PERSYARAFAN
KELOMPOK 2
Gita Lestari (8801190026)
Tatu Usrotun (8801190029)
Riska Indriyani (88011900
Tatu Mahpudoh (88011900
Intan Larasay (88011900
Anatomi dan Fisiologi
Sistem Persarafan
Neuron
Susunan saraf pusat msnusia mengandung sekitar 100 miliar neuron, Neuron adalah
suatu sel saraf dan merupakan unit anatomis dan fungsional system persarafan.
Biasanya terdiri atas dendrit sebagai bagian penerima rangsangan dari saraf-saraf
lain : badan sel yang mengandung inti sel : akson yang menjadi perpanjangan atau
serat tempat lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan badan sel : serta
terminal akson yang menjadi pengirim sinyal listrik untuk disampaikan ke dendrit
atasu badan sel neuron kedua dan apabila disusunan saraf perifer, sinyal
disampaikan ke sel otot atau kelenjar.
Neuron-neuron yang membawa informasi dari susunan saraf perifer ke sentral
disebut neuron sensorik atau aferen.
Neurotransmiter
Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam
gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari askson terminal melalui
eksositosis dan juga di reabsorpsi untuk daur ulang. Neurotransmiter merupakan cara komunikasi
antar neuron. Setiap neuron melepaskan satu transmiter. Zat-zat kimia ini menyebabkan
perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga dengan bantuan zat-zat kimia ini maka neuron
dapat lebih mudah dalam menyalurkan impuls, bergantung pada jenis neuron dan transmitter
tersebut. Diduga terdapat sekitar tiga puluh macam neurotransmitter. Contoh neurotransmiter
adalah asetilkolin, epinefrin dan norefinefrin, histamin, dopamine, serotonin, asam gama
aminobutirat ( GABA ), glisin dan lain-lain.
Transmisi Sinaps
Neuron menyalurkan sinyal-sinyal saraf keseluruh tubuh. Kejadian listrik ini yang kita kenal
dengan impuls saraf. Impuls saraf bersifat listrik di sepanjang neuron dan bersifat kimia
diantara neuron. Secara anatomis, neuron-neuron tersebut tidak bersambungan satu
dengan yang lain. Tempat neuron mengadakan kontak dengan neuron lain atau dengan
organ-organ efektor disebut sinaps. Sinaps merupakan satu-satunya tempat suatu impuls
dapat lewat dari satu neuron ke neuron lainnya atau efektor . Agar proses ini menjadi
efektif, maka sebuah pesan tidak selalu harus melalui perjalanan akson, tetapi bisa
ditransmisikan melalui jalan lain untuk menuju ke sel lainnya. Setiap sinaps harus
melibatkan dua neuron, dan impuls saraf tersebut berjalan dari neuron prasinaps menuju
neuron possinaps,setiap sinaps akan melibatkan sel-sel postsinaps.
Otak
Otak mungkin merupakan organ yang aling megagumkan dari seluruh organ. Kita
mengetahui bahwa seluruh angan-angan, keinginan dan nafsu, perencanaan,
dan memori merupakan hasil akhir dari aktivitas otak. Otak berisi 10 miliar neuron
yang menjadi kompleks secara kesatuan fungsional, otak lebih kompleks
daripada batang otak, berat otak manusia kira-kira merupakan 2% dari berat
badan orang dewasa. Otak menerima 15% dari curah jantung, memerlukan
sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh, dan 400 kilo kalori energi setiap harinya.
Otak merupakan jaringan yang banyak memakai energi dalam seluruh tubuh
manusia dan terutama berasal dari prose metabolisme oksidasi glukosa.
Jaringan otak sangat rentan dan kebutuhan akan oksigen dan glukosa melalui
aliran darah adalah konstan. Metabolisme otak merupakan proses tetap dan
kontinu, tanpa ada masa istirahat. Bila aliran darah berhenti selama 10 detik
saja , maka kesadaran mungkin sudah akan hilang dan penghentian dalam
beberapa menit saja dapat menimbulkan kerusakan yang tidak ireversibel.
