Anda di halaman 1dari 29

MODUL 3

INSERT THE TITLE


OF YOUR PRESENTATION HERE

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


KB 1
MODEL-MODEL BELAJAR
A. Belajar kolaboratif (collaborative learning)

1. Hakikat belajar kolaboratif


Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama
antarsiswa dalam suatu kelompok biasa, tetapi
suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif
apabila dua orang atau lebih bekerja sama,
memecahkan masalah bersama untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif :

1. Dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja


sama dengan teman untuk menentukan strategi
pemecahan masalah yang di tugaskan oleh guru.
2. Ketergantungan yang positif, maksudnya setiap
anggota kelompok hanya dapat berhasil mencapai
tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.
2. Manfaat belajar kolaboratif
a) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok.
b) Pembelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
c) Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, setiap individu tidak dapat lepas dari
kelompoknya.
d) Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan
masalah bagi setiap individu yang di arahkan untuk mengajarkan atau
memberi tahu.
e) Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan
bersama dalam bekerja.
f) Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki
tanggung jawab.
B. Belajar kuantum (quantum learning)

1. Hakikat belajar kuantum


Model belajar ini muncul untuk menanggulangi
masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu
"kebosanan". Istilah kuantum secara harfiah berarti
"kualitas sesuatu". Kuantum mekanis merupakan
suatu studi tentang gerakan-gerakan partikel-
partikel subatomic (Shelton,1999).
Beberapa teknik yang di gunakan untuk memberikan
sugesti positif adalah :
a) Mendudukkan sistem secara nyaman
b) Memasang musik latar di dalam kelas
c) Meningkatkan partisipasi individu
d) Menggunakan poster untuk memberikan kesan besar
sambil menunjukkan informasi
e) Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni
pembelajaran sugesti
2. Prinsip-prinsip utama pembelajaran kuantum
a) Segalanya berbicara, segala sesuatu, lingkungan kelas
hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan
sampai rancangan pembelajaran, semuanya mengirim
pesan tentang belajar.
b) Segalanya bertujuan, yaitu para siswa
mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
c) Berangkat dari pengalaman.
d) Hargai setiap usaha, belajar mengandung risiko.
e) Rayakan setiap keberhasilan.
3. Manfaat belajar kuantum
a) Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah
belajar.
b) Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di
sekelilingnya sebagai pendorong belajar.
c) Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
d) Apapun yang di lakukan oleh siswa sepatutnya di hargai.
C. Belajar kooperatif (cooperative
learning)
1. Hakikat belajar kooperatif
Belajar kooperatif adalah pembelajaran
yang menggunakan kelompok kecil
sehingga siswa bekerja bersama untuk
memaksimalkan kegiatan belajarnya
sendiri dan juga anggota yang lain.
2. Prinsip utama belajar kooperatif
a. Kesamaan tujuan
b. Ketergantungan positif
3. Manfaat belajar kooperatif
a) Meningkatkan hasil belajar pembelajar
b) Meningkatkan hubungan antar kelompok
c) Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar
d) Menumbuhkan realisasi kebutuhan pembelajar
untuk belajar berfikir
e) Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan
keterampilan
f) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas
g) Relatif murah karena tidak memerlukan biaya
khusus untuk menerapkannya
4. Keterbatasan pembelajaran kooperatif
a) Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa
untuk bekerja dalam tim.
b) Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam
tim.
c) Model belajar kooperatif yang di terapkan harus
sesuai dengan pembahasan materi ajar , materi ajar
harus di pilih sebaik-baiknya agar sesuai dengan misi
belajar kooperatif.
d) Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
e) Memerlukan kemampuan khusu bagi guru untuk
untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan belajar
kooperatif.
D. Belajar tematik
1. Hakikat belajar tematik
Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu
kegiatan belajar yang di rancang sekitar ide pokok
(tema), dan melibatkan beberapa bidang studi
(mata pelajaran) yang berkaitan dengan tema.
Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran
tematik merupakan pembelajaran yang digunakan
guru untuk mendorong partisipasi aktif
pembelajar dalam kegiatan-kegiatan yang di
fokuskan pada suatu topik yang di sukai
pembelajar dan di pilih untuk belajar.
2. Prinsip belajar tematik
Meinbach (1995) mengatakan bahwa pembelajaran
tematik mengombinasikan struktur, urutan, dan stategi
yang di organisasi kan dengan baik. Para ahli
mengasumsikan bahwa belajar tematik merupakan
suatu cara untuk mencapai keterpaduan kurikulum.
3. Karakteristik pembelajaran tematik
a) Memberikan pengalaman langsung dengan objek-
objek yang nyata bagi pembelajar untuk menilai
dan memanipulasinya.
b) Menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan
semua pemikirannya.
c) Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pembelajar.
d) Membantu pembelajar mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan baru yang di dasarkan pada apa yang telah mereka
ketahui dan kerjakan.
e) Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan
semua aspek perkembangan kognitif, emosi, sosial dan fisik.
f) Mengakomodasi kebutuhan pembelajar untuk bergerak dan
