (CT-Scan atau MRI).
Diagnosis Banding SH adalah Stroke Iskemik (bila belum dilakukan CT /MRI Otak).
DIAGNOSIS STROKE ISKEMIK
Anamnesis SI kita dapat memperoleh informasi berupa gangguan global berupa gangguan kesadaran
dan Gangguan fokal yang muncul mendadak, dapat berupa :
1. Kelumpuhan sesisi/kedua sisi, kelumpuhan satu extremitas, kelumpuhan otot-otot penggerak bola
mata, kelumpuhan otot-otot untuk proses menelan, wicara dan sebagainya
2. Gangguan fungsi keseimbangan
3. Gangguan fungsi penghidu
4. Gangguan fungsi penglihatan
5. Gangguan fungsi pendengaran
6. Gangguan fungsi Somatik Sensoris
7. Gangguan Neurobehavioral yang meliputi : • Gangguan atensi • Gangguan memory • Gangguan
bicara verbal • Gangguan mengerti pembicaraan • Gangguan pengenalan ruang • Gangguan fungsi
kognitif lain
DIAGNOSIS STROKE ISKEMIK
Pemeriksaan Penunjang:
• CT Scan + CT Angiografi /MRI + MRA Otak
• EKG
• doppler Carotis
• Transcranial Doppler
• TCD Bubble Contrast & VMR
• Lab : Hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), Activated Partial
Thrombin Time (APTT), waktu prothrombin (PT), INR, gula darah puasa dan 2 jam PP, HbA1C,
profil lipid, C-reactive protein (CRP), laju endap darah, dan pemeriksaan atas indikasi seperti: enzim
jantung (troponin / CKMB), serum elektrolit, analisis hepatik dan pemeriksaan elektrolit
Kriteria Diagnosis SI terdapat gejala defisit neurologis global atau salah satu/beberapa defisit neurologis
fokal yang terjadi mendadak dengan bukti gambaran neuroimaging (CT-Scan atau MRI).
Diagnosis Banding SI adalah Stroke Hemoragik (bila belum dilakukan CT/MRI Otak).
TATA L A K S A N A S T R O K E H E M O R A G I K
Tatalaksana Umum
• Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
• Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
• Pengendalian tekanan intrakranial (manitol, furosemide, jika diperlukan)
• Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
• Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
• Gastroprotektor, jika diperlukan
• Manajemen nutrisi
• Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH
Tatalaksana Spesifik
• Koreksi koagulopati (PCC/Prothrombine Complex Concentrate, jika perdarahan karena antikoagulan)
• Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium Antagonist, Beta blocker, Diuretik)
• Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
• Pencegahan stroke hemoragik (manajemen factor risiko dan edukasi)
TATA L A K S A N A S T R O K E I S K E M I K
Tatalaksana Umum
• Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
• Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
• Pengendalian tekanan intrakranial (manitol jika diperlukan)
• Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
• Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
• Gastroprotektor, jika diperlukan
• Manajemen nutrisi
• Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH
Tatalaksana Spesifik
• Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9 mg/kgBB, pada stroke iskemik onset kurang 6 jam.
• Terapi endovascular : trombektomi mekanik, pada stroke iskemik dengan oklusi karotis interna atau
pembuluh darah intrakranial, onset kurang 8 jam
• Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium Antagonist, Beta blocker, Diuretik)
• Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
• Pencegahan stroke sekunder (antiplatelet :aspirin, clopidogrel, cilostazol atau antikoagulan : warfarin,
dabigatran, rivaroxaban)
• Neroprotektor (citicholin, piracetam, pentoxyfiline, DLBS 1033)
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, M., & Wreksoatmodjo, B. R. (2015). Pemeriksaan Neurologis pada Kesadaran
Menurun. Cermin Dunia Kedokteran, 42(10), 780-786.
Craig R Ainsworth, M. D. (2021, June 14). Head trauma. Background,
Pathophysiology, Etiology. https://emedicine.medscape.com/article/433855-
overview#a10.
Greenberg, D. A., Aminoff, M. J., & Simon, R. P. (2015). Clinical neurology. McGraw-
Hill Education.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. (2016). Panduan Praktik Klinis
Neurologi. Perdossi, 154–156.
Thianti Sylviningrum, “Pemeriksaan GCS dan PCS”. Kedokteran Unsoed.ac.id
http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul%20/Ganjil%20II%20%20Pem
eriksaasn%20GCS%20dan%20PCS.pdf
(11 februari 2014)
Wuysang, D & Bahar, A. 2015. Pemeriksaan Derajat Kesadaran (GCS). Makassar:
Departemen Neurologi FK UNHAS.