Jaringan Otak
Piameter
Araknoid merupakan suatu membran fibrosa yang tipis, halus dan tidak
tetapi tidak mengikuti kontur luar seperti piameter. Daerah antara araknoid
Durameter
Durameter merupakan suatu jaringan liat, tidak elastis, dan mirip kulit sapi yang terdiri atas dua
lapisan,yaitu bagian luar yang disebut duraendosteal dan bagian dalam yang disebut durameningeal.
Kepala kulit merupakan struktur tambahan lain yang juga harus di pertimbangkan sebagai salah
Venus
satu penutup SSP. Kulit kepala yang melapisi tengkorak dan melekat pada tengkorak melalui otot
frontalis dan oksipitalis yang merupakan jaringan ikat padat fibrosa yang dapat bergerak dengan bebas,
yang disebut galea aponeurotika. (dalam bahasa latin gaela berarti “helm”). Galea membantu meredam
Tanpa lindungan dari kulit kepala, tengkorak jauh lebih rentan terhadap fraktur, diatas galea terdapat
lapisan membran yang mengandung banyak pembuluh darah besar, lapisan lemak, kulit dan rabut
Cairan Serebrospinal
cairan pelindung di sekitar SSP. CSF terdiri atas air, elektrolit, gas
(terutama limfosit), dan sedikit protein. Cairan ini berbeda dari cairan
klorida yang lebih tinggi, sedangkan kadar glukosa dan kaliumnya lebih
medula spinalis, lalu keluar menuju sistem vaskular (SSP tidak mengandung sistem limfe).
Sebagian besar CSF diireabsirbsi ke dalam darah melalui struktur khusus yang disebut vili
araknolidalis atau granulasio araknoidalis, yang menonjol dari ruang subroaknoid ke sinus
CSF diproduksi dan direabsorbsi terus-menerus dalam SSP. Volume total CSF di
seluruh rongga serebrospinal sekitar 125 ml, sedangkan kecepatan sekresi pleksus koroideus
sekitar 500 sampai 700 ml perhari. Adanya tekanan pada cairan serebrospinal akan
mempengaruhi kecepatan proses pembentukan cairan dan resistensi reabsorbsi oleh vili
araknolidalis.
Ventrikel
Ventrikel merupakan rangakian dari 4 rongga dalam otak yang saling berhubungan dan
di batasi oleh ependima (semacam sel epitel yang membatasi semua rongga otak dan
Pada setiap hemister serebri terdapat satu ventrikel lateral. Ventrikel ketiga terdapat
dalam diensefalon. Ventrikel keempat dalam pons dan medula oblongata. Ventrikal
suatu saluran sempit di dalam otak tengah yang disebut akueduktus sylvius.
Suplai darah
SSP dan jaringan tubuh lainnya sanagt bergantung pada aliran darah untuk nutrisi dan pembuangan
sisa metabolisme. Suplai darah arteria otak merupakan suatu jalianan pembuluh darah yang
bercabang-cabang, berhubungan serat satu dengan yang lain sehingga dapat menjamin suplai
darah yang adekuat untuk sel. Suplai darah di jamin oleh 2 pasang aretri yaitu vertebralis dan karotis
interna yang memiliki cabang yang beranastomosis membentuk sikulus arteriosus serebri willisi.
Aliran vena otak tidak selalu paralel dengan suplai darah arteri, pembuluh vena yang
meninggalkan otak melalui sinus dura yang besar dan kembali ke sirkulasi umu melalui vena
jugularis interna. Letak arteria medula spinalis dan sistem vena paralel satu dengan yang lain dan
mempuanyai hubungan percabangan yang luas untuk mencukupi suplai darah ke jaringan otak.