melakukan kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga
diri yang positif.
g) Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan
pengalaman ke dalam pengertian.
h) Menghargai per edaran individu, latar belakang budaya, dan
pengalaman di keluarga yang di bawa pembelajar ke kelasnya.
i) Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga
pembelajar.
4. Perlunya pembelajaran tematik, khususnya di SD
a) Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami
suatu konsep secara utuh.
b) Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasan
secara komperhensif.
c) Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta
yang utuh dan tematis.
d) Ada konteksnya.
e) Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah
mengajar satu konsep secara utuh, akan sulit
mengajar sub sub konsep secara terpisah-pisah.
5. Manfaat belajar tematik
Pembelajaran tematik menghadapkan
pembelajaran pada arena yang
realistik, mendorong pembelajar
memanfaatkan suatu konteks dan
literatur yang luas. Pembelajaran ini
juga membantu pembelajar melihat
hubungan antara ide-ide dan konsep-
konsep.
KB 2
RUMPUN MODEL MENGAJAR
A. Rumpun model sosial
1. Partner dalam belajar
Bertujuan membantu pembelajar belajar
lintas bidang studi dalam suatu
kurikulum, mengembangkan rasa percaya
diri, keterampilan sosial dan solidaritas,
serta tujuan belajar akademik untuk
memperoleh informasi dan keterampilan
melalui inkuiri dari suatu disiplin
akademik.
2. Investigasi kelompok
Pada hakikatnya investigasi kelompok ini
dapat digunakan untuk semua bidang studi,
dengan anak-anak dari berbagai umur, bahkan
sebagai model sosial untuk seluruh sekolah.
3. Bermain peran
Dengan bermain peran, guru mengajak
pembelajar untuk memahami pengertian
perilaku sosial, peranannya dalam interaksi
sosial, dan cara-cara memecahkan masalah-
masalah sosial dengan cara-cara yang lebih
efektif.
4. Inkuiri yurisprudensi
Dengan model ini pembelajar belajar
berfikir tentang kebijakan-kebijakan sosial.
Studi tentang isu-isu sosial di masyarakat
suatu negara, di tingkat nasional maupun
internasional dapat dipersiapkan bagi para
pembelajar.
5. Kepribadian dan gaya belajar
Dengan model ini dikemukakan adanya gaya
belajar pembelajar dan guru yakin bahwa
semua itu dapat berkembang.
6. Inkuiri social
Yaitu mengajarkan informasi, konsep-
konsep, cara berfikir, dan studi tentang
nilai-nilai sosial dengan memberi tugas-
tugas yang menggabungkan aspek
kognitif dan sosial.
B. Rumpun model pemrosesan informasi
1. Berfikir induktif
Model ini memaparkan cara belajar
pembelajar untuk mendapatkan dan
mengorganisasikan informasi, serta
menciptakan dan menguji hipotesis yang
mendeskripsikan hubungan di antara
serangkaian data.
2. Pencapaian konsep
Konsep ini memberikan cara yang efektif
untuk penyajian informasi yang terorganisasi
dan topik-topik yang berskala luas kepada
pembelajar pada setiap tahap perkembangan
3. Inkuiri ilmiah
Pembelajar di bawa ke proses ilmiah dan di
bantu mengumpulkan dan menganalisi data,
mengecek hipotesis dan teori, serta
mencerminkan hakikat pembentukan
pengetahuan.
4. Latihan inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk
mengajar pembelajar menghubungkan alasan
sebab akibat dan menjadi lebih baik serta
tepat dalam mengajukan pertanyaan,
membentuk konsep, dan hipotesis serta
5. Mnemonic
Merupakan suatu strategi untuk mengingat dan
mengasimilasi informasi. Guru dapat
menggunakan mnemonic untuk membimbing
penyajian materi.
6. Sinektik
Model ini di rancang untuk membantu
pembelajar memecahkan masalah dan menulis
kegiatan-kegiatan, serta menambahkan
pandangan- pandangan baru pada topik-topik
dari suatu bidang ilmu yang luas.
7. Pengorganisasian awal ( advance organizer )
Model ini dirancang untuk memberanikan
struktur kognitif kepada pembelajar untuk
memahami materi melalui kuliah, membaca, dan
media yang lain.
8. Penyesuaian dengan pembelajar
Model ini bertolak dari studi kohlberg yang
digunakan untuk membantu kita menyesuaikan
pembelajaran pada suatu tahap kematangan
pembelajar secara individual dan merancang
cara meningkatkan perkembangan pembelajar.
C. Rumpun model personal
1. Pengajaran nondirektif
Model ini menekankan kerja sama antara pembelajar
dengan guru. Guru berusaha membantu pembelajar
memahami bagaimana memainkan peran utama dalam
pencapaian pendidikannya.
2. Peningkatan harga diri
Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing
suatu program dalam hal rasa harga diri dan kemampuan
aktualisasi diri. Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat
membimbing kegiatan-kegiatan kerja sama dengan
pembelajar untuk meyakinkan dan memberikan
gambaran tentang pribadi si pembelajar sebaik mungkin.
D. Rumpun model sistem perilaku

1. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram


2. Pembelajaran langsung
Pernyataan tujuan pembelajaran di sampaikan
secara langsung kepada siswa, serangkaian
kegiatan yang jelas berkaitan dengan tujuan,
monitoring yang cermat dari kemajuan-kemajuan
belajar, balikan tentang hasil belajar, serta taktik-
taktik untuk penilaian yang lebih efektif dikaitkan
dengan serangkaian panduan untuk memperoleh
kegiatan belajar.
3. Belajar melalui simulasi latihan dan
latihan mandiri
Dua jenis latihan pendekatan di
kembangkan dari teori perilaku kelompok
cybernetic. Salah satu di antaranya adalah
model teori ke praktik dan yang lain adalah
simulasi. Pendekatan pertama,
menggabungkan informasi tentang
keterampilan dengan demonstrasi,
praktik, balikan, dan latihan sampai suatu
keterampilan di capai.

Anda mungkin juga menyukai