PAJAK ATAS
WITHHOLDING
TAX
Our team
I Gede Bayu Widi Perdana (01)
“
Sistem withholding tax (di Indonesia dikenal
dengan sistem pemotongan atau pemungutan /
pot-put) merupakan sistem perpajakan dimana
pihak ketiga baik WP orang pribadi maupun
WP badan dalam negeri diberikan kepercayaan
oleh UU untuk melaksanakan kewajiban
memotong atau memungut pajak atas
penghasilan yang dibayarkan ke penerima
penghasilan.
3
TAX
PLANNING
ATAS PPH
PASAL 21
4
OBJEK PPH PASAL 21
5
SAAT TERUTANGNYA PAJAK
Terjadinya
pembayaran
6
Perlakuan akuntansi untuk pph pasal 21
Pajak ditanggung
karyawan
Pajak ditanggung
perusahaan
Diberikan
tunjangan pajak
Ilustrasi perbandingan pph badan jika pph ditanggung
perusahaan & memberi tunjangan pph
Big
concept
8
Note : Angka dalam tabel hanya sebagai ilustrasi
Mengelola Pemberian Uang Tip
yang Dicatat dalam Biaya Entertainment
11
Contoh Proses Ekualisasi Biaya yang Terkait dengan
PPh Pasal 21 :
1
PT XYZ adalah perusahaan pembiayaan (leasing) dengan 2 (dua) cabang yang terdaftar di
KPP B dan KPP C. Kantor pusat terdaftar di KPP A. Tahun Buku PT XYZ sama dengan tahun
takwim. Pada awal tahun 2013, Kantor Pusat PT XYZ diperiksa all taxes oleh KPP A atas
tahun pajak 2012. Sebagai tindak lanjut pemeriksaan tersebut, terhadap kantor cabang PT
XYZ juga dilakukan pemeriksaan oleh KPP di masing- masing lokasi. Pemeriksaan oleh KPP
lokasi tersebut diselesaikan tepat waktu sebelum jangka waktu pemeriksaan selesai.
Pada pembahasan akhir hasil temuan pemeriksaan (closing conferrence), diberikan data hasil
temuan/perhitungan oleh tax auditor sebagai berikut:
- Obiek PPh Pasal 21 menurut Pemeriksa Rp22.257.844.284
- Obiek PPh Pasal 21 menurut SPT PPh Pasal 21 Desember Rp18.000.000.000
- Koreksi Rp 4.257.844.284
Terdapat koreksi atas objek PPh 21 yang dilaporkan di Kantor Pusat berdasarkan hasil
ekualisasi dengan biaya yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komersial 2012.
Pembebanan Biaya dalam Laporan Laba Rugi Komersial
Jumlah 22.257.844.284
13
Note : Angka dalam tabel hanya sebagai ilustrasi
Objek PPh Pasal 21 yang dilaporkan dalam SPT
PPh Pasal 21
- Penghasilan bruto pegawai tetap Rp 15.000.000.000
- Penghasilan bruto selain pegawai tetap Rp 3.000.000.000
Jumlah Rp 18.000.000.000
15
Pemungut Pajak
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang;
2. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau Lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga
negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang;
3. Bendahara pengeluaran berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan
dengan mekanisme uang persediaan (UP);
4. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi
delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), berkenaan dengan pembayaran atas pembelian
barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS);
5. BUMN/BUMD yang melakukan pembelian barang dengan dana yang bersumber dari belanja
Negara (APBN) dan atau belanja daerah (APBD);
6. Bank Indonesia (BI), Perusahaan Pengelola Set (PPA), PT Telkom, PT PLN, PT Garuda Indonesia,
PT Indosat, PT Krakatau Steel, Pertamina dan bank bank BUMN yang melakukan pembelian
barang yang dananya bersumber baik dari APBN maupun dari non APBN;
7. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja
(industri baja yang merupakan industri hulu, termasuk industri hulu yang terintegrasi dengan
industri antara dan industri hilir), industri otomotif, dan industri farmasi, atas penjualan hasil
produksinya kepada distributor di dalam negeri. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen
Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor, atas penjualan kendaraan
bermotor di dalam negeri;
8. Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas, atas penjualan bahan
bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas;
9. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan,
dan perikanan, atas pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk keperluan industrinya
atau ekspornya.