Serebrum Serebrum merupakan bagian otak yang paling besar dan paling menonjol. Di
serebrum ini terletak atau terdapat pusat-pusat saraf yang mengatur semua
kegiatan sensorik dan motorik, juga mengatur proses penalaran, memori, dan
Korteks serebri atau mantel abu-abu (grey matter) dari serebrum mempunyai
banyak lipatan yang disebut giri (tunggal girus). Susunan seperti ini
Korteks memungkinkan permukaan otak menjadi luas (di perkiraan seluas 200 cm) yang
serebri terakandung dalam rongga tengkorak sempit. Korteks serebri adalah bagian otak
yang paling maju dan betanggung jawab untuk mengindra lingkungan. Korteks
Lobus Frontal mencakup bagian dari korteks serebrum bagian depan yaitu dari sulkus
sentralis dan sulkus lateralis. Bagian ini memiliki area motorik dan pramotorik. Area
Broca terletak di lobus frontalis dan mengontrol ekspresi bicara. Area asosiasi di lobus
tersebut menjadi pikiran, rencana, dan perilaku. Lobus frontal bertangguang jawab
untuk perilaku bertujuan, penentuan keputusan moral, dan pemikiran yang kompleks.
Lobus parientalis adalah daerah korteks yang terletak di belakang sulkus sentralis, di atas fisura lateralis,
dan meluas ke belakang fisura parieto-oksipitalis. Lobus ini merupakan area sensorik primer otak untuk
sensasi raba dan pendengaran. Sel lobus parientalis ini bekerja sebagai area asosiasi sekunder untuk
banyak daerah lain di otak termausk area asosiasi motorik dan visual di sebelahnya.
Lobus
Oksipitalis
Lobus
Lobus ini terletak di sebelah posterior Temporalis
dan lobus parietalis dan di atas area
fisura parieto-oksipitalis, yang
memisahkannya dari serebelum. Lobus temporalis mencakup bagian korteks serebrum yang
Lobus ini adalah pusat asosiasi utama
dan menerima informasi yang berasal berjalan ke bawah dari fisura lateralis dan ke sebelah posterior
dari retina mata.
dari fisura parieto-oksipitalis. Lobus temporalis ini merupakan
penyimpanan memori.
Serebelum
Terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap
tenda, yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Serebelum
dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut yang disebut pedunkulus.
Pedunkuli serebeli superior berhubungan dengan mesensefalon; pedunkuli serebeli media
menghubungkan kedua hemisfer otak; sedangkan pedunkulus serebeli inferior berisi
serabut-serabut traktus spinosereberaris dorsalis dan berhubungan dengan medula
oblongata. Semua aktivitas serebelum berada di bawah kesadaran.
Formasio retikularis terdiri atas jaringan kompleks badan sel dan serabut yang saling
terjalin membentuk inti sentral batang otak. Bagian ini berhubungan ke bawah dengan
sel-sel intemunsial medula spinalis serta meluas ke atas dan ke
dalam diensefalon serta telensefalon.
Pons
Pons (dalam bahasa Latin "jembatan”) merupakan serabut yang menghubungkan kedua hemisfer
serebelum serta menghubungkan mesensefalon di sebelah atas dengan medula oblongata di bawah
Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikoserebelaris yang
menyatukan hemisfer serebri dan serebelum.
Medula Oblongata
Talamus terdiri atas dua struktur ovoid yang besar, masing-masing mempunyai kompleks
nukleus yang saling berhubungan dengan korteks serebri ipsilateral, serebelum, dan dengan
berbagai kompleks nuklear subkortikal seperti yang ada dalam hipotalamus, formasio
retikularis batang otak, ganglia basalis, dan mungkin juga substansia nigra. Talamus
merupakan stasiun relai yang penting dalam otak dan juga merupakan pengintegrasi
subkortikal yang penting. Semua jaras sensorik utama (kecuali sistem olfaktorius)
membentuk sinaps dengan nukleus talamus dalam perjalanannya menuju korteks serebri
Subtalamus
Hipotalamus
Hipotalamus terletak dibawah talamus.
Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan
rangsangan dari sistem susunan saraf otonom
perifer yang menyertai eskpresi tingkah laku dan
emosi
Sistem Limbik
Istilah limbik (limbus) berarti “batas” atau “tepi”. Bagian yang
termasuk dari sistem limbik adalah nucleus dan terusan
batas Trakus antara serebri serta diensefalon yang
mengelilingi korpus kalosum.
