0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan29 halaman
Modul ini membahas beberapa model belajar dan mengajar, termasuk:
1. Model belajar kolaboratif, kuantum, dan kooperatif untuk meningkatkan kerjasama antarsiswa.
2. Rumpun model mengajar meliputi model sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial, model pemrosesan informasi untuk meningkatkan pemahaman konsep, dan model personal untuk menyesuaikan pembelajaran pada tingkat perkembangan individu.
3. Keuntungan pembel
Modul ini membahas beberapa model belajar dan mengajar, termasuk:
1. Model belajar kolaboratif, kuantum, dan kooperatif untuk meningkatkan kerjasama antarsiswa.
2. Rumpun model mengajar meliputi model sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial, model pemrosesan informasi untuk meningkatkan pemahaman konsep, dan model personal untuk menyesuaikan pembelajaran pada tingkat perkembangan individu.
3. Keuntungan pembel
Modul ini membahas beberapa model belajar dan mengajar, termasuk:
1. Model belajar kolaboratif, kuantum, dan kooperatif untuk meningkatkan kerjasama antarsiswa.
2. Rumpun model mengajar meliputi model sosial untuk mengembangkan keterampilan sosial, model pemrosesan informasi untuk meningkatkan pemahaman konsep, dan model personal untuk menyesuaikan pembelajaran pada tingkat perkembangan individu.
3. Keuntungan pembel
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
KB 1 MODEL-MODEL BELAJAR A. Belajar kolaboratif (collaborative learning)
1. Hakikat belajar kolaboratif
Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antarsiswa dalam suatu kelompok biasa, tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja sama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif :
1. Dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja
sama dengan teman untuk menentukan strategi pemecahan masalah yang di tugaskan oleh guru. 2. Ketergantungan yang positif, maksudnya setiap anggota kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama. 2. Manfaat belajar kolaboratif a) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok. b) Pembelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok. c) Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, setiap individu tidak dapat lepas dari kelompoknya. d) Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan masalah bagi setiap individu yang di arahkan untuk mengajarkan atau memberi tahu. e) Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama dalam bekerja. f) Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung jawab. B. Belajar kuantum (quantum learning)
1. Hakikat belajar kuantum
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu "kebosanan". Istilah kuantum secara harfiah berarti "kualitas sesuatu". Kuantum mekanis merupakan suatu studi tentang gerakan-gerakan partikel- partikel subatomic (Shelton,1999). Beberapa teknik yang di gunakan untuk memberikan sugesti positif adalah : a) Mendudukkan sistem secara nyaman b) Memasang musik latar di dalam kelas c) Meningkatkan partisipasi individu d) Menggunakan poster untuk memberikan kesan besar sambil menunjukkan informasi e) Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti 2. Prinsip-prinsip utama pembelajaran kuantum a) Segalanya berbicara, segala sesuatu, lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar. b) Segalanya bertujuan, yaitu para siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran. c) Berangkat dari pengalaman. d) Hargai setiap usaha, belajar mengandung risiko. e) Rayakan setiap keberhasilan. 3. Manfaat belajar kuantum a) Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar. b) Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai pendorong belajar. c) Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing. d) Apapun yang di lakukan oleh siswa sepatutnya di hargai. C. Belajar kooperatif (cooperative learning) 1. Hakikat belajar kooperatif Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain. 2. Prinsip utama belajar kooperatif a. Kesamaan tujuan b. Ketergantungan positif 3. Manfaat belajar kooperatif a) Meningkatkan hasil belajar pembelajar b) Meningkatkan hubungan antar kelompok c) Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar d) Menumbuhkan realisasi kebutuhan pembelajar untuk belajar berfikir e) Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan f) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas g) Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya 4. Keterbatasan pembelajaran kooperatif a) Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim. b) Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim. c) Model belajar kooperatif yang di terapkan harus sesuai dengan pembahasan materi ajar , materi ajar harus di pilih sebaik-baiknya agar sesuai dengan misi belajar kooperatif. d) Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda. e) Memerlukan kemampuan khusu bagi guru untuk untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan belajar kooperatif. D. Belajar tematik 1. Hakikat belajar tematik Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang di rancang sekitar ide pokok (tema), dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan tema. Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pembelajar dalam kegiatan-kegiatan yang di fokuskan pada suatu topik yang di sukai pembelajar dan di pilih untuk belajar. 2. Prinsip belajar tematik Meinbach (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengombinasikan struktur, urutan, dan stategi yang di organisasi kan dengan baik. Para ahli mengasumsikan bahwa belajar tematik merupakan suatu cara untuk mencapai keterpaduan kurikulum. 