No. Objek Pajak Tarif DPP
Tarif pungutan
Atas impor:
dan Dasar Pengenaan
Pajak PPH Pasal 22 Angka Pengenal Impor (API) 2.50%
Nilai impor
1 Kecuali atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu sebesar 0.50%
tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (API) 7.50% Nilai impor
Pemenang hasil lelang impor yang tak dikuasai 7.50% Harga jual lelang
Pembelian Barang Dalam Negeri :
Harga pembelian tidak termasuk
Oleh Bendaharawan pemerintah, BUMN/BUMD, dan
1,5% Pajak Pertambahan Nilai
Badan-badan tertentu.
(Terutang dan dipungut pada saat pembayaran)
2
Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau
Harga pembelian tidak termasuk
ekspor oleh badan usaha industri atau eksportir yang
0.25% Pajak Pertambahan Nilai
bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian,
(Terutang dan dipungut pada saat pembelian)
peternakan, dan perikanan.
Atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan Terutang dan dipungut pada saat penerbitan surat perintah
pelumas oleh produsen atau importir bahan bakar minyak, pengeluaran barang (delivery order).
bahan bakar gas, dan pelumas adalah sebagai berikut: Kepada agen/penyalur pajak bersifat final selain itu tidak final.
a. Bahan bakar minyak
3 Penjualan kepada stasiun pengisian bahan bakar umum Pertamina; 0,25% Penjualan tidak termasuk PPN
Penjualan kepada stasiun pengisian bahan bakar umum bukan Pertamina; 0,3% Penjualan tidak termasuk PPN
Penjualan kepada pihak lain. 0.3% Penjualan tidak termasuk PPN
b. Bahan bakar gas 0,3% Penjualan tidak termasuk PPN
c. Pelumas 0,3% Penjualan tidak termasuk PPN
Atas penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam (Terutang dan
negeri oleh badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha: dipungut penjualan)
industri semen, 0.25% DPP PPN
industri kertas, 0.10% DPP PPN
4 industri baja, 0.30% DPP PPN
industri otomotif, oleh Agen Tunggal Pemegang Merek
(ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir 0,45% DPP PPN
umum kendaraan bermotor.
17
industri farmasi. 0.30% DPP PPN
No Objek pajak Pemungut pajak
1 Bunga diskonto obligasi yang Penerbit atau custodian selaku agen pembayaran yang
diperdagangkan dana tau dilaporkan ditunjuk
perdagangannya di bursa efek Perusahaan efek,dealer, atau bank, selaku pedagang perantara
dan/atau pembeli, atas bunga dan diskonto yang diterima
penjual obligasi pada saat transaksi
2 Penghasilan dari transaksi penjualan saham Penyelenggara bursa efek
di bursa efek
3 Bunga deposito dan tabungan serta Bank yang didirikan atau bertempat kedudukanm di Indonesia atau
diskonto SBI cabang bank luar negeri di Indonesia dan Bank Indonesia
4 Penghasilan berupa hadiah atas undian Penyelenggara undian
5 Penghasilan sewa tanah dana tau bangunan Penyewa yang bertindak atau ditunjuk sebagai pemotong
pajak
Hal penyewa bukan sebagai pemotong pajak maka pajak Pemungut
penghasilan yang terutang wajib dibayar sendiri oleh orang Pajak
pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh
penghasilan
6 Penghasilan dari usaha jasa konstruksi Dipotong oleh pengguna jasa pada saat pembauaran, dalam
hal pengguna jasa merupakan pemotong pajak
Disetor sendiri oleh penyedia jasa, dalam hal pengguna jasa
bukan merupakan pemotong pajak
7 Penghasilan dari pengalihan harta berupa Membayar sendiri pajak penghasilan yang terutang
tanah dana tau bangunan Dipungut oleh bendaharawan atau pejabat yang melakukan
pembayaran atau pejabat yang menyetujui tukar-menukar
8 Dividen yang diterima atau diperoleh wajib Pihak yang membayar atau pihak lain yang ditunjuk selaku
pajak orang pribadi dalam negeri pembayar dividen
9 Bunga simpanan yang dibayarkan oleh Koperasi yang melakukan pembayaran bunga simpanan kepada