Sensibilitas
Informasi mengenai lingkungan dalam dalam dan
lingkungan luar dapat mencapai ssp melalui berbagai
reseptor sensorik . reseptor sensorik sering kali
berstatu dengan sel sel non saraf yang melingkupinya
dan membentuk alat indera . Bentuk bentuk energi
yang diubah oleh neourotrasmiter misalnya mekanis
(raba-tekan),suhu derajat,elektrogtromagnetik dan
energi kimia .
PENGKAJIAN KEPERAWATAN SISTEM PERSYARAFAN
Identitas Umum Klien, mencakup nama, usia riwayat penyakit sekarang, merupakan
(pada masalah disfungsi neurologis biasanya serangkaian wawancara yang dilakukan
terjadi pada usia tua), jenis kelamin, Pendidikan, perawat untuk menggali permasalahan klien
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dari timbbulnya keluhan utama pada
dan jam masuk rumah sakit (MRS), nomor gangguan system persyarafan sampai pada
register dan diagnose medis. saat pengkajian, dengan menggunakan
format PQRST. Riwayat penyakit sekarang
yang mungkin didapatkan meliputi adanya
keluhan utama, pada gangguan system
riwayat trauma, riwayat jatuh, keluhan
persyarafan biasanya akan terlihat bila sudah
mendadak lumpuh pada saat beraktivitas,
terjadi disfungsi neurologis. Keluhan yang sering
keluhan pada gastrointestinal seperti mual,
didapatkan meliputi : kelemahan anggota gerak
muntah bahkan kejang sampai tidak sadar,
sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
disamping gejala kelumpulan separuh badan
berkomunikasi, konvulsi (kejang), sakit kepala
atau gangguan fungsi otak yang lain, gelisah,
berat, nyeri otot, kaku kuduk, sakit punggung,
letargi, Lelah apatis, perubahan pupil,
tingkat kesadaran menurun (GCS<15), akral
pemakaian obat (sedative, antipsikotik,
dingin dan ekspresi rasa takut
perangsang saraf) dll.
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
LANJUTAN…
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa
Riwayat penyakit dahulu, sangat penting dimensi yang memungkinkan perawatan untuk
melakukan pengkajian riwayat penyakit memperoleh persepsi yang jelas mengenai
dahulu dalam menggali permasalahan yang status emosi, kognitif, dan perilaku klien. Suatu
mendukung masalah saat ini pada klien pemeriksaan mental kecil meliputi : penampilan,
dengan defisit neurologi. Pertanyaan perilaku, afek, suasana hati, lafal, isi dan
sebaiknya diarahkan pada penyakit yang kecepatan berpikir, persepsi, serta kognitif.
dialami sebelumnya yang kemungkinan
mempunya hubungan dengan masalah yang KEMAMPUAN KOPING NORMAL (untuk
timbul sekarang menilai respon emosi klien terhadap
penyakit yang dideritanya dan perubahan
Riwayat penyakit keluarga, anamnesis akan peran klien dan dampak dalam kehidupan
adanya riwayat keluarga yang menderita sehari-harinya)
hipertensi ataupun DM dapat memberikan
hubungan dengan beberapa masalah
PENGKAJIAN SOSIOEKONOMISPIRITUAL
disfungsi neurologis seperti masalah stroke
hemorragis dan neuropati perifer
PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGIS
Pada pemeriksaan fisik klien dengan gangguan neurologis secara umum biasanya
menggunakan Teknik peengkajian per-system, meliputi :
B1 BREATHING (pernafasan) B4 BLADDER (perkemihan)
B2 BLEEDING (kardiovaskular) B5 BOWEL (pencernaan)
B3 BRAIN (persyarafan) B6 BONE (musculoskeletal dan integumen)
Terjaga Normal
Sadar Dapat tidur lebih dari biasanya atau sedikit
bingung saat pertama kali terjaga, tetapi
berorientasi sempurna ketika bangun
