Anda di halaman 1dari 35

INFERTILITAS

INFERTILITAS
Ketidak
mampuan
pasutri untuk • Primer : Bila pasangan
menghasilkan belum pernah hamil
keturunan • Sekunder : bila pasangan
setelah periode
12 bulan dengan sudah pernah hamil tetapi
hubungan mengalami kegagalan untuk
seksual teratur kehamilan berikutnya
tanpa
kontrasepsi.
INSIDENS
• Meningkat 4% sejak tahun 1980

• Terjadi pada 15% dari pasangan usia subur usia


reproduktif (85% berhasil memperoleh kehamilan
dalam waktu 12 bulan)

• 8-12% penduduk dunia mengalami masalah


fertilitas pada suatu waktu yang sama
Normal Reproductive Efficiency
Syarat-syarat kehamilan normal

• Testis menghasilkan sperma


• Ovarium menghasilkan ovum
• Tuba fallopii patent
• Endometrium/uterus mampu
menunjang/mempertahankan kehamilan
• Lendir serviks normal
PENYEBAB

20%
40%
Male
40%
Female

Unknown
Faktor ovulasi (10-25%): Faktor tuba (25-40%):
- Hiperprolaktinemia - Infeksi : Salpingitis dan hidrosalping
mukosa dan silia tuba
- Hipo/Hiper tiroid
- Perlengketan peritubal dan periovarium
- Faktor stress  ovum pick up
- Berat badan - Endometriosis
- Peny. Ovarium Polikistik - Kel. kongenital

Faktor serviks (2-5%):


- Kel anatomi : Posisi retroversi, serviks panjang
- Infeksi kronis : Gangguan produksi lendir serviks
- Kel. Imunologi : Antibodi anti sperma
Faktor Uterus (5-10%): Faktor Peritoneum (15-25%):
- Kel. Kongenital  Endometriosis
- Adesi intrauteri - Gangguan proses maturasi folikel
- Mioma uteri - Ovum pick up
- Polip endometrium - Transportasi hasil konsepsi
- Hiperplasia endometrium - Efek toksik dari cairan peritoneum

Faktor Idiopatik (10-15%):


 Unexplained infertility
Jika semua pemeriksaan standar
infertilitas normal
DIAGNOSIS
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN
Fisik dan ginekologis

Deteksi ovulasi

Analisis sperma

Uji paska senggama

USG

HSG

Laparaskopi
ANAMNESIS

•Umur : terutama terkait dengan cadangan ovarium


•Riwayat obstetri dan kontrasepsi sebelumnya
•Riwayat haid: siklus haid, dismenorea
•Frekuensi koitus dan ada tidaknya disfungsi sexual
•Durasi infertil, pemeriksaan dan pengobatan yang pernah dijalani
•Riwayat operasi, penyakit terdahulu dan sekarang, termasuk adanya
riwayat PID/paparan terhadap IMS
•Okupasi dan konsumsi tembakau, alkohol & obat-obatan lainnya
•Riwayat keluarga adanya defek pada lahir, retardasi mental, menopause
dini, atau kegagalan reproduktif
•Kelainan endokrinologi: hipo/hipertiroid, DM
•Stress emosional
Aging and Fertility
The Aging Follicle and Oocyte
Pemeriksaan Dasar Infertilitas

1. Pem. Fisik/ginekologis
2. Analisis sperma
3. USG
4. Deteksi ovulasi
5. Uji pasca senggama/ Post Coital test
6. Tes patensi tuba / HSG
7. Laparoskopi
1. PEMERIKSAAN FISIK

• IMT
• Pembesaran kel tiroid, nodul atau nyeri tekan
• Tanta-tanda hiperandrogenisme (hirsutisme,
acne)
• Galaktorrhea
• Abnormalitas pada serviks / vagina, adanya
sekresi atau keputihan
• Adanya massa, nyeri tekan pada adneksa,
uterus / cavum douglasi
2. Analisa Sperma

