Oleh:
ZAITUL IKHLAS SAAD Rajo Intan
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Padang
Dewan Pembinaan dan Pengembangan Nagari Sumatera Barat
Tim Konsolidasi Adat Sumatera Barat
Dewan Pakar Bundokaduang Sumatera Barat
Konsultan Reformasi Birokrasi Polri (RBP)
Polda Sumatera Barat
HP. 081266141957
PENDAHULUAN
Pengakuan dan perlindungan negara terhadap
Masyarakat Hukum Adat telah dijamin oleh undang-
undang.
Nagari sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat
diberi peluang yang besar untuk “manjapuik nan taicia,
mahimpun nan taserak” demi kembalinya karakter dan
jati diri masyarakat Minang.
Apakah masih bisa dikatakan Minang masih ada, kalau
Nagari tidak lagi eksis.
Apakah masih bisa dikatakan Nagari, kalau Kesatuan
Masyarakat Hukum Adat tidak ada lagi.
Apakah bisa dikatakan Masyarakat Hukum Adat masih
ada, kalau Tungku Tigo Sajarangan tidak lagi berperan.
Tungku Tigo Sajarangan adalah komponen
masyarakat yang sangat penting dalam Masyarakat
Hukum Adat di Ranah Minang, ia memegang peranan
strategis dalam mengelola dan membangun nagari.
Pandangan masyarakat terhadap Tungku Tigo
Sajarangan saat ini mengalami perubahan, baik
karena faktor internal maupun karena faktor
eksternal (globalisasi).
Untuk eksisitensi Tungku Tigo Sajarangan dalam
agama .
Mengontrol jalannya perilaku kehidupan masyarakat