Latergi Mengantuk tetapi dapat mengikuti perintah
sederhana ketika dirangsang
Stupor Sulit dibangunkan, tidak konsisten dalam
mengikuti perintah sederhana atau bicara
dengan frase pendek
Semikomat Gerak bertujuan ketika dirangsang tidak
osa mengikuti perintah atau berbicara keheranan
koma Dapat direspon dengan postur secara reflex
atau dapat tidak berespon pada setiap
stimulus
PENGKAJIAN FUNGSI SEREBRAL
FUNGSI INTELEKTUAL
STATUS MENTAL
Fungsi intelektual mencakup kegiatan
yang mencakup kemampuan untuk
berpikir secara abstrak dan
Secara ringkas, prosedur pengkajian status mental memanfaatkan pengalaman. Seluruh
klien dapat dilakukan sebagai berikut : otak ikut serta, saling berhubungan
1. Observasi penampilan klien dan tingkah dalam mengembangkan aktivitas
lakunya, dengan melihat cara berpakaian intelektual. Pengkajian fungsi
klien, kerapihan, dan kebersihan diri intelektual yang dilakukan adalah :
2. Observasi postur, sikap, Gerakan tubuh, mengingat atau memori, pengetahuan
ekspresi wajah dan aktivitas motoric umum, menghitung atau kalkulasi,
3. Observasi gaya bicara klien dan tingkat mengenal persamaan dan perbedaan,
kesadaran mempertimbangkan
LANJUTAN…
• Disorientasi
Non-dominan Kesadaran sensorik • Apraksia
Sintesis ingatan yang kompleks • Distorsi konsep ruang
• Hilang kesadaran pada sisi tubuh yang
berlawanan
Oksipital
Memori penglihatan • Kemampuan penglihatan
Saraf Kranial I
Saraf olfaktorius (saraf kranial I) menghantarakan rangsang bau menuju otak kemudian diolah lebih
lanjut.
Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang memiliki serabut yang berasal dari membarn
mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoid untuk bersinaps di bulbus
olfaktorius.
Saraf ini tidak di periksa secara rutin. Jika klien mengeluh tidak dapat membaui sesuatu (anosmia)
atau terdapat tanda-tanda lain yang menunjukkan kemungkinan lesi pada lobus frontal atau
temporal maka safar ini harus di periksa.
Teknik pemeriksaan di mulai dengan mata klien ditutup dan pada saat yang sama satu lubang
hidung di tutup, lalu klien diminta membedakan zat aromatis lemah seperti vanili, kolonye dan
cengkeh. Zat yang baunya tajam seperti amonia jangan digunakan karena zat tersebut dapat
mengganggu penciuman klien dan merangsang yang tajam ini terdeteksi oleh serabut sensorik dari
nervus kelima (trigeminus). Contoh penyakit pada hidung misalnya sinusitis, alergi dan infeksi
saluran pernapasan atas yang merupakan penyebab tersering kehilangan kemampuan untuk
menghirup.
Saraf optikus yang merupakan saraf sensorik murni yang
Saraf Kranial II dimulai di retina. Serabut-serabut safar ini melewati foramen
optikum dekat arteri oftalmika dan bergabung dengan nervus
dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma
optikum.
Tes ini menggunakan jari sebagai objek yang harus dilihat dalam
batas media penglihatan. Pemeriksa berdiri berhadapan dengan
klien yang duduk diatas tempat tidur periksa. Jarak antara mata
klien dan pemeriksa harus sejauh 30-40 cm. Untuk pemeriksaan
mata sebalah kanan, mata kiri klien di tutup begitupun
sebaliknya. Dengan dua jarinya yang digerak-gerakkan, tangan
pemeriksa memasuki medan penglihatan masing-masing. Saat
memasuki medan penglihatan ini, jari-jari pemeriksa harus tetap
berada di bidang yang sama jauhnya antara mata klien dan
mata pemeriksa. Klien harus memberitahukan apakah klien
melihat jari itu atau tidak.