 Normozoospermia—All parameters normal


 Oligozoospermia—Reduced sperm numbers
Mild to moderate: 5-20 million/ml of semen
Severe: < 5 million/ml of semen
 Asthenozoospermia—Motility <<
 Teratozoospermia—Morphology <<
 Azoospermia—No sperm in semen
 Aspermia (anejaculation)—No ejaculate
(ejaculation failure)
3. USG Transvaginal
• Menilai anatomi uterus
• Kedua ovarium normal: adanya ovulasi dan
perkiraan saat ovulasi
• Ovulasi : ukuran folikel 18 – 24 mm
• Tuba falopii terutama bila dijumpai
hidrosalping
4. DETEKSI OVULASI
• Riwayat menstruasi teratur  90% ovulatoar
• Suhu badan basal (BBT)  meningkat 0,6 - 1oC
setelah ovulasi
• Pemeriksaan progesteron serum
• Pemeriksaan kadar LH urin
• Biopsi endometrium
• Endometrium fase sekresi : siklus ovulatoar
• Endometrium fase proliferasi/gambaran
Hiperplasia : siklus Anovulatoar
• Pencitraan USG transvaginal
5. Uji Paska Sanggama
• Pemeriksaan Lendir serviks + 2 - 8 jam paska sanggama
• Waktu sanggama sekitar ovulasi
• Menilai reseptifitas dan kemampuan sperma untuk hidup
pada lendir serviks
 Spinnbarkeit : 8 to 10 cm.
 Motilitas Spermatozoa: ≤ 20 sperm per LPB.

• Penilaian adanya antibodi sperma


• Menilai lendir serviks
6. Hysterosalpingografi (HSG)

• Menilai :
Faktor tuba : lumen, oklusi, kelainan dinding
Faktor uterus : kelainan kongenital (Hipoplasia,
septum, bikornus, Duplex), mioma, polip, adhesi
intrauterin (sindroma asherman)

• Dilakukan pada fase proliferasi : 2-5 hari setelah


haid bersih
7. LAPARASKOPI

• Gambaran visualisasi genitalia interna secara


menyuluruh, menilai faktor :
• Peritoneum/endometriosis
• Perlengketan genitalia Int
• Tuba : patensi, dinding, fimbria
• Uterus : mioma
• Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus luteum
 Keterbatasan
• Tidak bisa menilai : Kelainan kavum uteri dan lumen
tuba
• Bersifat minimal invasif dan operatif
PENANGANAN

• Medika mentosa

• Tindakan operasi rekonstruksi

• Rekayasa teknologi reproduksi


Obat stimulasi ovarium (Induksi ovulasi)

Klomifen sitrat
• Antiestrogen  memblok estrogen reseptor di hipotalamus yang
menyebabkan feedback negatif  meningkatkan produksi FSH
merangsang pembentukan folikel.
• Diberikan mulai hari 2-5 siklus
• 1-3 x 50mg selama 5 hari
• Ovulasi 5 - 10 hari setelah obat terakhir
• Koitus 3 x seminggu atau berdasarkan USG transvaginal

Aromatase inhibitor (letrozole)

• Stimulasi ovarium
• Hari ke 3 - 7 siklus haid
• 2,5 mg/hari
Epimestrol

• Memicu pelepasan FSH dan LH


• Hari ke 5 - 14 siklus haid
• 5 - 10 mg/hari

Bromokriptin (Hiperprolaktinemia)

• Menghambat sintesis & sekresi prolaktin


• Indikasi : Kdr prolaktin tinggi (> 25 mg/ml) dan
Galaktore
• Dosis sesuai kadar prolaktin :
• Oligomenore 1,25 mg/hari
• Ggn haid berat : 2 x 2,5 mg/hari
Gonadotropin


● Klomifen sitrat tdk respon sampai dosis 150 mg/hr selama 5 hr atau tdk hamil setelah
pemberian 3-6 bln

● HMG (Human Menopausal Gonadotropine)