3. Karakteristik pembelajaran tematik a) Memberikan pengalaman langsung dengan objek- objek yang nyata bagi pembelajar untuk menilai dan memanipulasinya. b) Menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya. c) Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pembelajar. d) Membantu pembelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang di dasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan. e) Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek perkembangan kognitif, emosi, sosial dan fisik. f) Mengakomodasi kebutuhan pembelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif. g) Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam pengertian. h) Menghargai per edaran individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di keluarga yang di bawa pembelajar ke kelasnya. i) Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pembelajar. 4. Perlunya pembelajaran tematik, khususnya di SD a) Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh. b) Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasan secara komperhensif. c) Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis. d) Ada konteksnya. e) Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh, akan sulit mengajar sub sub konsep secara terpisah-pisah. 5. Manfaat belajar tematik Pembelajaran tematik menghadapkan pembelajaran pada arena yang realistik, mendorong pembelajar memanfaatkan suatu konteks dan literatur yang luas. Pembelajaran ini juga membantu pembelajar melihat hubungan antara ide-ide dan konsep- konsep. KB 2 RUMPUN MODEL MENGAJAR A. Rumpun model sosial 1. Partner dalam belajar Bertujuan membantu pembelajar belajar lintas bidang studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa percaya diri, keterampilan sosial dan solidaritas, serta tujuan belajar akademik untuk memperoleh informasi dan keterampilan melalui inkuiri dari suatu disiplin akademik. 2. Investigasi kelompok Pada hakikatnya investigasi kelompok ini dapat digunakan untuk semua bidang studi, dengan anak-anak dari berbagai umur, bahkan sebagai model sosial untuk seluruh sekolah. 3. Bermain peran Dengan bermain peran, guru mengajak pembelajar untuk memahami pengertian perilaku sosial, peranannya dalam interaksi sosial, dan cara-cara memecahkan masalah- masalah sosial dengan cara-cara yang lebih efektif. 4. Inkuiri yurisprudensi Dengan model ini pembelajar belajar berfikir tentang kebijakan-kebijakan sosial. Studi tentang isu-isu sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat nasional maupun internasional dapat dipersiapkan bagi para pembelajar. 5. Kepribadian dan gaya belajar Dengan model ini dikemukakan adanya gaya belajar pembelajar dan guru yakin bahwa semua itu dapat berkembang. 6. Inkuiri social Yaitu mengajarkan informasi, konsep- konsep, cara berfikir, dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas- tugas yang menggabungkan aspek kognitif dan sosial. B. Rumpun model pemrosesan informasi 1. Berfikir induktif Model ini memaparkan cara belajar pembelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi, serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan di antara serangkaian data. 2. Pencapaian konsep Konsep ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-topik yang berskala luas kepada pembelajar pada setiap tahap perkembangan 3. Inkuiri ilmiah Pembelajar di bawa ke proses ilmiah dan di bantu mengumpulkan dan menganalisi data, mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan. 4. Latihan inkuiri Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pembelajar menghubungkan alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep, dan hipotesis serta 5. Mnemonic Merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi informasi. Guru dapat menggunakan mnemonic untuk membimbing penyajian materi. 6. Sinektik Model ini di rancang untuk membantu pembelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-kegiatan, serta menambahkan pandangan- pandangan baru pada topik-topik dari suatu bidang ilmu yang luas. 7. Pengorganisasian awal ( advance organizer ) Model ini dirancang untuk memberanikan struktur kognitif kepada pembelajar untuk memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain. 8. Penyesuaian dengan pembelajar Model ini bertolak dari studi kohlberg yang digunakan untuk membantu kita menyesuaikan pembelajaran pada suatu tahap kematangan pembelajar secara individual dan merancang cara meningkatkan perkembangan pembelajar. C. Rumpun model personal 1. Pengajaran nondirektif Model ini menekankan kerja sama antara pembelajar dengan guru. Guru berusaha membantu pembelajar memahami bagaimana memainkan peran utama dalam pencapaian pendidikannya. 2. Peningkatan harga diri Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegiatan-kegiatan kerja sama dengan pembelajar untuk meyakinkan dan memberikan gambaran tentang pribadi si pembelajar sebaik mungkin. D. Rumpun model sistem perilaku
1. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
2. Pembelajaran langsung Pernyataan tujuan pembelajaran di sampaikan secara langsung kepada siswa, serangkaian kegiatan yang jelas berkaitan dengan tujuan, monitoring yang cermat dari kemajuan-kemajuan belajar, balikan tentang hasil belajar, serta taktik- taktik untuk penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan serangkaian panduan untuk memperoleh kegiatan belajar. 3. Belajar melalui simulasi latihan dan latihan mandiri Dua jenis latihan pendekatan di kembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic. Salah satu di antaranya adalah model teori ke praktik dan yang lain adalah simulasi. Pendekatan pertama, menggabungkan informasi tentang keterampilan dengan demonstrasi, praktik, balikan, dan latihan sampai suatu keterampilan di capai.