Pupil adalah lubang yang terdapat di pusat iris mata. Lubang itu dapat
mengembang dan menguncup seiring dengan aktivitas muskulus dilatator dan
muskulus sfingter pupil. Kedua otot itu adalah oto polos yang di persarafi oleh
serabut parasimpatetik (untuk muskulus sfingter pupilae) dan serabut
ortosimpatetik (untuk mukulus dilatator pupil). Diameter pupil ditentukan oleh
keseimbangan aktivitas parasimpatetik dan ortosimpatetik.
Volunter Involunter
Gerakan bola mata dilakukan oleh otot-otot okular Nistagmus merupakan suattu osilasi atau gerakan
yang diatur oleh saraf III, IV dan V. Dalam gerakan bola mata yang timbul secara spontan. Nistagmus
tersebut kedua mata bertindak sebgai organ sebagian besar adalah bilateral dan gerakannya
penglihatan yang tunggal, yang berarti bahwa hasil bersifat konjungat asosiatif atau diskonjungat.
penyerapan mata kedua sisi adalah Gerakan bola mata involunter ini dapat dianggap
suatupenglihatan yang tunggal. sebagai gerakan kompensatorik bola mata terhadap
Gerakan bola mata harus diatur oleh ketiga safar impuls-impuls abnormal dari pusat yang mengatur
ketiga saraf otak tersebuut agar proyeksi retina gerakan konjungat melalui nuklei vestibularis, yakni
terjadi pada tempat-tempat yang identik. Gerakan retina, otot okulat, leher dan alat-alat keseimbangan
istimewa tersebiut dikenal gerakan konjugat. seperti serebelum.
Pada pemeriksaan apabila bola mata kiri melirik Pemeriksaan nistagmus ini dimulai dengan kedua
kekiri, maka bola mata kanan melirik pada ke kiri mata dalam keadaan istirahat dan dipertahankan
secara sinkron, tanpa selisih dalam dalam arah dan pada garis tengah oleh keseimbangan tonus antara
kecepatan. Bila terdapat selisih pada sinkronisasi, otot okular yang berlawanan
maka kedua bola mata tidak lagi bertindak sebagai
organ visual yang tunggal, dan hasilnya ialah
penglihatan yang kembar atau diplopia.
Saraf Kranial V
Fasikulasi, Kelainan ini merupakan kontraksi bagian-bagian kecil dari otot yang tidak
reguler yang tidak mempunyai pola yang ritmis. Fasikulasi dapat bersifat kasar atau
halus dan terlihat pada waktu istirahat, tetapi tidak terjadi selama gerakan volunter. Jika
tidak ditemukan fasikulasi, ketuk otot brakioradialis dan biseps dengan dengan palu
reticks dan amati lagi. Tindakan ini dapat menstimulasi fasikulasi. Jika fasikulasi terjadi
bersama-sama dengan kelumpuhan dan atrofi maka fasikulasi menunjukkan degenerasi
dari LMN, Kelainan ini biasanya ringan jika tidak disertai tanda-tanda lain dari lesi
motorik. Penyebab-penyebab fasikulasi, meliputi penyakit saraf motorik, kompresi radiks
motorik, neuropati motorik (misalnya keganasan), miopatiakuisita (misalnya: polimiositis,
tirotoksikosis).
Tonus Otot, Pada waktu Kekuatan Otot
lengan bawah digerak- Kekuatan otot dinilai dari perbandingan antara kemampuan
gerakkan pada sendi siku pemeriksa dengan kemampuan untuk melawan tahanan otot
secara pasif, otot-otot volunter secara penuh dari klien. Untuk menentukan apakah
ekstensor dan fleksor lengan kekuatannya normal, maka umur klien, jenis kelamin, dan bentuk
membiarkan dirinya tubuh harus dipertimbangkan.
ditarik.dengan sedikit
tahanan yang wajar. Jika Pengkajian refleks
semua unsur saraf Retfleks adalah respons terhadap suatu rangsang. Gerakan yang
disingkirkan dari otot timbal disebut gerakan reflektorik. Semua gerakan reflektorik
(denervasi), maka tahanan merupakan gerakan yang bangkit untuk menyesuaikan diri baik untuk
tersebut sama sekali lenyap. menjamin ketangkasan gerakan volunter maupun untuk membela diri.