● FSH & LH : 75 IU atau 150 IU

● Untuk memicu pertumbuhan folikel

● Dosis awal 75 - 150 IU/hari selama 5 hari dinilai hari ke 5 siklus haid

● hCG

● 5000 IU atau 10.000 IU

● Untuk memicu ovulasi

● Diameter folikel 17 - 18 mm dgn USG transvaginal
TINDAKAN OPERASI REKONSTRUKSI

Laparotomi


Koreksi : Kel. Uterus dan Kel. Tuba  tubaplasti

Miomektomi

Kistektomi

Laparoskopi


Laparoskopi operatif kasus endometriosis + infertilitas

Diagnosis endometriosis

Keuntungan: visualisasi lebih baik, trauma minimal, waktu penyembuhan lebih singkat
Teknologi Reproduksi Bantuan (TRB)
• Metode lain tidak berhasil

T Inseminasi Intra Uterin (IUI)


IVF with embryo transfer

R Gamete intrafallopian transfer (GIFT)


Zygote intrafallopian transfer (ZIFT)

B Intracytoplasmic sperm injection (ICSI)

ART  Assisted Reproduction Therapy


American Society for Reproductive Medicine. 2003.
American Society for Reproductive Medicine. 2001.
Inseminasi Intra Uterin (IUI)

• IUI : Pengobatan infertilitas dengan cara menempatkan sperma


kedalam uterus agar terjadi fertilisasi

• Tujuan :
– Meningkatkan jumlah sperma yang mencapai tuba falopii
– Meningkatkan kemungkinan fertilisas

• Dilakukan pada keadaan :


– Unexplained infertility
– Mukus cerviks yang kental
– Jaringan parut pada cerviks yang menyebabkan sperma sulit memasuki uterus
– Ejakulasi dini
• Keuntungan: • Kerugian :
– Kurang invasif – Tidak dapat dilakukan
– Lebih murah pada pasien dengan
dibandingkan IVF kerusakan tuba yang
berat
– Wanita dengan PID
– Wanita dengan
 Angka keberhasilan endometriosis derajat
mencapai 7-24% tiap sedang-berat
siklusnya
 Resiko IUI :
 Tergantung usia ibu,  Kehamilan multipel
penyebab infertilitas, dan  Infeksi panggul
obat infertilitas yang
digunakan
In Vitro Fertilization (IVF)
• Salah satu TRB dimana prosesnya secara manual dilakukan
fertilisasi dengan menggabungkan sel telur dan sperma
didalam cawan petri, kemudian dilakukan embrio transfer
kedalam uterus

• Dilakukan pada :
– Kerusakan atau sumbatan total tuba falopii
– Infertilitas pria (oligospermia, Asthenozoospermia)
– Wanita dengan gangguan ovulasi, premature ovarian failure
– Wanita yang telah dilakukan pengangkan kedua tuba
– Unexplained infertility
Langkah IVF:
1. Stimulasi ovarium  Komplikasi IVF:
2. Ovum pick up
 Sakit kepala
3. Pencucian sperma
4. Menyatukan sperma & ovum  Perubahan mood
secara in vitro
 Nyeri abdomen
5. Embrio transfer
 Hot flash
 Angka keberhasilan IVF:  Perut kembung
 41-43% : usia < 35 th
 Ovarium Hiperstimulation
 33-36% : usia 35-37 th
 23-27% : usia 38-40 th Syndrome (OHSS)
 13-18% : usia > 40 th
Staircase Approach to Empirical Infertility Treatment
ART Lainnya
GIFT (gamete intrafallopian tube transfer:
salah satu TRB dimana dilakukan penyatuan sperma
dan sel telur didalam tuba falopii secara manual

ZIFT (Zygote intrafallopian transfer) :


salah satu TRB dimana dilakukan penyatuan sperma dan
sel telur di cawan petri hingga terbentuk zigot,
kemudian dilakukan transfer kedalam tuba falopii secara
manual

ICSI (intracytoplasmic sperm injection) :


THANK YOU
Menginjeksikan sperma kedalam sel telur Hi! 610

Anda mungkin juga menyukai