Anda di halaman 1dari 33

NEUROFISIOLOGI

Dr. Lina Eka Dewi Sp.S,


M.Biomed
Neurofisiologi

EEG
EMG
BAEP
VEP
EEG
Pendahuluan
Elektroensefalografi (EEG) adalah
suatu ilmu yang mempelajari
gambaran dari rekaman aktivitas listrik
di otak, termasuk tekhnik melakukan
perekaman EEG dan interprestasinya
 Neuro-neuron (korteks otak) 
gelombang listrik voltase <<
(mV),  dialirkan ke mesin EEG
diamplifikasi
  terekam/elektroensefalogram
sbg gelombang alfa, beta, tetha,
delta, dll
Mendapatkan rekaman EEG yang baik
dan benar  tujuan utama
pemeriksaan EEG selain interprestasi
yang benar
EEG  alat penunjang tegaknya
diagnosa selama rekaman EEG baik dan
benar
Rekaman EEG yg tidak baik 
menyesatkan tegaknya diagnosa

“Bad EEG is worse than no EEG at all”


Rekaman EEG yang baik :

1.mesin EEG

2.persiapan matang,

3.teknik & prosedur rekaman benar

4.standar minimal (pakar EEG, diakui


dunia Internasional)
Macam-macam EEG

1. EEG permukaan (scalp to scalp)


elektrode dipasang diluar tengkorak
2. Elektro kortikografi
Elektrode pada permukaan korteks serebri
3. Elektro subkortikografi
Elektrode pada permukaan sub korteks
gelombang EEG

1. Alpha (sinusoid) : pada orang normal


Frekuensi : 8-13 spd, amplitudo : 10-15mV
2. Beta pada orang tua
Frekuensi : > 14 spd, amplitudo : > 25 mV
3. Theta
Frekuensi : 4-7 spd, amplitudo bervariasi
4. Delta
Frekuensi : 0,5-3 spd
5. Gelombang epileptiform
o Petit mal : paku ombak 2 spd
o Runcing (sharp wave)
o Paku (spike)
o Paku ombak
o Hypsaritmia :gelombang paku, lambat
bervoltase tinggi, tidak berirama
6. Paroksismal
7. Gelombang timbul tiba2, hilang tiba2
Rekaman

1. Sadar
2. Aktivasi
 Hiperventilasi
 Photik stimulasi
 Tidur
Persiapan
Penderita
1. Identitas penderita harus dicatat dengan
lengkap : nama, umur, alamat, jenis
kelamin, no EEG dan tanggal perekaman
2. Tingkat kesadaran penderita harus dicatat
untuk menghindari salah interprestasi EEG
3. Obat-obatan yang sedang dikonsumsi harus
diidentifikasi karena dapat mempengaruhi
frekuensi maupun bentuk gelombang otak
4. Premedikasi, dosis dan berapa lama
sebelum perekaman diberikan harus
diidentifikasi dengan jelas
5. Saat terbaik perekaman adalah pada
saat bebas obat sehingga gelombang
otak yang didapat adalah gelombang
yang bebas dari pengaruh obat
6. Tidak hipoglikemi
7. Penderita tenang dan rileks
8. Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas
kotoran, debu, minyak dan kulit yang mati
9. Perhatikan adanya bekas luka, bekas
kraniotomi
10.Penyuluhan penderita sebelum perekaman
tentang tujuan dilakukan EEG
11.Apa yang akan dilakukan teknisi terhadap
dirinya sebelum dan saat perekaman, apa
yang harus dilalukan penderita saat
perekaman dan apa yang dirasakan oleh
penderita saat perekaman (tidak nyeri)
Prosedur Perekaman
Sebelum melakukan prosedur perekaman EEG
sebaiknya diketahui standar minimal perekaman
EEG menurut The American Sociaty Guideline in EEG,
yaitu :
1. Menggunakan sistim 10-20 dalam penempatan
elektrode nya
2. Aktifitas elektrode di hemisfer kiri dan kanan harus
diidentifikasi dengan jelas. Hemisfer kanan kita beri
tanda angka genap, sedangkan hemisfer kiri angka
ganjil
3. Pola hubungan antar elektrode harus dibuat
sesederhana mungkin sehingga mudah untuk
diinterprestasikan
4. Mengecek resistensi atau impendansi sebelum
perekaman dimulai
5. Prosedur hiperventilasi harus dilakukan secara
rutin selama 3 menit dilanjutkan 1 menit
pasca hiperventilasi kecuali ada kontra indikasi
hiperventilasi
6. Rekaman tidur sedapat mungkin
Indikasi EEG
1. Melokalisir perubahan akibat kerusakan otak
: trauma, neoplasma, infeksi, proses
vaskuler
2. Melokalisir asal dan tipe epilepsi
3. Membantu diagnosa koma
4. Demensia
5. Membantu diagnosa Brain Death
6. Lain-lain : nyeri kepala, gangguan tingkah
laku, gangguan perkembangan
EEG pada Epilepsi
1. Menentukan tipe kejang : umum / fokal
2. 28-40% normal pada rekaman pertama
3. Bila pasien kejang tetapi EEG normal prognosa
baik
4. Dapat dilakukan aktivasi untuk memperoleh
gambaran epilepsi dengan hiperventilasi nafas
dalam teratur 20 x / menit atau dengan photik
stimulasi dengan stroboscop elektronik 100 x
kedip per detik
5. Diagnosa epilepsi tidak dapat dari EEG saja kecuali
waktu rekaman kejang
6. Epilepsi tidak dapat disingkirkan dari hasil EEG
normal
EMG
(Elektro Myografi)