Tahanan itu disebut sebagai Gerakan reflektonik tidak saja dilaksanakan oleh anggota gerak akan
tonus otot, yang merupakan tetapi setiap otot lurik dapat melakukan gerakan reflektorik. Selain itu
manifestasi dari resultan rangsangan tidak saja terdapat di permukaan tubuh, akan tetapi
gaya saraf (baik) motorik semua impuls perseptif dapat merangsang gerakan reflektorik,
maupun sensorik) yang termasuk impuls pancaindra. Setiap suatu rangsangan yang direspons
berada di otot dalam dengan gerakan, menandakan bahwa antara daerah yang dirangsang
keadaan sehat. dan otot yang bergerak secara reflektorik itu terdapat hubungan.
Lintasan yang menghubungkan reseptor dan efektor itu dikenal
sebagai busur refleks.
Reseptor di kulit mendapat perangsangan. Suatu impuls dicetuskan dan
dikirim melalui serabut radiks dorsalis ke sebuah saraf di substansia grisca
medula spinalis. Atas kedatangan impuls tersebut, neuron itu merangsang
saraf motorik di kornu anterior, yang pada gilirannya menstimulasi serabut
otot untuk berkontraksi.
Reseptos, serabut aferen, interneuron di substansia grisea, saraf motorik,
serta aksonnya berikut otot yang dipersarafinya merupakan busur refleks
yang segmental. Sebagian besar reticks spinal adalah reticks segmental
Refleks-refleks yang melibatkan kegiatan pancaindra dan kebanyakan
refleks superfisial terjadi dengan perantara busur reticks segmental yang
dilengkapi juga dengan lintasan suprasegmental. Retleks-refleks yang
dibangkitkan dalam pemeriksaan klinis dapat bersifat refleks profunda dan
refleks superfisial. Refleks profunda berarti refleks terjadi sebagai respons
atas perangsangan terhadap otor, sedangkan refleks superfisial adalah
refleks yang terjadi akibat perangsangan permukaan kulit atau mukosa.
Tendon terpengaruh langsung dengan palu retleks atau secara tidak
langsung melalui benturan pada ibu jari penguji yang ditempatkan merekat
pada tendon.
Pemeriksaan reflekas profunda
Gerakan reflektorik yang timbul akibat perangsangan terhadap otot dapat dilakukan
dengan melakukan ketukan pada tendon, ligamentum, atau periosteum. Oleh karena
itu, refleks profunda disebut juga refleks tendon dan refleks periosteum. Hasil
pemeriksaan refleks tersebut merupakan informasi penting yang sangat menentukan.
Selain itu, posisi anggota gerak yang sepadan pada saat perangsangan dilakukan
harus sama. Oleh karena itu teknik untuk membangkitkan refleks tendon harus
sempurna. Pokok-pokok yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
Refleks patologis adalah refleks-retleks yang tidak dapat dibangkitkan pada orang-
orang yang sehat, kecuali pada bayi dan anak kecil. Kebanyakan merupakan
gerakan reflektorik defensif atau postural yang jika pada orang dewasa yang sehat
diatur dan ditekan oleh aktivitas susunan piramidal.
Refleks plantar
Akan menimbulkan plantar fleksi kaki dan fleksi semua jari kaki pada
kebanyakan orang yang sehat. Respons yang abnormal terdiri atas ekstensi
serta pengembangan jari-jari kaki dan elevasi ibu jari kaki. Respons ini disebut
respons ekstensor plantar yang lebih dikenal dengan refleks Babinski positif
Gerakan sekutu
• Spasme
• Tic
Spasme adalah kejang otot setempat yang mengenai
'Tic' adalah istilah Prancis yang telah sekelompok atau beberapa kelompok otot yang timbul secara
sesuai dengan standar internasional. involunter. Adanya kejang otot disebabkan oleh gangguan otot
Tic' merupakan suatu gerakan otot atau karena gangguan saraf. Gangguan pada sistem
involunter yang berupa kontraksi otot persaratan bisa terjadi di tingkat perifer atau di pusat. Dalam
setempat, sejenak, namun berkali- klinik dikenal kejang otot yang dinamakan (1) kram
kali, dan kadang kala selalu serupa muskulorum, (2) spasme tetani, (3) spasme fasialis, (4) krisis
atau berbentuk majemuk. okulogirik,(5) singultus, dan (6) spasme profesi di antaranya
yang paling sering dijumpai adalah writer's cramp.
