Anda di halaman 1dari 27

Asuhan

Keperawatan
pada Anak
Kejang
Demam
TIK 4
Outline
● Definisi
● Etiologi
● Klasifikasi Kejang Demam
● Manefestasi Klinis
● Patofisiologi
● Pemeriksaan Diagnostik
● Penatalaksanaan
● Asuhan Keperawatan
Definisi
Kejang merupakan malfungsi singkat pada sistem listrik otak dan
terjadi karena cetusan atau pelepasan muatan neuron kortikal.

Demam merupakan peningkatan set point (perkiraan suhu tubuh yang


diatur oleh mekanisme seperti termostat di hipotalamus) sehingga pengaturan
suhu  lebih tinggi yaitu suhu diatas 38 (100

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur
6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas
38°C, dengan metode pengukuran suhu apapun) yang tidak disebabkan oleh
proses intrakranial.
Etiologi
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksimal yang berlebihan dari suatu
populasi neuron yang sangat mudah terpicu sehingga mengganggu fungsi
normal otak dan juga dapat terjadi karena keseimbangan asam basa atau
elektrolit yang terganggu.

Kejang demam disebabkan oleh hipertermia yang muncul secara cepat yang
berkaitan dengan infeksi virus atau bakteri. Umumnya berlangsung singkat,
dan mungkin terdapat predisposisi familial. Dan beberapa kejadian kejang
dapat berlanjut melewati masa anak-anak dan mungkin dapat mengalami
kejang non demam pada kehidupan selanjutnya (Nurarif, 2015).

Demam yang memicu kejang berasal ari proses ekstrakranial. Paling sering
disebabkan karena infeksi saluran nafas akut, otitis media akut, roseola,
infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran cerna (tanto, dkk, 2014).
Klasifikasi
Kejang Demam Kejang Demam
Sederhana Kompleks
• Memiliki durasi kejang yang • Memiliki durasi kejang yang
singkat <15 menitDapat lama >15 menit
berhenti sendiri secara spontan • Jenis kejang merupakan
• Jenis kejang merupakan kejang kejang fokal/parsial satu sisi,
umum tonik dan/atau klonik atau kejang umum yang
dan tanpa gerakan fokal didahului kejang parsial
• Tidak berulang dalam 24 jam. • Episode kejang lebih dari
satu kali dalam 24 jam atau
berulang.
Faktor Resiko Berulangnya
Kejang
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga.

2. Usia kurang dari 12 bulan.

3. Temperatur yang rendah saat kejang.

4. Lamanya demam sebelum kejang, semakin pendek


jarak antara mulainya demam dengan kejang, maka
semakin besar resiko kejang demam berulang.

5. Apabila kejang demam pertama merupakan kejang


demam kompleks.
Manefestasi Klinis
 
Kenaikan suhu tubuh Disusul dengan gerakan
> 38 kejut/kejang

Kehilangan kesadaran atau Gigi terkatup


pingsan

Tubuh, kaki, dan tangan Kadang disertai muntah


menjadi kaku

Biasanya kepala anak Nafas tak terkontrol atau


terkulai ke belakang berhenti beberapa saat.
Patofisiologi
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
Elektroensefalografi Pemeriksaan
Pemeriksaan (EEG) Radiologi
Laboratorium

Pemeriksaan Pungsi Lumbal


Neuropsikologi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan saat Kejang Pemberian Obat pada saat Demam

● Apabila pasien datang ke pelayanan ● Antipiretik


kesehatan dalam keadaan kejang, ● Antikonvulsan
obat yang paling cepat untuk - Antikonvulsan intermiten
menghentikan kejang adalah - antikonvulsan rumat
diazepam intravena.

● Obat yang praktis dan dapat


diberikan oleh orangtua di rumah
(prehospital) adalah diazepam rektal.

● Bila setelah 2 kali pemberian


diazepam rektal dan masih tetap
kejang, dianjurkan ke rumah sakit.
Edukasi pada Orang Tua
• Meyakinkan orangtua bahwa kejang demam
umumya mempunyai prognosis baik.

• Memberitahukan cara penanganan kejang.

• Memberikan informasi mengenai kemungkinan


kejang kembali.

• Pemberian obat profilaksis untuk mencegah


berulangnya kejang memang efektif, tetapi harus
diingat adanya efek samping obat
Hal yang Dilakukan ketika Anak
Kejang
● Tetap tenang dan tidak panik. ● Tetap bersama anak selama dan sesudah
kejang.
● Longgarkan pakaian yang ketat terutama di
sekitar leher. ● Berikan diazepam rektal bila kejang
masih berlangsung lebih dari 5 menit.
● Bila anak tidak sadar, posisikan anak Jangan berikan bila kejang telah berhenti.
miring. Bila terdapat muntah, bersihkan Diazepam rektal hanya boleh diberikan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung. satu kali oleh orangtua.

● Walaupun terdapat kemungkinan (yang ● Bawa ke dokter atau rumah sakit bila
sesungguhnya sangat kecil) lidah tergigit, kejang berlangsung 5 menit atau lebih,
jangan memasukkan sesuatu kedalam suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celsius,
mulut. kejang tidak berhenti dengan diazepam
rektal, kejang fokal, setelah kejang anak
● Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan tidak sadar, atau terdapat kelumpuhan
lama kejang
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnose
medis dan tanggal masuk serta tanggal • Riwayat kesehatan keluarga
pengakajian dan identitas penanggung jawab.
Kemungkinan ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit infeksi seperti ISPA dan
2. Riwayat Kesehatan meningitis.serta memiliki riwayat kejang yang
sama dengan pasien
• Riwayat kesehatan sekarang
Demam, suhu > 38oC, muntah, kaku , kejang-
kejang, sesak nafas, kesadaran menurun, ubun- 3. Data Tumbuh Kembang
ubun cekung, bibir kering, bak lidah ada, BAB Perkembangan motorik, perkembangan bahasa,
mencret. perkembangan kognitif, perkembangan emosional,
• Riwayat kesehatan dahulu perkembangan kepribadian dan perkembangan
Umumnya penyakit ini terjadi sebagai sosial.
akibat komplikasi perluasan penyakit lain.
Yang sering ditemukan adalah ISPA, ionsililis,
olilis nedia, gastroeniecilis, meningitis.
PENGKAJIAN
4. Pemeriksaan Fisik Persistem
- Sistem pernapasan
- Sistem sirkulasi
7. Riwayat Jatuh/Trauma
- Sistem pencernaan 8. Data Laboratorium
- Sistem perkemihan
- Leukosit meningkat
- Sistem persyarafan
- Pada pemeriksaan tumbal pungsi
5. Aktivitas Istirahat ditemukan cairan jernih glukosa normal
Keletihan, kelemahan umum, perubahan dan protein normal.
tonus/kekuatan otot. Gerakan involunter.
9. Data Psikososial
6. Integritas Ego
Stressor eksternal / internal yang berhubungan 10. Data Sosial Ekonomi
dengan keadaan dan atau penanganan, peka
rangsangan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
● Hipertermi b.d infeksi kelenjar tonsil, telinga, bronkus atau pada tempat

● Gangguan rasa nyaman b.d Hipertemi

● Resiko kejang berulang b.d peningkatan suhu.

● Resiko kekurangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output yang berlebihan.

● Resiko terjadinya trauma fisik b.d kurangnya koordinasi otot.

● Kurangnya pengetahuan keluarga b.d keterbatasan


INTERVENSI
INTERVENSI
INTERVENSI
INTERVENSI
INTERVENSI
INTERVENSI
INTERVENSI
Implementasi keperawatan

Tindakan keperawatan ( implementasi ) adalah katagori dari prilaku

keperawatan di mana yang di perlukan untukmencapai tujuan dan hasil

yang di perkirakan dari asuhan keperawatn yang di lakukan dan di

selesaikan . implementasi mencakup melakukan, membantu,

mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberkan asuhan

keperawtan untuk tujuan yang berpusat kepada klien.


Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah respon pasien terhadap tindakan dan kemajuan

mengarahkan pencapaian hasil yang di harapkan. Aktivitas ini

berfungsi sebagai umpan balik dan bagian control proses

keperawatan, melalui status pernyataan diagnostic pasien secara

individual di nilai untuk diselesaikan, di lanjutkan, atau

memerlukan perbaikan.
Referensi

1. Wong, L., Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Ed. 6, Vol.2. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
2. Irdawati. (2009). Kejang Demam dan Penatalaksanaannya. Berita Ilmu Keperawatan. Vol
2 No. 3: 143-146.
3. Susanti, Y. E., & Wahyudi, T. (2020). KARAKTERISTIK KLINIS PASIEN KEJANG
DEMAM YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT BAPTIS BATU. Damianus Journal of
Medicine, 19(2), 91-98.
4. Titik Lestari, 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika
5. SUSI SUSANTI, S. S. (2018). Asuhan keperawatan pada an F dengan kejang deman di
ruang rawat inap anak RSAM Bukittinggi tahun 2018 (Doctoral dissertation, STIKes
PERINTIS PADANG).
THAN
KS

Anda mungkin juga menyukai