koperasi kepada anggota koperasi orang anggota koperasi orang pribadi
pribadi
18
Objek Pajak PPh Pasal 23
4. Hadiah, Penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang dipotong PPh pasal 15% Penghasilan Bruto
21
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali 2% Jumlah Bruto tidak
yang telah dikenalan PPh final termasuk PPN
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa 2% Jumlah Bruto tidak
konsultasi, selain jasa yang telah dipotong PPh pasal 21 termasuk PPN
7. Imbalan sehubungan dengan jasa lain (PMK No 244/PMK.03/2008) 2% Jumlah Bruto tidak
termasuk PPN
21
OBJEK PAJAK PPH PASAL 26
22
PEMUNGUT PAJAK PPH PASAL 26
Orang Pribadi
Subjek pajak badan sebagai WPDN yang
dalam negeri ditunjuk oleh DJP
23
No Objek Pajak Tarif DPP
TARIF DASAR
1 Dividen 20% atau tarif P3B Penghasilan Bruto
PENGENAAN Bunga termasuk premium, diskonto, premi
PAJAK PPH 26 2 sawab dan imbalan sehubungan dengan 20% atau tarif P3B Penghasilan Bruto
pengembalian uang
Royalti, sewa, dan penghasilan lain
3 20% atau tarif P3B Penghasilan Bruto
sehubungan dengan penggunaan harta
4 Hadiah dan penghargaan 20% atau tarif P3B Penghasilan Bruto
5 Pensiunan dan pembayaran berkala lainya
Penghasilan dari penjualan harta di
6 Indonesia yang diterima wajib pajak luar 20% atau tarif P3B Penghasilan Bruto
negeri selain BUT
Dibayarkan tertanggung kepada perusahaan
asuransi di luar negeri baik secara langsung 10% atau tarif P3B Penghasilan Bruto
maupun melalui pialang
Dibayarkan perusahaan asuransi di
2% atau tarif P3B Penghasilan Bruto
7 Indonesia kepada perusahaan asuransi di
luar negeri
Dibayarkan perusahaan reasuransi di
1% atau tarif P3B
Indonesia kepada perusahaan asuransi diluar Penghasilan Bruto
negeri
8 Penghasilan dari penjualan 5% Penghasilan Bruto
24
Objek PPh Pasal 4 Ayat 2
Penghasilan dari transaksi
Bunga deposito dan tabungan
penjualan saham di bursa efek.
Bunga dan diskonto obligasi serta diskonto SBI. Atau
Atas pengasilan yang diterima
yang diperdagangkan dan atau pengasilan berupa Bungan
atau diperoleh orang pribadi atau
dilporkan perdagangannya di deposito dan tabungan serta
badan dari taransaksi penjualn
bursa efek (PP No. 16 tahun diskonto Sertifikat Bank
saham di bursa efek dipungut
2009) Indonesia dipotong Pajak
Pajak Penghasilan yang bersifat
Pengasilan yang bersifat final.
final.
Penghasilan berupa hadianh atas Penghasilan atas sewa tanah Penghasilan dari usaha jasa
undian. dan bangunan. konstruksi.
Penghasilan dari pengalihan Dividen yang diterima atau Bunga simpanan yang
harta berupa tanah dan atau diperoleh wajib pajak orang dibayarkan oleh koperasi kepada
bangunan pribadi dalam negeri. anggota koperasi orang pribadi.
25
No Objek pajak Tariff DPP Keterangan
1 Bunga dan diskonto obligasi yang
diperdagangkan dan atau dilaporkan
perdagangannya di bursa efek
1.a Bunga daru obligasi dengan kupon 15% Jumlah bruto bunga WPDN
sesuai dengan masa
kepemilikan obligasi
20% WPLN selain BUT Tarif dasar
1.b Diskonto dari obligasi dengan kupon 15% Selisih lebih harga jual WPDN pengenaan
atau nilai nominal di atas
harga perolehan obligasi, pajak (DPP)
tidak termasuk bunga
berjalan
WPLN selain BUT
20%
1.c Diskonto dari obligasi tanpa bunga 15% Selisih lebih harga jual WPDN
atau nilai nominal di atas
20% harga perolehan obligasi
WPLN selain BUT
Bunga dan atau diskonto dari obligasi 0% Jumlah yang diterima Untuk tahu 2009
dan atau diperoleh wajib sampai dengan tahun
pajak reksadana yang 2010
terdaftar pada badan
5% pengawas pasar modal Untuk tahun 2011
dan lembaga keuangan sampai dengan tahun
2013
Untuk tahun 2014 dan
15% seterusnya
26
2 Penghasilan dari transaksi
penjualan saham di bursa efek
2.a Atas penghasilan yang diterima atau 0.1% Jumlah bruto nilai
diperoleh orang pribadi atau badan transaksi penjualan Tarif dasar
pengenaan
2.b Pemilik saham pendiri dikenakan 0.5% Dari nilai saham Dalam hal saham
tambahan pajak penghasilan perusahaan pada perusahaan
pajak (DPP)
saat penutupan diperdagangkan di
bursa trakhir tahun bursa efek setelah
1996 1 januari 1997,
maka nilai saham
ditetapkan
sebesar harga
saham pada saat
penawaran umum
perdana
3 Bunga deposito dan tabungna serta 20% Dari jumlah bruto WPDN dan BUT
diskonto SBI
WPLN
20%
27
4 Penghasilan berupa hadiah atas 25% Daru jumlah bruto
undian hadian undian
5 Penghasilan atas sewa tanah dan 10% Dari jumlah bruto
atau bangunan nilai persewaan
tanah dan atas
bangunan
6 Penghasilan dari usaha jasa Tarif dasar
kontruksi pengenaan
6.a Pelaksanaan kontruksi (a) 2% Kualifikasi usaha pajak (DPP)
kecil
6.b Pelaksanaan kontruksi (b) 4% Jumlah pembayarn Tidak memiliki
6.c Pelaksanaan kontruksi selain (huruf a 3% atau jmlah kualifiikasi usaha
dam b) penerimaan
pembayaran atau Kualifikasi usaha
6.d Perencanaan kontruksi atau 4% jumlah yamh menengah dan
pengawasan kontruksi merupakan bagian besar
dari nilai kontrak
6.f Perencaaan kontruksi atau jasa kontruksi Memiliki kualifikasi
pengawasan kontruksi 6% usaha
Tidak memiliki
kualifikasi usaha
28
7 Pengahasilan dari pengalihan 5% Jumlah bruto nilai -
harta berupa tanah dan atau . penghasilan hak
bangunan atas tanah dan
/atau bangunan
Jumlah bruto nilai
1% pengalihan Atas pengalihan
hak atas rumah
sederhana dan
rumah susun Tarif dasar
sederhana yang
dilakukan oleh
pengenaan
wajib pajak yang pajak (DPP)
usaha pokoknya
melakukan
penglihan hak
atas tanah dan
atau bangunan
Jumlah
8 Dividen yang diterima atau penghasilan
diperoleh wajib pajak orang 10% berupa deviden
pribadi dalam negeri
Jumlah
9 Bunga simpangan yang 0% bruto bunga Bunga simpanan
dibayarkan oleh koperasi kepada sampai dengan
anggota koperasi orang pribadi Rp. 240.000 per
bulan
10% Bunga simpanan
lebih dari
Rp.240.000 per
bulan
29
Saat Terhutangnya PPh
Potong Pungut
✓ Untuk PPh Pasal 22 saat terutangnya pajak antara lain adalah saat
pembaraan bea masuk atau saat penyelesaian dokumen PIB (untuk
impor) saat pembayaran , saat penerbitan delivery order, saat
pembelian tergantung objeknya masing masing.
✓ Untuk PPh Pasal 23 dan 26 saat terutangnya pajak adalah pada
saat dibayarkan , disediakan untuk dibayarkan atau telah jatuh
tempo pembayarannya
✓ Untuk PPh Pasal 4 ayat (2) saat terutangnya pajak adalah saat
pembayaran atau saat terutang mana yang lebih dahulu
30
Saat peyetoran dan
pelaporan PPH Potong
Pungut
✓ Penyetoran PPh potong Pungut dilakukan ke kas paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya dengan menggunakan SSP ( Surat
Setoran Pajak )
✓ Pelporan PPh dilaporkan ke KPP tempat pemotong/pemungut
terdaftar paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dengan
menggunakan surat pemberitahuan Masa ( SPM)
31
Perencanaan Pajak Pada PPh Potong Pungut
32
Perencanaan Pajak pada posisi sebagi pemotong
Kewajiban untuk
memotong PPh atas
objek PPh potong
Setoran Pajak (SSP)
pungut, dilakukan
dengan menggunakan
sarana bukti potong.
Kewajiban melaporkan
pph yang telah
dipotong dan disetor
tersebut ke kantor
pelayanan pajak
tempat perusahaan
terdaftar dengan
mengunakan sarana
SPT masa (SPM)
33
Perencanaan Pajak pada posisi sebagai Pihak Yang dipotong
34
Hal hal yang harus diperhatikan terkait dengan perencanaan
Pajak pada PPh Potong Pungut
Jika pihak
Jika terjadi penerima
kesalahan potong penghasilan tidak
mau dipotong
35
Rekonsiliasi SPT masing masing
withholding tax dengan biaya biaya
yang terkait dengan objek
withholding tax
37
Terimak
asih!
38