Pengkajian Sistem Sensorik
Sistem sensorik lebih kompleks dari system motoric karena medel dari system sensorik mempunya perbedaan tractus,
lokasi pada medulla spinalis. Pengkajian sensorik merupakan pengkajian subjektif, luas, serta membutuhkan kerja sama
klien. Penguji dianjurkan mengenali penyebaran saraf perifer yang berasal dari medulla spinalis . Didalam praktik klinis,
ada lima jenis sensibilitas (sensori) yang perlu diketahui perawat dan menjadi objek pemeriksaan. Adapun kelima jenis
sensasi itu adalah :
Penurunan sensorik yang ada merupakan akibat dari neuropati perifer dan sesuai dengan keadaan anatomi yang
terganggu. Kerusakan otak akibat lesi yang luas mencakup hilangnya sensasi, yang memengaruhi seluruh sisi tubuh,
dan neuropati berhubungan dengan penggunaan alcohol dengan penyebaran seprti sarung tangan dan kaos kaki .
Pengkajian system sensori mencakup tes sensasi raba, nyeri superfisial, dan posisi rasa (propriosepsi).
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic pada sistempersarafan dilakukan untuk melengkapi pengkajian setelah
melakukan pengkajian umum dan pemeriksaan fisik system persarafan. Perkembangan teknologi
yang begitu cepat dengan semakin modernnya jenis-jenis alat pemeriksaan dalam penegakan
diagnosis perlu disikapi oleh perawat dengan turut mengenal jenis pemeriksaan terbaru dan menilai
seberapa jauh implikasi keperawatan yang akan diberikan pada klien.
1
Pemeriksaan diagnostic yang sering dilakukan untuk
penegakan diagnostic system persarafan tersebut,
meliputi foto rontgen, CT Scan, PET, MRI, Angiografi
serebral, 3 EEG, mielografi, elektroensefalografi,
lumbal pungsi dan pemeriksaan cairan
4
serebrospinal, serta pemeriksaan laboratorium klinik.
Computed Tomography
Foto Rontgen polos tengkorak dan medulla Teknik diagnostic dengan menggunakan sinar
spinalis sering kali digunakan untuk sempit dari sinar-x untuk memindai kepala
mengidentifikasi adanya fraktur, dislokasi dan dalam lapisan yang berurutan. Bayangan
abnormalitas tulang lainnya, terutama dalam yang dihasilkan memberi gambaran potongan
penatalaksanaan trauma akut. Selain itu, foto melintang dari otak,dengan membandingkan
rontgen polos mungkin menjadi diagnostic bila perbedaan jaringan padat pada tulang kepala,
letak terlihat pda hasil foto rontgen, yang Gambaran yang jelas pada masing-masing
merupakan petunjuk dini tentang adanya SOL bagian atau “irisa” otak, pada bayangan akhir
MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan medan magnetic untuk mendapatkan gambaran daerah
yang berbeda pada tubuh. MRI mempunyai potensial untuk mengidentifikasi keadaan abnormal srebral
dengan mudah dan lebih jelas dari tes diagnostic lainnya. MRI dapat memberikan informasi tentang
perubahan kimia dalam sel, juga membrikan informasi kepada dokter dalam memantau respons tumor
terhadap pengobatan. Pemindaian MRI tidak menyebabkan radiasi ion.
Pemindaian MRI memberikan gambaran grafik dari struktur tulang, cairan, dan jaringan lunak. MRI ini
memberikan gambaran yag lebih jelas tentang detail anatomi dan dapat membantu seseorang mendiagnosis
tumor yang kecil atau sindrom infrak dini.
Angiografi Serebral