Adalah suatu pemeriksaan elektro medik


untuk memeriksa saraf perifer dan otot
dengan jalan merekam perbedaan
potensial listrik yang timbul dalam
serabut otot yang berkontraksi
Indikasi EMG
 Gangguan kornu anterior/motor neuron disease
• ALS (Amyotropic Laterosclerosis)
• PMA (Progresive Moskular Atrofi)
• PBP (Progresive Bulbar Palsy)
 Gangguan Pada radiks
• Trauma
• HNP
• Sindroma Guillain Barre
 Gangguan pada Pleksus
Gangguan pada saraf perifer
 Trauma
 Polineuritis
 Bell palsy
 Neuropati diabetik
 Sindroma carpal tunnel
 Morbus hansen/ lepra
Gangguan pada neuro muskuler junction
- Myasthenia gravis
Gangguan miogen
- Myositis
- Myopati
Spasmofilia
BAEP
suatu pemeriksaan elektrofisiologi untuk
mempelajari jaras saraf pendengaran dengan
merekam potensial-potensial lapangan yang
ditimbulkan di nervus akustikus dan batang
otak dengan pemakaian elektroda-elektroda
yang ditempatklan di scalp

Brainstem Auditory Evoked Potensials


Aplikasi Klinik

• Neurinoma akustik
• Multiple sclerosis
• Tumor batang otak
• Membantu diagnosa gangguan
pendengaran pada bayi
Gelombang BAEP

I. Dari Nervus akustikus


II. Dari Medula Oblongata
III. Caudal Pons
IV. Rostral Pons
V. Mid Brain
Yang dinilai pada BAEP

Latensi (waktu) untuk timbulnya


gelombang
Jarak gelombang I-III, III-V, I-V
Bentuk gelombang
Amplitudo gelombang
VEP
(Visual Evoked Potensial)

suatu pemeriksaan elektrodiagnostik


dimana dengan pemberian rangsang
visual akan timbul aktifitas listrik yang
disalurkan dari retina sampai ke kortek
visual
Kegunaan
1. Lesi Pre Chiasmatik - Neuritis optik
- Multiple sclerosis
- Lesi kompresi N.II/tumor
- Anemia pernisiosa
2. Lesi Retro Chiasmatik
- Buta kortikal
3. Buta histeri / malingering
4. Penyakit mata- Kelainan refraksi
- Katarak
- Glaukoma
- Makulopati
- Iskemia optik neuropati
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai