Anda di halaman 1dari 22

PERTANIAN BERKELANJUTAN

PERTANIAN BERKELANJUTAN

menerapkan prinsip-prinsip ekologi (yaitu hubungan antara organisme dengan lingkungan


hidupnya) dalam usahatani.PB merupakan "an integrated system of plant and animal
production practices” pada lokasi tertentu yang dalam jangka panjang mampu :
1. Memenuhi kebutuhan pangan dan sandang
2. Memanfaatkan sumberdaya nonrenewable secara efisien dalam usahatani
3. Berkelanjutan
4. Layak secara ekonomis
5. Memperbaiki kualitas hidup petani dan masyarakat secara keseluruhan
FAO (1991):Kriteria dasar untuk mengukur keberlanjutan
pertaniaan saat ini dan kecenderungan di masa mendatang
1. Meeting the food needs of present and future generations in terms of quantity and quality and the demand for
other agricultural products.
2. Providing enough jobs, securing income and creating human living and working conditions for all those
engaged in agricultural production.
3. Maintaining, and where possible enhancing, the productive capacity of the natural resources base as a whole
and the regenerative capacity of renewable resources, without impairing the function of basic natural cycles
and ecological balance, destroying the socio-cultural identity of rural communities or contaminating the
environment.

4. Making the agricultural sector more resilient against adverse natural and socio-economic factors and other
risks, and strengthening the self-confidence of rural populations.
KONSEP
PERTANIAN
BERKELANJUTA
N
PERTANIAN BERKELANJUTAN

merupakan cara menghasilkan pangan yang


sehat bagi konsumen dan ternak, tidak
membahayakan lingkungan, aman bagi
pekerja (manusia dan ternak) , menyediakan
upah yang wajar bagi petani & buruh tani,
serta mensejahterakan masyarakat .
Konservasi dan Preserevasi

Karakteristik
PB Biodiversitas

Animal welfare

Layak Ekonomis

Dapat diterima secara sosial.


What is taken out of the environment is
put back in, so land and resources such as
KONSERVASI water, soil and air can be replenished and
DAN
are available to future generations.
PRESERVASI. The waste from sustainable farming stays
within the farm’s ecosystem and cannot
cause buildup or pollution.

P.B. berupaya meminimumkan biaya


transpor dan meminimumkan penggunaan
bahan bakar fosil, serta bertumpu pada
kearifan lokal.
Farms raise different types of plants and
BIODIVERSITAS animals, which are rotated around the
fields to enrich the soil and help prevent
disease and pest outbreaks.

Pestisida kimia digunakan secara


minimal dan hanya jika diperlukan;
banyak usahatani berkelanjutan tidak
menggunakan bahan agrokimia.
Binatang-ternak diperlakukan secara “manusiawi”
KESEJAHTERAA dan bijaksana, serta dirawat (dipiara) dengan
N BINATANG sebaik-baiknya.

They are permitted to carry out their natural


behaviors, such as grazing, rooting or pecking, and
are fed a natural diet appropriate for their species
Farmers are paid a fair wage
KELAYAKAN and are not dependent on
EKONOMIS subsidies from the
government.

Petani-petani yang
“Sustainable” sangat
membantu memperkuat
komunitas pedesaan.
Secara Sosial Para pekerja diperlakukan secara adil,
dapat diterima mendapatkan upah dan manfaat
secarakompetitif.Mereka bekerja dalam
lingkungan yang aman dan dijamin
dengan kondisi kehidupan yang sesuai
dan cukup pangan .
Input-input pertanian meliputi:
Model pertanian yang berbasis asset menunjukkan bagaimana petani dan warga pedesaan memanfaatkan
berbagai jenis input, termasuk aset-aset yang terbarukan, dan mengubahnya untuk menghasilkan pangan
dan bahan lain yang dibutuhkan.
Input-input pertanian meliputi:

1. Modal alam yang terbarukan – Tanah, Air, Udara, biodiversitas dll;


2. Proses-proses sosial dan partisipasi – including both locallyembedded and externally-induced social capital,
and partnershipsand linkages between external organisations;
3. Teknologi baru, pengetahuan dan ketrampilan – bbaik yang bersifat terbarukan (regeneratif) (mis. legumes,
musih-musih alami) dan tidak terbarukan (mis. Benih hibrida dan mesin-mesin pertanian);
4. Input yang berasal dari bahan bakar fosil atau dari sumberdaya yang tidak terbarukan (mis. Pupuk, pestisida,
antibiotik);
5. Finansial – Kredit, Remittan, Pendapatan dari penjualan dan bantuan
MODERNISASI PERTANIAN

Proses modernisasi pertanian selama abad 20 telah menghasilkan tiga tipe pertanian: Pertanian
industrial, `Green Revolution’, dan Pertanian tradisional (pre-modern, `traditional’ atau
`unimproved‘).
Dua tipe yang pertama telah mampu merespon paket-paket teknologi modern, menghasilkan
sistem pertanian yang sangat produktif.
Their conditions were either like those where the technologies were generated, or else
their environments could easily be homogenised to suit the technologies.
These systems tend now to be endowed with access to roads and urban markets, modern
crop varieties and livestock breeds, inputs, machinery, marketing infrastructure,
transport, agroprocessing facilities, credit, and water supply.
Sistem pertanian berkelanjutan (PB) berupaya menggunakan barang dan jasa alami sebaik-
baiknya tanpa merusak lingkungan.
It does this by integrating natural processes such as nutrient cycling, nitrogen fixation, soil
regeneration and natural enemies of pests into food production processes.It also minimises
the use of non-renewable inputs (pesticides and fertilizers) that damage the environment or
harm the health of farmers and consumers.
PB memanfaatkan sebaik-baiknya pengetahuan dan ketrampilan petani, sehingga mereka
dapat memperbaiki ketahanan dirinya.
PB memanfaatkan modal sosial secara produktif, kapasitas orang untuk bekerja bersama
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bersama, seperti pengelolaan hama, irigasi,
daerah aliran sungai, kredit, dll.

Anda mungkin juga menyukai