KELOMPOK 3
11/19/21 1
Kebijakan Pemerintah terhadap Kesehatan Jiwa Lingkup lokal
11/19/21 2
Menurut data statistik direktorat kesehatan jiwa, ODGJ terbesar
terdiagnosa medis skizofrenia yaitu 70% (Depkes RI, 2003)
11/19/21 3
Prevalensi gangguan mental emosional penduduk Indonesia menurut hasil
Riskesdas (2013)
11/19/21 5
Rehabilitasi
merupakan tahapan yang sangat penting dalam
proses penyembuhan penderita gangguan kejiwaan.
Selama ini tahap ini dilakukan oleh
panti-panti sosial baik milik pemerintah maupun
swasta. Akan tetapi konsep panti rehabilitasi di
Indonesia saat ini mirip dengan konsep suaka, dimana
penderita diasingkan dan ditempatkan disebuah lokasi
yang jauh dari masyarakat agar tidak mengganggu
ketertiban sosial. Saat ini pendekatan tersebut sudah
tidak sesuai lagi.
11/19/21 6
Permasalahan lainnya adalah sedikitnya fasilitas panti di Indonesia,
terutama di Banten sehingga kebanyakan penderita tidak dapat
tertampung dipanti-panti, sehingga 97% ODGJ tinggal di rumah
masing-masing. Selain itudaya tampung panti yang sangat terbatas,
biaya operasional yang mahal, lokasinya yang jauh dari rumah
penderita, dan kurangnya kontrol dari masyarakat. Solusi atas
permasalahan tersebut adalah dengan mendirikan tempat-tempat
rehabilitasi berbasis masyarakat sehingga ODGJ dapat tetap tinggal
di rumah masing-masing. Tempat rehabilitasi ini bisa berbentuk
pusat komunitas (Community Centre) yang menyediakan fasilitas
pendidikan, olah raga, rekreasi, koperasi, dan lain-lainnya yang
diperuntukkan bagi penyandang disabilitas, baik ODGJ maupun jenis
disabilitas lainnya, dan di Community centre ini mereka dapat datang
dan beraktivitas bersama masyarakat sekitar.
11/19/21 7
Kelebihan dari rehabilitasi berbasis masyarakat ini adalah
kebutuhan
biayanya yang lebih rendah karena penderita tinggal dirumah
masing-masing,
lokasi yang tidak jauh dari rumah penderita, Community
Centre juga di desain
sehingga mengundang masyarakat umum untuk dapat
mengunjungi dan
menikmati tempat tersebut sehingga tercipta interaksi antara
penderita dan
masyarakat sehingga diharapkan mempercepat proses
adaptasi penderita.
11/19/21 8
Kebijakan Pemerintah terhadap Kesehatan Jiwa Lingkup Nasional
11/19/21 9
Berdasarkan hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, Indonesia memiliki
prevalensi
12
Kebijakan Pemerintah Terhadap Kesehatan Jiwa Lingkup Internasional
• Sejak beberapa dekade lalu, WHO menegaskan bahwa definisi sehat merupakan
definisi yang sifatnya intergral; artinya bukan sekedar bebas dari penyakit, namun
kondisi dimana seseorang mencapai kesejahteraan paripurna secara fisik, mental
dan sosial.
• Studi the Global Burden of Disease yang dilakukan oleh IMHE (The Institute for
Health Metrics and Evaluation) pada tahun 2015 mengungkapkan data yang
meyakinkan mengenai peta beban penyakit di seluruh dunia. Yang mengejutkan,
data years lost due to disability (YLD) dari studi tersebut menyebutkan bahwa 6
dari 20 jenis penyakit yang dianggap paling bertanggung jawab menyebabkan
disabilitas adalah gangguan mental.
11/19/21 13
• estimasi WHO mengenai disability-life adjusted years (DALY) pada tahun 2012
yang menggambarkan jumlah tahun produktif yang hilang akibat kematian
prematur (sebelum mencapai usia harapan hidup) serta akibat kecacatan
(disabilitas), menempatkan Unipolar Depressive Disorders pada peringkat 9 dari 20
penyakit utama, apabila dibandingkan dengan penyakit menular (communicable
diseases) atau penyakit tidak menular (non-communicable disesases) lainnya.
• meskipun gangguan mental belum terlalu dipandang sebagai problem
epidemiologis, nyatanya memiliki implikasi yang signifikan dalam membuat
jutaan orang hidup dalam disabilitas, bahkan kematian dini akibat bunuh diri.
Data-data diatas menegaskan bahw Gangguann kesehatan mental membutuhkan
fokus penuh dari para pengambil kebijakan, mengingat gangguan kesehatan mental
mulai dianggap sebagai ancaman serius yang membutuhkan respon cepat dari
penyedia layanan kesehatan.
11/19/21 14